DI LPMP , SEDANG MENANTANG
TEMAN MENATAR BERULANG-ULANG
YANG LAINNYA, BERIBA HATI MEMANDANG
IBARAT BOLA KAKI, SEPULUH KOSONG
TEMAN MENANG, PENONTON MELOMPONG
SESAMA WI, DIKALAHKAN SAMPAI KOSONG
PARA PEMIMPINNYA PANDAI BERBOHONG
TERASA DUANIA, SEAKAN KIAMAT
YANG IKUT SERTA, CUMA KERABAT
YANG LAINNYA, DIMABAT-HAMBAT
OH MENTERI PENDIDIKAN, CARIKAN OBAT
INILAH KELUHAN, TOLONG DENGARKAN
DARI WI RIAU, PENUH TANGISAN
SHOLAT HAJAT, SUDAH DILANCARKAN
APA BALASANNYA, TERSERAH TUHAN
DERAMA SEPULUH KOSONG, TAK AKAN BERAKHIR
BAIK WARSITO, MAUPUN ASWIR
APEL SENIN, SETIA HADIR
SHALAT JAMAAHPUN, TAK PERNAH MUNGKIR
SEMOGA TULISAN INI, DIBACA ORANG KUAT
KARENA SILEMAH, SEDANG SAKARAT
BAIK DI RIAU, MAUPUN JAKARTA PUSAT
PERIKSALAH KAMI, PENCEMBURU BERAT
CEMBURU, IRI DAN DENGKI,
SEJAK LAMA, DIBUANG DI HATI
TAPI KEZALIMAN, BERTUBI-TUBI
LUKA YANG SEMBUH, TERGORES KEMBALI
SUDAHLAH, ITU TAKDIR,
REZEKI MEREKA, JANGAN DIFIKIR
IBANYA HATI, NANGIS BEZIKIR
BERILAH PETUNJUK, SIRAKUS YANG TETAP HADIR
JERITAN INI, UNTUK PRESIDENKU
RAKYAT KECILMU, KINI TERBELENGGU
KASIHAN TEMAN, SELALU DITUNGGU
TAPI HATINYA, BESI DAN BATU
MANUSIA BERHATI BINATANG!
Oleh M.Rakib Jamari Riau Indonesia
Penulis tertarik dengan yang ditulis Oleh Hartono
Ahmad Jaiz
Tentang Manusia Berhati Binatang, Bermental Iblis:
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
{ سِتْرُ مَا بَيْنَ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إذَا دَخَلَ
الْكَنِيفَ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ اللَّهِ }( ابن ماجه )
Dinding
penutup antara mata jin dan aurat manusia ketika seseorang masuk jamban adalah
kalau ia mengucapkan Bismillaah. (HR Ibnu Majah dalam Kitab Thoharoh / 242)
Iblis dan bala tentaranya adalah sosok-sosok yang
jiwanya kotor terus-menerus. Mereka selalu mengintip aurat dan kejelekan. Iblis
telah mencopot pakaian Adam ’alaihis salam dan isterinya sedangkan
keduanya itu di surga. Lalu di dunia ini Iblis, wadya balanya, dan partainya
membelejeti pakaian taqwa dari jiwa manusia, dan mencopoti pakaian penutup
aurat dari badan. Sehingga keadaan telanjang menjadi pemandangan nyata yang
dianggap biasa, sedang menampakkan aurat sudah menjadi hal yang lumrah di
kalangan manusia tanpa ada halangannya.
Tetapi kalau
memang kita tetap teguh mengikuti syari’at Islam, maka tidak akan terjadi yang
demikian itu. Iblis tak mampu, sampai di tempat-tempat yang kita harus buka
aurat pun, iblis tak mampu melihatnya, (karena ada do’a seperti tersebut di
atas). Maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dzikir dan keutamaan
berserah diri kepada-Nya itu sebagai pencegah bagi mata barisan iblis dan
partainya. ([1]Lihat Hasan Ahmad
Qothomisy, Al-Muwajahah As-Shiro’ ma’as Syaithon wa Hizbihi, Daru Thibah
Ar-Riyadh 1415H/ 1995, cet I, hal 147)
Wanita
Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
إنَّ الْمَرْأَةَ
تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ
Sesungguhnya
wanita itu menghadap ke muka dalam bentuk syetan, dan ke belakang dalam bentuk
syetan (pula). (HR
Muslim Juz 10 Kitab Nikah, hal 177).
[1] حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى امْرَأَةً أَحَدُكُمْ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ. (مسلم)
Riwayat dari
Jabir bahwa Rasulullah saw melihat seorang perempuan maka beliau datang ke
isterinya, Zainab yang sedang menggosok kulit (binatang) miliknya yang mau
disamak, lalu beliau menunaikan hajatnya (berhubungan dengan isteri itu),
kemudian beliau keluar ke sahabat-sahabatnya, lalu bersabda: Sesungguhnya
wanita itu menghadap ke muka dalam bentuk syetan, dan (menghadap) ke belakang
dalam bentuk syetan (pula). Maka apabila salah satu di antara kalian melihat
seorang perempuan, hendaklah ia datang ke isterinya, karena hal itu membalikkan
apa yang ada pada dirinya (yakni gejolak syahwat). Dalam riwayat lain, bahwa
Nabi saw melihat seorang perempuan, lalu periwayat menyebutkan seperti tadi,
hanya saja dia berkata, maka beliau datang ke isterinya, Zainab, dan dia sedang
menggosok kulit yang mau disamak, dan periwayat tak menyebut menghadap ke
belakang dalam bentuk syetan. (HR Muslim)
Mujahid rahimahullah berkata: Ketika perempuan
menghadap ke depan (datang), maka syetan duduk di atas kepalanya lalu
menghiasinya untuk orang yang melihatnya, dan ketika perempuan itu menghadap ke
belakang (pergi), syetan duduk di atas bagian belakangnya lalu ia memperindahnya
untuk orang yang melihatnya.(Al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkaamil Quran, juz 12/
227)
تفسير
القرطبي ج: 12 ص: 227
وقال مجاهد إذا أقبلت المرأة جلس الشيطان على رأسها فزينها لمن ينظر فإذا أدبرت جلس
وقال مجاهد إذا أقبلت المرأة جلس الشيطان على رأسها فزينها لمن ينظر فإذا أدبرت جلس
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga memperingatkan:
{ إنَّ
الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ , وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا
فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ , فَاتَّقُوا الدُّنْيَا , وَاتَّقُوا النِّسَاءَ ,
فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ }
Sesungguhnya
dunia itu manis lagi hijau. Dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu sekalian
khalifah di dunia, lalu Allah mengawasi bagaimana kamu berbuat. Maka jagalah
dirimu tentang dunia dan jagalah dirimu tentang wanita. Maka sesungguhnya
bencana/fitnah Bani Israil adalah dalam hal wanita. (HR Muslim Juz 17 Kitab Riqoq
hal 55).
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Kitab Shahihain:
وَفِي
الصَّحِيحَيْنِ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رضي الله عنهما عَنْ النَّبِيِّ صلى
الله عليه وسلم قَالَ : { مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى
الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ }
Aku tidak
meninggalkan fitnah/bencana yang lebih berbahaya atas kaum lelaki (selain
bahaya fitnah) dari perempuan. (Al-Fath juz 9 , Hadits 5096, dan Muslim juz 18
hal 54)
Sa’id bin Al-Musayyib rahimahullah berkata, Jika syetan putus asa
mengenai sesuatu maka ia kemudian pasti mendatangi sesuatu itu dari arah
perempuan. Sa’id pun berkata lagi, Tidak ada sesuatu yang lebih aku takuti di
sisiku kecuali perempuan. (Siyaru ‘a’laamin Nubalaa’ Juz 4 / 237)
Kalau syetan putus asa dalam hal tertentu, maka dia
akan melancarkan godaan itu dari arah perempuan. Apa yang dikatakan Sa’id bin
Al-Musayyib rahimahullah tersebut dalam kenyataan kini tampak nyata.
Sudah menjadi rahasia umum, ada proyek-proyek yang dilancarkan pengurusannya
pakai umpan wanita. Itulah praktek syetan. Maka Sa’id yang di zaman sahabat
tidak ada kebiasaan model syetan seperti sekarang pun, dia paling takut
terhadap wanita.
Dan
hadits tentang wanita kadang panjang, itu tidak lain karena wanita itu adalah
pengikut syetan terkutuk yang paling banyak. Wanita pengikut syetan itu adalah
tali-tali dan perantara untuk para pengikut syetan. Bagaimana tidak, sedangkan
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhabarkan bahwa
wanita itu penghuni neraka yang paling banyak, dan mereka tidak masuk neraka
kecuali karena mengikuti iblis dan tentara-tentaranya. Dan tidaklah manusia
mengikuti iblis kecuali karena iblis telah menguasai mereka. Dan iblis tidak
menguasai kecuali dengan banyaknya maksiat dan dosa. Sedang kekuasaan iblis dan
partainya itu dengan cara menganggap indah dan bagus dosa-dosa dan maksiat.
Dalam Hadits
disebutkan:
إنَّمَا
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ ,
Wanita itu
adalah aurat, maka apabila ia keluar, diincar oleh syetan. (Hadits Shahih Sunan Tirmidzi
no 936, dan Thabrani di Al-Kabier juz 3/ 64, dan lihat Al-Irwaa’ no 273)
Perempuan
sebagai salah satu sarana iblis untuk merusak
Iblis
menyodorkan fitnah pada wanita guna menyesatkan dan merusak. Al-Qur’an telah
mengisahkan contoh-contoh adanya bencana-bencana/fitnah lewat wanita. Di antara
kisah-kisahnya adalah:
1. Godaan
Syetan untuk Kaum Tsamud lewat wanita
Ibnu Jarir dan lain-lain dari ulama salaf (generasi
Sahabat, Tabi’ien, dan Tabi’ut Tabi’ien) menyebutkan bahwa dua wanita dari kaum
Tsamud, salah satunya Shoduq putri Al-Mahya bin Zuhair bin Al-Mukhtar, dia
adalah bangsawan dan kaya. Sedang ia di bawah suami yang telah masuk Islam,
lalu wanita ini menceraikan suaminya itu. Lalu wanita ini mengundang anak
pamannya yang disebut Mashro’ bin Mahraj bin Al-Mahya, dan wanita ini
menyodorkan dirinya pada lelaki anak pamannya itu bila ia berani membunuh onta
(Nabi Shalih ’alaihis salam).
Wanita
lainnya adalah `Unaizah binti Ghanim bin Majlaz dijuluki Ummu ‘Utsman. Dia ini
tua dan kafir, punya anak 4 wanita dari suaminya, Dzu’ab bin Amru, salah satu
kepala kaum. Lalu si perempuan tua ini menyodorkan ke-4 putrinya kepada Qadar
ibn Salif bila ia berani membunuh onta, maka ia akan kebagian putrinya mana
saja yang ia ingini. Lalu dua pemuda (Mashro’ dan Qadar) bersegera untuk membunuh
onta itu, dan berusaha mencari teman di dalam kaumnya. Maka 7 orang lainnya
merespon ajakannya itu, jadi jumlahnya 9 orang. Mereka inilah yang disebutkan
dalam firman Allah subhanahu wata’ala:
وَكَانَ فِي
الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ(48)
Dan adalah
di kota itu, sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan
mereka tidak berbuat kebaikan. (QS. An-Naml[27] :48)
Dan mereka berusaha pada seluruh
kabilah itu dan mempropagandakan untuk membunuh onta, lalu mereka menyambutnya
dan sepakat untuk membunuh onta itu. Lalu mereka berangkat mengintai onta.
Ketika onta itu muncul dari kawanan yang mendatangi air, lalu Mashro’
bersembunyi untuk menyergapnya, lantas melemparkan panah padanya dan menancaplah
di tulang kaki onta. Dan datanglah wanita-wanita membujuk kabilah itu untuk
membunuh onta, sedang wanita-wanita itu membuka wajah-wajahnya (dari
kerudungnya) untuk menyemangati kabilahnya. Lalu Qadar bin Salif mendahului
mereka mengeraskan (hantaman) pedangnya atas onta itu maka putuslah urat di
atas tumitnya, lalu jatuh tersungkurlah onta itu ke bumi.(Tafsir At-Thabari juz
8 / 227-228, Al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir juz 1/ 127, Al-Kamil fit
Taariekh Ibnul Atsier juz 1/ 51-52).
تفسير الطبري
ج: 8 ص: 227
وكانت امرأة من ثمود يقال لها عنيزة بنت غنم بن مجلز تحذر سقبها ثم طعن في لبتها فنحرها
وكانت امرأة من ثمود يقال لها عنيزة بنت غنم بن مجلز تحذر سقبها ثم طعن في لبتها فنحرها
Wanita yang
menyemangati Mashro’ adalah isteri pemimpin, sedang yang menyemangati Qadar
adalah isteri pejabat juga. Adapun Qadar bin Salif sendiri termasuk pemimpin,
jadi mereka itu orang elit semua.
Perempuan pertama telah menyodorkan dirinya kepada
Mashro’, sedang perempuan kedua menyodorkan puteri-puterinya kepada Qadar. Dan
perempuan-perempuan kabilah itu telah keluar dengan membujuk orang-orang agar
membunuh onta dengan cara membuka wajah-wajah mereka. Sungguh telah terjadi
fitnah wanita itu sebagai jalan masuknya Iblis kepada para pembesar, dan Iblis
bersandar bersama mereka untuk membunuh onta yang menjadi ayat Allah subhanahu
wata’ala yang
disampaikan kepada nabi-Nya, Shalih ’alaihis salam.
Demikian ini
tampak bagi kita, para pembesar (kaum elit) bersepakat semuanya, laki-laki
maupun perempuan.
2. Kepala
Nabi Yahya ’alaihis salam Dipenggal untuk Pelacur
Hal itu dikatakan kepada Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhu oleh
Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha di suatu tempat di Masjidil Haram. Demikian itu
ketika Ibnu Zubair radhiyallahu ‘anhu disalib, lalu Ibnu Umar menoleh ke Asma’ seraya
berkata: Jasad (anakmu) ini sebenarnya bukan apa-apa, sedang yang di sisi Allah
adalah arwahnya. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah subhanahu
wata’ala dan
bersabarlah.
Lalu Asma’ menjawab, Apa yang menghalangiku (untuk
bersabar), sedangkan kepala Yahya bin Zakaria ’alaihis
salam (saja)
sungguh telah dihadiahkan kepada seorang pelacur dari Bani Israel. (Siyaru
A’laamin Nubalaa’ juz 2/ 294, Al-Fashlu fil Milal 4/ 57, Al-Muhalla juz 2/22,
‘Audul Hijaab juz 2/195, dan orang-orangnya terpercaya, khabar itu tetap untuk
kisah., Al-Muwajahah hal 80).
الفصل في
الملل [ جزء 4 - صفحة 57 ]
عن سفيان بن عيينه عن منصور بن صفية
عن سفيان بن عيينه عن منصور بن صفية
Kenyataan dari kisah ini adalah Asma’ binti Abu
Bakar radhiyallahu ‘anhuma menyebutkan dibunuhnya Nabi Yahya ’alaihis
salam itu
karena (permintaan) pelacur. Di sini kita lihat puncak kekuasaan iblis atas
orang-orang elit dengan dorongan syahwat seks di mana sampai membunuh seorang
nabi Allah yaitu Yahya bin Zakaria ’alaihimas salam. Walaupun berbeda-beda kitab-kitab
tarikh dalam rincian peristiwa itu, hanya saja intinya adalah; Seorang raja
masa itu di Damskus ada yang menginginkan kawin dengan sebagian mahramnya atau
wanita yang tidak halal baginya untuk dikawini. Lalu Nabi Yahya ’alaihis
salam mencegahnya,
sedangkan wanita itu menginginkan raja itu, maka ada suatu (ganjalan) yang
menetap di dalam jiwa wanita dan raja itu terhadap Nabi Yahya ’alaihis
salam. Maka
ketika antara wanita dan raja itu terjadi percintaan, wanita itu minta agar
diberi darah Yahya, lalu raja akan memberikan padanya. Maka raja mengutus orang
untuk mendatangi Nabi Yahya ’alaihis salam dan membunuhnya, dan
membawakan kepala Yahya kepada wanita itu! (Lihat Tarikh At-Thabari j 1/
346-347, Al-kamil Ibnu Atsir j 1/ 171, Al-Bidayah wan Nihayah j 1/49)
تاريخ الطبري
[ جزء 1 - صفحة 346 ]
إن ملك بني إسرائيل كان يكرم يحيى بن زكرياء ويدني دك فإن الله عز وجل إذا قتل نبي لم يرض حتى يقتل من قتله ومن رضي قتله
إن ملك بني إسرائيل كان يكرم يحيى بن زكرياء ويدني دك فإن الله عز وجل إذا قتل نبي لم يرض حتى يقتل من قتله ومن رضي قتله
Demikianlah
kondisi orang-orang terlaknat yang tidak menahan diri untuk tidak membunuh
nabi-nabi Allah. Bagaimana mereka tidak dilaknat? Sedangkan Nabi-nabi Allah itu
penyulut hidayah dan pemegang bendera kebenaran dan Tauhid, sedangkan iblis
terlaknat itu pembawa bendera neraka dan panji-panji kekafiran serta syirik.
(Dipetik dari Al-Muwajahah as-Shiro’ ma’as Syaithon wa Hizbihi oleh Hasan Ahmad
Qothomisy, Darut Thibah Ar-Riyadh cet I, 1415H / 1995 M)
3. Isteri Al-Aziz serta Yusuf `alaihis salam
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَرَاوَدَتْهُ
الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ
هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا
عَذَابٌ أَلِيمٌ(25)
“Dan wanita
(Zulaikha) yang Yusuf tinggali di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan
dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: `Marilah ke
sini, Yusuf berkata, Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah
memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zhalim tidak akan
beruntung.”
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan
itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu
andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami
memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu
termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
“Dan
keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf
dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka
pintu. Wanita itu berkata, Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud
berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab
yang pedih?” (QS
Yusuf [12] : 23-25)
Firman Allah subhanahu
wata’ala lagi:
فَلَمَّا
رَأَى قَمِيصَهُ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ إِنَّهُ مِنْ كَيْدِكُنَّ إِنَّ
كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ(28)يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا وَاسْتَغْفِرِي لِذَنْبِكِ
إِنَّكِ كُنْتِ مِنَ الْخَاطِئِينَ(29)
“Maka
tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah
dia: Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya
tipu daya kamu (wanita) adalah besar.”
“(Hai) Yusuf: Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai isteri) mohon
ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang
berbuat salah.” (QS
Yusuf [12] : 28-29)
Sesungguhnya
kisah Yusuf ’alaihis salam adalah contoh terbesar dalam menjelaskan
konsentrasi iblis atas kalangan penguasa, dan iblis menguasai mereka dari segi
syahwat seks melalui wanita. Sampai anak lelaki yang dibeli pun kemudian dirayu
untuk menzinai isteri tuannya. Allah menunjukkan bukti betapa iblis menggoda
lewat wanita terhadap manusia pilihan, yaitu Yusuf as, yang secara keturunan
adalah tertingi di kalangan para nabi. (Lihat hadits Nabi Muhammad saw dalam
Shahih Al-Bukhari, kitab al-anbiya’)
Karena Nabi Yusuf as adalah nabi, bin
nabi, bin nabi, bin nabi. Yaitu Nabi Yusuf as, bin Nabi Ya’qub as, bin Nabi
Ishaq as, bin Nabi Ibrahim as. Secara keteguhan agama, Yusuf yang dipelihara
tuannya di Mesir itu adalah calon nabi, yaitu orang yang dipercaya oleh Allah
swt untuk membawa risalah kepada umatnya. Namun orang yang luhur derajatnya
secara agama dan keturunan itupun diupayakan oleh Iblis untuk digarap, agar
terjerumus ke perbuatan nista, perzinaan; hanya saja Allah swt tetap
menyelamatkannya. Akibatnya Yusuf as dipenjarakan karena tak memenuhi hasrat isteri
penguasa itu. Jadi, orang yang menyelamatkan diri dari perbuatan nista dan
kotor, justru dipenjara.
Kisah ahsanal qoshosh, sebagus-bagusnya kisah itu
difirmankan Allah swt dalam satu surat khusus di Al-Qur’an, surat Yusuf, tentu
agar menjadi peringatan. Dengan membaca ayat-ayat tentang kisah itu tidak perlu
keterangan tambahan. Tetapi di sini tampak bagi kita gambaran dari kalangan
papan atas (at-thobaqotur rooqiyyah) di masa ribuan tahun lalu, seakan-akan
aksi jahat iblis lewat wanita itu adalah yang ada pada hari ini pula, dengan
leluasa dalam mengarahkan penyelewengan seks, dan kecenderungan untuk
menutup-nutupinya dari masyarakat. Dan inilah pentingnya semua kisah itu. (Dari
buku Hartono Ahmad Jaiz, Sumber-Sumber Penghancur Akhlaq
Islam, Pustaka
Nahi Munkar, Surabaya- Jakarta, 2010)
CERITA lain, di tanah Melayu, ada manusia berhati binatang. Mungkin syair di atas kali ini berbaur sedikit emosi. Ya, marah, geram, sedih, pelik, semuanya
bercampur! ‘Mood’ merenung di LPMP RIau Saban hari. Banyak nasib pegawai lain yang lebih malang dibanding WI Riau. 2013 ini.
Ini ada kisah di Maalaysia, yang mirip juga dengan Indonesia. Penulis tidak mau berbicara panjang dalam kisah yang lain, betapa berhati ‘binatang’nya manusia itu! Bayi baru lahir tanpa sekelumit dosa menerima hukuman kerakusan si ibu (mungkin juga tak selayaknya dipanggil IBU!). Dilempar ke dalam tong sampah, tempat pelupusan sampah, longkang, dan paling menusuk, lubang tandas turut dihumban si kecil itu.
Tatkala ini juga, mulalah ramai yang melatah. Kononnya mencari penyelesaian di sebalik ‘musibah’ yang berlaku. Diri ini cuma mampu tersenyum sinis bila terdengar cadangan “hukuman mati mandatori atau penjara 30 tahun jika sabit kesalahan”, “pembukaan pusat penjagaan bayi tanpa ibu bapa”, “ujian DNA akan dilakukan untuk mengenalpasti individu bertanggungjawab”. Bukan memperlekehkan usaha ini tapi lebih melihatnya akan jadi isu bermusim jika langkah pencegahan sekadar bermain lingkungan ‘menghukum dan menjaga’.
TREAT THE CAUSE
Seorang lelaki separuh abad yang menghidap penyakit darah tinggi sejak 10 tahun lalu, dihantar ke Unit Trauma dan Kecemasan sebuah hospital akibat bahagian kanan kaki dan tangannnya lemah secara tiba-tiba berserta mulut herot, air liur meleleh dan kesukaran untuk menelan. Diagnosis utama, pastinya stroke!Plain CT scan segera dilakukan dan didapati pendarahan dalam otak (hemorrhagic stroke). Dalam perubatan, langkah untuk menguruskan pesakit strok terbahagi 3:
1. Merawat punca (treat the underlying cause)
2. Mengelakkan berlaku strok yang seterusnya (prevent further stroke)
3. Mengelakkan dan merawat komplikasi (prevent and treat complications of stroke)
Dalam kes ini, tekanan darah yang mencecah 200++mmHg merupakan punca berlakunya pendarahan dalam otak. Maka, pesakit diberikan ubat bagi menurunkan tekanan darah (tetapi perlu secara perlahan-lahan dan tidak drastik supaya tidak berlakunya strok akibat kekurangan darah ke otak pula). Kemudian, setelah tekanan darah pesakit kembali stabil, barulah pesakit akan menjalani fisioterapi bagi mengembalikan semula fungsi kaki dan tangan yang lemah secara beransur-ansur. Dalam masa yang sama juga, bahagian yang lemah juga perlu digerakkan dalam selang masa tertentu supaya tidak mendapat luka (pressure sore).
Berbalik kepada isu buang bayi, bukan pula saya katakan hukuman kepada ‘manusia yang berhati binatang’ itu tidak perlu, bahkan cadangan pembukaan pusat jagaan bayi terbuang ini juga satu langkah yang mencerminkan pihak-pihak bertanggungjawab memandang serius isu ini. Cuma, langkah ketiga digembar-gemburkan tetapi bagaimana pula untuk merawat punca dan mengelakkan berlakunya kejadian-kejadian seperti ini pada masa akan datang?
BERBALIK SEMULA KEPADA ISLAM SEBENAR
Melihat senario yang semakin memualkan ini, pasti ramai turut ligat berfikir, apa puncanya?
Mungkin ini satu peringatan dari Yang Maha Kuasa buat kita semua. Tatkala akal manusia buntu memikirkan punca dan solusi terbaik kepada ‘musibah’ ini, jangan sombong untuk merujuk kepada Yang Maha Menciptakan.
Ini ada kisah di Maalaysia, yang mirip juga dengan Indonesia. Penulis tidak mau berbicara panjang dalam kisah yang lain, betapa berhati ‘binatang’nya manusia itu! Bayi baru lahir tanpa sekelumit dosa menerima hukuman kerakusan si ibu (mungkin juga tak selayaknya dipanggil IBU!). Dilempar ke dalam tong sampah, tempat pelupusan sampah, longkang, dan paling menusuk, lubang tandas turut dihumban si kecil itu.
Tatkala ini juga, mulalah ramai yang melatah. Kononnya mencari penyelesaian di sebalik ‘musibah’ yang berlaku. Diri ini cuma mampu tersenyum sinis bila terdengar cadangan “hukuman mati mandatori atau penjara 30 tahun jika sabit kesalahan”, “pembukaan pusat penjagaan bayi tanpa ibu bapa”, “ujian DNA akan dilakukan untuk mengenalpasti individu bertanggungjawab”. Bukan memperlekehkan usaha ini tapi lebih melihatnya akan jadi isu bermusim jika langkah pencegahan sekadar bermain lingkungan ‘menghukum dan menjaga’.
TREAT THE CAUSE
Seorang lelaki separuh abad yang menghidap penyakit darah tinggi sejak 10 tahun lalu, dihantar ke Unit Trauma dan Kecemasan sebuah hospital akibat bahagian kanan kaki dan tangannnya lemah secara tiba-tiba berserta mulut herot, air liur meleleh dan kesukaran untuk menelan. Diagnosis utama, pastinya stroke!Plain CT scan segera dilakukan dan didapati pendarahan dalam otak (hemorrhagic stroke). Dalam perubatan, langkah untuk menguruskan pesakit strok terbahagi 3:
1. Merawat punca (treat the underlying cause)
2. Mengelakkan berlaku strok yang seterusnya (prevent further stroke)
3. Mengelakkan dan merawat komplikasi (prevent and treat complications of stroke)
Dalam kes ini, tekanan darah yang mencecah 200++mmHg merupakan punca berlakunya pendarahan dalam otak. Maka, pesakit diberikan ubat bagi menurunkan tekanan darah (tetapi perlu secara perlahan-lahan dan tidak drastik supaya tidak berlakunya strok akibat kekurangan darah ke otak pula). Kemudian, setelah tekanan darah pesakit kembali stabil, barulah pesakit akan menjalani fisioterapi bagi mengembalikan semula fungsi kaki dan tangan yang lemah secara beransur-ansur. Dalam masa yang sama juga, bahagian yang lemah juga perlu digerakkan dalam selang masa tertentu supaya tidak mendapat luka (pressure sore).
Berbalik kepada isu buang bayi, bukan pula saya katakan hukuman kepada ‘manusia yang berhati binatang’ itu tidak perlu, bahkan cadangan pembukaan pusat jagaan bayi terbuang ini juga satu langkah yang mencerminkan pihak-pihak bertanggungjawab memandang serius isu ini. Cuma, langkah ketiga digembar-gemburkan tetapi bagaimana pula untuk merawat punca dan mengelakkan berlakunya kejadian-kejadian seperti ini pada masa akan datang?
BERBALIK SEMULA KEPADA ISLAM SEBENAR
Melihat senario yang semakin memualkan ini, pasti ramai turut ligat berfikir, apa puncanya?
Mungkin ini satu peringatan dari Yang Maha Kuasa buat kita semua. Tatkala akal manusia buntu memikirkan punca dan solusi terbaik kepada ‘musibah’ ini, jangan sombong untuk merujuk kepada Yang Maha Menciptakan.
“Dan milik-Nya meliputi segala apa yang
ada di langit dan di bumi, dan kepada-Nyalah (ibadah dan) ketaatan
selama-lamanya. Mengapa kamu takut kepada selain Allah? Dan segala nikmat yang
ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan,
maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila Dia telah
menghilangkan bencana dari kamu, malah sebahagian kamu mempersekutukan Tuhan
dengan (yang lain), Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan
kepada mereka; bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui
(akibatnya).”
An-Nahl: 52-55
An-Nahl: 52-55
Betapa kita kini menerima amaran demi amaran. Banjir,
tanah runtuh, puting beliung, keruntuhan akhlak remaja… Ada mesej yang perlu
direnung.
Solusi berbalik kepada ISLAM bukan retorik atau
idealistik. Institusi kekeluargaan dan media massa perlu mengambil peranan.
Sistem pendidikan negara seharusnya mampu mencorakkan generasi yang mampu
memimpin dan membangunkan ummah.Nah! Akhir sekali… bertemu kepada kuncinya, SISTEM PEMERINTAHAN itu sendiri!..
No comments:
Post a Comment