Friday, May 28, 2021

 

KETIKA TURKI DILILIT HUTANG

 DI ABAD KE-18

Catatan Kecil  Dr.HM.Rakib Jamari.S.H.,M.Ag.

              Ketika Turki dililit hutang

              Harga diri, menjadi telanjang,

              Musuh segera datang menyerang,

              Kekuasaan lepas, di sekeliling pinggang

 

              Kalau Palestina, dijual,

              Kekuasaan Turki akan kekal,

              Zionis membeli sangat mahal,

              Ditambah hadiah, dan tumbal-tumbal.

 

Pelajaran bagi Indonesia sekarang,

Hampir 7000 triliyun rupiah, lilitan hutang,

Jangan sampai, Negara goncang.

Ekonomi tidak boleh timpang.

 

Dikutip dari Miftah H. Yusufpati, Jum'at, 21 Mei 2021 - 13:25 WIB bahwa Herzl berangkat menuju Konstantinopel pada bulan Juni tahun 1896 M. Pada kunjungannya ini, dia ditemani oleh Neolanski yang memiliki hubungan sangat dekat dengan Sultan Abdul Hamid. Akibat dari kunjungan ini, Neolanski telah memindahkan pandangan-pandangan Herzl ke istana Yaldaz.

Pada saat itu terjadi dialog antara Sultan dengan Neolanski. Kala itu Sultan berkata padanya, “Apakah mungkin bagi orang-orang Yahudi untuk tinggal di tempat lain selain Palestina?”

Neolanski menjawab, “Palestina dianggap sebagai tanah tumpah darah pertama bagi orang-orang Yahudi, oleh karenanya orang-orang Yahudi sangat merindukan untuk bisa kembali ke tanah itu.”

Sultan menimpali, “Sesungguhnya Palestina tidaklah dianggap sebagai tempat kelahiran pertama bagi orang-orang Yahudi saja, namun juga oleh semua agama yang lain.”

Neolanski menjawab, “Orang-orang Yahudi tidak mungkin untuk mengambil Palestina, maka sesungguhnya mereka akan berusaha pergi dengan cara yang sangat sederhana untuk menuju Argentina."

Maka Sultan Abdul Hamid segera mengirimkan surat pada Herzl melalui perantaraan temannya Neolanski.

Baca juga: Jejak Israel: Kaum Pembunuh Nabi-Nabi yang Terusir dari Tanah Suci

Dalam surat itu disebutkan; “Nasehatilah temanmu Herzl agar dia tidak mengambil langkah-langkah baru mengenai masalah ini, sebab saya tidak bisa mundur dari tanah suci ini (Palestina) walaupun hanya sejengkal. Sebab tanah ini bukanlah milik saya. Dia adalah milik bangsa dan rakyat saya. Nenek moyang saya telah berjuang demi mendapatkan tanah ini.”

“Mereka telah menyiraminya dengan ceceran darah. Maka biarkanlah orang-orang Yahudi itu menggenggam jutaan uang mereka. Jika negeriku tercabik-cabik, maka sangat mungkin mendapatkan negeri Palestina, tanpa ada imbalan dan balasan apapun.”

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook