TERPILIH PEMIMPIN
YANG BODOH
Thalut
adalah pemimpin yang dianggap bodoh
Anak
petani, tubuhnya kokoh.
Dicaci
orang, tiada gopoh
Melawan
musuh, sampai roboh.
Ada
pemimpin, dipilihkan Tuhan,
Melaluinya,
diberi kemudahan
Masyarakat
mendapatkan kemewahan
Muhammad Rakib dan Sahabat lamanya…Absir
Kisah raja aatau pemimpin yang dianggap bodoh ini, terjadi sesudah zaman Nabi Musa dimana Bani
Israil telah meminta kepada Nabi mereka yaitu Nabi Samuel AS untuk mengangkat
seorang raja untuk memerangi Jalut yang telah mengusir mereka dari kampungnya.
Mereka berkata kepada Nabinya:"Angkatlah untuk kami seorang raja supaya
kami berperang (dibawah pimpinannya) di jalan Allah".
Nabi mereka
menjawab:"Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak
akan berperang".
Mereka menjawab:
"Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya
kami telah diusir dari anak-anak kami?'.
Maka tatkala perang itu
diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling kecuali beberapa saja diantara
mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa yang orang-orang Dzalim. (QS.Al-Baqarah:246).
Kemudian Nabi Samuel
menyatakan bahwa Allah telah mengangkat Thalut, seorang petani dan peternak
miskin dari desa menjadi raja mereka dan keputusan itu telah dibangkang
sepenuhnya oleh mereka.
Nabi mereka mengatakan
kepada mereka:"Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi
rajamu".
Mereka menjawab:
"Bagaimana Thalut memerintah kami padahal kami lebih berhak mengendalikan
pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup
banyak?".
Nabi (mereka) berkata:
"Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang
luas dan tubuh yang perkasa".
Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Luas
Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (QS.Al-Baqarah:247).
Dan Nabi Mereka
mengatakan Kepada Mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah
kembalinya Tabut kepadamu, didalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa
dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun. (QS.Al-Baqarah:248)".
Dimana Tabut adalah suatu peti kayu yang berlapiskan emas.
Ketika Thalut membawa bala tentaranya sejumlah 80.000 orang (riwayat lain 300.000 orang) untuk melawan tentara Jalut termasuk didalamnya Nabi Daud AS. Thalut berkata:
"Sesungguhnya Allah
akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa diantara kamu meminum airnya;
bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa yang tiada meminumnya, kecuali menceduk
seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku. (QS.Al-Baqarah:249)".
Maka tibalah mereka pada
sebuah sungai antara Urdus (Jordan) dan Palestin, nafsu mereka mengalahkan
segalanya. Banyak dari tentara Thalut melanggar perintah tersebut dengan
meminum air sepuas-puasnya pada sungai tersebut. Dan tentara Thalut menyusut
menjadi 319 orang (riwayat lain 313 orang) yang tetap taat terhadap perintah
Thalut dengan minum secukupnya.
Setelah itu meneruskan
perjalanan, Thalut dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai
itu, mereka yang tidak taat berkata:
"Tak ada kesanggupan
kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.
(QS.Al-Baqarah:249)".
Namun bagi mereka yang
meyakini bahwa mereka akan menemui Allah pula berkata:
"Berapa banyak
terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan
izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS.Al-Baqarah:249)".
Maka, semakin
berkuranglah tentara Thalut yang terus berjuang. Mereka berhasil melewati
ujian-ujian Allah. Mereka sangat kuat dan bersemangat. Mereka tidak seperti
orang-orang yang luntur iman mereka yang keluar sebelum sempat berhadapan
dengan bala tentara Jalut.
Dan ketika mereka maju
melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdo'a:
"Ya Tuhan kami,
tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah pendirian kami dan
tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (QS.Al-Baqarah:250)".
Meskipun dengan jumlah
tentara yang sedikit, Thalut tetap maju melawan Jalut. Kedua pasukan pun
bertemu dan terjadilah perang tanding satu lawan satu. Daud AS juga mendapat
giliran. Ia berani melawan Jalut, pemimpin pasukan lawan. Melihat sosok kecil
Daud AS, Jalut meremehkannya dengan menggertak:"Enyahlah kau, aku tidak
suka membunuh anak kecil".
Tidak mau kalah, Daud
menyahut:"Aku suka membunuhmu".
Serangan Daud ternyata
merepotkan Jalut. Daud mampu mengalahkan, bahkan membunuh Jalut. Dengan
demikian, pasukan Thalut memetik kemenangan. Keberhasilan Daud ini menjadi buah
bibir di kalangan Bani Israil.
Setelah beberapa tahun
berlalu Raja Thalut wafat dan akhirnya Allah memberikan kekuasaan pada Daud
menggantikan Thalut dan mengangkat Daud menjadi Nabi.
Kemudian Allah memberikan
kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan
mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. (QS.Al-Baqarah:251)".
No comments:
Post a Comment