Monday, April 24, 2017

M RAKIB DI SIMPANG JALAN TEGALSARI, SURABAYA, 2017

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENGOBATI LUKA BATIN TERSEMBUNYI, REKAMAN M RA...

KETIKA M RAKIB PERTAMA KALI DI TENGAH KOTA SURABAYA 2017

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DAN MURID OLEH Dr Drs M RAKIB, S H ,M Ag

PENDIDIKAN KARAKTER DI LEVEL PALING ATAS, REKAMAN M RAKIB RIAU

PESAN DAN KESAN OLEH M FARID, LAPORAN RAKIB JAMARI, S H ,SURABAYA

SETIAP MENGAJAR, MULAILAH DENGAN DOA, ROBBI ZIDNI ILMAN BY M RAKIB

TAMAN PRESTASI, TAMAN BALITA MANULA, DI SURABYA REKAMAN M RAKIB RIAU

KETIKA AKU DI SURABAYA BARAT, BANYAK GEDUNG TINGGI, BY M RAKIB

Sunday, April 23, 2017

TIDAK HANYA DENGAN USAHA, TAPI ALLAH BERIKAN TANPA DISANGKA SANGKA Ir Ah...

Ya Allah tunjukkan kami jalan orang yang istiqomah, Ir Ahmiyul Rauf

KEHANCURAN SATU GENERASI Rekaman M Rakib di Surabaya 7 4 2017

KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PELAJAR, REKAMAN M RAKIB RIAU

SURABAYA, KOTA PAHLAWAN BY Dr M RAKIB DARI BECAK SURABAYA 2017

SALAM PPK, CERDAS HEBAT YA YA, BY Dr M RAKIB, S H ,M Ag 2017

DUA ANAK SUDAH CUKUP UNTUK MENTEROR ORTU BY Ir Ahmiyul Rauf

HUMOR TINGKAT TINGGI DARI MADURO, SURABAYA 2017

MASJID ASSALAM LPMP JATIM DI SURABAYA, BY Dr M Rakib Pekanbaru Riau Indo...

MEROKOK, NARKOBA, AKIBAT PERGAULAN SISWA YANG NEGATIF 2017

AIR=H2 o HIDROGEN DICAMPUR RACUN, KULIAH Ir H Ahmiyul Rauf Jl Citakarya...

TANGAN TUHAN DALAM QS YASIN AYAT 83 KAJIAN Dr M RAKIB JAMARI

Friday, April 21, 2017

Bibel Akui Muhammad SAW.

Ini renungan pengantar peristiwa Isra' dan Mikraj,
By Dr.M.Rakib Jamari, Pekanbaru Riau Indonesia. 2017
Bibel Akui Muhammad SAW.
Yesaya 29:12 menceritakan kepada kita bagaimana Kitab terakhir ini disampaikan kepada Nabi penerima Firman Tuhan :
29:12 ונתן הספר על אשר לא ידע ספר לאמר קרא נא זה  ואמר לא ידעתי ספר׃
29:12 Wa-nittan ha Seifer ‘al asher lo yada‘ seifer, le’mor: Qera na ze! Va-amar: Lo yada‘ti seifer

29:12 And the book is sent upon [‘al] the one who is not learned, saying: ‘Read this, I pray you,’ and he says: I am not learned’

29:12 dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: “Baiklah baca ini,” maka ia akan menjawab: “Aku tidak dapat membaca.
Bandingkan nubuat Yesaya ini dengan kisah awal mula turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam. Malaikat Jibril memerintahkan beliau membaca lembaran Al-Qur’an “Iqra’!” yang berarti “Bacalah !“ . Dan beliau pun menjawab “Maa ana bi Qori” yang berarti Aku tidak dapat membaca”. Hal ini terjadi berturut-turut tiga kali.
Kata “IQRA” dalam bahasa Arab yang berarti “Bacalah” juga bersesuaian dengan teks Ibrani diatas yang berbunyi “QERA”

”IQRA!..Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘Alaq : 1-5)

Kejadian yang sama pernah terjadi ,  ketika Tuhan pun berfirman kepada Nabi Elia yang sedang berada dalam gua di suatu malam, kita bisa membukanya  dalam  1 Raja-raja 19:9

1 Raja-raja 19:9. Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka Firman TUHAN datang kepadanya, demikian: “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?”

Maka gugurlah argumentasi bagi mereka yang berdalih bahwa tak mungkin Tuhan berfirman dalam kegelapan GUA

Saturday, April 15, 2017

Dr M RAKIB WAWANCARAI TUKANG BECAK SURABAYA 2017

menolak prinsip Machiavelli, yaitu tujuan menghalalkan segala cara. Islam juga tidak menerima berbagai cara kecuali yang bersih untuk mencapai tujuan yang mulia

Rakib Jamari menambahkan 4 foto baru.
Baru saja
MEMILIH PEMIMPIN KAFIR, ITU SUPER BID'AH
Dari sinilah kita mengetahui bahwasanya Islam menolak prinsip Machiavelli, yaitu tujuan menghalalkan segala cara. Islam juga tidak menerima berbagai cara kecuali yang bersih untuk mencapai tujuan yang mulia. Jadi, niat yang baik harus disertai juga dengan cara yang benar dan baik.

NIAT BAIK TIDAK DAPAT MENGUBAH SESUATU
[Lihat pembahasan lengkapnya di kitab ‘Ilmu Ushul al-Bida’ (hlm. 59-63) oleh Syaikh ‘Ali bin Hasan bin ‘Ali bin ‘Abdul Hamid al-Halabi, cet. Daar ar-Rayah, th. 1417 H].
Ketika sebagian orang melakukan MEMILIH pemimpin kafir perbuatan bid’ah, mereka beralasan bahwa amal mereka dilakukan dengan niat yang baik, atau tidak bertujuan melawan (menentang) syari’at, atau tidak mempunyai pikiran untuk menambah sesuatu dalam agama, atau tidak terbersit dalam hati untuk melakukan bid’ah! Bahkan, sebagian mereka berdalil dengan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam:
(( إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّـيَّاتِ. ))
“Sesungguhnya segala amal bergantung pada niat.”
Untuk menjelaskan sejauh mana tingkat kebenaran cara mereka menyimpulkan dalil dan beberapa alasan yang mereka kemukakan tersebut, maka dengan memohon pertolongan kepada Allah, kami akan jelaskan sebagai berikut.
Sesungguhnya wajib bagi seorang Muslim yang ingin mengetahui kebenaran yang sampai kepadanya serta hendak mengamalkannya adalah tidak BOLEH menggunakan sebagian dalil dengan meninggalkan sebagian yang lain. Akan tetapi, wajib baginya memperhatikan seluruh dalil secara menyeluruh hingga hukumnya mendekati kepada kebenaran dan menjauhi kesalahan. Demikianlah yang harus dilakukan apabila ia termasuk orang yang mempunyai keahlian dalam menyimpulkan dan menggunakan dalil.
Adapun yang benar dalam masalah yang penting ini, bahwasanya sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat,” merupakan penjelasan tentang salah satu pilar dari dua pilar dasar setiap amalan, yaitu ikhlas dalam beramal dan jujur dalam batinnya. Adapun pilar kedua yaitu setiap amal harus sesuai Sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits:
(( مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هٰذَا مَالَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. ))
“Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu yang baru dalam urusan agama kami ini yang tidak ada keterangannya dari agama itu, maka amalan itu tertolak.”
[Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 2697). dan Muslim (no. 1718 [17,18])]
Demikianlah kebenaran yang dituntut setiap orang untuk merealisasikan dalam setiap pekerjaan dan ucapannya.
Atas dasar inilah kedua hadits agung tersebut menjadi pedoman agama, baik yang pokok maupun cabangnya, juga yang lahir dan batinnya. Di mana hadits: “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niat” sebagai timbangan amal yang batin. Sedangkan hadits: “Barang siapa yang mengerjakan suatu amal yang tidak ada keterangannya dari kami maka dia tertolak” sebagai tolok ukur lahiriah setiap amal. Tidak ada contoh dari Rosul, bagaimana memilih pemimpin yang kafir. Itu bid'ah sesat, sat, sat, sat, sesatttttt.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari

MARI LEBIH SERIUS LAGI MENGAJI, JANGAN KETINGGALAN Ir Ahmiyul Rauf

KEBUN BINATANG MINI SAMPING LPMP JAWA TIMUR BY M RAKIB RIAU

KUTIPAN M.RAKIB PEKANBARU RIAU INDONESIA UNTUK KULIAH SUBUH MASJID NURUL JANNAH JL.CIPTAKARYA PANAM PEKANBARU Kata -kata Agung Pling Top Kun Fayakun… Dikutip dari Cahyo...October 4, 2008 by cahyo82


KUTIPAN M.RAKIB PEKANBARU RIAU INDONESIA

UNTUK KULIAH SUBUH MASJID NURUL JANNAH JL.CIPTAKARYA PANAM PEKANBARU

Kata -kata Agung Pling Top Kun Fayakun…

Dalam Al-Qur’an setidaknya ada 6 ayat dalam 6 surat berbeda yang menyisipkan kalimat “kun fayakun” secara umum diterjemahkan dengan “Jadilah, (maka) jadilah ia !”. Berturut-turut ke-enam ayat tersebut dari depan adalah : QS 2 : 117; QS 6 : 73; QS : 16 : 40; QS 19:35; QS 36:82; dan QS 40:68. Meski dari keenam surat tersebut yang paling populer di masyarakat hanyalah “kun fayakun” dalam Surat Yasin ayat 82, tetapi semua sudah mafhum bahwa kata ini selalu menyertai firman Allah yang terkait dengan proses cipta menciptakan. Dan dalam konteks proses penciptaan itu pula, tafsiran “kun fayakun” ramai diperbincangkan. Apakah sama artinya dengan “sim salabim?” seperti halnya pesulap “menghadirkan” sesuatu ? Perdebatan tafsiran makin bergeser dan masuk ke dalam ranah ilmu pengetahuan karena sebagian pihak menggunakannya untuk membenturkan agama dan sains, misal : (lagi-lagi) ketidak sesuaian teori evolusi dan kun fayakun. Bagaimana kita sejatinya menempatkan tafsiran ini ?
Kita harus mulai bergerak dulu dari pandangan umum mengenai “kun fayakun” dalam proses penciptaan. Banyak pihak memaknai kalimat ini dengan “proses penciptaan yang seketika”. Artinya, ketika Allah menciptakan bumi, maka serta merta bumi itu muncul. Begitupun ketika menciptakan manusia, tanpa tempo lama manusia akan selesai dari proses penciptaan dan muncul dalam kehidupan. Saya sebut saja ini sebagai tafsiran “fundamentalis” 🙂 Dari tafsiran ini pula-lah, wajar jika kemudian teori Darwin mengenai evolusi dibantah keras (misal oleh kelompok Harun Yahya). Karena tidak mungkin penciptaan makhluk A melalui proses panjang sehingga melibatkan bentuk-bentuk intermediate seperti di-propose oleh kaum evolusionist. Kun Fayakun menjadi “tidak berbunyi” jika madzah evolusi diyakini oleh kelompok tafsiran ini.
Sekilas sepertinya tafsiran tersebut “pro” dengan konsep teologi peciptaan dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, jika kita menelisik beberapa ayat lain yang bercerita mengenai proses penciptaan itu sendiri, maka tafsiran tersebut menjadi kontradiktif. Misal dalam hal proses penciptaan bumi atau alam semesta. Jelas-jelas penciptaan tersebut dipaparkan “proses-proses”-nya. Mulai dari rentang waktu penciptaan bumi selama 6 masa (QS 7: 54, QS 10:3, dll), atau proses pemisahan bumi dan langit yang dulunya satu dan juga awal alam semesta ini berbentuk asap (QS 41: 11). Lebih jelas lagi proses penciptaan bisa merujuk pada rentetan proses penciptaan manusia dalam QS 23:14. Prosesnya dengan jelas disebutkan bahwa penciptaan manusia melalui mani (nuthfah), zygote yang melekat (‘alaqah), segumpal daging/embryo (mudhghah), dibungkus oleh tulang dalam misenhyme (‘idhama), tulang tersebut dibalut oleh otot dan daging (lahma).
Alhasil, jika kita menggunakan “tafsiran fundamentalis” tersebut, ayat “kun fayakun” akan bertabrakan dengan ayat-ayat lainnya. Jika “kun fayakun” dimaknai sebuah penciptaan tanpa proses ataupun tempo, maka ayat-ayat yang menerangkan proses-proses penciptaan alam semesta ataupun manusia akan salah. Padahal tidak mungkin antara surat atau ayat di dalam Al-qur’an saling bertentangan. Sehingga, dalam konteks ini yang perlu dikoreksi bukanlah ayat itu sendiri, melainkan tafsiran mengenai “kun fayakun” itu sendiri.
Untuk mencari “tafsiran jalan tengah” tersebut, maka saya lebih cenderung memaknai “kun fayakun” sebagai sebuah “kuasa Allah baik berproses maupun tidak ber-proses”. Meskipun memang, kekuasan dan kebesaran Allah akan sangat tampak lebih riil jika segala penciptaan itu tidak ber-proses (langsung jreng…munculah manusia, bumi, hewan dst). Akan tetapi, bagi saya, jikapun benar bahwa proses penciptaan segala sesuatu itu ber-proses, esensi kebesaran dan kekuasan Allah tidak berkurang sedikitpun. Karena disinilah Allah begitu Maha Sempurna dalam mendesain sesuatu. Alam begitu rumit untuk dirumuskan dalam tafsiran-tafsiran rasional, tapi Allah Maha Kuasa merumuskan dalam sebuah desain yang begitu indah dan memuaskan akal umatnya.
Saya ambil kasus dalam proses replikasi DNA yang merupakan bagian dari proses penciptaan manusia (perkembang biakan). Dalam proses replikasi DNA, tidak serta merta sebuah DNA baru muncul, tetapi harus melalui mekanisme seluler yang rumit. Dalam proses pertumbuhan sel, satu DNA bereplikasi menjadi dua DNA yang kemudian bermigrasi ke sel yang baru. Proses ini sejatinya hanya proses “kopi paste”, dimana DNA induk menjadi “template” untuk dikopi, lalu DNA baru dihasilkan dari kopian tersebut. 




Friday, April 14, 2017

JANGAN TINGGALAK ANAK CUCU YANG LEMAH IMAN

TIDAK SUKA ORANG KAFIR, TAPI MENGAPA HP PRODUKNYA DIPAKAI

DAHSYATNYA KUN PAYAKUN QS YASIN AYAT 82. .By Dr.M.Rakib Jamari, S.H..M.Ag

Rakib Jamari menambahkan 4 foto baru — bersama Nunik Noviana Kurniawati.
3 mnt
إِنَّمَآ أَمۡرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيۡ‍ًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ٨٢
DUH DAHSYATNYA KUN PAYAKUN
QS YASIN AYAT 82.
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia
2. Penafsiran Ayat
Penafsiran dari ayat 78-79, Firman Allah, “Dan apakah manusia tidak memperhatikan. Dalam ayat tersebut telah dijelaskan contoh dari sikap menantang serta ucapan dan bantahan pendurhaka( Ubayy Ibn Ka’b, Al-‘ash Ibn Wail,Abu Jahal, Ubayy Ibn Khalaf serta Al-Walid Ibn al- Mughirah). Mereka menolak mempercayai adanya hari kebangkitan. Telah di riwayatkan oleh Ibn Wahb dari Malik “ Bahwa kami menciptakannya dari setitik air(mani), “yaitu setetes air”. Apabila menetes( keluar setitik demi setitik), maka tiba-tiba ia menjadi penentang yang nyata!, atau lawan dalam pertikaian dan dalam menjelaskan hujah. Maksudnya , bahwa air sebelum tidak menjadi apa-apa itu berubah menjadi penentang yang nyata. Hal itu, karena manusia datang kepada Nabi Muhammad SAW dengan membawa tulang yang sudah berubah, lalu dia berkata, “ wahai Muhammad, tidakkah engkau tahu bahwa Allah menghidupkan ini setelah hancur?

Nabi Muhammad SAW kemudian menjawab, “iya dan Allah akan membangkitkanmu, dan memasukkanmu kedalam neraka.” Dan dia membuat perumpamaan bagi kami, dan dia berkata,” siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur telah luluh?”. Dan dia membuat perumpamaan bagi kami, dan dia lupa kepada kejadiannya”, maksudnya, dia lupa bahwa kami menciptakannya dari setetes air mani yang mati, lalu kami ciptakan didalamnya kehidupan, atau jawaban dari Nabi Muhammad adalah mengiyakan. Dia berkata ,” siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur telah luluh?”. Maksudnya telah rusak. Ada yang mengatakan ,” bahwa orang kafir ini berkata kepada Nabi SAW, bagaimana pendapatmu jika aku menyerahkan tulang-tulang ini keudara apakah tuhanmu mengembalikannya?. Maka turun lah ayat 79 “katakanlah , ia akan dihidupkan oleh tuhan yang akan menciptakan kali pertama,” maksudnya, sejak belum menjadi apa-apa, akan tetapi Allah maha kuasa untuk mngembalikan pada penciptaan kali yang kedua dari sesuatu.” Dan Dia maha mengetahui tentang segala hakikat makhluk, maksudnya, bagaimana Dia menciptakan dan mengembalikan.
Kemudian ayat 80, Allah memperingatkan akan keesaan-Nya. Ayat ini menunjukkan pada kesempurnaan keesaaNya dalam menghidupkan orang mati dengan apa yang mereka saksikan, seperti mengeluarkan api dari yang kering kemudian api itu membakar kayu yang masih hijau. Hal itu, karena orang kafir berkata: “ berdasarkan tabiat kehidupan , air mani itu hangat dan basah, sehingga keluar sesuatu yang hidup darinya. Sedangkan tulang basah akan kering jika telah mati, maka bagaimana bisa keluar kehidupan darinya.” Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau.” Maksudnya, sesungguhnya pohon hijau itu mengandung air, dan air itu basah, dingin dan lembab, kebalikan dari api dan keduanya tidak mungkin bersatu. Akan tetapi Allah mengeluarkan api itu dari pohon hijau. Karena dia mampu untuk mengeluarkan lawan dari lawannya, dan dia maha kuasa atas segala sesuatu.
Ayat 81-82, maksud ayat tersebut adalah “ dan apakah manusia kehilangan akal sehingga tidak menyadari kuasa-Nya? Tidakkah dia yang maha kuasa itu, yang menciptakan langit dengan dengan segala bintang dan planet-planetnya yang demikian besar dan luas, dan menciptakan bumi dengan aneka ragam makhluk yang menghuninya? Tidakkah Tuhan yang demikian hebat dan mengagumkan ciptaanNya, maha kuasa untuk menciptakan kini dan masa datang siapapun seperti mereka yang mengingkari keniscayaan ini walau jasad mereka telah hancur. Akan tetapi orang-orang yang ingkar meragukan kekuasaan Allah untuk mewujudkan kembali sesuatu yang telah pernah ada dan bahannya pun masih ada. Tidakkah kamu mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan waktu atau bahan untuk menciptakan atau mewujudkan sesuatu. Tidak lain perintahNya, apabila dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya : ‘ jadilah , maka terjadilah apa yang di kehendakiNya, sesuai kehendakNya kapan, bagaimana dan dimana pu juga. Jadi ayat tersebut berbicara tentang kuasa Allah yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

4. Ibrah Q.S. Yasin ayat 78-82
Ibrah yang dapat diambil dari surah ini adalah :
 a. Allah yang telah menciptakan manusia, dunia ini beserta isinya, oleh karena itu janganlah sombong dan menjadi pendurhaka.
 b. Dengan keEsaan dan kuasanya Allah dapat melakukan apa yang dikehendaki-Nya.
Tunjukkan lebih banyak tanggapan

JANGAN TAKUT BERJUANG DI JALAN ALLAH

JANGAN TAKUT MENDERITA KARENA IMAN
:
وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan... (QS. An Nisa’: 104)
“Luar biasa ayat ini, Saudara” seru Habib Rizieq. “Apa yang Allah katakan dalam ayat ini? Hai orang beriman, hai orang Islam, la tahinu, jangan merasa lemah. Jangan kau merasa tidak berdaya. Jangan kau merasa tidak kuasa tidak kuat. Fibtigha’il qoum, di dalam mengejar dan menghadapi musuh-musuhmu.”
Lebih lanjut Habibe Rizieq menjelaskan bahwa melalui ayat ini Allah membongkar rahasia musuh. Yakni jika umat Islam merasa sakit saat melawan musuh, musuh-musuh Islam juga merasa sakit. Bahkan umat Islam masih punya harapan dapat ridha Allah dan surga Allah, sedangkan musuh-musuh Islam tidak punya harapan sama sekali.
“Allah memberi tahu, kalau kita sakit melawan musuh, musuh lebih sakit dari kita. Kita pusing, musuh lebih pusing. Kita pusing mikir musuh, musuh lebih pusing lagi. Kadang-kadang kita bergetar sedikit takut kepada musuh, musuh lebih takut dari kita, sampai terkencing-kencing,” kata Habib Rizieq.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari

HAJI EDI, SUYATNO DAN M RAKIB SILATURRAHMI RUTIN

DOLAR MENDAMPINGI PESERTA PENATARAN GENDER, REKAMAN M RAKIB

PENANANDATANGANAN KOMITMEN BERSAMA LPMP DAN DINAS PENDIDIKAN

Sunday, April 9, 2017

JEMBATAN MERAH TEMPAT MATI JENDERAL MALABI, BY M RAKIB

JEMBATAN MERAH TEMPAT MATI JENDERAL MALABI, BY M RAKIB

DENGAN ALSAN KASIHAN, DIANGKAT JADI GURU, KUALITAS RENDAH

DENGAN ALSAN KASIHAN, DIANGKAT JADI GURU, KUALITAS RENDAH

CARA MENGAKHIRI SATU SESI PENATARAN KARAKTER BANGSA M RAKIB

DISKUSI TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KELUARGA, BY M RAKIB RIAU

BOLA BOLA SEMEN PINGGIR JALAN SURABAYA, BY M RAKIB, APRIL 2017

BOLA BOLA SEMEN PINGGIR JALAN SURABAYA, BY M RAKIB, APRIL 2017

BERKISAH TENTANG BARMAWI,MARDAN , KUNUN, DAHULNYA DI LPMP PALEMBANG,

BAPAK MUHAMMAD ABDUH MENUTUP ACARA KARAKTER, BY M RAKIB

Saturday, April 1, 2017

`KAYU HIJAU MENYIMPAN API DAN ENERGI, KAJIAN Dr M Rakib Jamari Pekanbaru

WI-FI-NYA AL-MAIDAH, PASSWORDNYA "KAFIR" PULA, aduh mak apakah aku masih punya harga diri?

Memperolok-olok AL-Maidah dengan passwotnya kafir
Melecehkan Quran, bukan sekedar menyindir
PPP dan Ketua NU, bagaikan tersambar petir
Sudah berusaha menutupi, tapi penyakit baru, hadir.

WI-FI-NYA AL-MAIDAH, PASSWORDNYA KAFIR PULA
AL-MAIDAH YANG SAKRAL, SEKALI LAGI TERNODA
TERENYUHNLAH ULAMA, SELURUH DUNIA
SUDAHLAH BERA,I DIUYUH PULA
SIAGAINDONESIA.COM Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai secara sadar sinis dan menghina agama Islam dan Alquran. Pasalnya, Ahok kembali mengolok-olok surat Al Maidah.
Ahok dan Djarot, dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2017. Laporan kali ini menuding Ahok-Djarot melakukan penodaan agama karena mengusulkan Wi-Fi gratis bernama ‘Al-Maidah’ dengan password ‘kafir’.
Pelapornya adalah Damai Hari Lubis, seorang pengacara. Dalam berkas bernomor LP/208/II/2017/Bareskrim itu, dia melaporkan Ahok dan Djarot dengan sangkaan penodaan terhadap ayat suci Al-Quran Al-Maidah ayat 51 dan pelanggaran terhadap Pasal 421 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana juncto Pasal 55 KUHP tentang penyalahgunaan kekuasaan.
Lubis mengatakan dia melaporkan Ahok berdasarkan rekaman video yang menampilkan Ahok dalam sebuah rapat, yang mengusulkan jaringan Wi-Fi gratis diberi nama Al-Maidah. Sedangkan Djarot terseret hanya karena dia tertawa dalam video itu.
Rekaman itu cukup menjelaskan konteks percakapan Ahok. Antara lain, dalam rapat tersebut, Ahok berbicara ihwal pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)–yang aman dari predator seksual dan preman. Nah, dalam topik itu, Ahok punya gagasan membangun RPTRA di sekitar masjid.
“Tanya rumah-rumah, tanah, di sekitar masjid. Mau enggak diwakafkan tanda kutip? Bukan diwakafkan. Kita beli gitu lho, saya mau jadiin RPTRA,” katanya.
Menurut Ahok, area di sekitar masjid adalah lokasi yang aman bagi anak, sebab selalu ada orang yang beraktivitas–anak-anak bisa terpantau.
“Karena masjid itu selalu ada orang. Dari subuh, zuhur jam 12, asar, magrib, isa. Ada pengajian lagi. Terus ada marbot,” kata dia.
Ia juga memberikan perbandingan, “Lebih aman main di halaman masjid atau di halaman preman enggak jelas?”
Lebih lanjut, Ahok berencana, RPTRA di sekitar masjid akan dipasang perangkat Wi-Fi.”Pasangin Wi-Fi, nanti kita bisa bikin tuh sama marbot-nya. Ada password-nya tuh Wi-Fi. Surat Al Maidah ayat 51, kata apa yang dipakai buat password ‘kafir’,” kelakar Ahok.
Sekilas, terdengar suara tawa dari sebagian hadirin. Djarot, yang duduk persis di samping Ahok, juga ikut tertawa.
Di sini Lubis menyayangkan karena dalam video itu, Ahok kembali memperolok Surat Al-Maidah. “Kami membawa alat bukti video YouTube,” kata Lubis saat dihubungi. Dia menduga video itu direkam saat Ahok-Djarot rapat di Balai Kota Jakarta. Lubis meminta polisi memproses laporannya ini.
Rekaman video berdurasi 1 menit menyebar. Isinya mengenai rapat jajaran Pemprov DKI. Saat itu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama berbicara mengenai wifi.
Entah apa konteks ucapan Ahok itu dan kapan rapat Pemprov DKI digelar. Duduk di sebelah Ahok ada Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat. Ahok sempat membuka kalimatnya dengan membicarakan marbot masjid. Lalu dia menyinggung soal fasilitas wifi di masjid dan keluarlah kata-kata username dan password tersebut.
Video yang kembali viral itu mendapatkan berbagai macam tanggapan. Tentu saja karena berkaitan dengan Pilgub DKI, ada yang menyebarkannya dengan tujuan untuk politisasi. Apalagi di keterangan si pengunggah, video itu terjadi pada 12 Oktober 2015 lalu. Tak ada yang mempersoalkannya sebelum pemilihan gubernur dan wakil gubernur terjadi.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari

Komentar Facebook