SAJAK SOSILOGI AGAMA
Oleh HM.Rakib Jamari, SH.,M.Ag
Nafsu ,yang ter sembunyi, lebih
menghalangi dari syaitan laknatullah,
Bertentangan, Kehendak nafsu dengan kehendak Tuhan
Keduanya selalu saja berlawanan,
Di sinilah perlunya bermujahadah kesungguhan
Burulah makrifah di tengah riuhnya musik, dan dan sepinya pegunungan...
Bertentangan, Kehendak nafsu dengan kehendak Tuhan
Keduanya selalu saja berlawanan,
Di sinilah perlunya bermujahadah kesungguhan
Burulah makrifah di tengah riuhnya musik, dan dan sepinya pegunungan...
Masjid
tua, Al-Fida’, Kecamatan Sukajadi
Tahun
1986, aku melambaikan tangan salam senja
padamu.
Kita berpisah, bersama air mata yang terasa asin di bibir.
mata yang berkaca. melewati jendela
menatap, tapi bukan ratapan kematian
Yati kekasiku pergi, dengan begitu bersaja.
Kita berpisah, bersama air mata yang terasa asin di bibir.
mata yang berkaca. melewati jendela
menatap, tapi bukan ratapan kematian
Yati kekasiku pergi, dengan begitu bersaja.
amboi,
langkah ini hendak menuju ke mana.
Ketua
masjid, tidak membolehkan aku, tinggal di situ lagi…
selain menjejak pada kemungkinan hari-hari penuh kegelisahan,
kehampaan dan kesunyian diri sendiri.
meraba kegelapan yang melumuri isi kepala.
selain menjejak pada kemungkinan hari-hari penuh kegelisahan,
kehampaan dan kesunyian diri sendiri.
meraba kegelapan yang melumuri isi kepala.
kereta
warna hitam yang kau sorongkan melewati pelataran. yang begitu lengang.
tawarkan sebuah kenangan di masa lalu.
ketika kehidupan baru di hembuskan ke dalam dadamu...
ketika kehidupan baru di hembuskan ke dalam dadamu...
bikin
perjanjian untuk kembali pada asal mulamu, anak manusia.
sepertinya
tak ada yang patut ditangiskan.
selain mengaca pada hari yang penuh warna dan cerita penuh deru di masa lalu.
selain mengaca pada hari yang penuh warna dan cerita penuh deru di masa lalu.
(Tuhan,
aku hantarkan doa melewati senja ini)
TERINGAT KASUS JILBAB SMA EMPAT
Aku
guru agama saat itu, 1991.
Buk
Mayar, mengira, aku memaksa murid berjilbab,
Guru-guru
resah, karena masih memakai rok pendek.
Mereka
galau, setiap lonceng berdentang
Semua
murid wanita, berjilbab ria.
Guru
yang masih pakai rok mini, menarik-narik roknya secara kakiku
Seakan hendak menari. hendak menari sesuatu.
Seakan hendak menari. hendak menari sesuatu.
mungkin
ia m,asih menyimpan, semacam kerinduan
Pada jilbab, yang begitu asing, melekat pada kaca jendela
Pada jilbab, yang begitu asing, melekat pada kaca jendela
Salawat
badar, guru agama, semacam dentangan lonceng,
Tapi lonceng Tuhan, di tangan siapa kau tahu?
Tapi lonceng Tuhan, di tangan siapa kau tahu?
Katanya,
aku yang merindu, siapa tahu
Umar
Untung masih ada
rambut
Ia mencoba mencegah
murid berkerudung
Dengan meneror guru agama.
Seorang
manusia mencari jalan hidupnya
Memetakan langit
Mencari jawab: siapakah aku, siapakah engkau?
Wajah berjilbab, pada bayang-bayang membusur
Dari masa lalu sebuah kesaksian
Begitu samar
Antara hari berselang
Memetakan langit
Mencari jawab: siapakah aku, siapakah engkau?
Wajah berjilbab, pada bayang-bayang membusur
Dari masa lalu sebuah kesaksian
Begitu samar
Antara hari berselang
Sebuah
tatapan, tak pernah gugur
Menyentuh kedalaman
Rongga dada
Menyentuh kedalaman
Rongga dada
Berbisiklah,
berbisik, manusia yang mencari jawab:
"Engkau yang begitu samar dalam ingatan
kusapa dalam doa,
juga dosa"
"Engkau yang begitu samar dalam ingatan
kusapa dalam doa,
juga dosa"
begitu
lindap
CAHAYA KERIDUAN
Cahaya
kerinduan tak dapat kukesalkan
Itu
sudah suratan.
Nur
cahaya merah, ada pada senja itu.
Ada pada mata, sebuah dunia kutemukan, jalinan cerita
Manusia hidup dengan kesendiriannya
Di tengah riuh gemuruh
Ada pada mata, sebuah dunia kutemukan, jalinan cerita
Manusia hidup dengan kesendiriannya
Di tengah riuh gemuruh
Kesunyian
di mana batasnya
Dari kelam hitam mata
Seribu tikaman terasa menyentuh jantungku
Dari kelam hitam mata
Seribu tikaman terasa menyentuh jantungku
TUHANKU
MELUPAKAN AKU
Benarkan
Nabi Isa menyatakan, Tuhanku melupakan aku
Eli-Eli
Lama Sabachtani, mengapa engkau tinggalkan aku?
Yudas,
murid yang khianat itu.
Nanbi
Isa ditangkap, semuanya gemetar.
Ada yang begitu seksama memperhatikan segala tindak-tanduk, gemetaran juga.
aku menghitung detik-detik perhitungan yang muncul di pelupuk mata,
menelanjangiku dengan sangat polos dan bugil, memeriksa bulu demi bulu,
daki demi daki yang menempel, pada tangan, pada kaki, sedang mulut
dibiarkan diam; dengan begitu bening dan jujur: mereka menjadi saksi
sebuah pengkhianatan...
Ada yang begitu seksama memperhatikan segala tindak-tanduk, gemetaran juga.
aku menghitung detik-detik perhitungan yang muncul di pelupuk mata,
menelanjangiku dengan sangat polos dan bugil, memeriksa bulu demi bulu,
daki demi daki yang menempel, pada tangan, pada kaki, sedang mulut
dibiarkan diam; dengan begitu bening dan jujur: mereka menjadi saksi
sebuah pengkhianatan...
LATIHAN
MENJADI PEMIMPIN
Tuhan, aku tiba-tiba diangkat jadi ketua rombongan.
Menuju tanah suci, dengan bibirku yang gemetar
menyebut nama - Mu
Inikah saaynya aku latihan menjadi pemimpin ?
Aku hanya mengucapkan syukur
tiada habis-habisnya
terlimpah kenikmatan
kukecap kasih sayang-Mu
dengan segala cinta
kureguk kasih-Mu
kureguk sayang-Mu
kureguk cinta-Mu
Tuhan,
gemetaran aku mengingat-Mu
wahai, Pemilik Cinta Sejati
KAYAKAN AKU DUNIA AKHIRAT.
Tuhan, aku tiba-tiba diangkat jadi ketua rombongan.
Menuju tanah suci, dengan bibirku yang gemetar
menyebut nama - Mu
Inikah saaynya aku latihan menjadi pemimpin ?
Aku hanya mengucapkan syukur
tiada habis-habisnya
terlimpah kenikmatan
kukecap kasih sayang-Mu
dengan segala cinta
kureguk kasih-Mu
kureguk sayang-Mu
kureguk cinta-Mu
Tuhan,
gemetaran aku mengingat-Mu
wahai, Pemilik Cinta Sejati
KAYAKAN AKU DUNIA AKHIRAT.
Bisikan untuk kaya di dunia, begitu tajam,
Ingin
kaya di akhirat, juga tajam.
Tapi ya Allah, lebih tajam tatapan-Mu,
Sampai menghunjam ke dalam lubuk hatiku
"Siapakah yang akan mendengarkan keluhku lagi,
selain Engkau wahai...."
aku tertunduk
aku tertunduk
mengharap
mendamba
dan tatapanmu begitu tajam
menghunjam ke dalam kalbu
Tapi ya Allah, lebih tajam tatapan-Mu,
Sampai menghunjam ke dalam lubuk hatiku
"Siapakah yang akan mendengarkan keluhku lagi,
selain Engkau wahai...."
aku tertunduk
aku tertunduk
mengharap
mendamba
dan tatapanmu begitu tajam
menghunjam ke dalam kalbu
PERSAINGAN
LEMBUT
Di kantorku ada persaingan yang lembut
Di kantorku ada persaingan yang lembut
Kami
saling berebut.
Kekerasan,
akhirnya lebur begitu lembut.
Mungkin ya Tuhan,selembut tatapan-Mu
menyiram sejuk ke dalam batinku
segala gundah
segala amarah
punah
menjelma cinta
menjelma cinta
ingin kubalas tatapan-Mu
tapi aku sekedar hamba
tak sanggup aku
tak sanggup aku
wahai,
aku tertunduk malu,
atas segala pengkhianatanku
Pencopet dan dan usiazd bercampur baur..
isyarat apa yang disampaikan, kepada seseorang juga bercampur baur
perasaannya--- mendengar sesuatu tentang maut?
sepertinya orang sering pula bercerita, tentang orang yang menjerit
histeris, atau uban satu-satu yang tumbuh di kepala, atau raut muka yang
kerut merut, atau tubuh kekar dan gagah, lalu : mati
ada yang memberiku isyarat dari balik jendela, seperti dalam mimpi,
menyelinap dan mengendap, mengajak seseorang untuk pergi: entah
kemana.....
Mungkin ya Tuhan,selembut tatapan-Mu
menyiram sejuk ke dalam batinku
segala gundah
segala amarah
punah
menjelma cinta
menjelma cinta
ingin kubalas tatapan-Mu
tapi aku sekedar hamba
tak sanggup aku
tak sanggup aku
wahai,
aku tertunduk malu,
atas segala pengkhianatanku
Pencopet dan dan usiazd bercampur baur..
isyarat apa yang disampaikan, kepada seseorang juga bercampur baur
perasaannya--- mendengar sesuatu tentang maut?
sepertinya orang sering pula bercerita, tentang orang yang menjerit
histeris, atau uban satu-satu yang tumbuh di kepala, atau raut muka yang
kerut merut, atau tubuh kekar dan gagah, lalu : mati
ada yang memberiku isyarat dari balik jendela, seperti dalam mimpi,
menyelinap dan mengendap, mengajak seseorang untuk pergi: entah
kemana.....
BUDAYA SELINGKUH
Isteri orang, disayangi, namanya selingkuh.
Isteri orang, disayangi, namanya selingkuh.
Zina
mata, dilakukan tiap hari.
Tuhan
menegurmu, menyapamu dalam mimpi yang
mengembun,
pada subuh yang sebentar kan merekah,
cuma sepi dan rasa nyeri yang dibisikkan, setialah pada pasanganmu
Shalat taubatlah menanti matahari, mungkin akan terbit,
betapa panasnya, bergolak ini benak kepala,
juga dalam dada....
sepertinya telah habis semua kuceritakan,
tiada lagi rahasia,
diriku tegak telanjang,
di hadapan-Mu
pada subuh yang sebentar kan merekah,
cuma sepi dan rasa nyeri yang dibisikkan, setialah pada pasanganmu
Shalat taubatlah menanti matahari, mungkin akan terbit,
betapa panasnya, bergolak ini benak kepala,
juga dalam dada....
sepertinya telah habis semua kuceritakan,
tiada lagi rahasia,
diriku tegak telanjang,
di hadapan-Mu
MENCATAT
NAMAMU
PENIPU DAN PENCOPET
Sebelum
jadi sarjana, dia sudah terbiasa mencopet.
Setelah bekerja di kantor, dia dapat kesempaatan mencopet.
Setelah bekerja di kantor, dia dapat kesempaatan mencopet.
Telunjuknya
lurus, tapi kelingkingnya berkait.
Dalam
hatinya, masih ada kegundahan.
Secara perlahan membakar angan
Dalam sunyi dia mencoba mengingat wajahmu,
Tapi salatnya tidak bisa khusu’, konsentasinya berderai pecah
terbanting tangan-tangan waktu
Menyesal tiada tara.
Begitu kukuh memisahkan kekinianku
dengan cerita dulu
Engkaukah itu,
yang bercakap dalam gemerisik angin meniup daunan.
Kabarkan sesuatu entah kebencian atau kecintaan?
Berayun angan menari
dalam jagat semesta pertanyaan
Begitu samar
Begitu samar
Namamu yang terbubuh
dalam kabut yang melulur keheningan.
Secara perlahan membakar angan
Dalam sunyi dia mencoba mengingat wajahmu,
Tapi salatnya tidak bisa khusu’, konsentasinya berderai pecah
terbanting tangan-tangan waktu
Menyesal tiada tara.
Begitu kukuh memisahkan kekinianku
dengan cerita dulu
Engkaukah itu,
yang bercakap dalam gemerisik angin meniup daunan.
Kabarkan sesuatu entah kebencian atau kecintaan?
Berayun angan menari
dalam jagat semesta pertanyaan
Begitu samar
Begitu samar
Namamu yang terbubuh
dalam kabut yang melulur keheningan.
No comments:
Post a Comment