KIAT MENGHADAPI COBAAN HIDUP
KIAT MENGHADAPI COBAAN
DEKATKAN DIRI, KEPADA TUHAN
KUATKAN HATI, TENANGKAN FIKIRAN
SELESAIKAN MASALAH, PERLAHAN-LAHAN
BERSIHKAN HATI, BANYAKLAH TERSENYUM
SELINGAN HUMOR, TEBARKAN BAU HARUM
BIAR DUNIA, MENJADI MAKLUM
BACALAH YANG LUCU, TAPI SANTUN
Tertawa bagi kita mungkin hal yang
biasa, atau bahkan luar biasa. Diantara kita ada yang mudah tertawa, namun ada
yang justru yang hanya senang mentertawakan ….atau malah lebih sering
ditertawakan. Apapun itu namun bagi seorang pelawak dan penghibur seperti
bung Pulan , humor adalah makanan sehari-hari yang sangat mudah ia olah
dan cetuskan. Bahkan kadang ia muncul sekonyong-konyong tanpa olahan apapun
baik di”goreng” maupun di”rebus”. Istilahnya ”mentah” saja meluncur dari mulut
bung Pulan bisa membuat pendengar ataupun pemirsa tertawa sakit perut
mendengarnya.
Humor ternyata juga menjadi buah pemikiran serius
beberapa kalangan. ” Terus terang saja kadang saya muak mendengar lelucon
vulgar yang sama sekali tak menyehatkan” . ” …………..Sepertinya terlalu
dipaksakan dan seolah semata cuma untuk mengumpulkan rupiah’. Ada yang
mengeluhkan berbagai lawakan yang ia cermati , ia lihat, ia dengar bahkan ia
ikuti langsung . ” Aku pernah dengar katanya humor membuat kita sehat mental,
tapi entah mengapa aku pengen ketawa tapi gak bisa , tapi aku malah malas
melihat sesuatu yang sangat dibuat-buat………….”. Dia melanjutkan lagi dengan
kalimat .” Memang benar , ada yang orisinal humornya, lugas dan spontan, yang
seperti barangkali yang membuat pikiran kita fresh dan stres pun hilang” . ”
Bagaimana sih agar rasa humor kita meningkat, sehingga kita selalu gembira dan
tidak suntuk ?” Begitu kalimat yang meluncur dari mulutnya.
Kadang kita memang merasa tak enak
mendengar humor ang dikemas dalam sindiran nyinyir terus menerus apalagi ketika
kita sedang kelelahan atau ketika kita sedang banyak menghadapi masalah
kehidupan. Namun tentu saja kita coba telaah kembali sebenarnya sejauh mana
dampak humor ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Humor dapat diartikan
sebagai stimulus verbal atau non verbal yang dapat menyebabkan pendengarnya
atau pembawanya merasa tergelitik perasaan lucunya sehingga terdorong untuk
tertawa (Dananjaya, 2002). Menurut teori humor yang dikemukakan oleh Chapman
& McGhee (1980), humor dapat ditilik dalam 3 konteks, yaitu (1) humor
sebagai respon, dalam hal ini adanya materi yang dapat menimbulkan respon
humor. Respon humor inilah ditengarai dapat meredakan ketegangan atau stress
pada diri manusia dan tentu saja dampaknya akan menyehatkan mental kita. (2)
Humor sebagai persepsi ketidaksesuaian, dalam konteks ini unsur kejutan pada
humor diharap mampu melatih persepsi ketidaksesuaian harapan individu terhadap
sesuatu. Melalui manajemen diri yang baik, hal ini mampu melatih individu dalam
menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan harapannya. Atau dengan kata lain
akan meningkatkan daya tahan stres individu. (3) Humor sebagai Playful Context,
dalam konteks ini humor benar-benar diartikan sebagai canda ria, penyegar dan
pemberi warna dalam kehidupan. Tentu saja jika konteks ini muncul, maka dampak
positifnya akan membuat kita lebih segar dan gembira. Persoalannya ketika anda
menyimak humor , ternyata ada yang anda persepsikan kurang nyaman, menyebalkan
dan sejenis perasaan negatif lainnya. Kita ganti channel ??!! Kita ganti dengan
CD lain??!! Kita putar ke channel lain ??!! Tentu itu solusi singkat.
Ketika kita kanak-kanak, kita dapat tertawa spontan bahkan menurut hitungan pakar dapat mencapai angka lebih dari 150 kali. Namun ketika kita dewasa angka ini turun terus hingga berkisar antara duapuluhan kali. Sehatkah ??? ya coba kita introspeksi . InsyaAllah humor yang baik akan membuat kita sehat , karena setiap kita tersenyum dan tertawa lepas ada suatu enzym dalam tubuh kita yang berproduksi. Enzym Salivary Imunoglobulin A, yang fungsinya meningkatkan daya tahan tubuh kita. Wah…….semoga menyehatkan , InsyaAllah. Mana tawa kita ??? hahaha…
Ketika kita kanak-kanak, kita dapat tertawa spontan bahkan menurut hitungan pakar dapat mencapai angka lebih dari 150 kali. Namun ketika kita dewasa angka ini turun terus hingga berkisar antara duapuluhan kali. Sehatkah ??? ya coba kita introspeksi . InsyaAllah humor yang baik akan membuat kita sehat , karena setiap kita tersenyum dan tertawa lepas ada suatu enzym dalam tubuh kita yang berproduksi. Enzym Salivary Imunoglobulin A, yang fungsinya meningkatkan daya tahan tubuh kita. Wah…….semoga menyehatkan , InsyaAllah. Mana tawa kita ??? hahaha…
KAMI AKAN MENGUJI KAMU DENGAN KEBURUKAN DAN KEBAIKAN
SEBAGAI COBAAN (YANG SEBENAR-BENARNYA).
DAN HANYA KEPADA KAMILAH KAMU DIKEMBALIKAN.
SEBAGAI COBAAN (YANG SEBENAR-BENARNYA).
DAN HANYA KEPADA KAMILAH KAMU DIKEMBALIKAN.
Menghadapi cobaan, di kantor-kantor di
masyarakat, dan pada seluruh bidang pekerjaan. Semua kita bisa menjumpai manusia berputus asa
tatkala menghadapi cobaan hidup,
bingung mencari rezeki karena harus menafkahi anak, istri dan keluarga. Pada
zaman dahulu orang berhutang sulit sekali, sehingga mereka bersabar hidup
sederhana, menerima apa adanya. Akan tetapi pada zaman sekarang lain
situasinya, banyak orang kaya dan lembaga perbankan menghutangkan uang atau
barangnya, seperti kredit modal usaha, kredit sepeda motor, mobil dan lainnya.
Bahkan kadang tanpa uang muka pun jadi.
Orang yang hidupnya pas-pasan pun
memberanikan diri membeli barang yang pada dasarnya sulit bagi dia membayarnya,
akan tetapi karena dorongan nafsu yang kuat dia memberanikan diri berhutang.
Barang kali pembaca pernah mendengar
berita tentang penculikan anak kecil di Tasikmalaya yang diekspos oleh media
sekitar satu atau dua pekan ini[1]. Ternyata sebab kenekatan
pelakunya adalah karena terlilit hutang, bingung membayarnya. Na’udzu
billahi min dzalik.
Bagaimana seharusnya kita menjalani
hidup ini?! Mudah-mudahan dengan menyimak penjelasan ayat di atas, Allah Subhanahu
wa Ta’ala memberi petunjuk kepada kita semua.
MAKNA AYAT SECARA UMUM
Ibnu Zaid rahimahullah berkata,
“Maka Kami (Allah Subhanahu wa Ta’ala) menguji mereka dengan perkara
yang disenangi dan perkara yang dibenci. Kami uji mereka dengan cobaan ini agar
Kami melihat dengan nyata, apakah mereka bersyukur ketika mendapatkan
kesenangan dan apakah mereka bersabar ketika ditimpa musibah.” (Tafsir
ath-Thobari 9/25)
Al-Kalbi rahimahullah berkata,
“Manusia diuji dengan kejelekan, kemiskinan, bala’, harta benda yang banyak dan
anak. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa kekayaan dan
kemiskinan adalah bahan ujian dan cobaan untuk manusia. (Bada’iu Tafsir
Ibnul Qoyyim al-Jauziyah 3/185)
MANUSIA PASTI MENINGGAL DUNIA
Bukti kebenaran firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala di atas yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati” benar-benar telah kita saksikan bersama, berapa banyak manusia yang telah
mendahului kita. Yang pasti kita akan menemui kematian, tidak seorang pun dapat
mengelaknya, sekalipun dokter ahli pengobatan atau semisalnya.
أَيْنَمَا تَكُونُواْ
يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ
Di mana saja kamu berada, kematian
akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. an-Nisa’ [4]: 78)
Manusia bila meninggal dunia tidak
membawa hartanya kecuali kain kafan untuk menutup auratnya. Sungguh amat rugi
orang yang hidupnya hanya megumpulkan harta. Di dunia mereka menjadi budak
harta, harus menjaga dan memeliharanya.
Ketahuilah wahai saudaraku yang
beriman! Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitahu
kita, bahwa orang yang meninggal dunia, tidaklah usahanya di dunia bermanfaat,
kecuali shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mau
mendoakannya. Semoga dalil di atas menjadi pengingat kita untuk yang beriman
kepada hari pembalasan.
HIDUP PENUH DENGAN COBAAN
APAKAH KAPIR, ATAU BERIMAN
BETAPA PENTINGNYA,
KESABARAN
MUSIBAH SELALU, DI LUAR
DUGAAN
Suatu hal yang tidak bisa kita
ingkari, bahwa hidup manusia tidak lepas dari ujian, karena Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah memberitahu kepada kita sebagaimana ayat di atas.
«وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ
وَالْخَيْرِ فِتْنَةً »
(Kami
akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya).) Bukti kebenaran firman Allah ini telah kita saksikan
bersama, bahwa setiap saat kita tidak lepas dari ujian, baik berupa
kesenangan atau kesengsaraan.
Ibnu Jarir berkata, “Kalimat نَبْلُو
dalam ayat ini memiliki (arti, -ed) ujian atau cobaan. Ujian ini ada kalanya
berupa kesenangan dan bencana. Firman-Nya:
وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat)
yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada
kebenaran). (QS. al-A’raf [7]: 168)
Ibnu Taimiyah rahimahullah
berkata, “Adapun yang dimaksud hasanat dan sayyi’at dalam ayat
ini ialah kenikmatan dan musibah, bukan ketaatan dan kemaksiatan.” (Fatawa
Ibnu Taimiyah 8/111)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma
berkata, “Allah menguji kalian dengan kesengsaraan dan kenikmatan, sehat dan
sakit, kaya dan fakir, halal dan haram, taat dan maksiat, petunjuk dan
kesesatan.” (Tafsir ath-Thobari 11/240)
Sedangkan makna فِتْنَةً
sebagaimana yang dikatakan Ibnu Rojab al-Hambali ialah bala’ ujian dan cobaan,
kadang menyedihkan dan kadang menyenangkan. Sedangkan istilah fitnah
sering dipakai untuk hal yang menyedihkan.” (Tafsir Ibnu Rojab al-Hambali
1/298)
Allah mengingatkan orang yang
beriman, hendaknya bersabar ketika menghadapi ujian.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ
لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak
diuji lagi? (QS. al-Ankabut [29]: 2)
Hidup kita ini berlimpahkan nikmat
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itu semua bukan untuk main-main dan
sia-sia, akan tetapi untuk beribadah kepada-Nya.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ
إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada Kami?
(QS. al-Mu’minun [23]: 115)
Karena itu pada akhir ayat di atas,
Allah memberitahu bahwa kita pasti akan kembali kepada-Nya, dan akan menerima
imbalan sesuai dengan amal masing-masing, jika berat timbangan amal kebaikannya,
maka akan dimasukkan Surga atas limpahan karunia-Nya. Bila ringan amal baiknya,
maka akan dimasukkan Neraka karena keadilan-Nya.
« وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ »
Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan.
Ibnu Abbas berkata, “Kepada Kami
(Allah) kalian dikembalikan, lalu kamu diberi imbalan atas amalan kamu yang
baik dan yang jelek. (Tafsir ath-Thobari 11/240
MACAM-MACAM COBAAN
Fitnah dan cobaan yang kita hadapi
banyak ragam dan coraknya. Ibnu Rojab al-Hambali berkata, “Fitnah itu ada dua
macam:
1.
Fitnah khusus
Adapun fitnah secara khusus yaitu
masing-masing manusia diuji dengan keluarganya, hartanya, anaknya dan
tetangganya. Seperti firman-Nya:
وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ
وَأَنَّ اللّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan
anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah
pahala yang besar. (QS. al-Anfal [8]: 28)
Pada umumnya ujian itu melalaikan
manusia dari beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, melupakannya
dari persiapan mencari bekal untuk akhirat.
Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam berkhutbah di atas mimbar, lalu melihat al-Hasan dan al-Husain
yang waktu itu masih kecil, keduanya berjalan dan jatuh tergelincir. Beliau
turun lalu membawanya. Lalu berliau bersabda: “Benarlah Allah, Dia berfirman, إِنَّمَا
أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ (Sesungguhnya hartamu dan
anak-anakmu hanyalah cobaan).(QS. at-Taghobun [64]: 15) Saya melihat dua
anak kecil yang jatuh tergelincir ini, saya tidak bersabar. (HR. Abu Dawud:
1751, dishahihkan al-Albani dalam Shahih Abu Dawud 1/373)
Selanjutnya Ibnu Rojab berkata,
“Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela orang yang dilalaikan oleh
harta dan anaknya dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ
وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang beriman, janganlah
hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang
berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. al-Munafiqun [63]: 9)
Dari sini kita bisa mengetahui,
bahwa manusia diuji dengan hartanya, anaknya, keluarganya atau tetangga
dekatnya. Dengan cobaan ini kadang-kadang mereka lalai dari hal yang bermanfaat
di akhiratnya. Kadang-kadang karena terlalu cinta dengan harta atau anak,
mereka ridho berbuat maksiat untuk menyenangkan mereka, padahal Allah Subhanahu
wa Ta’ala membencinya, kadang-kadang meninggalkan perkara yang wajib,
berbuat dholim sehingga berkata atau berbuat sesuatu yang tidak diridhoi Allah.
Semua perkataan dan perbuatan mereka akan ditanya pada hari Kiamat.
Jika manusia ditimpa fitnah secara
khusus ini, lalu dia shalat, atau berpuasa, atau bershodaqoh atau memerintahkan
yang baik dan melarang yang mungkar, maka amal ini semua sebagai kafaroh atau
penghapus dosa mereka. Jika manusia ditimpa suatu kejelekan lalu dia
meningkatkan amal shalih untuk menghilangkan dosanya, maka dia berarti punya
iman.
Disebutkan dalam Musnad Baqi Ibnu
Makhlad, dia berkata, “Ada seorang yang bertanya kepada Nabi: “Iman itu apa
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Hendaknya kamu beriman kepada Allah dan
Rosul-Nya.” Beliau mengulangi tiga kali, lalu beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda yang ketiga kalinya: “Maukah kamu aku kabarkan
tentang nampaknya iman?” Lalu dia menjawab: “Itulah yang aku maksud wahai
Nabi!” Beliau bersabda: “Sesungguhnya nampaknya iman bila engkau berbuat
kejahatan, atau kamu menganiaya budakmu yang laki-laki atau perempuan atau
menganiaya orang lain, lalu kamu berpuasa atau bershodaqoh, maka jika kamu
menjadi baik, engkau telah diberi kabar gembira dengan nampaknya iman.” (Tafsir
Ibnu Rojab al-Hambali 1/699-700)
2.
Fitnah Umum
Adapun fitnah secara umum yaitu fitnah
yang bergelombang seperti gelombang lautan yang luas, yang menggoncangkan,
diikuti satu sama lain. Fitnah ini pertama kali muncul ketika Khalifah Utsman
bin Affan radhiyallahu ‘anhu dibunuh. Setelah itu kaum muslimin
berpecah-belah, mereka dikuasai oleh hawa nafsu, mengkafirkan satu sama lain,
bahkan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah. Pada zaman Khalifah Umar bin
Khaththab, pintu fitnah ini masih tertutup. Tatkala Khalifah Umar radhiyallahu
‘anhu dibunuh, maka pecahlah pintu ini, dan tidak seorang pun yang mampu
menutupnya.
Khudzaifah radhiyallahu ‘anhu
adalah sahabat yang paling banyak bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam tentang fitnah, dan beliau sahabat yang banyak tahu tentang
fitnah. Dia tahu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam fitnah yang
khusus dan yang umum. Dialah yang sering bercerita kepada sahabat Umar radhiyallahu
‘anhu tentang fitnah yang khusus dan yang umum. Pintu pembendung antara
manusia dan fitnah adalah sahabat Umar radhiyallahu ‘anhu. Oleh karena
itu, dia berkata, “Saya menceritakan kepada Umar radhiyallahu ‘anhu
bukan cerita bohong, akan tetapi cerita ini benar, tidaka da keraguan di
dalamya, dan para sahabat menyaksikan bahwa pada zaman Umar manusia sungguh
aman dari fitnah.”
Utsman bin Madh’un berkata: “Sesungguhnya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi nama Umar penutup fitnah.
Beliau bersabda: “Senantiasa antara kamu dan fitnah ada pintu yang kokoh
selagi orang ini (Umar radhiyallahu ‘anhu) masih hidup bersamamu.” (al-Bazzar)
(Tafsir Ibnu Rojab al-Hambali 1/700-701)
Kesimpulannya: Manusia pasti diuji
dengan dua ujian, Pertama: Ujian sifatnya khusus, hal ini berkaitan
dengan pribadi yaitu syahwat dan keinginan. Kedua: Diuji dengan syubhat,
yaitu berkaitan dengan agamanya.
Ujian berupa syahwat dapat dihindari
dengan bersabar, sedangkan ujian berupa syubhat dengan yakin di atas kebenaran
dan pendirian teguh tidak mudah berubah karena situasi dan kondisi.
Ibnul Qoyyim al-Jauziyah
rahimahullah berkata, “Sumber fitnah karena mendahulukan akal dari pada syariat
Islam dan mendahulukan hawa nafsu dari pada akal. Sumber fitnah yang pertama
akan menelurkan fitnah syubhat sedangkan yang kedua menelurkan fitnah syahwat,
maka fitnah syubhat dapat ditolak dengan yakin di atas kebenaran, sedangkan
fitnah syahwat ditolak dengan bersabar. Dengan dua perkara ini manusia meraih
kepemimpinan di dalam Islam. Firman-Nya:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا
صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami jadikan di antara mereka
itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
sabar . Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. as-Sajdah [32]: 24) (Ighotsatul Laghfan 2/167)
MENGAPA KITA DIUJI?
- Agar diketahui siapakah hamba yang mujahid dan penyabar.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ
وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
Dan sesungguhnya Kami benar-benar
akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar
di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (QS. Muhammad [47]: 31)
- Agar diketahui ahli Surga dan Neraka.
لِيَمِيزَ اللّهُ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَيَجْعَلَ
الْخَبِيثَ بَعْضَهُ عَلَىَ بَعْضٍ فَيَرْكُمَهُ جَمِيعاً فَيَجْعَلَهُ فِي
جَهَنَّمَ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Supaya Allah memisahkan (golongan)
yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya
di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya
ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. al-Anfal [8]: 37)
- Untuk diketahui orang yang bersyukur yang kufur.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ
وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih“. (QS. Ibrahim [14]: 7)
Ibnu Katsir rahimahullah
berkata, “Itu ujian bagimu ketika kamu diberi anak dan harta, agar Allah Subhanahu
wa Ta’ala mengetahui apakah kamu bersyukur dengan nikmat itu dan kamu taat
kepada-Nya dengan kenikmatan itu, ataukah kamu dilalaikan dari mengingat Allah Subhanahu
wa Ta’ala dengan nikmat itu dan kamu melekat dengan urusan dunia. (Tafsir
Ibnu Katsir 2/398)
- Untuk diketahui hamba-Nya yang shalih yang paling bagus amalannya.
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا
لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً
Sesungguhnya Kami telah menjadikan
apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah
di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
(QS. al-Kahfi [18]: 7)
BAGAIMANA MENGATUR HIDUP AGAR CUKUP
Allah ‘Azza wa Jalla
senantiasa Maha Pemurah kepada hamba-Nya. Dialah yang menanggung semua
kebutuhan hamba-Nya. Akan tetapi hendaknya kita membedakan antara kebutuhan
pokok dan keinginan hawa nafsu. Hawa nafsu inilah yang menyuruh manusia berbuat
jahat, sehingga sesuatu yang mestinya sudah cukup menjadi tidak cukup.
إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلاَّ مَا رَحِمَ
رَبِّيَ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Yusuf [12]: 53)
Adapun untuk mengatur hidup agar
kita menjadi orang yang cukup, sebagai berikut:
- Melatih diri hidup sederhana mungkin, walau selera kurang berkenan.
Allah berfirman:
وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ
يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَاماً
Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan
adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS. al-Furqon [25]: 67)
Makan dan minum, adalah kebutuhan
pokok sehari-hari, bila dilakukan sesederhana mungkin, insya Allah Subhanahu
wa Ta’ala perut akan menerimanya sekalipun hanya dengan nasi dan air putih,
akan tetapi hawa nafsulah yang mengajak manusia untuk tidak merasa puas dengan
sesuatu yang ada.
- Menjauhi perkara yang tidak ada gunanya bagi agama dan kesehatan.
Janganlah mengumpulkan barang-barang
yang tidak berguna, apalagi yang merusak. Jangan membeli televisi, alat-alat
permainan yang tidak syar’i, hiasan rumah dan lain-lain.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من حسن الاسلام المرئ تركه ما لا يعنيه
Termasuk kebaikan Islam seseorang
bila dia meninggalkan sesuatu yang tidak ada gunanya (Dishahihkan al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah
2/360)
- Jangan memaksa mengeluarkan infaq di luar kemampuan, seperti menyekolahkan anak yang pada dasarnya hanya untuk mencari ilmu duniawi, atau memaksa diri memberi sesuatu kepada orang lain di luar kemampuan.
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ
رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا
مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْراً
Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. ath-Tholaaq [65]: 7)
- Hindari sifat tamak dan pemborosan, berlagak menjadi orang kaya karena gengsi dengan teman dan tetangga.
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوراً
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya. (QS. al-Isro’ [17]: 27)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ada tiga golongan, Allah tidak
berbicara dengan mereka besok pada hari kiamat, tidak membersihkan dosanya, dan
tidak melihat mereka, dan bagi mereka siksaan yang pedih: Orang tua yang
berzina, raja pendusta dan orang fakir yang sombong (HR. Muslim 156)
- Hindari hutang hanya karena menuruti hawa nafsunya. Jika dipaksakan berhutang maka akan membuat hidup sengsara, apalagi ciri kebanyakan orang yang hutang adalah berkata bohong untuk memikat orang yang menghutangi dan menyelisihi janji ketika akan membayarnya.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
berkata, “Rasulullah sering berlindung kepada Allah dari banyak hutang:
اللهم اني أعوذبك من ألهم والحزن والعجز والكسل والبخل والجبن
وضلع الدين وغلبة الرجال
Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu
dari susah dan sedih, lemah dan malas, dari kikir dan penakut, dari beratnya
membayar hutang dan dikuasai oleh orang.
(HR. Bukhari 5005)
Hutang membawa beban pikiran, karena
itu hendaknya dibayar bila sudah mampu membayar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مطل الغني ظلم
Menunda membayar hutang bagi yang
mampu adalah kedholiman. (HR.
Bukhari 2125)
Orang yang suka berhutang, belum
selesai membayarnya sudah berhutang lagi, dia akan dilanda sifat munafik, dusta
dan mengingkari janji, menggali lubang tutup lubang untuk menutup rasa malu.
Berapa banyak orang miskin hutang kendaraan dan lainnya hanya untuk
melampiaskan rasa malu dengan tetangga dan teman.
- Dalam urusan dunia hendaknya melihat orang yang lebih miskin agar kita menjadi orang yang bersyukur. Contoh jika kita punya rumah dan kendaraan yang jelek, mari kita melihat orang yang tidak punya apa-apa, agar menjadi manusia yang bersyukur. Jika kita sakit, lihatlah orang yang lebih parah sakitnya agar kita menjadi orang yang bersyukur dan sabar.
لاَ تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ
أَزْوَاجاً مِّنْهُمْ وَلاَ تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ
لِلْمُؤْمِنِينَ
Janganlah sekali-kali kamu
menunjukkan pandanganmu kepada keni’matan hidup yang telah Kami berikan kepada
beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu
bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang
yang beriman. (QS. al-Hijr [15]: 88)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
انظروا إلى من أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم فهو أجدر
أن لا تزدروا نعمة الله عليكم
Lihatlah orang yang lebih rendah
dari pada dirimu dan janganlah melihat orang yang lebih tinggi, karena yang
demikian itu lebih layak bagimu untuk tidak menghina nikmat Allah yang
diberikan kepadamu. (HR. Muslim 5264)
- Bersabar bila ingin menikah tetapi belum mampu.
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ نِكَاحاً حَتَّى
يُغْنِيَهُمْ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
Dan orang-orang yang tidak mampu
kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka
dengan karunia-Nya. (QS. an-Nur [24]: 33)
Menjaga kesucian diri bisa dilakukan
dengan sering berpuasa sunnah, sebagaimana wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam kepada para pemuda dan pemudi, memperbanyak ibada shalat, membaca
al-Qur’an, menuntut ilmu dien dan lainnya. Seperti diterangkan dalam surat al-Ankabut
ayat 45.[2]
Hendaknya menjauhi perkara yang
menuju kepada zina, seperti mendengarkan nyanyian, melihat tontonan yang
melenakan dan berteman (dengan orang, -admin) yang bukan mahramnya.
Perhatikanlah kandungan surat al-An’am ayat 151 dan al-Isro’ ayat 2.[3]
Bagi yang ingin menikah hendaknya
bekerja dulu karena menikah bukan hanya mencari kebutuhan untuk diri sendiri
dan istri, akan tetapi selain dari itu banyak sekali yang dibutuhkan, seperti
pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan keluarga dan lainnya.
Bagi yang mau beristri dua, tiga
atau empat, cari rumah dulu untuk masing-masing istri. Ukur dulu kekuatan
segala-galanya, berapa bekal yang dimiliki. Hendaknya merasa malu kepada mertua
bila menitipkan istrinya tinggal bersama dia, makan dan minum ikut mertua.
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُواْ فِي الْيَتَامَى
فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ
خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُواْ فَوَاحِدَةً
Dan jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya),
maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil , maka (kawinilah)
seorang saja . (QS. an-Nisa’ [4]: 3)
Kejadian ini sering dikeluhkan istri
yang kedua, karena suami tidak bertanggung jawab dan tidak adil, sehingga istri
yang lain dibiarkan terkatung-katung, tidak menentu kedudukannya.
Allah telah memperingatkan dalam
firman-Nya:
فَلاَ تَمِيلُواْ كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا
كَالْمُعَلَّقَةِ
Karena itu janganlah kamu terlalu
cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain
terkatung-katung. (QS. an-Nisa’ [4]: 129)
CARA MENGATASI KESULITAN HIDUP
Setiap ada kesulitan pasti ada
kemudahan, itulah janji Allah dalam surat al-Insyiroh [94]: 5-6. Oleh karena
itu, kita hendaknya tidak putus asa, akan tetapi tetap berusaha di atas jalan
Allah dengan meningkatkan berharap dan tawakal kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Adapun cara untuk mengatasi
kesulitan hidup sebagai berikut:
- Orang yang beriman wajib meyakini bahwa hidup penuh dengan ujian sebagaimana keterangan ayat di atas.
- Hendaknya berlindung kepada Allah dari akibat jeleknya ujian.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:
أعوذبك من البخل والكسل وأرذل العمر وعذاب القبر وفتنة الدجال
وفتنة المحيا والممات
Aku berlindung kepada-Mua ya Allah
dari bakhil, malas, pikun, siksa kubur, fitnah Dajjal dan fitnah hidup dan mati. (HR. Bukhari: 4338)
- Hendaknya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti memberi rezeki kepada hamba-Nya.
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ
رِزْقُهَا
Dan tidak ada suatu binatang melata
pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya. (QS. Hud [11]: 6)
- Bersabar ketika menerima cobaan dengan meningkatkan pengharapan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan, dengan meningkatkan rasa takut kepada-Nya.
Dari Suhaib radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ
خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ
شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً
لَهُ
Amat menakjubkan keadaan orang yang
beriman, karena semua urusannya baik, dan tidaklah dapat meraihnya melainkan
orang yangberiman. Jika mendapatkan kegembiraan dia bersyukur dan hal itu baik
baginya. Dan jika ditimpa musibah dia bersabar, maka itu baik bagi dirinya. (HR. Muslim 5318)
- Meningkatkan takwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dengan mengamalkan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً. وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya.
(QS. ath-Tholaq [65]: 2-3)
- Meningkatkan tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan disertai usaha yang halal.
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. ath-Tholaq [65]: 3)
- Ridho menerima takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
Dan barangsiapa yang beriman kepada
Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. (QS. at-Taghobun [64]: 11)
Abdullah bin Mas’ud radhullahu
‘anhu berkata: “Makna ayat Allah tersebut adalah orang yang ketika ditimpa
musibah dia ridho dan mengetahui bahwa ini semua datang dari Allah. (HR.
Bukhari Kitabut Tafsir)
- Meyakini bahwa ujian adalah penghapus dosa.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عظم الجزاء مع عظم البلاء وإن الله إذا أحب قوماً ابتلاهم فمن
رضي فله الرضا ومن سخط فله السخط
Besarnya pahala tergantung besarnya
ujian, dan sesungguhnya apabila Allah menyenangi suatu kaum, Dia mengujinya.
Barangsiapa yang ridho maka Allah ridho, dan barangsiapa yang marah, maka Dia
marah. (Dihasankan al-Albani, Shahih Ibnu
Majah 2/373)
- Memohon kebaikan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala pada saat ditimpa musibah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah
kamu berharap mati ketika ditimpa malapetaka. Namun jika harus demikian, maka
katakanlah:
اللهم أحيني ما كانت الحياة خيراً لي وتوفني إذا كانت الوفاة
خيراً لي-
Ya Allah hidupkanlah aku jika hidup
ini baik bagiku, dan matikanlah aku jika mati itu baik bagiku. (HR. Bukhari 5239)
- Mengingat sejarah hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Baqarah [2]: 214.[4]
Sa’ad radhiyallahu ‘anhu bertanya
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Siapakah yang paling berat
ujiannya?” Beliau menjawab:
الأنبياء ثم الأمثل فالامثل فيبتلى الرجل على حسب دينه فإن كان
دينه صلباً اشتد بلاؤه وإن كان في دينه رقة ابتلي على حسب دينه
Para nabi, kemudian yang serupa dan
yang serupa. Orang diuji sesuai dengan agamanya, jika kuat agamanya, maka berat
pula ujiannya, dan jika agamanya ringan, maka ringan pula ujiannya. (HR. Tirmidzi 2322. Dishahihkan al-Albani, Silsilah
Ahadits Shahihah 1/273)
- Hendaknya mencari rezeki yang halal, dan tidak boleh putus asa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ
الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
Orang mu’min yang kuat lebih baik
dan lebih disenangi Allah dari pada orang mu’min yang lemah, mereka semua baik.
Bersungguh-sungguhlah dalam hal yang bermanfaat. Mintalah pertolongan kepada
Allah dan jangan merasa lemah.
(HR. Muslim 4816)
- Meyakini bahwa kemuliaan manusia bukan pada harta dan kedudukan.
Harits bin Wahbah radhiyallahu ‘anhu
pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ألا أدلكم على أهل الجنة كل ضعيف متضعف لو أقسم على الله لابره
Maukah kamu aku tunjukkan ahli Surga?
Yaitu setiap orang muslim yang lemah dan dihina orang, jika dia bersumpah
sungguh Allah memudahkan urusannya.
(HR. Bukhari: 6165)
- Tidak pesimis karena kekurangan, yang penting istiqomah dan teguh di atas al-haq.
Amr bin Auf radhiyallahu ‘anhu
berkata: “Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فابشروا وأملوا ما يسركم فو الله ما الفقر أخشى عليكم ولكني
أخشى أن تبسط علكم الدنيا كما بسطت على من كان قبلكم فتنافسوها كما
تنافسوها وتهلككم كما أهلكتهم
Bergembiralah kamu, dan bercita-citalah
dengan apa yang Allah berikan kepadamu. Demi Allah tidaklah aku khawatir
kemiskinan menimpa dirimu, akan tetapi aku khawatir bila kamu dilapangkan
urusan duniamu sebagaimana umat sebelummu, kamu akan berlomba-lomba mengejarnya
seperti orang sebelummu, lalu berlomba-lomba itu menghancurkan dirimu seperti
mereka pada zaman dahulu. (HR.
Bukhari 3712)
- Ingatlah hidup di dunia hanya sementara.
Abdullah bin Umar radhiyallahu
‘anhu berkata: “Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang
pundakku lalu bersabda:
كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل
Jadilah kamu hidup di dunia ini
bagaikan orang asing atau penyeberang jalan.
(HR. Bukhari 4397)
Insya Allah dengan berpegang dan mengamalkan kaidah-kaidah di atas,
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan semua urusan kita. Hanya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita beribadah dan minta pertolongan
dan perlindungan.
Sumber: Majalah AL FURQON No. 73
Edisi Khusus Tahun ketujuh 1428 H, hal. 7-14
[1] Makalah ini ditulis (oleh
pematerinya) pada tanggal akhir Sya’ban 1428 H, -red.
[2] Yaitu ayat ini:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ
الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ
اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Ankabut [29]:
45) –admin.
[3] Yaitu ayat ini:
قُلْ تَعَالَوْاْ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ
أَلاَّ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَلاَ تَقْتُلُواْ
أَوْلاَدَكُم مِّنْ إمْلاَقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلاَ تَقْرَبُواْ
الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلاَ تَقْتُلُواْ النَّفْسَ
الَّتِي حَرَّمَ اللّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ
تَعْقِلُونَ
Katakanlah: “Marilah kubacakan apa
yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar “. Demikian itu yang
diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS. al-An’am [6]: 151) -admin.
Dan ayat:
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِّبَنِي
إِسْرَائِيلَ أَلاَّ تَتَّخِذُواْ مِن دُونِي وَكِيلاً
Dan Kami berikan kepada Musa kitab
(Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan
firman): “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (QS. al-Isro’ [17]: 2)
–admin.
[4] Yaitu ayat ini:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا
يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء
وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ
مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?”
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. al-Baqarah [2]: 214) -admin.
Subhannallah….webnya
bagus isinya bermanfaat khalayak muslim yg awam spt sy ini… ^_^
Salam kenal dr sy zacka, o ya klw boleh mohon kiranya bs memberikan tips2 utk membuat blogger sebagus ini… klw lah sudi mohon kirimkan ke email sy sir.zacka@gmail.com ..terima ksih sblmnya KK.
Salam kenal dr sy zacka, o ya klw boleh mohon kiranya bs memberikan tips2 utk membuat blogger sebagus ini… klw lah sudi mohon kirimkan ke email sy sir.zacka@gmail.com ..terima ksih sblmnya KK.
Alhamdulillah
(segala puji hanya untuk Allah). Saya juga termasuk blogger amatiran akh. Saat
waktu longgar dulu, sy punya banyak waktu untuk utak-atik blog ini, tp untuk
skrg ini, kayaknya gak bisa lagi, jadi: kebanyakan tips-tipsnya malah
dilupakan. :) Cari aja trik2nya via google, insya Allah banyak kok yang sudah
bagus. Afwan ya.
Blog juga termasuk hasil karya, maka dipersilahkan Anda menyebarkan seluruh konten blog ini dengan syarat untuk kepentingan dakwah Islam, BUKAN untuk tujuan komersil atau hal lain yang tidak dibenarkan, dengan MENYERTAKAN URL sumber Alamat Blog Ini. Jazakallahu khairan
Yuk, mari ngeblog sambil dengerin
radio
- Jangan Berputus Asa Terhadap Sesuatu yang Luput Darimu (Faidah dari QS. Al Hadid: 22-23)
- FILSAFAT dan ILMU KALAM Dalam Sorotan Ulama Syafi'iyyah
Kami berharap semoga apa yang
tersaji di sini dapat bermanfaat bagi agama dan dunia kita,,, Aamiin. Terima
kasih atas kunjungan Anda semua. Jazakumullahu khairan wa barakallahu fiikum.
No comments:
Post a Comment