KETIKA TURKI DILILIT HUTANG
DI ABAD KE-18
Catatan Kecil Dr.HM.Rakib Jamari.S.H.,M.Ag.
Ketika Turki dililit hutang
Harga diri, menjadi
telanjang,
Musuh segera datang
menyerang,
Kekuasaan lepas, di sekeliling pinggang
Kalau Palestina,
dijual,
Kekuasaan Turki akan
kekal,
Zionis membeli
sangat mahal,
Ditambah hadiah, dan
tumbal-tumbal.
Pelajaran bagi Indonesia sekarang,
Hampir 7000 triliyun rupiah, lilitan hutang,
Jangan sampai, Negara goncang.
Ekonomi tidak boleh timpang.
Dikutip dari Miftah H. Yusufpati, Jum'at, 21 Mei 2021 - 13:25 WIB bahwa Herzl
berangkat menuju Konstantinopel pada bulan Juni tahun 1896 M. Pada kunjungannya
ini, dia ditemani oleh Neolanski yang memiliki hubungan sangat dekat dengan
Sultan Abdul Hamid. Akibat dari kunjungan ini, Neolanski telah memindahkan
pandangan-pandangan Herzl ke istana Yaldaz.
Pada saat itu terjadi dialog antara Sultan dengan Neolanski. Kala itu
Sultan berkata padanya, “Apakah mungkin bagi orang-orang Yahudi untuk tinggal
di tempat lain selain Palestina?”
Neolanski menjawab, “Palestina dianggap sebagai tanah tumpah darah
pertama bagi orang-orang Yahudi, oleh karenanya orang-orang Yahudi sangat
merindukan untuk bisa kembali ke tanah itu.”
Sultan menimpali, “Sesungguhnya Palestina tidaklah dianggap sebagai
tempat kelahiran pertama bagi orang-orang Yahudi saja, namun juga oleh semua
agama yang lain.”
Neolanski menjawab, “Orang-orang Yahudi tidak mungkin untuk mengambil
Palestina, maka sesungguhnya mereka akan berusaha pergi dengan cara yang sangat
sederhana untuk menuju Argentina."
Maka Sultan Abdul Hamid segera mengirimkan surat pada Herzl melalui perantaraan
temannya Neolanski.
Baca juga: Jejak Israel: Kaum Pembunuh Nabi-Nabi yang Terusir dari Tanah
Suci
Dalam surat itu disebutkan; “Nasehatilah temanmu Herzl agar dia tidak
mengambil langkah-langkah baru mengenai masalah ini, sebab saya tidak bisa
mundur dari tanah suci ini (Palestina) walaupun hanya sejengkal. Sebab tanah
ini bukanlah milik saya. Dia adalah milik bangsa dan rakyat saya. Nenek moyang
saya telah berjuang demi mendapatkan tanah ini.”
“Mereka telah menyiraminya dengan ceceran darah. Maka biarkanlah
orang-orang Yahudi itu menggenggam jutaan uang mereka. Jika negeriku
tercabik-cabik, maka sangat mungkin mendapatkan negeri Palestina, tanpa ada
imbalan dan balasan apapun.”
No comments:
Post a Comment