KERA
BERZINA ?
HADIS
PETIKAN ORIENTALIS YANG TIDAK MASUK AKAL
PERBANDINGAN BUKA-BUKAAN ANTARA INJIL BIBEL DAN HADTS
Bandingkan Injil Bibel dan hadits Shahih Bukhari 3560: Telah menceritakan
kepada kami Nu’aim bin Hammad telah menceritakan kepada kami Husyaim dari
Hushain dari ‘Amru bin Maimun berkata; “Aku pernah melihat di zaman jahiliyyah
seekor monyet sedang dikerumuni oleh monyet-monyet lainnya. Monyet itu telah
berzina lalu monyet-monyet lain merajamnya (melempari dengan batu) dan aku ikut
merajamnya bersama mereka”.
Ia melakukan lebih banyak lagi
persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah
Mesir. Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat
keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. Engkau
menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir MEMEGANG-MEGANG dadamu
dan MENJAMAH-JAMAH susu kegadisanmu.lihat Yehezkiel 23:19-21
Kisah tersebut di atas terdapat dalam kitab suci agama Perjanjian lama yaitu kitab ke-26 dalam Alkitab. Semua ayat dalam kitab tersebut, di klaim sebagai ajaran seseorang yang bernama Yehezkiel, hidup pada tahun 593 SM. Ajaran-ajaran Yehezkiel dibukukan dalam sebuah kitab yang kemudian diberi nama sesuai dengan namanya sendiri.
Sekarang mari kita kembali kepada teks ayat di atas. Kalau kita amati, ternyata isinya sangat vulgar.
Kalimat ‘zakarnya seperti zakar kuda’ dan ‘memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu’ betul-betuli sulit diterima akal bila dimasukkan dalam ayat-ayat suci, kata-kata dalam kalimat itu lebih condong atau lebih tepat disebut sebagai untaian kata-kata sensual dan erotis. Bahkan bila ada seseorang yang mengatakan seperti kata-kata itu, maka masyarakat akan mengatakan dia berkata-kata CABUL/JOROK.
Ayat-ayat yang dicontohkan di atas adalah ayat-ayat yang diambil dari Alkitab yang dikeluarkan oleh LAI tahun 2004, ayat-ayat terse-but sudah mengalami revisi yang cukup banyak guna menghilangkan kesan sensual, erotis dan kotor.
Mari kita MEMBACA ALKITAB terbitan LAI tahun 1970,
Dan melampiaskan hasratnja dengan petjinta mereka, jang pelirnja seperti pelir keledai dan jang pantjarannja laksana pantjaran kuda djantan. Yehezkiel 23:20
Kalimat pada ayat tersebut yaitu pelirnya seperti pelir keledai telah direvisi menjadi auratnya seperti aurat keledai pada Alkitab terbitan LAI 2004.
Hadis Bukhari: Tentang Kera Berzina Yang Dirajam Ramai-ramai Oleh Teman-temannya!!
Imam Bukhari mendongengkan kepada kita sebuah kisah melalui sebuah riwayat (yang tentunya sangat shahih dan dosa ditolak atau ditakwil!!!) tentang perselingkuhan seekor kera dengan lawan jenisnya (tentunya tanpa ada ikatan nikah yang disahkan dengan ijab dan qabul di hadapan penghulu yang tentunya juga dari kalangan kera tapi yang sarjana lulusan fakultas Syari’at).. dan untuk mempertangung jawabkan perbuatannya itu, si kera malang itu dirajam rame-rame oleh sekawanan kera (entah waktu itu Amirul Kera-nya siapa namanya, Imam Bukhari tidak memberitahukan dalam riwayat itu)
A) Apakah dalam masyarakat kera dan binatang sejenisnya ada syari’at? lalu siapa nabinya? apa juga dari bangsa kera ada yang lulus sensor “langit”, atau siapa?
B) Apakah hukuman yang berlaku untuk masyarakt kera jika berzina itu juga Rajam? sama seperti syari’atnya Nabi Muhammad saw.?
C) Apa pembuktian perzinahan itu juga diharuskan ada empat saksi?
D) Dari manakah ‘Amr ibn Maimun tahu bahwa kera itu telah berzina dan kawan-kawannya yang marajamnya itu segadai hukum had? Apakah ‘Amr mengerti bahawa kera? Sekolah di LIPIA, atau fakultas sastra Lughatul Qiradah mana?
kita lihat bersama kitab hadist
bukhari dan muslim:
1. FITNAH THD NABI SULAIMAN MENGILIR
ISTRINYA S/D 100 ORG DLM SEMALAM
Shahih Muslim 3124: Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abbad dan Ibnu Abu Umar dan ini adalah
lafadz Ibnu Abu Umar, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan
dari Hisyam bin Hujair dari Thawus dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Nabi Allah Sulaiman bin Daud pernah
berkata, ‘Sungguh aku akan menggilir tujuh puluh isteriku dalam satu malam,
yang nantinya masing-masing mereka akan melahirkan seorang anak laki-laki yang
akan berjuang di jalan Allah’, lantas sahabatnya -atau Malaikat- memberi saran,
‘Ucapkanlah ‘Insya Allah’.’ Namun dia lupa mengucapkannya.
KUTIPAN ORIENTALIS DARI TAURAT DAN
INJIL
1 Raja-raja 1 – 3
“Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di
samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon
dan Het,padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang
Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul
dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah
mereka.” Hati
Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.Ia mempunyai tujuh ratus isteri
dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya
dari pada TUHAN.“
SABDAweb 1Raj 11:3
|
|
AYT Draft
|
Salomo mempunyai 700 istri yang berasal dari
keturunan raja-raja, dan 300 selir. Para istrinya itu membuatnya meninggalkan
TUHAN.
|
SABDAweb 1Raj 11:3
|
Maka adalah pada baginda tujuh
ratus orang isteri, semuanya anak raja-raja, dan tiga ratus gundik, maka
segala isterinya itu menyesatkan hati baginda.
|
SABDAweb 1Raj 11:3
|
Ada 700 putri
bangsawan yang dinikahi Salomo, dan ada pula 300 gundik. Istri-istri itulah
yang menyebabkan Salomo meninggalkan Allah,
|
MILT (2008)
|
Dan dia mempunyai tujuh ratus
istri, yaitu putri-putri raja dan tiga ratus gundik; istri-istrinya itu membelokkan
hatinya.
|
Ternyata tidak seorang pun dari
isterinya yang melahirkan kecuali hanya seorang isteri yang melahirkan seorang
anak yang cacat.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Seandainya dia mengucapkan ‘Insya Allah’, tentu dia tidak akan melanggar
sumpahnya, dan apa yang dihajatkannya akan terkabul.”
dari Abu Az Zannad dari Al A’raj
dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seperti hadits di
atas.”
Shahih
Bukhari 6225: Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Abdullah telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Hisyam bin Hujair dari Thawus ia mendengar
Abu Hurairah menuturkan; ‘Sulaiman berkata; ‘Aku akan menggilir Sembilan puluh
Sembilan isteriku semalaman, yang kesemuanya akan melahirkan anak laki-laki
yang berperang fii sabiilillah.’ Maka seorang kawannya berujar kepadanya
-Sufyan menyatakan bahwa kawannya bernama Malak-; ‘Ucapkan insyaa-allah! ‘
Namun Sulaiman melupakan nasehat ini, sehingga Sulaiman menggilir kesembilan
puluh Sembilan isterinya namun tak seorangpun melahirkan anak selain hanya
seorang, itupun melahirkan setengah bayi.’ Abu Hurairah mengatakan ketika
meriwayatkannya ; ‘Kalaulah Sulaiman mengucapkan; insyaa-allah, niscaya
tercapailah keinginanya dan terwujud impiannya.’ Sedang pada kesempatan lain
Abu Hurairah mengatakan dengan redaksi; Rasulullah
Shallallahu’ala ihiwasallam bersabda: “lau istatsna (Sekiranya Sulaiman
mengucapkan insyaa-Allah).” Dan telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanad
dari Al A’raj semisal hadits Abu Hurairah.
Shahih Bukhari 6148: Telah
menceritakan kepada kami Abul yaman telah memberitakan kepada kami Syu’aib telah
menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Abdurrahman Al A’raj dari Abu
Hurairah, Rasulullah Shallallahu’ala ihi wa sallam bersabda: “Sulaiman bin
dawud pernah mengatakan; ‘Sungguh malam ini aku akan menggilir Sembilan puluh
Sembilan isteriku, yang kesemuanya akan melahirkan laki-laki penunggang kuda
yang berjihad fi sabilillah.’ Salah satu kawannya berujar; ‘ucapkan
insyaa-allah.’ Namun Sulaiman tidak juga mengucapkannya. Akhirnya Sulaiman
menggilir mereka semua namun tak satupun pun hamil selain satu isterinya yang
melahirkan setengah manusia, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya,
kalaulah ia mengucapkan insyaa-allah, niscaya kesemuanya menjadi prajurit yang
berjihad fii sabilillah.”
BANTAHANNYA
Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (QS.Shad:30)
Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (QS.Shad:30)
.
2. FITNAH THD NABI KENCING BERDIRI
2. FITNAH THD NABI KENCING BERDIRI
Shahih Bukhari 2291: Telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb dari Syu’bah dari Manshur dari Abu
Wa’il dari Hudzaifah radliallahu ‘anhu berkata: “Aku pernah melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam ” atau katanya “Sungguh aku pernah melihat Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam kencing di tempat pembuangan kotoran sambil
berdiri”.
BANTAHAN NABI KENCING BERDIRI
SEBELUMNYA SAYA MAU TANYA BAGAIMANA
JIKA IBU KITA DIKHABARKAN KENCING BERDIRI DIDEPAN UMUM ATAU DITEMPAT UMUM ? DAN
APA YG ANDA KATAKAN KEPADA ORANG TUA YG KENCING BERDIRI DIDEPAN UMUM ?
SEDANGKAN NABI ADALAH CONTOH TAULADAN KITA. SAYA MAU TANYA CONTOH TELADAN APA
YG DIAMBIL DARI ORANG YG KENCING BERDIRI DIDEPAN UMUM
Sunan Nasa’i 29: Telah mengabarkan
kepada kami Ali bin Hujr dia berkata; Telah memberitakan kepada kami Syarik
dari Miqdam bin Syuraih dari Ayahnya dari Aisyah dia berkata: “Barangsiapa
mengabarkan kepadamu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam buang air
kecil sambil berdiri, jangan kamu mempercayainya, karena Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam tidak buang air kecil kecuali sambil duduk.”
Sunan Tirmidzi 12: telah
menceritakan kepada kami Ali Bin Hujr berkata, telah mengabarkan kepada kami
Syarik dari Al Miqdam bin Syuraih dari Bapaknya dari Aisyah ia berkata; ”
Barangsiapa menceritakan kepada kalian bahwa Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam
buang air kecil dengan berdiri maka janganlah kalian percayai, karena beliau
tidaklah buang air kecil kecuali dengan duduk.” Dia berkata; “Dalam bab ini ada
juga hadits dari sahabat Umar, Buraidah dan Abdurrahman bin Hasanah.” Abu Isa
berkata; “Hadits Aisyah adalah yang paling baik dan paling shahih dalam bab
ini, sedangkan hadits Umar diriwayatkan dari hadits Abdul Karim bin Abul
Mukhariq, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, dari Umar, ia berkata; “Nabi Shallahu
‘alaihi wa Sallam pernah melihatku kencing dalam keadaan berdiri, kemudian
beliau bersabda: “Wahai Umar, janganlah kamu kencing dengan berdiri, ” maka
setelah itu aku tidak pernah lagi kencing dengan berdiri.” Abu Isa berkata;
“Hanyasanya yang memarfu’kan hadits ini adalah Abdul Karim bin Abul Mukhariq,
dan dia adalah seorang yang lemah menurut para ahli hadits. Abu Ayyub As
Sikhtiyani juga telah melemahkan dan memperbincangka nnya.” Ubaidullah
telah meriwayatkan dari Nafi’, dari Ibnu Umar, ia berkata; Umar Radliaallahu
‘anhu berkata; “Aku tidak pernah kencing dengan berdiri sejak aku masuk Islam.”
Dan hadits ini lebih shahih ketimbang hadits Abdul Karim, sedangkan hadits
Buraidah dalam bab ini tidaklah mahfudz (terjaga).” Sedangkan makna larangan
kencing berdiri adalah berkaitan dengan tatakrama, bukan larangan yang bersifat
pengharaman. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata; “Sesungguhnya
termasuk perangai buruk apabila kamu kencing dengan berdiri.”
Sunan Ibnu Majah 305: Telah
menceritakan kepada kami Yahya Ibnul Fadll berkata, telah menceritakan kepada
kami Abu Amir berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Adi Ibnul Fadll dari Ali
bin Al Hakam dari Abu Nadlrah dari Jabir bin Abdullah ia berkata; “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kencing sambil berdiri.” Aku mendengar
Muhammad bin Yazid Abu Abdullah berkata; aku mendengar Ahmad bin Abdurrahman Al
Mahzumi berkata; Sufyan Ats Tsauri berkata tentang hadits Aisyah, “Aku melihat
beliau kencing dengan duduk”, laki-laki itu lebih tahu darinya tentang hal ini.
Ahmad bin Abdurrahman berkata; “Kebiasaan orang-orang Arab adalah kencing
dengan berdiri. Apakah kamu tidak memperhatikan di dalam hadits Abdurrahman bin
Hasanah, dia berkata; “Beliau kencing sebagaimana seorang perempuan kencing.”
Allah Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzaab : 21)
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzaab : 21)
.
3. HADIST DALAM BUKHORI-KERA BERZINA
3. HADIST DALAM BUKHORI-KERA BERZINA
Shahih Bukhari 3560: Telah
menceritakan kepada kami Nu’aim bin Hammad telah menceritakan kepada kami Husyaim
dari Hushain dari ‘Amru bin Maimun berkata; “Aku pernah melihat di zaman
jahiliyyah seekor monyet sedang dikerumuni oleh monyet-monyet lainnya. Monyet
itu telah berzina lalu monyet-monyet lain merajamnya (melempari dengan batu)
dan aku ikut merajamnya bersama mereka”.
KETERANGAN
Hadis Bukhari: Tentang Kera Berzina Yang Dirajam Ramai-ramai Oleh Teman-temannya!!
Hadis Bukhari: Tentang Kera Berzina Yang Dirajam Ramai-ramai Oleh Teman-temannya!!
Imam Bukhari mendongengkan kepada
kita sebuah kisah melalui sebuah riwayat (yang tentunya sangat shahih dan dosa
ditolak atau ditakwil!!!) tentang perselingkuhan seekor kera dengan lawan
jenisnya (tentunya tanpa ada ikatan nikah yang disahkan dengan ijab dan qabul
di hadapan penghulu yang tentunya juga dari kalangan kera tapi yang sarjana
lulusan fakultas Syari’at).. dan untuk mempertangung jawabkan perbuatannya itu,
si kera malang itu dirajam rame-rame oleh sekawanan kera (entah waktu itu
Amirul Kera-nya siapa namanya, Imam Bukhari tidak memberitahukan dalam riwayat
itu)
A) Apakah dalam masyarakat kera dan
binatang sejenisnya ada syari’at? lalu siapa nabinya? apa juga dari bangsa kera
ada yang lulus sensor “langit”, atau siapa?
B) Apakah hukuman yang berlaku untuk
masyarakt kera jika berzina itu juga Rajam? sama seperti syari’atnya Nabi
Muhammad saw.?
C) Apa pembuktian perzinahan itu
juga diharuskan ada empat saksi?
D) Dari manakah ‘Amr ibn Maimun tahu
bahwa kera itu telah berzina dan kawan-kawannya yang marajamnya itu segadai
hukum had? Apakah ‘Amr mengerti bahawa kera? Sekolah di LIPIA, atau fakultas
sastra Lughatul Qiradah mana?
Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya
pada Kitab Fadhâil ash Shahabah, Bab Fadhâil Sufyân, hadis no 2501 dari jalur
Ikrimah ibn Ammar dari Abu Zamîl dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Dahulu kaum
Muslimin tidak memandang dan mengajak duduk bersama Abu Sufyan, maka ia berkata
kepada Nabi saw., ’Wahai Nabi, tiga perkara aku meminta agar engkau
memberikannya kepadaku.’ Nabi saw. menjawab, ’Ya.’ Abu Sufyan berkata, ’Aku
punya anak perempuan paling cantiknya wanita-wanita Arab; Ummu Habibah, maukanh
aku nikahkan denganmu? Nabi saw. menjawab, ’Ya.’ Abu Sufyan berkata lagi,
’Kedua, Mu’awiyah maukan engkau menjadikan ia penulis/sekreta ris
pribadimu? Nabi saw. menajwab, ’Ya.’ [14] Abu Sufyan melanjutkan, ’Sudikah
engkau menjadikanku penglima pasukanmu untuk memerangi kaum Musyrikin,
sebagaiamana dahulu aku memerangi kaum Muslimin? Nabi saw. pun menjawab, ’Ya.’”
Tidak diragukan lagi bahwa hadis di
atas termasuk di antara hadis palsu/mawdhû’ yang lolos sensor sehingga masuk
dalam koleksi Shahih Muslim. Di antara bukti kepalsuannya adalah bahwa sejarah
otentik –semua mengetahuinya, termasuk santri-santri ibitidaiah sekalipun-
bahwa Ummu Habibah telah dinikahi Rasululllah saw. sebelum Fathu Mekkah
sementara Abu Sufyan masih musyrik. Dan ketika Abu Suyfan mengunjunginya di kota
suci Madinah dalam keadaan musyrik, Ummu Habibah menarik tikar yang diduduki
ayahnya dengan alasan bahwa ia masih musyrik yang najis.
Adz Dzahabi berkomentar dalam Siyar
A’lâm-nya7/137 tentang hadis di atas yang Ikrimah ibn Ammar adalah salah satu
perawinya, “Aku (adz Dzahabi) berkata, ’Muslim telah menyebutkan sebuah hadis
munkar dalam buku induknya, yaitu yang ia riwayatkan dari Sammâk al Hanafi dari
Ibnu Abbas tentang tiga perkara yang diminta Abu Sufyan dari Nabi saw.”
.
4. HADIST BUKHARI . MUSA
LARI TELANJANG
Shahih Bukhari 3152: Telah bercerita kepadaku Ishaq bin Ibrahim telah bercerita kepada kami Rauh bin ‘Ubadah telah bercerita kepada kami ‘Auf dari Al Hasan, Muhammad dan Khilas dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Nabi Musa ‘Alaihissalam adalah seorang pemuda yang sangat pemalu dan senantiasa badannya tertutup sehingga tidak ada satu pun dari bagian badannya yang terbuka karena sangat pemalunya. Pada suatu hari ada orang-orang dari Bani Isra’il yang mengolok-oloknya. Mereka berkata; “Sesungguhnya tidaklah dia ini menutupi tubuhnya melainkan karena kulit tubuhnya sangat jelek, bisa jadi karena menderita sakit kusta, bisul atau penyakit-penyak it lainnya”. Sungguh Allah ingin membebaskan Nabi Musa dari apa yang mereka katakan terhadap Musa, sehingga pada suatu hari dia mandi sendirian dengan talanjang dan meletakkan pakaiannya di atas batu. Maka mandilah dia dan ketika telah selesai dia beranjak untuk mengambil pakaiannya namun batu itu telah melarikan pakaiannya. Maka Musa mengambil tongkatnya dan mengejar batu tersebut sambil memanggil-mangg il; “Pakaianku, wahai batu. Pakaianku, wahai batu”. Hingga akhirnya dia sampai ke tempat kerumunan para pembesar Bani Isra’il dan mereka melihat Musa dalam keadaan telanjang yang merupakan sebaik-baiknya ciptaan Allah. Dengan kejadian itu Allah membebaskan Musa dari apa yang mereka katakan selama ini. Akhirnya batu itu berhenti lalu Musa mengambil pakaiannya dan memakainya. Kemudian Musa memukuli batu tersebut dengan tongkatnya. Sungguh demi Allah, batu tersebut masih tampak bekas pukulan Musa, tiga, empat atau lima pukulan. Inilah di antara kisah Nabi Musa ‘Alaihissalam seperti difirmankan Allah Ta’ala: (“Wahai orang-orang beriman janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang mengolok-olok (menyakiti) Musa lalu Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan”) (QS al-Ahzab ayat 69)..
.
Shahih Muslim 4373: Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib Al Harits; Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zura’i; Telah menceritakan kepada kami Khalid Al Hadzdza’ dari ‘Abdillah bin Syaqiq dia berkata; Telah memberitakan kepada kami Abu Hurairah dia berkata; Nabi Musa adalah orang yang pemalu dan tidak pernah terlihat auratnya. Orang-orang bani Israil menuduhnya bahwa terdapat cacat pada auratnya. Abu Hurairah berkata; Pada suatu ketika, Nabi Musa mandi di sebuah sungai. Ia letakkan pakaiannya di atas sebuah batu. Tetapi batu itu hanyut dibawa air. Lalu Musa mengejarnya untuk menggapainya dengan menggunakan tongkat seraya berkata; Pakaianku hanyut terbawa batu! Pakaianku hanyut terbawa batu! Hingga akhirnya dia berhenti di sekelompok orang-orang Bani Israil. Lalu turunlah ayat Al Qur’an yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, Janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Sesungguhnya Musa adalah orang yang mempunyai kedudukan yang terhormat dan mulia di sisi Allah. (QS Al Ahzab: 69).
Shahih Muslim 4373: Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib Al Harits; Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zura’i; Telah menceritakan kepada kami Khalid Al Hadzdza’ dari ‘Abdillah bin Syaqiq dia berkata; Telah memberitakan kepada kami Abu Hurairah dia berkata; Nabi Musa adalah orang yang pemalu dan tidak pernah terlihat auratnya. Orang-orang bani Israil menuduhnya bahwa terdapat cacat pada auratnya. Abu Hurairah berkata; Pada suatu ketika, Nabi Musa mandi di sebuah sungai. Ia letakkan pakaiannya di atas sebuah batu. Tetapi batu itu hanyut dibawa air. Lalu Musa mengejarnya untuk menggapainya dengan menggunakan tongkat seraya berkata; Pakaianku hanyut terbawa batu! Pakaianku hanyut terbawa batu! Hingga akhirnya dia berhenti di sekelompok orang-orang Bani Israil. Lalu turunlah ayat Al Qur’an yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, Janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Sesungguhnya Musa adalah orang yang mempunyai kedudukan yang terhormat dan mulia di sisi Allah. (QS Al Ahzab: 69).
.
Shahih Muslim 4372: Telah
menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi’ Telah menceritakan kepada kami Abdur
Razaq Telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Hammam bin Munabih dia berkata;
‘Inilah yang telah di ceritakan oleh Abu Hurairah kepada kami dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, -kemudian dia menyebutkan beberapa Hadits yang di antaranya-;
dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Dahulu orang-orang
bani Isra`il mandi dengan telanjang sehingga sebagian dapat melihat aurat
sebagaian yang lain, sedangkan Musa ‘Alaihis Salam selalu mandi sendirian, lalu
orang-orang berkata; ‘Demi Allah tidaklah ada yang menghalangi Musa untuk mandi
bersama kita kecuali karena dia memiliki cacat pada auratnya.’” Rasulullah
Bersabda: “Suatu kali Musa pergi untuk mandi, lalu ia meletakkan pakaiannya di
atas sebuah batu, namun batu tersebut hanyut membawa pakaiannya, ” Rasulullah
Bersabda lagi: “Lalu Musa segera mengejar batu tersebut untuk mengambilnya, ia
berkata; ‘Wahai batu kembalikanlah pakaianku, wahai batu kembalikanlah
pakaianku.’ Sehingga orang-orang bani Isra`il bisa melihat aurat Musa, lalu
mereka berkata; ‘Demi Allah, ternyata pada aurat Musa tidak ada kejanggalan, ‘
kemudian setelah itu batu tersebut bangun sehingga bisa terlihat oleh Musa. Lalu
Musa mengambil pakaiannya dan memukul batu tersebut, ” Abu Hurairah berkata;
“Demi Allah, pada batu tersebut masih ada bekas pukulan Musa enam atau tujuh
tempat.”
5. HADiS MUSA MENAMPAR MALAiKAT
MAUT
HR.muslim HADIST NO – 4375 (musa
menampar malaikat maut)
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Rafi’; Telah menceritakan kepada kami ‘Abdur Razzaq; Telah
menceritakan kepada kami Ma’mar dari Hamam bin Munabbih dia berkata; ‘Inilah
yang telah di ceritakan oleh Abu Hurairah kepada kami dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, -kemudian dia menyebutkan beberapa Hadits yang di antaranya-;
dan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam telah bersabda: “Malaikat maut datang menemui Musa ‘Alaihis Salam,
lalu ia berkata kepadanya; ‘Penuhilah panggilan Rabbmu, ‘ Rasulullah Bersabda:
“Lalu Musa menampar mata malaikat maut dan mencukilnya, ” Rasulullah Bersabda:
“Lalu malaikat maut pulang menemui Allah ‘azza wajalla seraya berkata; ‘Engkau
telah mengutusku kepada seorang hamba-Mu yang tidak memenginginkan kematian, dan
sungguh ia telah mencukil mataku.’” Rasulullah Bersabda: “Lalu Allah
mengembalikan matanya, dan Allah berfirman: ‘Kembalilah kepada hamba-Ku dan
katakan kepadanya; ‘Apakah kehidupan yang engkau inginkan? Jika engkau
menginginkan kehidupan maka letakkanlah tanganmu di atas bulu sapi, maka setiap
bulu yang tertutup oleh tanganmu, dengannya engkau akan mendapatkan tambahan
satu tahun.’ Musa berkata; ‘Lalu apa setelah itu? ‘ malaikat maut berkata;
‘Kematian.’ Musa berkata; ‘Maka segerakanlah, ‘ lalu ia berdoa; ‘Ya Allah,
dekatkanlah kuburku dengan tanah suci sejauh lemparan batu.’” Abu Hurairah
berkata; dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Bersabda: “Jika aku ada di
sana sungguh akan aku tunjukkan kepada kalian, yaitu di sisi jalan dekat pasir
merah.” Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya; Telah menceritakan
kepada kami ‘Abdur Razzaq; Telah mengabarkan kepada kami Ma’mar melalui jalur
ini dengan Hadits yang
serupa.
.
6. HADIST BUKHARI MELECEHKAN NABI SAW yakni Shalat Nabi tidak khusyuk
serupa.
.
6. HADIST BUKHARI MELECEHKAN NABI SAW yakni Shalat Nabi tidak khusyuk
Shahih Bukhari 1153 ( kitab jumat
bab bertaqbir ketika melakukan sujud sahwi)
:
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin ‘Umar telah menceritakan kepada kami Yazid bin Ibrahim dari Muhammad dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shalat bersama kami dalam suatu shalat malam, Berkata Muhammad; Kecenderungan dugaanku adalah shalat ‘Ashar, yaitu sebanyak dua raka’at lalu memberi salam. Setelah itu Beliau mendatangi kayu yang tergeletak di masjid, Beliau berbaring dengan meletakkan kedua tangannya pada kayu tersebut. Diantara mereka yang ikut shalat ada Abu Bakar dan ‘Umar radliallahu ‘anhuma. Namun keduanya sungkan untuk berbicara dengan Beliau lalu keluar mendahului orang banyak. Sementara orang-orang berkata; “Shalat diringkas (qashar) “. Tiba-tiba ada seorang yang dipanggil oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan panggilan Dzul Yadain, dan ia berkata: “Apakah anda lupa atau shalat diqashar?” Beliau berkata: “Aku tidak lupa dan shalat juga tidak diqashar”. Beliau berkata: “Aku tidak lupa dan juga shalat tidak diqashar!”. (Dzul Yadain) berkata: “Benar, sebenarnya anda telah lupa”. Maka Beliau shalat dua raka’at kemudian memberi salam. Kemudian Beliau bertakbir lalu sujud seperti sujudnya (yang biasa) atau lebih lama lagi kemudian mengangkat kepalanya lalu bertakbir lagi kemudian meletakkan kepalanya lalu bertakbir kemudian sujud seperti sujudnya atau lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan takbir.
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin ‘Umar telah menceritakan kepada kami Yazid bin Ibrahim dari Muhammad dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shalat bersama kami dalam suatu shalat malam, Berkata Muhammad; Kecenderungan dugaanku adalah shalat ‘Ashar, yaitu sebanyak dua raka’at lalu memberi salam. Setelah itu Beliau mendatangi kayu yang tergeletak di masjid, Beliau berbaring dengan meletakkan kedua tangannya pada kayu tersebut. Diantara mereka yang ikut shalat ada Abu Bakar dan ‘Umar radliallahu ‘anhuma. Namun keduanya sungkan untuk berbicara dengan Beliau lalu keluar mendahului orang banyak. Sementara orang-orang berkata; “Shalat diringkas (qashar) “. Tiba-tiba ada seorang yang dipanggil oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan panggilan Dzul Yadain, dan ia berkata: “Apakah anda lupa atau shalat diqashar?” Beliau berkata: “Aku tidak lupa dan shalat juga tidak diqashar”. Beliau berkata: “Aku tidak lupa dan juga shalat tidak diqashar!”. (Dzul Yadain) berkata: “Benar, sebenarnya anda telah lupa”. Maka Beliau shalat dua raka’at kemudian memberi salam. Kemudian Beliau bertakbir lalu sujud seperti sujudnya (yang biasa) atau lebih lama lagi kemudian mengangkat kepalanya lalu bertakbir lagi kemudian meletakkan kepalanya lalu bertakbir kemudian sujud seperti sujudnya atau lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan takbir.
coment:
MASUK DIAKAL ANDAKAH SEBAGIAN SAHABAT YG JUMLAHNYA MUNGKIN RATUSAN ORANG DALAM SHOLAT JEMAAH TERSEBUT TIDAK LUPA ATAU KHUSU’ TETAPI NABI ALLAH YG MAKSUM TIDAK KHUSU’
MASUK DIAKAL ANDAKAH SEBAGIAN SAHABAT YG JUMLAHNYA MUNGKIN RATUSAN ORANG DALAM SHOLAT JEMAAH TERSEBUT TIDAK LUPA ATAU KHUSU’ TETAPI NABI ALLAH YG MAKSUM TIDAK KHUSU’
MASUK DALAM NALAR ANDAKAH SAHABAT
MELECEHKAN RASULULLAH SAW DIDEPAN SAHABAT2NYA LAIN DAN BAGAIMANA SIKAP SAHABT
UMAR DAN ABU BAKAR YG KATANYA ……BAHWA UMAR DAN ABU BAKAR YG KERAS THD ORANG YG
MELECEHKAN NABI TSB DENGAN BERTERIAK “Shalat diringkas (qashar)” HANYA DIAM ?
DIMANA NILAI KEBENARANNYA RASULULLAH
“NGEYEL” (NAUZUBILLAH) SETELAH DIPROTES SHOLAT TELAH DIQASHAR DENGAN BERKATA :
” “Aku tidak lupa dan juga shalat tidak diqashar!”.
LALU DIMANA JIBRIL YG SELALU SIAP
BERADA DIDEKAT NABI YG BIASA MEMBERITAHU BELIAU SAW JIKA BELIAU TIDAK TAHU ATAU
LUPA SEHINGGA TERPAKSA SAHABAT2 BELIAU SAW MEMPROSTES ATAU MELECEHKAN BELIAU
SEPERTI ITU ?
ANDAIKATA RIWAYAT INI BENAR , APAKAH
KAUM NASHIBI AKAN MENGATAKAN ALLAH LUPA MEMERINTAHKAN JIBRIL PADA SAAT ITU
SEHINGGA KEDELUAN SAHABT TSB MENGINGATKAN NABI SAW (NAUZUBILLAH)?
Ini saja dulu ttg hadist bukhari
muslim yg paling shahih didunia setelah Al-quran (kata salafi-wahabi) yg
diimani oleh kaum nashibi tersebut. Makanya tidak heran kita melihat kengototan
mrk mempertahankan hadist muslim. karena kalo tidak dibela mati-matian pudarlah
keshahihannya.
Dan mereka rela membela
habis-habisan ttg riwayat bukhari-muslim dengan apa saja.Bahkan rela menghina
ahlul bait (BACA: TUDUHAN MRK KEPADA AYAH BUNDA NABI SAW ADALAH KAFIR ATAU
BERADA DINERAKA ATAU TUDUHAN DUSTA MEREKA BAHWA ABU THALIB MATI DALAM KEADAAN
KAFIR KARENA TDK MAU MENGUCAPKAN SYAHADAT) SEMUA ITU demi membela DOKTRIN
mereka tentang “MITOS” hadist bukhari muslim adalah hadist tershahih didunia
setelah Al-Quran.
Tapi anehnya jika hadist-hadist
bukhari-muslim menjungkir balikan keyakinan mereka tentang sahabat, Allah tidak
berada diatas langit, kebohongan tauhid dibagi 3 maka mereka akan mati-matian
mendhoifkannya atau mentakwilkannya . SUNGGUH SUATU KAUM YG AMAT
MENYEDIHKAN….
Terkait
Posted in Uncategorized on 14 Mei 2013. Tinggalkan komentar
Post navigation
No comments:
Post a Comment