Friday, February 12, 2021

 

SATU TITIKPUN HUKUM TAURAT TAK BOLEH DIUBAH

Catatan Kecil Dr.Mura

Matius 5:17- 19.

 HUKUM TAURAT

5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya 1 . a

5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. B

5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat c  sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

 

THE LAW

5:17 "Think not that I came to destroy the law or the prophets. I did not come to destroy it, but to fulfill it. 1.

5:18 For I say to you, Behold, as long as the heavens and the earth have not perished, not one jot or not a dot will be removed from the law, until everything is done. B

5:19 Therefore whoever abolishes even the smallest commandment of the law, and teaches it to others, will occupy the lowest place in the kingdom of heaven. but whoever keeps and teaches all the commandments of the law, he will occupy a high place in the kingdom of heaven.

 

 

NABI ISA BUKAN LOGOS, BUKAN FIRMAN

Catata  Kecil Dr.Mura Riau.

      Yahya Waloni selalu menyatakan “Adanya agama filsafat”, bukan saya anti Yahya Waloni, tapi memang filsaafat itu tumbuh dalam setiap agama. Dalam Islam ada filsafat sufi, adalah agama Masehi ada filsafat Platonisme.

    Dikutip dari Acedadocto World Press, bahwa Paul Tillich dalam bukunya “A History of Christian Thought” menjelaskan: bagaimana ajaran teologi Yunani merasuk kedalam doktrin Trinitas melalui Logos (Firman). “Christianity took from its great competitor (Stoic) many fundamental idea. The first is the doctrine of the logos, a doctrine that may bring you to despair when you study the history of Trinitarian and Christianity can not be understood without it” (Kristen menganut dari saingannya (Filsafat Stoa) berbagai ajaran dasar. Yang pertama adalah ajaran tentang Logos (Firman), suatu ajaran yang dapat membuat anda kecewa manakala anda mempelajari sejarah trinitas dan pemikiran Kristen. Pertumbuhan ajaran Kristen tidak dapat dimengerti tanpa bersandar pada ajaran ini (Stoa).

Justine Martyr dengan bangga mengatakan: “This is (Platonis) the only philosophy which I have found certain and adequate”.

(Ini (Platonis) adalah satu-satunya filsafat yang menurut saya cocok dan pantas).

And vice versa he said: “Those who live according to the Logos, are Christians”.

(Dan sebaliknya dia berkata: “Mereka yang menganut Logos, adalah Kristiani).

Tanya : Apakah Yesus mengajari murid-muridnya dan umat Israel tentang Logos, atau apakah beliau pernah mengatakan bahwa dia adalah Logos?

Jawab : Ketika Yesus diuji oleh Ahli Taurat dan orang-orang Saduki, apakah beliau sudah tercemar oleh filsafat Yunani atau masih mempertahankan tauhid, beliau memberikan jawaban yang tegas: “Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa“. (Markus 12:29)

      Masih menurut Acedadokto World Press bahwa di saat yang sangat penting dan ditunggu-tunggu oleh pemuka agama Yahudi ini, Yesus tidak pernah menyebut-nyebut Logos atau menyatakan dirinya sendiri sebagai Logos (Firman hidup). Oleh karena itu para pemuka agama Yahudi merasa lega dan mengatakan: “Tepat sekali, guru, benar katamu itu, bahwa Dia (Tuhan Allah) esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia (Tuhan Allah)”. (Markus 12:32).

 

Tanya : Siapa yang menganjurkan untuk menyembah Logos/Firman?

 

Jawab : Yang menganjurkan menyembah logos adalah Justine Martyr (100-165 M), dia terlahir dan dibesarkan dalam keluarga penyembah berhala (Delaney 1983). Dalam upayanya untuk mengawinkan ajaran Kristen dan filsafat Yunani, dalam bukunya “2 Apology 13”, dia mengatakan:

For next to God we worship and love the Word (Logos), who is from the unbegotten an ineffable God, since he also became man for our sakes”.

(Selain Tuhan, kita menyembah dan mencintai Firman (Logos) yang berasal dari Tuhan yang tidak diperanakkan dan tidak dicipta, yang juga menjadi manusia demi untuk kita).

Dalam pernyataannya ini, Logos Yunani yang telah menjadi daging, ikut disembah sebagai obyek lain disamping Tuhan. Kata “next to” (kemudian dari, selanjutnya) memberikan gambaran bahwa obyek lain tersebut kedudukannya lebih rendah dari Tuhan. Apalagi Justin Martyr tidak pernah mengatakan bahwa Logos/Yesus adalah Tuhan.

"Pada mulanya adalah Logos (firman), Logos (firman) itu bersama dengan Tuhan, dan Logos (firman) itu berasal dari Tuhan." Yohanes kemudian mengadopsi Hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan Injil Yohanes, lalu merubah kalimat: "Logos itu berasal dari Tuhan"; menjadi "Firman itu adalah Allah."

Supaya anda tahu saja. Yohanes 1 ini bukan perkataan Tuhan kepada Yesus, atau perkataan Yesus kepada Yohanes, tapi melulu cuma akal-akalan Yohanes!

 

Ayat-ayat Yohanes 1:1-14 sesungguhnya berasal dari Hymne Platonis yang diperkenalkan oleh Philo dari Alexandria. Sedangkan mengenai ayat 15 s.d 18, eh, ...  bagaimana pula ayat-ayat itu bisa ada di sana? Dari mana pula asalnya, jika ayat 1 sampai 14 sendiri mentah-mentah adalah hasil jiplakan?

 

Jadi, coba perhatikan baik-baik kalimat pertama Yohanes dari hasil jiplakan tsb.

 

"Pada mulanya adalah Logos (firman), Logos (firman) itu bersama dengan Tuhan, dan Logos (firman) itu berasal dari Tuhan." Yohanes kemudian mengadopsi Hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan Injil Yohanes, lalu merubah kalimat: "Logos itu berasal dari Tuhan"; menjadi "Firman itu adalah Allah."

 

Plagiarism dan pencaplokan ajaran Platonis oleh (siapapun yang mengaku sebagai) Yohanes ini ke dalam Injil, dijelaskan oleh bapa gereja Santo Agustinus dalam bukunya The Confession of St. Augustine di bawah sub judul "Kitab Suci dan Filsafat Penyembah Berhala"; sebagai berikut:

"Book of the Platonis that had been translated from Greek into Latin. In then I read, not indeed in these words but much the same thought, enforced by many varied arguments that: In the beginning was the word, and the word was with God and the word was God. All things were made by him, and without him nothing was made."

 

["Buku filsafat Platonis yang telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Di dalamnya saya baca, walaupun tidak sama persis tetapi jalan pikirannya sama, didukung dengan berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama Tuhan, dan firman itu adalah (dari) dari Tuhan. Segala sesuatu dijadikan oleh dia (firman) dan tanpa dia (firman) tidak ada yang dijadikan."]

 

Catatan kaki Alkitab The New Testament of the New American Bible, 1970 hal. 203, memperkuat pendapat bahwa Yohanes 1:1-18 bukanlah bagian Injil Yohanes, melainkan karya lepas yang kemudian dimasukkan menjadi pembuka kitab Yohanes tersebut:

 

"John 1:1-18; "The prologue is a hymn, formally poetic in style; perhap originally an independent composition and only later adapted and edited to serve as an overture to the Gospel."

 

["Yohanes 1:1-18; pembukaan ini merupakan hymne berbentuk syair; mungkin berasal dari karya bebas, yang kemudian baru dikutip dan diedit untuk berperan sebagai pembuka Injil."]

 

Kalau kita coba artikan ayat pertama yang sudah "diubah-suaikan" oleh Yohanes dari aslinya; "Logos (firman) itu berasal dari Tuhan" menjadi "Firman itu adalah Allah" tsb menurut kaidah bahasa Indonesia, maka kita dapat menduga kuat bahwa tujuan yang diinginkan oleh si penulis sebenarnya adalah agar kita mengerti bahwa firman itu adalah Tuhan sebagaimana bunyi lengkapnya ini: "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."

 

Tetapi tahukah anda bahwa di dalam struktur bahasa Indonesia, kalimat itu sebenarnya tidak memiliki makna apa-apa?

Perhatikanlah bila kita ganti kata Firman menjadi Tuhan atau sebaliknya (seperti kemauan penulis), maka ayat pertama pembuka Kitab Yohanes itu akan berbunyi begini:

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Firman dan Firman itu adalah Firman." Atau, "Pada mulanya adalah Allah; Allah itu bersama-sama dengan Allah dan Allah itu adalah Allah."

Lantas, menurut anda apa arti kalimat itu?

Lebih repot lagi jika kita fokus pula pada kata "bersama-sama" dalam ayat tersebut yang jelas-jelas menunjukkan pengertian bahwa firman yang satu tidak sama dengan firman yang lain, atau Allah yang satu tidak sama dengan Allah yang lain. Sebab firman yang satu bersama-sama dengan firman yang lain menunjukkan bahwa di sana ada DUA firman.

Demikian juga dengan kata Allah; Allah yang satu tidak sama dengan Allah yang lain, atau artinya di sana ada DUA Allah.

Saya yakin anda akan protes bahwa saya tidak boleh membolak-balik kalimat pertama Yohanes 1 itu seenak perut saya.

Baik! Kita kembalikan pada susunan semula, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah". Bukankah tetap saja kalimat itu menunjukkan bahwa Firman dan Allah tidak sama, alias dua hal yang berbeda?

Dalam susunan ayat tersebut ada kata penghubung "bersama-sama". Artinya, jika saya berkata "Si Iman bersama-sama si Amin", maka anak SD sekalipun dapat mengerti bahwa si Iman tetap si Iman, si Amin tetap si Amin, alias si Iman bukan si Amin!

Jadi, berdasarkan ayat yang ditulis dalam Yohanes 1 itu sendiri jelas ditunjukkan bahwa Firman tidak sama dengan Allah. Atau dengan kata lain, Firman bukan berarti Allah.

Sementara itu, dengan mengutip dari perbendaharaan bahasa Arab, anda sekalian juga suka sekali menyebut bahwa "Kalamullah itu adalah Allah". Padahal Kalam itu bukan Allah, dan Allah bukan Kalam.

Allah dan Kalam jelas sekali adalah dua hal yang sangat berbeda!

KESIMPULAN

Yohanes 1:1-18 dengan sendirinya harus gugur demi menjunjung tinggi kesucian wahyu Illahi, martabat seluruh umat manusia, dan penghargaan sepantasnya kepada akal dan hati nurani setiap insan berdasarkan alasan-alasan sederhan sbb:

Bukan merupakan firman dari Allah kepada Yesus,

Bukan pula ajaran dari Yesus kepada Yohanes,

Tapi ditulis atas inisiatif Yohanes sendiri, bahkan dengan cara plagiarism dari kitab orang lain yang sama sekali tidak dimaksudkan untuk memuja Isa.

[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]

Injil Yohanes 1:1-3; Benarkah Firman Adalah Tuhan?

 

 

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook