BURUNG-BURUNG YANG ANEH
Oleh M.Rakib Jamari,S.H.,M.Ag
Pernahkah
Anda mendengar burung yang bernama Ababil? Jika Anda seorang muslim sejati
pasti tidak asing lagi terhadap nama burung yang satu ini. Ia bukan jenis
burung yang spesiesnya ada di dunia, bukan pula jenis burung yang penciptaannya
untuk melengkapi keindahan dunia. Akan tetapi dia (Ababil) sengaja di ciptakan
Allah untuk menghancurkan kesombongan, keserakahan dan arogansi seorang
panglima perang yang paling ditakuti pada masanya itu.
Dialah
Abrahah, panglima perang negeri Yaman yang amat termahsyur karena kebengisan
dan kekuatan pasukannya. Akan tetapi, sekuat apa pun bala tentara manusia,
tidak akan pernah sanggup melawan kekuatan bala tentara Allah. Bala tentara
Allah itu salah satunya adalah Ababil.
Inilah
kisah yang sangat mengerikan itu, kisah yang terjadi pada masa sebelum
kelahiran Nabi Muhammad, Rasul akhir zaman. Kisah ini bermula ketika Abrahah
merasa iri terhadap kota Mekkah yang yang di dalamnya terdapat ka'bah atau
Baitullah yang selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang Arab yang hendak
melakukan ibadah haji setiap tahun. Pada masa Jahiliah, tata cara ibadah haji
tidak seperti pada masa Islam sekarang ini, dan tujuannya pun bukan untuk
menyembah Allah, melainkan berhala-berhala sembahan mereka yang terdapat di
sekitar ka'bah.
Ia
mempunyai hasrat yang besar ingin menghancurkan ka'bah dan mengalihkan
peribadatan orang-orang Arab ke Yaman, yaitu sebuah gereja besar yang didirikan
oleh Abrahah. Sebelum melakukan penyerangan ke Mekkah, ia terlebih dahulu
mengirimkan seorang utusan untuk memberi tahu maksud dan keinginannya. Utusan
itu menganjurkan bagi penduduk Mekkah agar mereka beribadah haji di Yaman saja.
Jika tidak, maka Ka'bah akan dihancurkan. Rupanya ancaman utusan Abrahah tidak
di hiraukan oleh penduduk Mekkah, mereka tetap saja beribadah di Mekkah.
Karena
pembangkangan penduduk Mekkah, akhirnya Abrahah benar-benar marah dan
memerintahkan seluruh pasukannya untuk segera bersiap-siap menyerang Mekkah dan
menghancurkan Ka'bah. Pasukan Abrahah ini memiliki peralatan perang yang sangat
lengkap, baju besi dan gajah-gajah yang akan di pergunakan untuk merobohkan
ka'bah. Apalah arti kekuatan manusia bila berhadapan dengan gajah-gajah!!
Sungguh amat kuat, tapi saksikanlah, sebentar lagi bala tentara Allah yang jauh
lebih kuat dari pasukan Abrahah akan menghancurkan Abrahah dan pasukannya tanpa
sisa. Abrahah memberitahukan tujuan penyerangannya bukan bermaksud ingin
berperang, melainkan hanya ingin menghancurkan Ka'bah. Kala itu penduduk Mekkah
yang dipimpin oleh Abdul Muthallib tidak dapat berbuat apa-apa untuk
menghentikan niat Abrahah. Tidak ada pilihan lain kecuali pasrah dan menyerah.
Beberapa
saat sebelum penghancuran Ka'bah, Abrahah memberi waktu kepada seluruh penduduk
Mekkah untuk segera meninggalkan Mekkah dan mengungsi. Abdul Muthollib
menginstruksikan kepada kaumnya untuk segera berlindung dan mengungsi dibalik
bukit-bukit disekitar Mekkah.
Ada
kisah tersendiri mengenai Abdul Muthallib dan Abrahah. Dalam perjalanan
ekspansi pasukan Abrahah menuju penghancuran Ka'bah, ternyata Abrahah telah
merampas unta-unta milik penduduk Mekkah dan sekitarnya, termasuk unta milik
Abdul Muthollib. Maka dengan amat murka, kakek Nabi ini memberanikan diri untuk
meminta kembali unta-unta yang dirampas Abrahah. Demi untuk mendapatkan kembali
harta bendanya,Muthallib pun mengunjungi tenda peristirahatan Abrahah seorang
diri tanpa pengawalan. Dan dialog pun terjadi di antara mereka..
Peristiwa
“burung ababil” ini terjadi waktu kelahiran muhammad, bukan setelah muhammad
menjadi nabi. Ada bbrp teori, ada yg mengatakan itu hujan meteor. Ada yg
mengatakan itu wabah penyakit.
Muslim menjawab :
lho..
bukannya yang anda tuntut adalah eksistensi Allah swt?
apa alasan anda kalau bukti berasal dari waktu
sebelum Muhammad saw menjadi nabi
Antek FFI menggugat
Nih postingan seorang muslim:
http://www.indonesia.faithfreedom.org/oldforum/viewtopic.php?p=67449&sid=353745a596e65b1b03fa297882c0e9f1
Demikian pula virus dahsyat yang dibawa oleh
serangga Ababil hanya menghancur luluhkan pasukan Abrahah. Dalam riwayat, Abu
Thalib, kakek Nabi yang menyaksikan bencana itu tidak ikut korban dalam bencana
itu.
Muslim menjawab :
terima-kasih anda memberikan link tersebut.
akan saya copy postingannya
bukankah apa yang disampaikan tersebut justru
memperkuat bukti tentang eksistensi Allah swt ?
posingan netter Muslim yang anda referensikan :
Rasulullah bersabda:
“Umatku ini dirahmati Allah dan tidak akan
disiksa di akhirat.
Namun, siksaan terhadap mereka di dunia berupa
fitnah-fitnah, gempa bumi, peperangan, dan berbagai musibah.” (HR. Abu Dawud).
Manusia, alam, dan bencana
Di dalam Alquran, ketiga istilah tersebut dapat
dibedakan. Azab lebih banyak digunakan untuk menyatakan siksaan dan hukuman
Tuhan terhadap para pendosa dan orang-orang yang melampaui batas. Azab hanya
ditujukan kepada para pendosa, sedangkan orang yang baik-baik luput dari azab
itu. Sedangkan musibah dan bala lebih banyak digunakan untuk menyatakan ujian
dan penderitaan kepada orang-orang, baik kepada para pendosa maupun kepada
orang yang baik-baik. Perbedaan antara musibah dan bala hanya terletak pada
skalanya. Musibah skalanya lebih besar dan lebih luas, sedangkan bala skalanya
lebih terbatas dan umumnya bersifat personal. Sebab musabab musibah terkadang
sulit dijelaskan karena lebih banyak bersifat makro dan akumulatif, sedangkan
bala lebih banyak bersifat mikro dan kasuistik, misalnya kecerobohan seseorang
berpotensi mendatangkan bala.
Dalam beberapa kasus memang agak sulit dipetakan
secara skematis. Perilaku menyimpang dan dan perbuatan melampaui batas manusia
sebagai makhluk mikrokosmos seringkali berbanding lurus dengan perilaku ganas
alam raya sebagai makhluk makrokosmos. Alam raya memang telah ditundukkan
(taskhir) untuk mengabdi kepada kepentingan manusia sebagai khalifah di bumi
(khalaif al-ardl), akan tetapi alam raya sepertinya memberi syarat sepanjang
manusia menjadi khalifah yang baik dan benar. Kapan manusia tidak lagi
bersahabat dengan alam, bahkan merusaknya, maka alam pun tidak akan bersahabat,
bahkan tidak segan-segan ”menghukum” sendiri manusia itu.
Hubungan dialektis antara makhluk mikrokosmos dan
makhluk makrokosmos banyak diuraikan di dalam Alquran. Antara lain misalnya
hujan yang tadinya pembawa rahmat (QS al-An’am/6:99), tiba-tiba menjadi sumber
malapetaka banjir yang memusnahkan areal kehidupan (QS al-Baqarah/2:59).
Gunung-gunung yang tadinya sebagai pasak bumi (QS al-Naba’/78:7), tiba-tiba
memuntahkan debu, lahar panas, dan gas beracun (QS al-Mursalat/77:10).
Angin yang tadinya mendistribusi awan (QS
al-Baqarah/2:164) dan menyebabkan penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Q.S.
al-Kahfi/18:45), tiba-tiba tampil begitu ganas memorak-porandakan segala
sesuatu yang dilalewatinya (QS Fushshilat/41:16). Laut yang tadinya begitu
pasrah melayani mobilitas manusia (QS al-Haj/22:65), tiba-tiba mengamuk dan
menggulung apa saja yang dilaluinya (QS al-Takwin/81:6). Kilat dan guntur
tadinya menjalankan fungsi positifnya, melakukan proses nitrifikasi
(nitrification process) untuk kehidupan makhluk biologis di bumi (QS
al-Ra’d/13:12), tiba-tiba menonjolkan fungsi negatifnya, menetaskan larva-larva
betina (telur hama) yang kemudian memusnahkan berbagai tanaman para petani (QS
al-Ra’d/13:12). Disparitas flora dan fauna tadinya tumbuh seimbang mengikuti
hukum-hukum ekosistem (QS al-Ra’d/13:4), tiba-tiba tumbuh dan berkembang
menyalahi keseimbangan dan pertumbuhan deret ukur kebutuhan manusia (QS
al-A’raf/7:132).
Azab, mushibah, dan bala dalam Alquran memang
ada. Azab yang merupakan siksaan yang ditujukan kepada umat-umat terdahulu yang
melampaui batas, seperti umat Nabi Nuh yang keras kepala dan diwarnai berbagai
kedlaliman (QS al-Najm/53:52), dihancurkan dengan banjir besar dan mungkin
gelombang tsunami pertama dalam sejarah umat manusia (QS Hud/11:40); umat Nabi
Syu’aib yang penuh dengan korupsi dan kecurangan (QS al-A’raf/7:85; QS
Hud/11:84-85) dihancurkan dengan gempa yang menggelegar dan mematikan (QS
Hud/11/94); umat Nabi Shaleh yang kufur dan dilanda hedonisme dan cinta dunia
yang berlebihan (QS Al-Syu’ara’/26:146-149) dimusnahkan dengan keganasan virus
yang mewabah dan gempa (QS Hud/11:67-6Cool.
Umat Nabi Luth yang dilanda kemaksiatan dan
penyimpangan seksual (QS Hud/11:78-79) dihancurkan dengan gempa bumi dahsyat
(QS Hud/11:82); penguasa Yaman, Raja Abraha, yang berusaha mengambil alih
Ka’bah sebagai bagian dari ambisinya untuk memonopoli segala sumber ekonomi,
juga dihancurkan dengan cara mengenaskan sebagaimana dilukiskan dalam surah Al-Fil
(QS al-Fil/105:1-5).
Cara kerja azab Tuhan di dalam Alquran hanya
menimpa kaum yang durhaka dan tidak menimpa atau mencederai orang-orang yang
shaleh dan taat pada Tuhan. Sedangkan cara kerja mushibah dan bala tidak
membedakan satu sama lainnya. Contoh adzab misalnya Nabi Nuh dan orang-orang
taat yang menyertainya selamat dari terpaan banjir besar. Nabi Syu’aib dan
pengikut setianya selamat dari amukan gempa yang menggelegar. Nabi Shaleh dan
segelintir pengikut setianya selamat dari serangan wabah virus yang mematikan
secara massal itu. Nabi Luth dan pengikut setianya juga terbebas dari bencana
alam yang mengerikan itu. Demikian pula virus dahsyat yang dibawa oleh serangga
Ababil hanya menghancur luluhkan pasukan Abrahah. Dalam riwayat, Abu Thalib,
kakek Nabi yang menyaksikan bencana itu tidak ikut korban dalam bencana itu.
Bentuk azab yang pernah menimpa umat terdahulu
antara lain: 1) banjir besar (mungkin ini gelombang tsunami pertama) seperti
yang ditimpakan pada umat Nabi Nuh; 2) bencana alam dahsyat berupa suara yang
menggemuruh seperti yang ditimpakan kepada umat Nabi Syu’aib; 3) tanah longsor
dahsyat seperti yang ditimpakan kepada umat Nabi Luth; 4) Virus hewan yang
menular kepada manusia secara mengerikan, seperti yang menimpa umat Nabi
Shaleh. Menurut Prof Opitz, seorang ahli sejarah penyakit, kemungkinan virus
ini virus anthrax karena gejalanya, sebagaimana disebutkan dalam hadits, hari
pertama warna kulit mereka berwarna kuning, hari kedua berwarna merah, mungkin
karena terjadi pendarahan yang hebat sehingga pori-pori mengeluarkan darah, dan
hari ketiga berwarna hitam, mungkin karena empedu pecah dan seluruh cairan
dalam tubuh berwarna hitam. Ujung hari ketiga virus ini bekerja pada sistem
saraf termasuk sistem pendengaran, maka mereka mati bergelimpangan seperti
mendengarkan suara yang amat keras.
Azab lain berbentuk bakteri yang mematikan dibawa
oleh serangga sebagaimana ditujukan kepada umat pasukan Abrahah. Dalam Tafsir
Al-Manar karya Muhammad Abduh, kata thair dalam surah al-Fil diartikan dengan
serangga yang membawa virus dan kata al-hijarah min sijjil diartikan semacam
zat yang mematikan. Cara kerja virus ini menurut Prof Opitz agak mirip dengan
virus Ebola yang mengenaskan itu. Azab Tuhan sulit dipredeksi dan tidak akan
pernah bisa ditangkal oleh kekuatan manusia. Sedangkan musibah dan bala ada
kemungkinan untuk diprediksi dan diupayakan penangkalnya, antara lain dengan
bentuk doa sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.
Ringkasnya, tsunami, gempa bumi, dan berbagai
macam bencana lainnya sudah dijelaskan dalam Alquran. Tidak ada yang aneh di
dunia ini jika kita benar-benar beriman kepada Alquran. Semuanya akan binasa.
Tunggu saja waktunya akan datang tiba-tiba!
Antek FFI menggugat :
Quote: Nih keberatan seorang murtadin:
http://www.islam-watch.org/MuminSalih/My-Story-with-Quran-Losing-Religion.htm
Penggunaan kata2 aneh tidak hanya terjadi karena
huruf2 digabungkan tanpa aturan saja; Qur’an sendiri ternyata memasukkan kata2
asing tanpa aturan pula sebagai bentuk praktek sihir. Jika kita lihat buku2
tafsir Qur’an tentang kata2 ababil (Q 105:3), sijjil (105:4), gheslin (69:36)
dan lusinan kata2 lainnya, maka kita temukan bahwa kata2 itu tidak berarti
jelas apapun, dan ini merupakan tanda bahwa kata2 itu pun dulu tidak jelas
artinya bagi orang2 Arab jaman dulu (abad ke-7 M). Muhammad mungkin menggunakan
kata2 itu agar orang terpesona. Para penyihir Arab memang sering menggunakan
kata2 asing atau huruf2 yang didistorsi atau bahkan menciptakan huruf baru yang
tiada artinya sama sekali untuk mempesona penonton yang bodoh dan mudah
tertipu.Kalo emang allah swt mampu menjaga kabah dengan mengirimkan burung
ababil, kenapa kabah 2x dihancurkan?
Muslim menjawab :
apakah yang keberatan merupakan saksi mata
peristiwa itu, atau yang keberatan bukan saksimata tetapi orang yang hidup
ratusan tahun sesudahnya?
dalam surat tersebut jelas mengingatkan kepada
orang Arab saat itu tentang kejadian tersebut…
apakah anda bisa menunjukan bukti ada orang Arab
yang hidup sejaman itu keberatan / menganggap ayat tersebut tidak jelas?
kalau keberatannya karena jauh sesudah itu Ka’bah
pernah dihancurkan kenapa anda tidak berfikir juga bagaimana Tuhan menunjukan
kekuasaanya melindungi para utusannya, sebagai contoh Musa yang mampu lolos
dari kejaran Fir’aun karena diberi mukijizat bisa membelah laut…
tetapi bagaimana para nabi sesudahnya?
apakah Allah selalu melindungi / menyelamatkan
Nabinya?
atau banyak para nabi yang terbunuh oleh para
musuhnya..
No comments:
Post a Comment