7 KEBODOHAN
7
KESALAHAN DASAR AJARAN ISLAM" DAN "7 KEBODOHAN MUHAMMAD ORANG BUTA
HURUF YANG INGIN MENJADI NABI.'
Kesalahan
Dasar Ajaran Islam
Bagaimana mungkin Anda-anda para pencaci Islam ini adalah seorang nasionalis
sejati. Terus terang Anda ini lah sebenar-benarnya musuh, yang selalu mengusik
dan memprovokasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Orang yang
"beriman" dalam agama apa pun itu mana mungkin berkata seperti :
....karena ajaran Muhammad itu memang salah dari asalnya dan dari dasarnya,
tidak mungkin dibersihkan dan tidak mungkin diperbaiki.
atau:
7 Kesalahan Dasar Ajaran Islam" dan "7 Kebodohan Muhammad Orang Buta
Huruf Yang Ingin Menjadi Nabi.'
Ini jelas sudah merupakan justifikasi salah dan merupakan penginaan, lalu apa
bedanya?
Kedua, sudah saya katakan berulang-ulang, Anda-anda ini tinggal di negara yang
mayoritas muslim...hormatilah dan akui itu. Kalo dibilang ada muslim yang berbuat salah / khilaf itu adalah
individu bukan agamanya berarti salah, Kalau dunia ini isinya Malaikat semua
untuk apa Anda ada? Anda tentu harus lebih bijak, cobalah Anda tinggal di
negara2 yang mayoritas non muslim seperti Amerika
atau Israel. Sama, dalam hal ini mereka penganut2 agama dan ajaran2
samawi lainnya juga dan banyak yang menjadi rampok...koruptor...dan pembunuh...LANTAS
APAKAH AGAMA/ AJARANNYA YANG SALAH???
Dimana keadilan?
Terakhir, berhentilah memprovokasi..dalam hal apapun berpikirlah lebih positif dan lebih bijak. dan buat rekan rekan muslim
tetap sabar dan dukung untuk menghapus blog
dibawah ini:
http://memahamiperb
edaanagama. blogspot. com/
7 Kesalahan Dasar Ajaran Islam
1.
Membagi manusia dalam dua golongan, yaitu Mukmin dan Kafir. Mukmin adalah orang
yang mengakui Muhammad sebagai Rasul Allah serta menjalankan Rukun Islam
sedangkan Kafir adalah orang yang tidak mengakui Muhammad sebagai Rasul Allah
serta tidak menjalankan Rukun Islam. Perbedaan
antara Mukmin dan Kafir tidak berkaitan sama sekali dengan budi baik seseorang.
Ada Mukmin yang jahat, mencuri, korupsi, bahkan menjadi teroris. Sebaliknya
banyak orang Kafir yang terbukti baik, ada yang jadi presiden, tokoh agama,
ilmuwan dsb.
Catatan: Atas tulisan ini ada yang berkomentar bahwa ajaran Hindu malah membagi
manusia dalam empat kasta. Ada perbedaan antara pembagian kasta dibandingkan
dengan pembagian Mukmin dan Kafir. Dalam pembagian kasta menurut ajaran Hindu,
pembagian itu bukan perintah Tuhan tetapi interpretasi manusia di jaman itu di
mana masyarakat dibagi dalam empat kelompk berdasarkan profesinya dan karena
waktu itu orang yang punya profesi mewariskan profesinya kepada anaknya, anak
raja menjadi raja,anak petani menjadi petani, pembagian kasta itu juga turun
temurun tetapi dengan kemajuan jaman dan adanya pendidikan, anak petani boleh
mejadi pedagang, boleh menjadi tentara dan dengan demikian pembagian kasta yang
turun temuruan sudah begeser tetapi hakekat pembagian kasta yang bermakna
pembagian kerja dalam masyarakat tetap benar dan diperlukan hingga sekarang.
Perbandingan: Agama Yahudi juga mengajarakna kafir tetapi dengan pemahaman yang
sangat berbeda. Dalam agama Yahudi orang kafir adalah orang bukan Yahudi dan
Allah memerintahkan kepada orang Yahudi untuk menghormati kafir karena orang
Yahudi pernah tinggal di Mesir dan dihormati oleh orang kafir Mesir. Allah
Yahuhi memerintahkan perang kepada kafir yang menududuki tanah Kanaan
semata-mata untuk merebut tanah yang telah diberikan Allah kepada orang Yahudi
dan setelah tanah itu direbut, orang Yahudi hidup berdampingan dengan kafir. Di samping Islam
dan agama Yahudi tidak diajarkan adanya kafir, malah Yesus melarang menyebut
kafir.
Segalanya kata
“Hikmah” yang mempunyai beberapa
arti. Pertama, kebijaksanaan dari Allah. Kedua, sakti atau kesaktian (kekuatan
ghaib). Ketiga, arti atau makna yang dalam. Keempat, manfaat .
Sedangkan Imam al-Jurjani rahimahullah dalam kitabnya memberikan makna
al-Hikmah secara bahasa artinya ilmu yang disertai amal (perbuatan). Atau
perkataan yang logis dan bersih dari kesia-siaan. Orang yang ahli ilmu Hikmah
disebut al-Hakim, bentuk jamaknya (plural) adalah
al-Hukama. Yaitu orang-orang yang perkataan dan perbuatannya sesuai dengan
sunnahRasulullah .
Para ulama tafsir rahimahumullah juga mempunyai definisi masing-¬masing tentang
ilmu al¬Hikmah. Yang mana antar pendapat tersebut saling
berkaitan dan melengkapi satu sama lain. Imam Mujahid mengartikan al-Hikmah,
"Benar dalam perkataan dan perbuatan". Ibnu Zaid memaknai,
"Cendekia dalam memahami agama." Malik bin Anas mengartikan,
"Pengetahuan dan pemahaman yang dalam terhadap agama Allah, lalu mengikuti
ajarannya." Ibnul Qasim mengatakan, "Memahami ajaran agama Allah lalu
mengikutinya dan mengamalkannya." Imam Ibrahim an-Nakho'i mengartikan,
"Memahami apa yang dikandung al-Qur'an." Imam as-Suddiy mengartikan
al-Hikmah dengan an-Nubuwwah (kenabian).
Sekarang marilah kita simak definisi ilmu al¬-Hikmah secara lengkap. Yang
meliputi definisi secara bahasa, istilah syari'at dan pendapat para ulama
tafsir dalam masalah ini. Menurut kamus bahasa Arab, al-Hikmah mempunyai banyak
arti. Di antaranya, kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus,
pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan
al-¬Qur'anulkarim .
Jika kita memperhatikan makna al-Hikmah dalam ayat-ayat al-Qur'an, maka akan
kita jumpai mayoritas makna al¬-Hikmah adalah al-Hadits atau as-Sunnah.
Mayoritas kata al¬-Hikmah dalam ayat al-Qur'an disandingkan dengan kata al¬Kitab
yang maksudnya adalah al-Qur'an. Perhatikanlah ayat-¬ayat berikut, misalnya:
Surat Al-Baqarah: 151
Artinya : "Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni' mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di
antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu al-Kitab dan al-¬Hikmah (as-Sunnah), serta mengajarkan
kepada kamu apa yangbelum kamu ketahui". (Q.S Al-Baqarah: 151)
Surat Al-Ahzab;34
Artinya:“Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan
Hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha lembut lagi Maha
mengetahui”. (Q.S Al-Ahzab;34)
Di surat lain,
Surat at. Jumu'ah: 2
Artinya : "Dia-lah yang mengutus kepada kaum
yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah
(as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata”, (Q.S. al-Jumu'ah: 2)
Dari ragam definisi ilmu al-¬Hikmah tersebut, kita bisa memahami bahwa yang
dimaksud dengan ilmu al-¬Hikmah adalah ilmu yang mempelajari al-Qur'an dan
al--Hadits, yang mencakup cara bacanya dengan
benar, pemahaman maksud dan apa yang dikandungnya, lalu mempraktikkannya dalam
perkataan dan perbuatan. Apabila perkataan dan perbuatan kita berlandaskan pada
dua kitab tersebut, maka kita tidak akan salah atau tersesat dari jalan yang
benar.
Rasulullah bersabda, "Telah aku tinggalkan pada kalian dua hal. Kalian
tidak akan tersesat selama masih berpegang teguh pada keduanya, yaitu
Kitabullah (al-Qur'an) dan sunnah nabi-Nya (al-Hadits)." (HR. Malik, no.
1395).
Dan tidak ada satupun ayat atau hadits shahih yang menjelaskan bahwa maksud
dari ilmu al-Hikmah adalah ilmu kesaktian atau kadigdayaan, yang menjadikan
pemiliknya kebal senjata tajam, tidak terbakar oleh api, bisa menghilang, mampu
menerawang atau meramal, bisa melihat jin dan syetan, serta tujuan kesaktian
lainnya. Apalagi kalau dalam proses mendapatkan ilmu seperti itu dengan puasa
atau shalat serta wirid bacaan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah.
Bagaimana mungkin Anda-anda para pencaci Islam ini adalah seorang nasionalis sejati. Terus terang Anda ini lah sebenar-benarnya musuh, yang selalu mengusik dan memprovokasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Orang yang "beriman" dalam agama apa pun itu mana mungkin berkata seperti :
....karena ajaran Muhammad itu memang salah dari asalnya dan dari dasarnya, tidak mungkin dibersihkan dan tidak mungkin diperbaiki.
atau:
7 Kesalahan Dasar Ajaran Islam" dan "7 Kebodohan Muhammad Orang Buta Huruf Yang Ingin Menjadi Nabi.'
Ini jelas sudah merupakan justifikasi salah dan merupakan penginaan, lalu apa bedanya?
Kedua, sudah saya katakan berulang-ulang, Anda-anda ini tinggal di negara yang mayoritas muslim...hormatilah dan akui itu. Kalo dibilang ada muslim yang berbuat salah / khilaf itu adalah individu bukan agamanya berarti salah, Kalau dunia ini isinya Malaikat semua untuk apa Anda ada? Anda tentu harus lebih bijak, cobalah Anda tinggal di negara2 yang mayoritas non muslim seperti Amerika atau Israel. Sama, dalam hal ini mereka penganut2 agama dan ajaran2 samawi lainnya juga dan banyak yang menjadi rampok...koruptor...dan pembunuh...LANTAS APAKAH AGAMA/ AJARANNYA YANG SALAH???
Dimana keadilan?
Terakhir, berhentilah memprovokasi..dalam hal apapun berpikirlah lebih positif dan lebih bijak. dan buat rekan rekan muslim tetap sabar dan dukung untuk menghapus blog dibawah ini:
http://memahamiperb edaanagama. blogspot. com/
Catatan: Atas tulisan ini ada yang berkomentar bahwa ajaran Hindu malah membagi manusia dalam empat kasta. Ada perbedaan antara pembagian kasta dibandingkan dengan pembagian Mukmin dan Kafir. Dalam pembagian kasta menurut ajaran Hindu, pembagian itu bukan perintah Tuhan tetapi interpretasi manusia di jaman itu di mana masyarakat dibagi dalam empat kelompk berdasarkan profesinya dan karena waktu itu orang yang punya profesi mewariskan profesinya kepada anaknya, anak raja menjadi raja,anak petani menjadi petani, pembagian kasta itu juga turun temurun tetapi dengan kemajuan jaman dan adanya pendidikan, anak petani boleh mejadi pedagang, boleh menjadi tentara dan dengan demikian pembagian kasta yang turun temuruan sudah begeser tetapi hakekat pembagian kasta yang bermakna pembagian kerja dalam masyarakat tetap benar dan diperlukan hingga sekarang.
Perbandingan: Agama Yahudi juga mengajarakna kafir tetapi dengan pemahaman yang sangat berbeda. Dalam agama Yahudi orang kafir adalah orang bukan Yahudi dan Allah memerintahkan kepada orang Yahudi untuk menghormati kafir karena orang Yahudi pernah tinggal di Mesir dan dihormati oleh orang kafir Mesir. Allah Yahuhi memerintahkan perang kepada kafir yang menududuki tanah Kanaan semata-mata untuk merebut tanah yang telah diberikan Allah kepada orang Yahudi dan setelah tanah itu direbut, orang Yahudi hidup berdampingan dengan kafir. Di samping Islam dan agama Yahudi tidak diajarkan adanya kafir, malah Yesus melarang menyebut kafir.
No comments:
Post a Comment