PENGERTIAN FILOLOGI
FILOLOGI : Mempelajari kebudayaan dalam arti luas, yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan dan kebudayaan.
Etimologi kata Filologi
PHILOG : “ CINTA “
LOGOS : “ KATA “
Yang maksudnya Cinta kata → Senang bertutur
Senang belajar
Senang Ilmu
Senang Kebudayaan
Contohnya: Sejarah
Tuhan Dalam Catatan Tertua Di Dunia
Dalam Mitologi Yunani, terdapat
nama-nama :
1.Yunani :Herakles = Pahlawan
Hindu : Hara Kala = Pahlawan pertempuran
(gelar untuk Syiwa)
2.Yunani :Theseus = Pengiring Herakles
Hindu : Thasa = Pengiring Syiwa
3.Yunani :Aeakus = 1 diantara 3 hakim di
Hades (neraka),
Hindu : Ahaka = Hakim yg keras
4.Yunani :Rhadamantus = Hakim alam
barzah ,
Hindu : Rhada-manta = Orang yg menghukum
kejahatan
5.Yunani :Ariadne = Cinta pada Theus dan
menurut musuh
Hindu : Ari-ana = Yang dibujuk musuh
6.Yunani :Andromeda = Korban untuk
Poseidon (Dewa Air)
Hindu : Andha-ra-medha = Pemikul derita
Dewa Laut
8.Yunani erseus = Pahlawan, anak Zeus
Hindu : Para-saha = Penolong pada saat
yg tepat
9.Yunani :Kentauren = Separuh manusia,
separoh kuda
Hindu : Kentura = Manusia kuda
Dewa-dewa
Olympus :
10.Yunani :Jupiter = Dewa Langit,
Pencipta, Pemberi hukum
Hindu : Dyaus Pitar = Bapak Langit
11.Yunani allas = Dewi Kebajikan
Hindu : Palasa = Budi
12.Yunani :Athena = Dewi Kesucian
Hindu : A-tanaia = Tak melahirkan anak
(suci)
13.Yunani :Bellona = Dewi perang
(Romawi)
Hindu : Bala-na = Kekuatan tentara
14.Yunani: Neptunus = Dewa Air
Hindu : Na-pata-na =Kekuatan yg
menguasai banjir
15.Yunani :Mars = Dewa Perang
Hindu : Mri = Pembunuh
16.Yunani luto = Dewa alam barzah
Hindu : Plushta = Yang menghukum dgn api
Nama-nama
suku bangsa
17. Yunani elasga = Suku Yunani kuno yg
kejam
Hindu : Palaca-ga = Yg berperang tanpa
belas kasihan
18.Yunani :Hellenes = nama suku bangsa
Hindu : Hela-na = Penempur yg merebut
Hela (negeri Rembulan)
19.Yunani :Sparta = sebuah suku bangsa
yg kuat
Hindu : Spardha-ta = Penantang
Nama-nama
orang Yunani, banyak dijiplak dari bahasa Sanskerta, seperti :
20.Phytagoras (Ahli Matematika dan
filsuf Yunani, 582-507 SM), berasal dari bahasa Sanskerta; Pitha-guru yg
artinya Ahli Ilmu.
21.Anaxagoras, filsuf Yunani, 500-428
SM, berasal dari banahsa Sanskerta; Ananga-guru yang artinya Ahli roh.
Selanjutnya kita dapat melihat persamaan
kata dalam bahasa (Y)unani dengan bahasa (S)anskerta, seperti :
22.PITAR (S) = pater (Y), yg artinya,
bapak
23.MATAR (S) = mater (Y), yg artinya,
ibu
24.BHRATAR (S) = frater (Y), yg artinya,
saudara laki-laki
25. TRIKONA (S) = trigonon (Y), yg
artinya, segitiga
26.AMBU (S) = ombros (Y), yg artinya,
awan hujan
27.AXAS (S) = axon (Y), yg artinya,
poros
28.ACRIS (S) = akros (Y) yg artinya,
puncak
Dari contoh-contoh yg cukup banyak ini,
meyakinkan sekali bahwa kebudayaan Yunani sangat dipengaruhi oleh Hinduisme.
Apa
hubungan Hinduisme dengan Penjiplakan Kekristenan Melalui Yunani ?
Yesus terlahir dalam lingkungan Yahudi.
Bahasa yg digunakannya adalah bahasa Ibrani. Tapi kenapa kitab-kitab perjanjian
baru (Injil) hampir seluruhnya ditulis dalam bahasa Yunani ?. Seharusnya, kitab-kitab tsb ditulis dalam bahasa Ibrani,
karena bahasa inilah bahasa yg digunakan oleh kaum Yahudi, kaum Yesus sendiri.
Ini menunjukkan, bahwa agama Kristen, berkembang dalam kebudayaan Yunani.
Sedangkan kebudayaan Yunani sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu India.
Dyaus dalam bahasa Sanskerta atau Zeus
dalam bahasa Yunani, sampai sekarang tetap tidak berubah. Nama ini dioknumkan
menjadi Zeus Pater atau Jupiter dalam kepercayaan Yunani,
atau Zupitri dalam bahasa Sanskerta, sebagai Tuhan Bapak. Zeus = Dyaus = Theos
= Tuhan, sedangkan Pater=Bapak=Pitar.
TUHAN
HINDU PUNYA ANAK TANPA BAPAK MENJELMA MENJADI MANUSIA DI BUMI, DIBERI NAMA
KRISSEN ATAU KRISNA
Dalam Hinduisme, Tuhan dioknumkan
sebagai Bapak (Zupitri), yaitu Brahma. Wisnu, yg merupakan oknum kedua adalah
Anak Tuhan., yg dapat menjelma menjadi manusia dalam bentuk Krisna dan Rama.
Sedangkan Shiwa, adalah Roh Suci, atau Roh kudus. Dari kenyataan ini dapat
kita lihat penjiplakan, karena persamaan yg sangat akurat dengan Trinitas.
Dalam Bhagavad Gita (Nyanyian Tuhan),
pada ayat ke-14, dalam Kitab yang sama, Krishna bersabda kepada Arjuna :
Karena
aku adalah Tuhan
Dalam
tubuh ini
Kehidupan
abadi
Tak
akan musnah
Aku
adalah kebenaran
Dan
kebahagiaan selama-lamanya.
Dijiplak oleh Kitab Injil Yohanes pasal
: 1 ayat 1-3 juga pasal 16: 1-6
Adakah Anda melihat persamaan makna dgn
salah satu ayat dalam Injil...?
Siapakah Krissen atau Krishna?.?.
Krishna adalah penjelmaan Dewa Wishnu, melalui manusia biasa, Devanaki. Hal ini
persis sama dengan dgn Yesus (Nabi Isa), yg diyakini oleh umat Kristen, sebagai
Tuhan, yg dilahirkan oleh perempuan manusia bernama Maria.
Kelahiran Yesus, diriwayatkan sama
dengan kelahiran Krishna. Kelahiran Krishna digambarkan dalam Athar Veda, salah
satu Kitab Suci Hindu sebagai berikut :
Pada suatu malam, waktu raja Kansa tak
dapat tidur, berdirilah baginda diteras istananya, digerakkan oleh suatu
kekuatan gaib. Ia melihat bintang bergerak dan sinarnya jatuh ke Bumi. Ia
bertanya kepada istrinya, Nysumba (seorang ahli sihir, pemuja Dewi Kali, yaitu
dewi kerinduan dan kematian), tapi Nysumba tidak mengetahuinya. Maka
dipanggillah Brahmana-Brahmana (Pendeta-Pendeta Hindu), untuk melihat bintang
itu dan menceritakan kebenarannya. Pendeta-pendeta Hindu tsb, lalu
menceritakan, bahwa itu adalah pertanda turunnya Tuhan ke dalam tubuh manusia
yang dikandung oleh Devanaki, anak saudara perempuan baginda raja sendiri. Anak
yg dikandung itulah yg akan menjadi Tuhan di dunia, raja dunia.
Bandingkanlah riwayat ini dengan riwayat
kelahiran Yesus, dalam Injil Matius, yg ditandai dengan bintang yg cemerlang yg
bergerak, dan berhenti diatas tempat dimana Yesus dilahirkan.
Karena riwayat kelahiran Krishna, jauh
lebih tua dari riwayat kelahiran Yesus, sedangkan Injil yg berkembang adalah
Injil berbahasa Yunani, dimana kebudayaan Yunani sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan Hindu, maka apa yg dapat kita simpulkan dari kenyataan ini????.
Yang dapat kita simpulkan :
Ajaran Trinitas adalah modifikasi dari
ajaran Trimurti Hinduisme. Brahma dalam Hinduisme dimodifikasi menjadi Allah
Bapa, Wisnu dimodifikasi menjadi Yesus Anak Allah dan Syiwa dimodifikasi
menjadi Roh Kudus.
Jadi, ternyata Trinitas = Trimurti
0 Reply to "KEESAAN TUHAN, Sebuah
Pembahasan Ilmiah, ditulis oleh O.Hashem, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka,
Perpusatakaan Salman, ITB, thn 1983."
B.Filologi sebagai istilah
B.Filologi sebagai istilah
1)Filologi sudah dipakai sejak abad ke-3 SM oleh sekelompok ahli dari Aleksandria yang kemudian dikenal sebagai ahli Filologi.Yang pertama memakai adalah Erasthothenes.Pada waktu itu mereka mencoba mengkaji teks-teks tersebut bertujuan menemukan bentuk yang asli dan mengetahui maksud pengarang dengan jelas menyisihkan kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya.Dari kegiatan tersebut disadari bahwa pengkajian secara mendalam terhadap bahasa dan kebudayaan yang melatarbelakangi adalah penting.Kegiatan Filologi yang menitikberatkan kepada bacaan yang rusak ini kemudian disebut dengan Filologi tradisional.
Karena luasnya isi teks klasik maka Filologi juga berarti ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang pernah diketahui orang.Pendapat lain mengatakan bahwa filologi adalah L’etalage de Savior(Pameran ilmu pengetahuan).
C. OBJEK KAJIAN FILOLOGI
Filologi berusaha mengungkapkan hasil budaya suatu bangsa lewat kajian bahasa pada peninggalan bahasa dalam bentuk tulisan.Naskah tersebut tidak terbuat dari rotan,lontar,kulit kayu dan dluwang.
1. Naskah dan teks
Filologi mempunyai sasaran kerja berupa naskah, disamping itu melihat wahana teks-teks filologi ada yang berupa teks lisan dan teks tulisan dengan tangan an tulisan cetakan. Naskah yang menjadi sasaran kerja filologi dipandang sebagai hasil budaya yang berupa ciptaan sastra, naskah dipandang sebagai hasil budaya yang berupa ciptaan sastra, naskah dipandang sebagai ciptaan sastra karena teks dalam naskah yang berbahasakan bahasa itu merupakan suatu keutuhan dan mengungkap pesan.
2. Tempat menyimpan naskah
Naskah biasanya disimpan pada berbagai catalog di perpustakaan dan museum yang tersimpan di berbagai negara.
Dalam catalog Girardet,angka pada catalog menunjukan tempat penyimpanan naskah yaitu:
1) Sana Pustaka di Keraton Surakarta
2) Reksa Pustaka di Pura Mangkunegaran
3) Radya Pustaka di Taman Sriwedari
4) Widya Budaya di keratin Ngayogyakarta
5) Perpustakaan di Pura Pakualaman
6) Sana Budaya di barat Alun-alun Yogyakarta
Kecuali di Indonesia naskah-naskah teks nusantara pada saat ini tersimpan di museum-museum dalam 26 negara.
Naskah → “ Sesuatu yang kongkret “
Teks → “ Sesuatu yang absrak “
TUJUAN FILOLOGI
Mengkaji teks klasik dengan tujuan mengenalinya sesempurna-sempurnanya dan selanjutnya menempatkan dalam keseluruhan sejarah budaya suatu bangsa.
Ada 2 tujuan dalam filologi yaitu :
1. Umum
a)Memahami sejauh mungkin kebudayaan suatu bangsa lewat hasil sastranya,baik lesan atao tulisan.
b)Memahami makna dan fungsi teks bagi masyarakat penciptannya.
c)Mengungkapkan nilai-nilai budaya lama sebagai alternatif pengembangan kebudayaan.
d)Melestarikan Warisan budaya bangsa.
2. Khusus
a)menyunting sebuah teks yang dipandang paling dekat dengan teks aslinya.
b)mengungkap sejarah terjadi teks yang dipandang sejareang perkembangannya.
c)mengungkap resepsi pembaca pada setiap kurun waktu yang penerimaaan.
catatan:
Contoh dari aplikasi filologi adalah perbandingan tahun Masehi dan Tahun Saka.
PENJENISAN NASKAH JAWA
Penjenisan naskah berdasarkan topologi tertentu, ragam yang menjadi ciri khas yang dikandungnya.
A. KATALOG PIGEAUD (1967, 1968, 1970, 1980)
Literature of Java, The Hague : Martinus Nijjhoff
1. Agama dan Etika
2. Sejarah dan Mitologi
3. Sasra indah
4. Ilmu pengetahuan, ilmu sastra, hokum, folklore, adat istiadat dan serba-serbi.
Rata-rata katalog di Indonesia dibuat olah budayawan.
B. KATALOG GIRARDET – SOETANTO (1983)
Descriptive Catalogue of The Javanese Manuscripts and printed book in The Main Libraries of Surakarta and Yogjakarta, Wiesbaden :
Franz Steiner Verlag GMBH
1. Kronik, Legend dan Mite
2. Agama, filsafat dan etika
3. Peristiwa keratin, hukum, risalah dan peraturan-peraturan
4. Buku teks dan penuntun. kamus, ensiklopedi tentang linguisik, obat-obatan, pertanian, antropologi, geografi, perjalanan, perdagangan, masak-memasak, dsb.
Contoh : Serat Wedhatama
C. KATALOG BRANDES (1901,1903,1904,1916)
Beschrijving der Javaavsche, Balineesche an Sasaksche Handschriften, Laiden : EJ Brill
1. Jilid 1 (1901) : Adigama – Ender
2. Jilid 2 (1903) : Gathotkacasraya - Putrupasaji
3. Jilid 3 (1904) : Rabut Sakti - Yusup
4. Jilid 4 (1916) : Naskah-naskah tak berjudul
D. FILOLOG – FILOLOG ASING
1. T. Roorda
2. Vreede
membuat kamus dalam bahasa jawà3. H.H Juynboll a kuna
4. Cohen Stuart (Bratajoeda, 1860)
5. J. Brandes ( Negarakertagama, 1902)
6. J. Kats
7. C. Hooykaas
8. J. Gonda ( Brahmandapurana, 1932)
9. A. Fokker
10. C.C Berg ( Penulis sejarah jawa, 1974)
11. H. Kern ( Ramayana kakawin, 1900)
12. N.J Krom
13. Th. P. Pigeaud
14. Ricklefs
15. Voorhoeve
16. Zoetmulder ( Kalangwan, 1974)
17. Andreas Teeuw ( Het Bhomakawya, 1946)
18. S. Robson ( Hikayat Andaken Panurat, 1969)
19. Girardet
20. J.J Ras ( Hikayat Banjar, 1968)
21. Willem van der Molen
22.dsb
E. FILOLOG - FILOLOG INDONESIA
1. Mpu Dhaemaja
2. Mpu Tantular
3. Mpu Tanakung
4. Mpu Prapanca
5. Prijohoetomo
6. Poerbotjaraka
7. Haryati Subadio
8. A. Ikram ( Hikayat Sri Rama, 1978)
9. Supomo ( Arjuna Wiwaha, 1977)
10. Harsja W Bachtiar
11. Siti Baroroh Baried
12. Darusuprapto
13. Siti Chamamah S
F. PENYUNTINGAN NASKAH
a. Penyelamatan
• Membeli
• menyediakan tempat
• inventarisasi
• perawatan, dsb
b. Pelestarian
• alih aksara
• reproduksi fotografi
• suntingan naskah, dsb
c. Penelitian
• paper
• skripsi
• thesis
• disertasi, dsb
d. Pendayagunaan
• terjemahan
• macapatan dan pembahasannya
• sarasehan
• ceramah, dsb
e. Penyebarluasan
• penerbitan, dsb
catatan:
Keterangan atau informasi yang berhubungan dengan judul, nama pengarang, tahun pembuatan dan letaknya diakhir.àKolofon
Keterangan atau info berhubungan dengan judul, nama pengarang, tahun pembuatan dan letaknya diawal.àManggala
Beberapa karya sastra Jawa kuno tidak memiliki Judul maupun Nama pengarang(Anonim) hal itu disebabkan karena:
• Menulis nama pada waktu itu dianggap tabu
• Karya sastra akan dipersembahkan kepada Raja
ILMU BANTU FILOLOGI
1. Linguistik
2. Pengetahuan bahasa-bahasa
3. Ilmu sastra ilmu Bantu
4. Budaya Hindu, Budha, Islam
5. Sejarah kebudayaan
6. Antropologi
7. Foklor
1. LIGUISTIK
Cabang Linguistik yang membantu :
Etimologi ( ilmu yang mempelajari tentang asal-usul dan sejarah kata), Sosiolinguistik ( hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku masyarakat ), dan Stilistika (Menyelidiki bahasa sastra khususnya gaya bahasa).
Pengkajian perubahan bentuk dan makna. Kata menuntut pengetahuan tentang :
Fonologi : Mempelajari bunyi bahasa,
Morfologi : Mempelajari pembentukan kata,
Dan Semantik : Mempelajari makna kata.
2. PENGETAHUAN BAHASA-BAHASA YANG MEMPENGARIGI BAHASA TEKS
- Bahasa Sansekerta : (kakawin, kidung)
- Bahasa Arab : ( tasawuf, mistik)
- Pengetahuan bahasa-bahasa daerah : (Menyadur dan memterjemahkan teks-teks Nusantara).
3. ILMU SASTRA SEBAGAI ILMU BANTU
Pendekatan ilmu sastra
Untuk menangani teks-teks sastrawi, perlu pendekatan atau metode yang sesuai dengan sifat objeknya.
1. Pendekatan Mimetik
( Untuk menonjolkan aspek-aspek referensi acuan karya sastra, kaitannya dengan dunia maya).
2. Pendekatan Pragmatik
( Menonjolkan pengaruh karya sastra terhadap pendengar/pembaca).
3. Pendekatan Ekspresif
(Menonjolkan penulis karya sastra sebagai penciptanya).
4. Pendekatan Objektif
( Menonjolkan karya sebagai stuktur yang otonom, lepas dari latar belakang sejarahnya dan diri dan niat penulisnya).
Lihat : Isntrinsik dan Ekstrinsik (WELLEK WAREN)
4. BUDAYA HINDU, BUDHA, ISLAM
Naskah-naskah Nusantara (Khususnya periode Jawa kuna) banyak terpengaruh atau bernafaskan keagamaan, misalnya Brahmanadapurana, Asgatyaparwa, Sang Hyang Kamahayanika, Kunjarakarna.
Naskah-naskah tentang tasawuh atau mistik Islam.
Misalnya : Het Boek Van Sunan Bonang, karya-karya sastra suluk, dsb.
• Ramayana dan mahabarata
disadur dalam bahasa jawa kuna, jawa tengahan, dan jawa baru
• Adanya Patihbarata dalam Khasanah.
5. SEJARAH KEBUDAYAAN
• Ramayana dan Mahabarata
Disadur dalam bahasa Jawa Kuno, Jawa tengahan , dan Jawa baru
• Adanya Patibrata dalam khasanah sastra Smarasahana dan Kunjara karma
• Pada umumnya silsilah raja ditarik ke atas.
6. ANTROPOLOGI
Ilmu yang berobjek pada penyelidikan manusia ,dipandang dari segi fisik masyarakat dan kebudayaan.
Contoh: Tradisi Caos dhahar,memberi sesaji dan memandikan benda –benda pusaka
7. FOKLOR
Banyak teks lama yang mencerminkan unsur Folklor sperti teks-teks yang termasuk sastra sejarah atau babad.
Contoh : Babad Tanah Jawi,di dalamnya terdapat mitologi Hindu dan Legenda Watu Agung.
FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU
a. Filologi sebagai ilmu Bantu Linguistik
b. Filologi sebagi ilmu Bantu Ilmu Sastra
c. Filologi sebagai ilmu Bantu Ilmu sejarah kebudayaan
d. Filologi sebagai ilmu Bantu Ilmu Sejarah
e. Filologi sebagai ilmu Bantu Ilmu Hukum
f. Filologi sebagai ilmu Bantu Sejarah Perkembangan Agama
g. Filologi sebagai ilmu Bantu Ilmu Filsafat
a. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU LINGUISTIK
• Untuk penelitian linguistik dan kronik, ini sangat diperlukan seorang ahli linguistik memerlukan suntingan teks lama dan bahasa teks lama juga dibutuhkan oleh FILOLOGI, karena dapat menggali dan menganilis serta membandingkan seluk-beluk bahasa tulis dengan bahasa sehari-hari.
b. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU SASTRA
• Terutama berupa penyediaan suntingan naskah lama dari hasil pembahasan teks yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan sejarah sastra atau teori sastra.
• Hasil-hasil kajian terhadap teks-teks sastra lama akan sangat berguna untuk menyusun teori-teori ilmu sastra secara umum.
c. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU SEJARAH KEBUDAYAAN
• Filologi mengungkap khazanah warisan nenek moyang misalnya: kepercayaan, adapt istiadat, kesenian, dll. Termasuk unsur-unsur sekarang sudah punah (misalnya: istilah-istilah untuk bidang musik, takaran, timbangan, ukuran, mata uang, dsb.)
• Contohnya :
Dalam satuan ukuran
- Pecak : Ukuran panjang dengan alas kaki
- Dim
d. FILOLOGI SBAGAI ILMU BANTU ILMU SEJARAH
• Naskah-naskah Nusantara dipandang berisi teks sejarah (misalnya: Pararaton, Negara kertagama).
• Dapat dimanfaatkan sebagai sumber sejarah apabila sudah diuji berdasarkan sumbar-sumber lain.
• Sebagai informasi lukisan kehidupan masyarakat yang jarang ditemukan misalnya: Serat wicarakeras yang memberikan kritikan tajam terhadap masyarakat Surakarta (lingkungan keratin).
e. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU HUKUM ADAT
• Terutama dalam penyediaan teks.
Penulisannya baru dilakukan kemudian hari kemudian setelah dirasakan perlu kepastian peraturan hukum oleh raja atau setelah ada pengaruh dari barat.
Kitab Angger-angger : Praniti Raja, Surya Ngalam, Nawala Pradata, Angger Sadasa, dll.
f. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA
• Naskah-naskah jawa kuna banyak dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha.
• Hasil suntingan tks keaagamaan dan hasil pembahasan kandungannya menjadi bahan penulisan perkembangan agama yang sangat berguna.
h. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU FILSAFAT
• Teks-teks sastra banyak mengandung nasihat dan pepatah
• Naskah-naskah yang berisi tasawuf mengandung filsafat yang meliputi banyak, terutama Melayu dan Jawa.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN FILOLOGI
1) IVENTARISASI NASKAH
2) DESKRIPSI NASKAH (uraian ringkas)
3) PERBANDINGAN NASKAH
4) DASAR-DASAR PENENTUAN NASKAH YANG AKAN DITRANSLITERASI
5) SINGKATAN NASKAH
6) TRANSLITERASI NASKAH
7) TERJEMAHAN
1) IVENTARISASI NASKAH
Adalah pendataan naskah. Bertujuan untuk mengetahui apa yang akan anda kerjakan.
Cara mendaftar :
a. Mendaftarkan serat apa yang akan diteliti
b. Melihat catalog
c. Mencari di museum-museum dan tempat koleksi baik Swasta/Pribadi/PONPES
d. Dikumpulkan, dibaca, dijumlah
e. Membuat daftar
2) DESKRIPSI NASKAH
Adalah uraian singkat
- masing-masing serat diberi uraian singkat.
- Supaya orang yang mmbaca dapat membanyangkan serat yang di deskripsikan
- Dengan mmbaca deskripsi kita dapat mendeskripsikan secara jelas.
Deskripsi naskahØ
Uraian ringkas tentang naskah, meliputi : judul, nomor naskah,, kolofon, ukuran naskah, bentuk naskah, usia naskah, bahan tulis naskah, jumlah larik stiap halaman, jenis kertas, aksara, bahasa, margin, catatan tangan ketiga, tempat penyimpanan naskah, asal-usul naskah, fungsi social naskah, isi naskah, dan hal-hal lain. Yang perlu diungkapkan shubungan kondisi naskah.
Judul : Cover, depan, isiv
Nomor : menurut katalog lokalv
Menurut katalog lain
Kolofon dan maggala : depan/belakang tulisanv
Ukuran naskah : Panjang X Lebarv
- Ukuran Cover
- Ukuran teks
Bentuk naskahv
- Prosa
Beberapa baris kalimat§
Depan / belakang kurang dari jumlah tengah§
- Puisi
Jenis ( Kakawin, kidung, macapat)§
Beberapa tembang§
Beberapa bait§
Usia naskahv
- Kapan karya itu ditulis
- Berapa usia
Bahan tulis naskahv
- Lontar
- Dhuwang
Jumlah larikv
Jenis kertasv
- HVS, mevel
Aksarav
- Jawa, latin
Condong Tegak
Bahasav
- Jawa
- Indonesia
Marginv
- Batas atas,
Catatantangan ketiga\tempat penyimpananv
- Ponolgan pembaca
- Tambahan
Temoat penyimpananv
Asal-usul naskahv
- Sertifikasi naskah
- Dibeli di……. Harga……. Dan dijual……….
Fungsi social naskahv
- Hubungan naskah itu dengan social, kemasyarakatan
- contohnya : kidung rumeksa ing wengi yaitu berguna untuk meninabobokan bayi
Isi naskahv
- Ajaran tentang apa
Dan hal lain yang dianggap perluv
3) PERBANDINGAN NASKAH
Membandingkan naskah
- Judul sama isi berbeda
- Isi sama judul berbeda
- Kumpulan naskah ( bendel ) → dijilid, diberi judul
- Salinan (tadhakan)
- Perbandingan kata demi kata
- Perbandingan kalimat
- Perbandingan isi naskah
• Penyebutan teks dalam naskah lain
• Jika terdapat judul yang brbeda, atau pupuh yang berbeda maka tidak perlu dilakukan perbandingan kata/kalimat.
4) DASAR-DASAR PENENTAN NASKAH YANG AKAN DITRANSLITERASI
Dihubungkan dengan tujuan penelitianv
Kerangka teori : untuk memilih naskah yang paling baik dan paling lengkap§
Isinya lengkap dan tidak menyimpang dari kebanyakan naskah yang ada.§
Keadaan naskah baik dan utuh.§
Bahasanya lancer dan mudah dipahami§
Umur naskah lebih tua§
5) SINGKATAN NASKAH
Untuk memudahkan pengenalan isinaskah§
Perlu mencatumkan halaman sumber§
Secara terperinci dapat pula dianggap sebagai usaha pertama memperkenalkan hasil-hasil sastra lama yang nasibnya masih barupa tulisan tangan (carik), agar dengan mudah, daapat dibaca dan diketahui garis besar isi ceritanya.§
6) TRANSLITERASI NASKAH
Pngalihan atau penggantian huruf dewa huruf dari abjad satu ke abjad yang lain dengan mengikuti ejaan yang berlaku.§
Pengalihan aksara jawa ke aksara latin masing-masing mmiliki kaidah sendiri-sndiri seauai dengan karakternya.§
Aksara jawa tidak seluruhnya memiliki huruf capital (besar)§
7) TERJEMAHAN
Mengalihkan bahasa sumber ke bahsa teks (terapan)Ø
No comments:
Post a Comment