DO'A KHOTBAH WUKUF
Saudaraku, dari jauh kita datang ketempat ini,
ribuan kilometer kita tempuh,
kita siang malam berlelah-lelah menantikan saat
utama ini, kita keluarkan
tabungan kita yang berpuluh tahun kita
menabungnya. Untuk mencari apa ?
Mengapa lelah menjadi bahagia? Mengapa menggigil
kedinginan menjadi bahagia?
Mengapa kita keluarkan harta menjadi bahagia?
Sebabnya adalah kita datang
untuk mencari ridha Allah.
Tapi mengapa sepulang dari haji atau begitu
banyak hari-hari yang kita lalui
jauh dari kebahagian, jauh dari ketenangan, jauh
dari kemuliaan. Mengapa
rumah kita tidak menjadi sumber kebahagiaan?
Mengapa rumah tangga yang kita
bangun pun tidak menjadi sumber kebahagiaan?
Mengapa ilmu yang kita cari
tidak jadi sumber kebahagiaan? Mengapa harta
yang kita kumpulkan tidak juga
menjadi kebahagian? Mengapa rupa penampilan yang
ada juga tidak menjadi
sumber kebahagiaan?
Saudaraku sekalian yang menyebabkan kita tidak
berbahagia dalam hidup ini,
karena justru kita mencari sesuatu tidak kepada
yang bisa memberikan apa
yang kita cari. Kita meminta justru berharap
kepada orang yang lemah tidak
berdaya dan dia pun tidak berbahagia. Kita
berlindung justru kepada yang
lemah tiada daya yang tidak sanggup menolak
petaka dan bencana bagi yang
menimpa dirinya. Bahkan kita berhidmat, kita
mengabdi justru kepada yang
seharusnya menjadi pelayan dalam hidup kita.
Kita mengabdi kepada harta,
kepada kedudukan yang Allah ciptakan semua itu
justru harusnya menjadi
pelayan kita.
Saudaraku mengapa hidup yang sekali-kalinya ini
tidak bahagia, karena justru
kita mengabdikan diri ini bukan kepada Allah
tapi kepada mahluk yang
diciptakan untuk menjadi pelayan kita.
Wahai saudaraku yang budiman, siapakah diri kita
? Mau apakah hidup yang
cuma sekali-kalinya di dunia ini. Ingat kah,
siapakah yang menciptakan kita
dirahim ibu? Allah yang mempertemukan sel sperma
dan sel telur dan disimpan
dirahim ibu. Allah yang membentuk, Allah yang
menyimpan sembilan bulan dalam
gelapnya rahim. Siapakah yang membentuk? La
qaddkholaqnal insaana fii ahsani
taqwim. Hari demi hari Allah yang menciptakan
tubuh kita, dilengkapi
satu-persatu, disempurnakan bentuknya. Tidak ada
satupun yang menciptakan
diri kita selain Allah.
Sesudah waktunya cukup, Allah lah yang
menakdirkan kita terlahir ke dunia
ini. Bayi yang lucu, bisa menangis dengan tubuh
yang sempurna. Demi Allah
siapakah yang menciptakan diri kita ini. Hari
berganti minggu, minggu
berganti bulan, berganti tahun, berganti puluh
tahun sampai saat ini,
siapakah yang mengurus diri kita? Dikala kita
lapar Allah yang maha agung
memberi makan kepada kita. Tidak pernah ada satu
haripun Allah luput
mencukupi rizki. Dikala kita haus Allah yang
memberi minum yang segar,
walaupun kita tidak menyebut namanya. Dikala
kita lelah oleh Allah dihiasi
dengan kantuk, tertidur pula tidak ingat apapun
siapa yang mengurus diri
kita. Demi Allah hadirin berpuluh tahun kita
hidup, tiada suatu saat pun
Allah lupa memberikan segala nikmatnya. Nikmat
yang mana lagi yang akan
didustakan?
Sayang sekali kita malah hanya memberikan sisa
kepada Allah. Allah yang
memberikan segala yang terbaik untuk kita. Ilmu
diberi, bahkan diberi
hidayah menjadi seorang Islam. Diberi nikmat
iman, aib-aib kita ditutupi
sehingga orang lain tidak tahu siapa diri kita
yang sebenarnya. Kita diberi
rizki, diberi sehat, diberi kemudahan, dijamu
oleh Allah di Arafah ini. Apa
yang kita berikan untuk Allah selama ini
saudaraku? Kita hanya memberi sisa.
Pikiran yang disempurnakan ini jarang mengingat
Allah, hanya dunia yang kita
pikirkan siang dan malam. Hanya dunia yang
menyita waktu kita, Allah hanya
sisa waktu. Dikala susah baru kita ingat kepada
Allah. Mata karunia Allah
ini, hanya sisa waktu yang digunakan untuk membaca
ayat-ayat Allah,
selebihnya kita manjakan mata ini untuk nafsu
yang membinasakan. Kita bahkan
tidak tahu arti Al-Quran. Telinga ini karunia
Allah, tiap saat diurus oleh
Allah, bisa mendengar anak-anak kita, bisa
mendengar suara adzan. Tapi kapan
kita mendengarkan ilmu yang membuat dekat dengan
Allah? Aib orang kita
dengarkan dan nikmati, musik-musik yang
menyesatkan kita nikmati, Al-Quran
kita jauhi, dan kita dengarkan hanya sisa waktu.
Mulut kita, entah berjuta
kata tiap hari kita berucap, hanya berapa kali
kita menyebut nama Allah?
Hanya sisa. Padahal mulut ini adalah karunia
titipan Allah. Harta kita,
berapa banyak yang dinafkahkan untuk Allah?
Hanya sisa. Betapa hinanya orang
yang diberi segalanya tapi tidak tahu balas budi
kepada yang memberi. Itulah
saudaraku mengapa kita selalu sengsara di dunia
ini, mengapa kita tidak
pernah merasakan bahagia dan mulia.
Saudaraku sekalian, ingatlah baik-baik bahwa
kita diciptakan wama khalaqtul
jinna wal insa illaa liya'buduun. Tidak
sekali-kali diciptakan jin dan
manusia kecuali untuk mengabdi kepada Allah.
Allah menciptakan kita untuk
bahagia dan mulia. Allah berikan jalan agar kita
bisa menempuh bahagia.
Ingatlah Allah kuasa atas diri kita, innallaaha
'alaa qulli syaiin qodiir.
Siapapun yang ada yang merasa gagah, mudah bagi
Allah untuk membuat lumpuh
tak berdaya. Siapapun yang merasa pintar dan
hebat, apa sulitnya bagi Allah
untuk mengambil ingatan kita. Bagi yang merasa
suci dan terhormat, apa
sulitnya bagi Allah membeberkan aib-aib dan
kebusukan kita. Bagi yang
membangga-banggakan keluarga dan keturunannya,
apa sulitnya bagi Allah
mengambil seluruhnya. Kita tidak berdaya dikala
Allah menghendaki sesuatu
terjadi pada kita. Siapa yang hebat diantara
kita? Tidak diberi minum kita
sengsara, tidak bisa mengeluarkan air kita
nestapa. Kebodohan terbesar bagi
manusia adalah ketika dirinya sombong.
Saudaraku sekalian ingatlah bahwa kita dikuasai
oleh Allah. Allah lah yang
menggemgam diri kita. Mudah bagi Allah,
Lainsyakartum laadzidannakum, barang
siapa yang mensyukuri semua nikmat ini, Allah
akan menambah nikmatNya.
Walainkafartum inna adzaabii lasyadiid, tapi
kalau kufur, maka adzab Allah
amatlah pedih. Mudah bagi Allah mengambil apapun
yang ada, bahkan nyawapun
tidak akan tertukar walau sedetik jikalau Allah
menghendaki.
Wahai saudara-saudaraku, semoga pada hari ini
ditanah Ararah ini, kita
bertekad dengan tekad yang sangat kuat dan
bulat. Hidup yang sekali-kalinya
ini akan mempersembahkan yang terbaik bagi
Pencipta diri kita, Allah SWT.
Allahumma innaa nas aluka ridhaaka wal jannah,
wa na'uuzdubika min sakhatika
wannar. Jadikanlah hanya Allah tujuan kita
hadirin.
Ya Allah, Engkaulah yang menciptakan diri ini,
Engkaulah yang menggenggam
segala-galanya. Apapun yang kita inginkan ada
dalam kekuasaan Allah, apapun
yang kita takuti semuanya ada dalam genggaman
Allah. Bergabung jin dan
manusia akan mencelakakan kita, tidak akan jatuh
satu helai rambutpun dari
diri ini tanpa ijin Allah. Bergabung jin dan
manusia seluruhnya akan
memberikan sesuatu kepada kita, tidak akan
datang satu butir pasirpun tanpa
ijin Allah.
Allah yang menguasai apapun yang kita inginkan,
Allah yang menguasai apapun
yang kita takuti. Mengapa kita harus
menggadaikan diri kita menjadi hamba
dari mahluk. Kalau kita ingin dipuji manusia,
ketahuilah manusia pasti
binasa. Manusia tidak bisa apa-apa kecuali hanya
berkata-kata, manusia tidak
punya pahala, manusia tidak punya Surga. Kenapa
kita harus menggadaikan
hidup kita hanya ingin dipuji manusia? Mengapa
kita lebih sibuk mencari
ridha manusia dari pada ridha Allah? Mengapa
kita lebih sibuk mencari
penghargaan manusia, bukan penghargaan Allah?
Allah SWT lah yang menguasai langit dan bumi.
Oleh karena itulah saudaraku,
sepulang dari Arafah ini semoga tekad kita
bulat. Ya Allah hidup yang
sekali-kalinya ini hanya untuk-Mu. Saya lakukan
apapun yang Engkau
perintahkan hanya karena Engkau. Kejarlah
saudaraku apapun yang Allah
perintahkan, karena apapun yang Allah
perintahkan pasti baik untuk kita,
pasti membahagiakan kita, pasti memuliakan kita.
Allah lah yang paling tahu apa yang terbaik
untuk kita, perintah Allah
itulah yang akan membuat kita bahagia. Setiap
kali kita tahu itu perintah
Allah, sudah tidak usah pikir panjang, laksanakan.
Karena itu lah yang
terbaik yang akan membuat kita bahagia dan
mulia. Allah menyuruh kita
sholat, laksanakan, karena pasti itu baik. Allah
menyukai orang yang sholat
berjamaah, laksanakan, karena pasti baik. Allah
menjamu orang yang tahajud,
laksanakan. Walaupun berat, pasti baik untuk
kita. Allah menyuruh kita
menafkahkan harta, zakat, potong secepatnya,
pasti baik untuk kita. Allah
menyuruh kita menambah dengan sedekah,
laksanakan. Karena itu yang akan
membuat kita bahagia dan akan membuat rizki kita
semakin terjamin.
Apa saja yang Allah sukai pasti baik untuk kita.
Seharusnya kita melihat
perintah Allah seperti melihat makanan yang
sangat lezat, melihat
buah-buahan yang sangat ranum disaat kita ingin
dan lapar. Cabutlah setiap
perintah Allah dengan penuh semangat karena
itulah yang akan membuat kita
bahagia dan mulia.
Adapun jikalau Allah melarang, maka jauhilah
sekuat tenaga larangan Allah,
seperti melihat serigala yang akan menerkam,
seperti melihat ular berbisa
yang akan melumat tubuh kita, seperti melihat
perangkap yang akan
mencabik-cabik. Memang kelihatannya larangan
Allah itu bertentangan dengan
nafsu. Nafsu membuat indah sesuatu yang busuk,
padahal disanalah sumber
malapetaka bagi kita. Saudaraku andai kata Allah
melarang kita untuk
mengambil sesuatu dengan cara yang haram, jauhi.
Karena pasti sesuatu yang
haram akan menghinakan dan menyengsarakan kita.
Andai kata Allah melarang
berzina, jauhi sejauh-jauhnya karena pasti zina
itu sumber malapetaka dunia
wal akhirat. Kalau Allah melarang kita bergibah,
maka tutup mulut kita,
jangan biarkan terucap kata-kata buruk bagi
saudara kita. Kalau Allah
melarang kita untuk menfitnah, jangan pernah
bertebaran kata-kata yang akan
menjadi malapetaka. Carilah tahu saudaraku apa
yang tidak disukai Allah,
itulah yang akan membuat kita bahagia.
Subhanallah.
Saudara-saudarku sekalian, semoga ditanah Arafah
ini Allah yang Maha Agung
yang Maha Tahu siapa diri kita yang sebenarnya,
sebetulnya lebih banyak
orang yang layak dimuliakan Allah di Arafah ini.
Orang yang tahajudnya tidak
pernah terputus, orang yang lisannya selalu
berzikir, jauh lebih baik dari
kita. Orang yang ketika beramal hatinya penuh
keikhlasan. Banyak orang-orang
yang jauh lebih mulia dari kita tapi belum
pernah berada di tanah Arafah
ini. Sedangkan kita orang-orang yang berlumur
dosa tapi berpura-pura mulia.
Mudah-mudahan inilah saat Allah akan mengampuni
dosa-dosa kita.
Saudaraku, mudah-mudahan pada hari inilah kita
bertekad akan merubah diri.
Jangan pernah kita bersandar kepada siapapun
kecuali kepada Allah. Juga
jangan bersandar kepada kecerdasan kita, apa
artinya kecerdasan tanpa
pertolongan Allah. Jangan bersandar kepada harta
yang kita kumpulkan, mudah
bagi Allah mengambilnya. Allah berjanji,
Wamayyattaqillaaha yaj 'allahuu
makhrojaa. Barang siapa orang yang benar-benar
bertaqwa kepada Allah, maka
baginya jalan keluar dari setiap kesulitannya,
jalan keluar dari persoalan.
Persoalan itu akan diberi jalan bukan karena
kita pandai, bukan karena kita
kuat, bukan karena kita kaya. Jalan keluar itu
justru datang dari taqwa
kita. Mengapa orang yang pandai banyak yang
sengsara? Mengapa orang yang
berharta banyak yang sengsara? Karena persoalan
tidak akan bisa dipecahkan
hanya mengandalkan kemampuan kita, ketaqwaan
itulah yang mendatangkan
pertolongan Allah. Wayarzuqhu min haitsu
laayahtasibu, dan Allah akan
membuka pintu rizki dari tempat yang tidak
diduga-duga.
Bagi kita banyak persoalan yang diluar kemampuan
kita, tapi mudah bagi Allah
andai kita ahli taqwa, diberi jalan. Allah yang
mempertemukan dengan siapa
yang Dia kehendaki, Allah yang membuka
pintu-pintu yang tertutup, Allah yang
memudahkan segala sesuatu yang sulit. Ahli taqwa
akan dimudahkan oleh Allah,
Wamayyatawakkal alallahi fahuwa hasbuh, dan
barang siapa yang bertawaqal
hanya kepada Allah, dicukupi segala kebutuhan
lahir bathinnya. Allah lebih
tahu kebutuhan kita, lebih tahu daripada kita
sendiri.
Oleh karena itu hadirin, jangan sok tahu kita
menghadapi hidup ini. Berat
sekali tanpa ketaqwaan, berat sekali tanpa
ketawaqqalan. Seyogyanya
kecerdasan kita, harta kita, kemampuan kita,
kekuatan kita, adalah untuk
membuat kita semakin taqwa kepada Allah, semakin
teguh mematuhi perintah
Allah. Bukan karena pahala semata, bukan karena
ingin surga, bukan takut
celaka, tapi saya patuh karena Allah semata. Dan
jauhi larangan karena
Allah, insyaAllah itulah sebetulnya yang membuat
hidup kita jauh lebih
ringan, jauh lebih indah, dan setiap persoalan
yang kita hadapi akan
diselesaikan oleh Allah yang Maha Agung. Tidak
ada yang bisa diselesaikan
tanpa bimbingan Allah SWT.
Saudara-saudarku sebangsa dan setanah air yang
menyimak khutbah dari Arafah
ini. Dipenghujung khutbah ini sebelum kita tutup
dengan doa. Kita tahu bahwa
dinegeri kita Allah sedang memperlihatkan
kebesaranNya. Banjir lumpur,
manusia secerdas apapun tidak berdaya
menghentikannya. Didatangkan air laut
tsunami manusia tidak berdaya untuk mencegahnya.
Gempa manusia tidak sanggup
untuk menolaknya. Jadi ditempat mana lagi kita akan
menyombongkan diri?
Kesombongan hanya menandakan kebodohan kita.
Mudah-mudahan sepulang dari Arafah ini kita
menjadi orang-orang yang taat
kepada Allah setaat-taatnya. Orang-orang yang
selalu rendah hati tidak
pernah mau menyombongkan dirinya. Orang yang
sangat ringan untuk melakukan
yang terbaik menolong sesama. Karena itulah yang
akan mendatangkan
pertolongan Allah SWT. Waallaahu fii 'aunil
'abdi maa kaanal 'abdu fii 'auni
akhiihi, Allah akan senantiasa menolong hambaNya
yang senang menolong
sesama.
D O A
Allahumma shalli wasalim wabaarik 'alaa
sayyidinaa wa maulaanaa muhammad wa
'alaa aalihii waashaabihii ajmaiin.
Ya Allah yaa hayyu yaa qoyyuum. Allaahummaj 'al
hajjana hajjan mabruura, wa
sa'yan masykuura wa dzanban maghfuura.
Ya Allah ya hayyu yaqoyyum, terimalah haji kami
ini ya Allah. Jadikan haji
ini membersihkan dari seluruh dosa dan aib kami.
Jadikan haji ini merubah
diri kami ya Allah. Rubahlah dari si busuk hina
menjadi mulia dalam
pandanganMu. Rubahlah dari segala kemalasan
menjadi orang yang gigih dijalanMu. Rubahlah diri kami ya Allah dari yang
fakir menjadi kaya lahir bathin kami dengan karuniaMu.
Ya Allah jadikan haji ini menjadi jalan merubah
hidup kami. Golongkan kami
menjadi orang yang dapat memuliakan ibu-bapak kami
ya Allah. Jadikan haji
kami membahagiakan keduanya, menjadi jalan
kelapangan bagi kuburnya, menjadi
jalan ampunan bagi dosa-dosanya, jalan
keselamatan dunia-akhiratnya.
Ya Allah jadikan ibadah kami ini menjadi jalan
keberkahan bagi keluarga
kami. Rabbana hablanaa min azwaajinaa
wadzurriyyatinaa qurrota a'yun, Waj
'alnaa lilmuttaqiina imaamaa.
Ampuni jikalau kami salah menjadi orang tua ya
Allah. Ampuni jikalau kami
salah mendidik keluarga. Ampuni jikalau kami
meracuni keluarga dengan harta
haram. Ya Allah cegahlah diri kami dari apapun
yang Engkau haramkan.
Cegahlah diri kami dari harta haram, dari
perbuatan haram.
Ya Allah jadikan hari ini hari mustajab doa ya
Allah. Berikan kelapangan
bagi yang dihimpit kesempitan. Berikan kekuatan
bagi yang imannya lemah.
Berikan kesabaran bagi yang ditimpa musibah.
Berikan jalan keluar bagi yang
dililit urusan. Ya Allah berikan kepada kami
nikmatnya ibadah, doa-doa yang
Engkau ijabah, sisa umur yang penuh berkah.
Jadikan akhir hidup kami khuznul
khatimah.
Selamatkan ummatMu dari kaum yang dzalim ya
Allah. Selamatkan bangsa kami
dari kehinaan, kemiskinan, kelemahan iman ya
Allah. Titipkan kepada kami
para pemimpin yang takut kepadaMu, para pemimpin
yang adil, para pemimpin
yang istiqomah dijalanMu.
Allahummaghfir
lilmu'miniin wal mu'minaat wal muslimiina wal muslimaat, al
ahyaai minhum wal
amwaat.
No comments:
Post a Comment