Renungan Sejenak
Dikutip dari SHARIA .com.,
bahwa ada muncul sosok Muslim pembela Ahok yaitu Nusron, ada pula teman Ahok
yang berjilbab, bahkan ada pula yang berbaju *Profesor Doktor mengeluarkan
pernyataan yang semakin menunjukkan kemunafikan mereka dalam hal agama.* Maka
umat Islam harus lebih berhati-hati dalam menilai pernyataan yang keluar dari
manusia sejenis ini.
Titel Profesor Doktor yang
disandingkan dengan namanya, belum bisa dijadikan jaminan kepribadiannya
sebagai manusia yang baik apalagi untuk diambil sebagai patokan atau sandaran.
Manusia yang mengaku Profesor ini, dengan kepintaran yang dianggapnya sudah
mumpuni, menjual agama untuk kesejahteraan semata.
Demi kekuasaan dan uang, mereka
berani memelintir ayat-ayat Al-Qur’an agar bisa sejalan dengan misi dan pola
kerjanya. Umat dibuat bingung dengan pernyataan-pernyataan sinis yang bersumber
dari kekotoran hati, kesombongan karena titel duniawi yang dimilikinya.
Seorang yang bertitel Profesor
Doktor mestinya lebih berhati-hati dalam berbicara, karena menjadi panutan
umat. Misalnya saja pernyataan kader Partai Demokrasi Indonesia (PDIP), Prof.
Dr. Hamka Haq *”Si Penjual Ayat dan Hadits untuk PDIP”* tentang FPI yang dimuat itoday.co.id,
pada Rabu 2 Januari 2012. Hamka mengatakan, “Kalau ada yang ngaku Habib, pimpin
ormas anarkis, lebih baik bangsa ini bersatu memulangkan mereka ke arab negeri
leluhurnya”, tulis Hamka di akun twitter @hamkahaq, Selasa 1 Januari 2013.
*Pernyataan orang yang mengaku
Profesor ini sangat tidak etis. Tampak jelas bahwa Hamka Haq ternyata seorang
yang RASIS dan FASIS, ANTI HABIB dan ANTI ARAB Yang tidak paham arti
KEBANGSAAN*
Apakah
Profesor ini memahami sejarah bangsa ini? Bagaimana seorang dengan sederet
titel yang dianggap tinggi, bisa tidak tahu seluk beluk perjuangan bangsa?
Apakah leluhur Hamka Haq yang mengaku Profesor ini begitu banyak jasanya hingga
melebihi para Habaib?
Apakah
Hamka Haq yang MENGAKU Profesor Doktor tidak tahu bahwa PAHLAWAN NASIONAL
seperti Tuanku Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro adalah HABIB?
Pantaskah
seorang yang mengaku Profesor dari partai yang mengaku nasionalis begitu
merendahkan Habib yang notabene berjuang untuk kemerdekaan bangsa?
Sebaiknya
titel Profesor Doktornya dikoreksi kembali sehingga tidak mengeluarkan
pernyataan bodoh dan menjadi tertawaan sejarawan. Sugguh MEMALUKAN… Anehnya,
manusia seperti ini bahkan bisa lolos menjadi pimpinan Baitul Muslimin
Indonesia.
Padahal
para pendakwah Islam seperti Wali Songo dan mayoritas Sultan-Sultan di
Indonesia dari kalangan HABIB. Yang mendirikan Aceh, Jakarta, Pontianak, juga
HABIB. Lalu pertanyaannya, Hamka Haq sudah berjasa apa terhadap negara jika
dibanding para HABIB ??!!.
Pernyataan
BODOH yang tidak pantas diucapkan oleh seorang bertitel Profesor tersebut,
tentu saja sangat memalukan. Betapa tidak, predikatnya Doktor namun akhlaqnya
penjilat, menggunakan ayat Al-Qur’an untuk kepentingan politik.
*Hamka
Haq hanya PENJUAL AYAT dan HADITS untuk kepentingan PDIP, buktinya saat
pencalonan AHOK, dia menggunakan BAITUL MUSLIMIN INDONESIA (Bamusi) yang
dipimpinnya membuat pernyataan resmi tertulis memutarbalikkan AYAT dan HADITS
untuk pembenaran pencalonan non muslim.*
Tak
heran bila Profesor ini dijadikan pemimpin oleh golongannya, karena isi dari
Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), yang merupakan kendaraaan politik bentukan
PDI Perjuangan, memang₩ dijejali oleh banyak tokoh Liberal
seperti Zuhairi Misrawi, Said Agil Siradj, Syafi’i Maarif dan lainnya, dimana
dalam menjalankan program-program Baitul Muslimin Indonesia harus sejalan
dengan program/garis kebijakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan
senantiasa berkoordinasi dengan DPP PDI Perjuangan.
Beberapa
tokoh Islam menganggap aneh atas pernyataan Hamka Haq tersebut. Ketua MUI
Pusat, KH.Ahmad Cholil Ridwan, sangat menyayangkan ucapan Hamka Haq. Menurutnya
aneh, pasalnya nama Hamka itu adalah kepanjangan dari Haji Abdul Malik Karim
Abdullah Haq, yang meniru Nama Almarhum Profesor Doktor Buya Hamka, jelas nama
tersebut berasal dari bahasa arab, seharusnya Hamka Haq tidak anti Arab kalau
mengadopsi nama arab.
“Hamka
al Haq itu lengkapnya adalah Haji Abdul Malik Karim Abdullah Al-Haq, setiap
kata itu adalah bahasa arab, dari negeri arab dan bahasanya Nabi Muhammad,
bahasanya orang Islam, bahasanya termasuk si Profesor ini. Jadi mestinya orang
yang namanya memakai bahasa arab tidak anti arab, tidak anti Islam, tidak anti
Nabi Muhammad dan Habib Rizieq itu adalah cucunya Nabi Muhammad. Sementara dia
ini namanya mengambil nama ulama besar Profesor Doktor Buya Hamka, Ketua MUI
yang pertama, tapi dia kok secara ideologis anti terhadap Habib Rizieq”, jelas
KH. Ahmad Cholil Ridwan, kepada redaktur fpi.or.id, Kamis 21 Shafar 1434/ 3
Januari 2013.
Kekecewaan
senada juga disampaikan oleh Sekjen Forum Umat islam (FUI), KH Muhammad
Al-Khaththath. Menurutnya, pernyataan Hamka Haq itu diluar akal sehat dan
rasial. Karena mayoritas umat Islam di Indonesia sangat menghormati para
Habaib. _“Pernyataan Hamka Haq tersebut tidak wajar dan di luar akal sehat,_
sangat beda dengan Buya Hamka yang kita kenal alim dan satun. Pernyataan rasial
ini saya yakin tidak disetujui oleh mayoritas umat Islam yang selama ini saya
lihat mayoritas mereka takzhim (menghormati) sama para Habaib. Saya yakin
kedatangan para Habaib ke Indonesia adalah menyebar risalah Rasulullah SAW dan
membimbing bangsa Indonesia ke jalan hidayah”, kata Al-Khaththath.
Sementara
itu, *Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Syihab
menuturkan, dirinya baru tahu kalau Hamka Haq itu Profesor yang mengalami
keterbelakangan intelektual. “Saya kenal Hamka Haq, selama ini saya sangat
menghormatinya. Tapi sayang, ternyata dia mengindap *KETERBELAKANGAN
INTELEKTUAL*. Kasihan”, keluh Habib.
Sumber: fpi.or.id