PERUBAHAN MIND SET KURIKULUM
BY DR.M.RAKIB JAMARI RIAU, SH.,M.Ag.
WI LPMP RIAU
2018.
Pada tahun 1961. David C. McClelland, tentang
perubahan, ia menulis artikel berjudul ‘Dorongan Hati Menuju Modernisasi’
dimana merupakan salah satu inti dari buku yang populer dengan judul “The
Achieving Society”.Dalam buku tersebut telah memberikan manfaat sangat besar
terhadap orang-orang yang telah membaca buku karyanya tersebut.Orang yang sudah
membaca buku tersebut akan merasa termotivasi dalam menyelesaikan masalah
hidupnya.
David McClelland memelopori motivasi kerja
berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan
perbaikan dipromosikan dalam metode penilaian karyawan atau guru-guru ,
mendukung penilaian berbasis kompetensi dan tes, dengan alasan mereka untuk
menjadi lebih baik dari IQ tradisional dan kepribadian berbasis tes. Ide-idenya
telah sejak diadopsi secara luas di banyak organisasi, dan berhubungan erat
dengan teori Frederick Herzberg. Selain itu teori McClelland juga memberikan
kelanjutan tentang teori Max Weber.Jadi teori McClelland mempunyai keterkaitan dengan
pendidikan, memberikan sebuah penjelasan tentang keterkaitan tersebut. Selain
itu konsep Virus N-Ach ini juga mendapatkan respon baik pagi umat islam
serta konsep tersebut juga dapat meyelamatkan bangsa Indonesia dari
keterpurukan jika virus tersebut bisa meyebar di seluruh komponen masyarakat
Indonesia.
Penulis melihat di dunia pendidikan, perubahan yang
terjadi:
Perubahan mendasar pada kurikulum 2013 yang kami
rangkum, adalah sebagai berikut:
1. Dulunya sumber ilmu bahwa Sekolah Adalah
Segala-galanya menjadi Sekolah, Keluarga, Pergaulan Sosial (Society)
2. Siswa menghafal menjadi Berpikir
3. Siswa pasif (passive) menjadi tegas (Assertive)
4. Penilaian berpatokan IQ /kepintaran menjadi
proses/perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap
5. Siswa belajar karena takut, menjadi belajar
menyenangkan dan enjoy.
6. Nilai didasarkan hanya pada kertas ujian,
menjadi didasarkan sikap dan aktivitas
7. Materi terpisah, menjadi terintegrasi
8. Berubah dari mindset “apa yang kita punya”
menjadi “apa yang kita kembangkan”
demikianlah mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
semua.
PEMBAHASAN
Ada banyak faktor dalam keberhasilan penerapan
sebuah kurikulum, Pertama, kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung
yang terdiri dari ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang
mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum, Ketiga, penguatan peran
pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan termasuk juga penguatan manajemen
dan budaya sekolah. Agaknya dari beberapa faktor tersebut, guru adalah aspek
paling menentukan.
1. Kurikulum 2013 dan Perubahannya
Kurikulum baru 2013 merupakan pengembangan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
2006. Menurut pihak Puskur dan Perbukuan Kemdikbud RI, fokus pengembangan
kurikulum 2013 ini adalah mengurangi jumlah mata pelajaran, mengurangi materi
pelajaran dan menambah jam pelajaran. (Herry Widyastomo, 2013 : 2)
Apabila dicermati dengan baik, dapat ditegaskan,
bahwa secara prinsip ada dua alasan utama perubahan kurikulum saat ini, yaitu
alasan atau latar belakang filosofis dan alasan atau latar belakang yuridis.
Secara Filosofis disebabkan karena terjadinya pergeseran paradigma belajar abad
XXI, terjadinya pergeseran pengertian tentang kreatifitas dan perlunya sebuah
proses pembelajaran yang mendukung kreatifitas dimaksud. Sedangkan secara
yuridis, perubahan ini didasarkan kepada amanat RPJMN 2010-2014 Sektor
Pendidikan, Inpres no. 1 th. 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas
pembangunan nasional dan Peraturan Pemerintah no. 32 tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun
2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka terdapat empat perubahan pada
kurikulum baru ini, yaitu; 1). Perubahan pada Standar Kelulusan/SKL
(Permendikbud no. 54 Tahun 2013), perubahan pada standar isi (Permendikbud no.
64 Tahun 2013), perubahan pada standar proses (Permendikbud no. 65 Tahun 2013)
dan perubahan pada aspek penilaian (Permendikbud no. 66 Tahun 2013). Sementara
empat standar lainnya tidak mengalami perubahan.
2. Pengertian Mindset dan Urgensi Perubahannya
Mindset sebenarnya berasal dari dua kata bahasa
Inggris yang digabung menjadi satu yaitu "mind" dan "set". Mind
berarti pikiran, akal, ingatan. Sedangkan "set" adalah kumpulan,
perangkat. Jadi secara harfiah dapat diartikan sebagai kumpulan atau perangkat
pikiran atau akal atau ingatan. Akan tetapi sebenarnya yang dimaksud mindset di
sini adalah pola pikir yang mempengaruhi pola kerja. Dengan ungkapan lain,
mindset adalah sebuah sikap individu dimana singkronnya antara pola
pikir/pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku. Orang yang memiliki hal
tersebut, maka ia akan memiliki kesadaran/keihklasan untuk menerima serta
berkemauan untuk memperjuangkannya, dalam organisasi hal ini disebut dengan
budaya kerja.
Pendidik atau guru, perlu memiliki mindset yang
utuh terhadap kurikulum baru ini, dengan arti kata; memiliki sikap yang baik
terhadap perubahan ini dan dengan ikhlas menerima dan memperjuangkannya. Hal
ini penting karena tugas resmi guru adalah mengajarkan kurikulum, hal inilah
yang menyebabkan ia digaji. (Muhammad Abdullah ad-Duweisy, 2005 : 115). Ia
melanjutkan bahwa ketika guru mengetahui ini adalah bahagian dari tanggung
jawabnya, maka ia akan berperan aktif dalam pelaksanaan tugasnya. Perubahan
mindset merupakan faktor pertama yang harus disentuh sebelum sebuah kebijakan
diberlakukan.
MENDIDIK ANAK DENGAN CERITA DONGENG
Cerita kancil yang menipu harimau dan buaya, akan
mendorong jiwa anak untuk menjadi licik, agar menjadi pemenang seperti kanci.
Ini penanaman karakter yang negative. McClelland pernah menyebutkan bahwa
dongeng dan cerita anak Inggeris abad
ke-16 terdapat virus yang dapat menyebabkan terjangkitnya n-ach. Adapun cerita spanyol justru meninabobokan rakyatnya.
Dongeng dan cerita di Inggris memperlihatkan optimisme tinggi, keberanian
mengubah nasib, dan sikap tidak cepat menyerah. Cerita-cerita itu dianggap
memiliki nilai n-ach tinggi.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi pun selalu diawali oleh n-ach. Cerita atau dongeng yang mengandung nilai n-ach tinggi
selalu diikuti pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara itu dalam kurun waktu
25 tahun kemudian.
Berbeda dengan yang diungkapkan McClelland,
Al-Qur’an mengontrol semangat jihad yang mirip dengan istilah virus n-ach agar tidak sampai overdosis.
Yaitu dengan kalimat, “Haya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(Al-Insyirah: 8). Manusia bekerja hanyalah untuk mendapat pengakuan dari Allah,
bukan pengakuan dari manusia. Jika yang dicari adalah pengakuan dari Allah,
tentu yang muncul pada diri adalah kerendahan hati. Jika yang dicari adalah
pengakuan dari manusia atas prestasi yang ia peroleh dapat mengantarkan manusia
pada ketidakpuasan seperti yang diungkapkan McClelland.Jadi dapat disimplukan
bahwa pandangan islam terhadap konsep virus n-ach adalah sangat mendukung
karena konsep tersebut tidak bertentangan terhadap dasar agama islam yaitu
Al-Qur’an.Dan virus tersebut dapat memberikan motivasi kepada para umat untuk
selalu menggapai kesuksesan dunia maupun akhirat.Dan memotivasi para umat islam
untuk dapat merubah nasibnya menjadi yang lebih baik dan lebih layak.
PENUTUP
Sebagai penutup penulis menyajikan gurindam
pendidikan, karangan penulis pribadi, yaitu gurindan 8 (Lihat Misterrakib Blog
spot Pekanbaru Riau Indonesia.) yang terdiri dari delapan pasal:
Pasal 1
Barangsiapa ingin, sekolah bermutu,
Teori dan
praktek harus dipadu
Pasal 2
Barangsiapa ingin, pendidikan bermutu,
Pemerintah dan masyarakat, harus bersatu
Pasal 3
Barangsiapa menginginkan pembelajaran
bermutu,
Studi
banding, harus selalu.
Pasal 4
Barangsiapa yang ingin, ilmu bermutu,
Mengadakan, percobaan, harus selalu.
Pasal 5
Barangsia
menginginkan, masa depan bermutu,
Buatlah
perubahan, dari waktu ke waktu.
Pasal 6
Mutu,
selalu hadir, karena disiplin,
Banyakkan belajar, sedikitnkan bermain.
Pasal 7
Mutu
bisa hadir karena desakan,
Menguguhkan mata pelajaran yang sangat diperlukan.
Pasal 8
Mutu
hadir karena, pengorbanan,
Murid
dan guru, cinta pengetahuan.
No comments:
Post a Comment