MISKIN TAPI BAHAGIA
SULIT ORANG BISA MENERIMA KENYATAAN INI
KARENA KENYATAAN INI, MENEMBUS BATAS LOGIKA TERTINGGI UMAT MANUSIA
(Drs.H.M.Rakib Jamari,S.H,.M.Ag)
Pulang haji, kamis malam,
Sampai ke rumah, hari sabtu.
Hidup miskin, tidaklah seram,
Ke tanah suci, banyak yang mampu.
23 Oktober, 2013
Dari Jeddah, terus ke Batam.
Panas di Mekah, terik dan ganas,
Tidak menghalangi, ke masjidil haram.
Kalau meracik, daun suf,
Sediakan juga, daun halia.
Para Nabi dan filosuf,
Hidup miskin, tapi bahagia.
Tidakkah
Engkau Rela Jika Dunia Menjadi Milik Mereka dan Akhirat Menjadi Milik kita?
Tidakkah Engkau Rela Jika Dunia Menjadi Milik Mereka dan Akhirat Menjadi Milik kita?
Banyak kaum muslimin yang sulit untuk
menerima kenyataan dimana orang-orang non muslim hidup dalam gemerlap harta
benda dan bernasib lebih baik dalam soal kehidupan duniawi, sekalipun mereka
kafir atau musyrik. Realita ini tidak hanya pada level individu, tapi juga pada
level negara, dimana negara-negara kafir Barat identik dengan negara maju dan
kaya. Sementara negara-negara Islam dikategorikan sebagai negara dunia ketiga
yang miskin dan terbelakang. Tidak ada yang aneh dalam kondisi tersebut, sebab
permasalahan itu akan menjadi sangat sederhana selama kita masih berpegang pada
dua hal, Kitabullah dan Sunnah Nabi SAW. Telah banyak terdapat dalam Al Qur`an
dan As-Sunnah mengapa orang-orang kafir justru hidup kaya raya sekalipun mereka
kufur atau menyekutukan Allah. Semua ini hanya dapat difahami oleh setiap orang
yang mempunyai hati atau mau menggunakan pendengarannya sedang dia
menyaksikannya.Tidak aneh apabila masalah ini menjadi rumit bagi kaum muslimin
yang memiliki pemahaman terbatas. Sebab sekelas sahabat ‘Umar bin Khaththab
sebagai salah seorang terdekat dengan Rasulullah SAW saja pernah merasakan hal
yang sama dimana ‘Umar menceritakan:
“Rasulullah SAW berbaring di atas
selembar tikar sambil tersenyum. Tidak ada sesuatupun yang mengalasi antara
Beliau dan tikar tersebut. Di bawah kepala beliau terdapat sebuah bantal
terbuat dari kulit yang pinggirnya berjahitkan tali dari serabut. Pada kedua
kakinya terdapat anyaman daun yang dibentuk dan pada kepalanya terdapat kulit
yang tergantung. Lalu aku melihat bekas tikar pada lambung beliau dan akupun
menangis. Maka beliau bertanya: “Apa yang membuat engkau menangis?” Aku
menjawab: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kisra dan Kaisar telah hidup dengan
kemewahan yang mereka miliki, padahal engkau adalah utusan Allah.” Beliau lalu
bertanya: “Tidakkah engkau rela jika dunia menjadi milik mereka berdua dan
akhirat menjadi milik kita?”
Dan dalam riwayat lain disebutkan, bahwa ‘Umar RA menceritakan: “Lalu
aku masuk menemui Beliau dan aku dapati dalam keadaan berbaring di atas lantai
berpasir. Tidak ada kasur antara lantai pasir tersebut dan beliau, hingga pasir
tersebut membekas pada lambung beliau. Kepalanya beralaskan bantal kulit yang
pinggirnya dijahit dengan tali serabut. Kemudian aku mengucapkan salam
kepadanya……, lalu aku mengangkat pandanganku ke atas di dalam rumah beliau dan
sungguh aku tidak menemukan sesuatu yang melindungi pandangan kecuali tiga
lembar daun kelor. Maka aku berkata: “Berdo’alah kepada Allah agar melapangkan
rezeki atas umatmu. Karena sesungguhnya raja Persia dan Kaisar Romawi telah
dilapangkan rezeki atas mereka dan diberi kekayaan dunia, padahal mereka tidak
menyembah Allah.” Sambil bersandar, beliau menjawab: “Apakah engkau masih ragu
tentang aku wahai Ibn Al Khaththab? Mereka adalah kaum yang disegerakan
kenikmatan hidup dunia.” Maka aku berkata: “Wahai Rasulullah, mintakanlah ampun
untukku.”
Jawaban Nabi SAW atas pertanyaan ‘Umar RA merupakan jawaban yang
memuaskan dan sempurna bagi setiap orang yang bertanya, mengapa dirinya fakir
dan miskin padahal dia beriman dan taat kepada Allah, sementara mengapa
orang-orang kafir hidup bergelimang harta padahal mereka kufur atau
menyekutukan atau durhaka kepada Allah SWT. Firman-Nya: “Dan Kami jadikan
sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain.” (Al Furqaan : 20). Ayat ini
berarti bahwa: “Kami menguji sebagian kalian dengan sebagian yang lain, untuk
mengetahui siapa yang ta’at dan siapa yang durhaka, siapa yang bersyukur
dan siapa yang kufur terhadap nikmat Allah SWT.”
Allah SWT telah menciptakan surga dan neraka, lalu menjadikan bagi
keduanya penghuni yang berhak untuk hidup kekal di dalamnya. Adapun surga,
hanya akan dihuni oleh orang-orang beriman yang bersaksi atas keesaan Allah SWT
dan mengakui kenabian Muhammad SAW. Lalu mereka menyembah dan menta’ati Allah
SWT, lalu mati dalam keadaan beriman dan ta’at kepada-Nya. Sedangkan neraka,
akan dihuni oleh setiap manusia yang kufur dan durhaka kepada Allah SWT, lalu
mati dalam keadaan tersebut. Akan tetapi, diantara wujud keadilan Allah SWT
yang akan membalas perbuatan baik dengan sepuluh hingga ratusan kali lipat,
bahwa Dia SWT juga akan membalas setiap manusia atas perbuatan baik yang
dilakukannya, sekalipun dia seorang kafir.
Ada segolongan orang kafir yang selalu melakukan kebaikan dan memberikan
sedekah kepada orang-orang fakir serta menggunakan harta mereka untuk hal-hal
kebajikan. Hanya saja, karena surga telah diharamkan atas orang-orang kafir
sehingga mereka tidak mungkin memasukinya untuk mendapatkan balasan atas
kebaikannya, maka Allah SWT akan mensegerakan balasannya di kehidupan dunia
yang merupakan surga bagi mereka. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW: “Dunia
adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” Hingga di saat
orang kafir telah memasuki kehidupan akhirat, maka dia tidak akan mendapatkan
pahala apapun, sebagaimana firman Allah SWT: “Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang
yang segera menjadi kafir; sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi
mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu
bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang
besar.” Ali Imran : 176 Ayat ini berarti, kebijaksanaan Allah SWT terhadap
orang-orang kafir adalah, bahwa dengan kehendak dan kekuasaan-Nya, Dia ingin
untuk tidak memberikan bagi mereka sedikit bagian pun di kehidupan akhirat.
-Red-
Bagi yang
ingin mendapatkan kumpulan karya oase Iman di rubrik eramuslim, bisa kunjungi
link di bawah ini : Resensi Buku : Cerita yang Menjadi Guru, miliki Menembus
Batas Logika, Kisah Terbaik Oase Iman…
No comments:
Post a Comment