Wednesday, August 30, 2017
RENUNGAN PAGI BY DR.H.M.RAKIB JAMARI. MUBALLIGH IKMI RIAU.2017. BERIKAN BAJUKU, KEPADA IBU. SALAM HORMAT, UNTUKMU BERSABARLAH, SETIAP WAKTU KEPERGIANKU, DEMI TUHANKU Dikutip dari Syamsuddin Mahfudz, bahwa Ismael berpesan, "Hendaklah ayah membawa bajuku kepada ibu sebagai kenang-kenangan dariku," serta sampaikan salam hormatku kepadanya dan katakan; Bersabarlah engkau menerima perintah Tuhan dan jangan beritahu kepadanya bahwa ayah telah menyembelih aku dengan mengikat tanganku. Jangan pula ayah memasukkan anak-anak ke rumah ibu, agar kesedihannya tidak terlalu lama. Begitu juga ayah, janganlah kamu melihat anak seusiaku kerana nanti ayah akan menyesal dan bersedih terhadapku. Mendengar permintaan anaknya, Ibrahim berkata : Sebaik-baik penolong adalah kamu, wahai anakku, untuk melaksanakan perintah Tuhan….. Mereka berdua bersiap untuk melaksanakan perintah Tuhan, Ibrahim sendiri yang membaringkan Ismail seperti membaringkan kambiing yang akan disembelih. Ibrahim meletakkan pisaunya pada leher Ismail, beliau berusaha memotong dengan sekuat tenaga, tetapi sekuat apapun dia memotong leher Isma’il, dia tidak mampu untuk memutuskan leher anaknya. Ketika kejadian penyembelihan, Tuhan telah membuka tutup mata para malaikat agar melihat Ibrahim telah menyembelih puteranya Ismail, mereka tersungkur bersujud kepada Tuhan…. Tuhan berfirman : Perhatikan oleh kamu sekalian tentang hamba-Ku ini, bagaimana dia meletakkan pisau di atas leher puteranya untuk mengharapkan keridhaan-Ku, sedangkan kamu dahulu telah menyatakan sesuatu ketika Aku berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikan di bumi ini seorang khalifah.” Kamu berkata: “Apakah Engkau menciptakan orang yang akan berbuat kerusakan di bumi dan akan menumpahkan darah, sedangkan kami semua maha mensucikan Engkau?” Kemudian Ismail berkata lagi : ” Wahai ayahku, lepaskanlah ikatan tali di tangan dan kakiku agar Tuhan tidak memandang aku sebagai orang yang terpaksa mentaati perintah-Nya. Kemudian letakkan pisau itu di leherku agar malaikat-malaikat tahu bahwa putera Ibrahim telah mentaati perintah Tuhan dengan ikhlas.” Lalu Ibrahim pun menelentangkan kedua tangan Ismail dan kedua kakinya yang tanpa ikatan serta memalingkan wajahnya ke tanah lalu menekankan pisau dengan sekuat tenaganya. Namun dengan izin Tuhan ternyata pisau itu tidak bisa memotong leher Ismail. Melihat kejadian itu, Ismail berkata: “Wahai ayahku, kekuatan kamu menjadi lemah karena kamu masih menyimpan cinta kamu untukku. Oleh kerana itulah, kamu tidak boleh menyembelih aku.” Lalu Ibrahim memukulkan pisau itu pada batu dan batu itu pecah menjadi dua. Kemudian Ibrahim berkata : “Hai pisau, engkau mampu membelah batu itu, tetapi mengapa engkau tidak mampu memotong leher anakku ?” Dengan izin Tuhan pisau itu dapat berbicara dan menjawab: “Wahai Nabi Allah Ibrahim, kamu memang mengatakan “Potonglah !” kepadaku, sedangkan Tuhan penyeru alam sekalian juga berfirman: “Jangan kamu potong..!! ” Maka bagaimana mungkin aku mentaati kamu dan mendurhakai Tuhanku dan Tuhan kamu ?” Kemudian Tuhan berfirman : “Hai Ibrahim, sungguh kamu telah membenarkan mimpi kamu daripada semua yang kamu lakukan, Aku melihat bahwa kamu bersungguh-sungguh telah memilih keridhaan-Ku dari pada kecintaan kamu terhadap anak kamu. Oleh sebab itulah, kamu termasuk golongan orang-orang yang taat kepada perintah-Ku. Sesungguhnya ujian ini merupakan ujian yang nyata. Penyembelihan itu adalah ujian yang nyata untuk mengetahui antara yang ikhlas dan yang tidak ikhlas dan merupakan ujian yang sangat sukar karena tidak ada yang sesukar ujian ini.” “Maka, Kami selamatkan engkau sebagai penggantinya, kambing kibas besar yang dahulu telah dikorbankan oleh Habil, korban kambing itu tetap berada di surga sehingga Ismail ditebus (ditukar) dengan kambing itu. Oleh sebab itulah, Kami perintahkan kepada Jibril untuk membawa kambing kibas itu ketika terakhir kali engkau meletakkan pisau kamu keleher Ismail.” Foto Rakib Jamari. Foto Rakib Jamari. Foto Rakib Jamari. SukaTunjukkan lebih banyak tanggapanKomentariBagikan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment