Gurindam delapan belas
SOPAN SANTUN YANG DIPINGGIRKAN
DAN DISINGKIRKAN
Oleh
Muhammad Rakib Jamari, S.H.,M.A.
Widyaiswara LPMP Riau.
Gurindam adalah
satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua
baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang
utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau pertanyaan dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau akibatnya, pada baris pertama
tadi. Penulis (M.Rakib) mencoba mengarang gurindam 13, 14,dan 15, tentang
kejaahtan kelingking berkait yang pada umumnya merupakan ciri-ciri orang Yahudi
perantauan, yang super pelit, licik dan khianat.. Tetapi kini sudah penulis
publikasikan pula GURINDAM 18, TENTANG SOPAN
SANTUN YANG DIPINGGIRKAN. Apabila orang membaca Gurindam Lima belas,
diharapkan, tidak melupakan nama Muhammad Rakib sebagai seorang guru,dosen dan
Muballigh yang selalu menerapkan agar masyarakat, terhindar dari
penipuan dan keadaan yang memaksa pembaca, harus berurusan dengan
orang yang berperangai Yahudi, yaitu kelingking berkait. Diharapkan
pembaca lebih bijaksana, sehingga pandai membaca perubahan cuaca yang
mendadak. . Bahkan tidak sadar bahwa diri anda sedang dikelilingi
oleh para pemilik karakterkelingking berkait..
Gurindam 18
ini, tentunya terinspirasi juga oleh gurindam 12 yang sejak
lama sudah hadir dan melegenda di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) .
Penulis ingin mengembangkan sastra, puisi bentuk gurindam yang hampir mati ini
, untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam tentang Sopan santun yang jadi
pinggiran :
1. Apabila sopan santun, dipinggirkan,
Terjadilah teman, memakan teman.
2. Apabila
akhlak, sudah ditolak,,
suami isteri mempermainkan talaq..
3. Apabila
moral, tidak lagi dipandang,
banyaknya penipuan, terang benderang.
4. Apabila pemimpin di kantor, malas
shalat,
Yang dapat fasilitas, para penjilat..
5. Ka lau wakil rakyat terkurung,
hendak di luar,
Rakyat menderita, hatinya terbakar..
6. Jika pepat di luar,runcing di dalam,
Itulah tanda,penghuni,neraka
jahamnam..
7. Kelingking
berkait, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
8. Barangsiapa
menggunting, dalam lipatan,
Dibenci teman, dikutuk Tuhan..
9. Jika
memilki sifat, cerdik dan licik.
Menyebar bahaya,menuai konflik..
1O. Barangsiapa, ingin mengenal Yahudi,
Kelingking berkait,menjadi sifat
pribadi..
11. Barangsiapa memakai,sifat benalu,
Hilang iman, terkikislah malu.
12. Benalu itu awalnya menumpang,
Terakhir inangya , akan ditendang.
13. Barangsiapa selalu , menyerempet
,
Akhirnya akan, jadi pencopet.
14. Tidak sopan, banyak bergelut,
tutur katanya hanya, manis di mulut.
15.Sopan di depan, di belakang nakal,
Itulah sandiwra, orang yang bebal. .
16.Sopan santun, kepada Tuhan,
Ibadahnya ikhlas, suka berkurban.
17.Sopan santun, orang di kantor,
Pelayanan prima, dia pelopor.
18.Ketika sopan santun, dijadikan
penuntun,
Yang masuk penjara, tidak akan beruntun.
Pasal 1
1. Apabila sopan santun, dipinggirkan,
Terjadilah teman, memakan teman.
2. Cara
menghadapi, orang yang tidak sopan,
Beberapa kiat, coba laksanakan:
Pertama,
jangan didengarkan, ucapannya,
Supaya tidak
terpancing untuk bertanya..
Kedua,
jangan menaruh, rasa hormat,
Lancarkan
kritik, setiap saat.
Ketiga,
kritik harus , setajam jarum,
stereotip,
semua maklum
Keempat, keluarkan
tenega, yang tersembunyi,
Shalat
hajat, harus ditekuni.
Pasal 2
1. Apabila
akhlak, sudah ditolak,,
suami isteri mempermainkan talaq..
1. Suami
istri yang tidak tulus,
Ikatan perkawinan , mudah putus.
2. Suami
isteri, bersenda gurau,
Hilang hilang curiga, lenyaplah risau..
3. Jika
isteri, menerima nasehat,
Mendapatkan doa, dari Malaikat.
4. Isteri
yang sopan , tidak cembru,
sekalipun dirinya, akan dimadu..
sekalipun dirinya, akan dimadu..
5. Suami
jangan, pura-pura bersih,,
akui kesalahan, tahnlah rasa letih..
akui kesalahan, tahnlah rasa letih..
Pasal 3.
Apabila moral, tidak lagi dipandang,
banyaknya penipuan, terang benderang.
1. Antisipasi penipuan,
tidak diperkenalkan,
banyak problema, jadi persoalan.
2. Apabila
berbagai penipuan, tidak diperkenalkan di sekolah,
Dalam masyarakat para murid akan, serba salah.
Dalam masyarakat para murid akan, serba salah.
3. Apabila
penipuan kecil,dibiarkan.
akan menyebar, tak terkendalikan.
akan menyebar, tak terkendalikan.
4. Bersungguh-sungguh
engkau , menyingkirkan penipuan,
baik berat ,maupun ringan.
baik berat ,maupun ringan.
5. Apabila
penipuan, terlalu semberono,
muncullah perbuatan yang tiada senonoh.
muncullah perbuatan yang tiada senonoh.
6. Berbagai
penipuan, hendaklah diingat,
di situlah awal , berbagai laknat.
di situlah awal , berbagai laknat.
7. Hendaklah
peliharakan kejujuran bersama,
dari pada kelak, dapat bencana.
dari pada kelak, dapat bencana.
8. Jangan
sembarangan, memilih teman,
Banyak sarjana, berjiwa pereman.
Pasal 4
Apabila
terhimpit, hendak di atas,,
Batang
lehernya ,harus diebas..
1. Terhimpit
hendak di atas ,berjiwa penjajah,
Penyakit Yahudi, membawa
fitnah..
2. Terhimpit
di atas, lambang, orang dengki,
menebar kebusukan, tiada henti.
menebar kebusukan, tiada henti.
3. Seharusnya
terimpit, biarlah di bawah,
berani berkorban, demi iman dan takwa..
berani berkorban, demi iman dan takwa..
4. Terimpit
di bawah, tidak selamanya,
roda berputar, menurut takdirnya..
roda berputar, menurut takdirnya..
Pasal 5
Ka lau terkurung,
hendak di luar,
Siramkan minyak,segera
dibakar..
1. Terkurung
di luar, ada gunanya,
ketika berdiplomasi, dengan penjajah.
ketika berdiplomasi, dengan penjajah.
2. Ketika
dihadapkan kepada, bangsa sendiri,
Ibarat jalan yang sempit, ditaburi duri.
3. Jika
kejujuran, sudah tercemar,
pencopet menyebar, dengan topeng bertukar-tukar.
pencopet menyebar, dengan topeng bertukar-tukar.
4. Jika
hendak membuang penipu ke laut,
membongkar kelicikan, janganlah takut.
membongkar kelicikan, janganlah takut.
5. Makhluk yang
terkurung di luar, membawa racun,
jadi persoalan, tanpa ampun
jadi persoalan, tanpa ampun
6. Untuk mengenal
orang , buruk perangai,
menonjolkan diri, di tengah ramai.
menonjolkan diri, di tengah ramai.
Pasal 6
Jika pepat
di luar,runcing di dalam,
Itulah
tanda,penghuni,neraka jahannam..
1. Runcing di dalam ada gunanya,
menghadapi penjajah, yang aniaya..
menghadapi penjajah, yang aniaya..
2. Pepat di
luar, adalah topeng,
teman begitu, jangan diganding.
teman begitu, jangan diganding.
3. Cari
olehmu akan isteri yang bersih,
rajin dan jujur, tidak berdalih.
rajin dan jujur, tidak berdalih.
4. Cari
olehmu kawan yang tidak , berolok-olok,
agar niat yang baik, tidak terkelok..
agar niat yang baik, tidak terkelok..
5. Cari
olehmu , pasangan yang jujur,
terhindar dari, azab kubur.
terhindar dari, azab kubur.
Pasal 7
Kelingking
berkait, menambang emas,
Putra
daerah, dibuat lemas.
1. Kelingking
berkait, pengusaha asing,
di situlah dusta, membuat pusing.
di situlah dusta, membuat pusing.
2. Apabila
kepada asing, terlalu percaya,
akhirnya negara, mendapat bahaya..
akhirnya negara, mendapat bahaya..
3. Kepada asing,
kurang siasat,
negara terjual , rakyat melarat.
negara terjual , rakyat melarat.
4. Kurikulum
harus bermuatan, kerja keras,
agar orang asing, tidak memeras.
agar orang asing, tidak memeras.
5. Jangan mengharapkan, orang seberang,
cukupkan diri, apa yang kurang.
cukupkan diri, apa yang kurang.
6. Apabila
generasi muda, banyak tidur,
dijajah kerugian, sepanjang umur.
dijajah kerugian, sepanjang umur.
7. Apabila
tidak ingin, nusantara dikuras,
Pemimpin harus, bekerja keras.
8. Investor asing,suka
menipu,
pandai menyogok, pandai merayu..
pandai menyogok, pandai merayu..
9. Apabila
perkataan orang asing , lemah lembut,
janganlah cepat, menjadi larut.
janganlah cepat, menjadi larut.
10. Apabila
mendengar, perkataan kasar,
jangan cepat, merasa gusar.
jangan cepat, merasa gusar.
11. Orang asing , ada yang
baik,
asalkan cerdas, pandai melirik..
asalkan cerdas, pandai melirik..
Pasal 8
Barangsiapa
menggunting, dalam lipatan,
Dibenci
teman, dikutuk Tuhan..
1. Membiarkan
pelanggaran, demi sahabat,
berarti , berbuat khianat yang
sangat berat..
2. Menggunting
dalam lipatan, tipuan halus,
akibat dari, licik dan rakus..
akibat dari, licik dan rakus..
3. Orang yang
rakus, suka berdebat,
banyak kebenaran, menjadi terhambat.
banyak kebenaran, menjadi terhambat.
4. Segala
tipuan,harus singkirkan,
baik yang besar, maupun keci-kecilan..
baik yang besar, maupun keci-kecilan..
5. Orang
yang berjasa,kepada linkungan,
akan diberi kelebihan, oleh Tuhan.
akan diberi kelebihan, oleh Tuhan.
6. Guntingan
dalam lipatan, selalu disembunyikan,
rakyat jelata, menjadi korban.
rakyat jelata, menjadi korban.
7. Obat
dari,licik dan rakus,
didikan keras, yang bersifat religius.
didikan keras, yang bersifat religius.
Pasal 9
Jika
selalut, cerdik dan licik.
Menyebar
bahaya,menuai konflik..
1. Malas
dan lalai, cerdik dan licik,
pekerjaan manusia,yang paling munafik..
pekerjaan manusia,yang paling munafik..
2. Jangan
malas,memerangi kemunafikan.,
musuh masyarakat, sepanjang zaman.
musuh masyarakat, sepanjang zaman.
3. Anak-anak
yang selalu diajar licik,,
Kelak orang tuanya, akan
dicekik...
4. Cerdik
dan licik, ada gunanya,
ketika dikepung, perampok durjana..
ketika dikepung, perampok durjana..
5. Jauhi
kelicikan, model Yahudi,,
di bidang apaun, menjadi duri.
di bidang apaun, menjadi duri.
6. Dosa
orang tua, yang paling besar,
tahu anaknya mencopet, tetap saja bersabar..
tahu anaknya mencopet, tetap saja bersabar..
7. Jika
orang tua, hidup beriman,
Anaknya yang licik,diberi pelajaran.
8. Jika
kuitansi, dibuat bohong-bohongan,
Korupsi berganda, tak terhentikan.
Pasal 10
Barangsiapa,
ingin mengenal Yahudi,
Kelingking
berkait,menjadi sifat pribadi..
1. Yahudi itu,
manusia yang sangat kapitalis,
Kekayaan bangsa lain akan, dilibas
habis.
2. Yahudi
bangsa, paling cerdas,
Mengeruk kekayaan, sangatlah ganas..
3. Di Indonesia,
tidak ada Yahudi,
Tapi pengikut ajarannya, makin
menjadi-jadi...
4. Yahdi Indonesia, kelompok
liberal,
Otaknya dengki, hatinya bebal..
Pasal 11
Barangsiapa memakai,sifat benalu,
Hilang iman, terkikislah malu.
1. Benalu
aalnya, menumpang hidup,
tapi akhirnya, menjadi penakluk...
tapi akhirnya, menjadi penakluk...
2. Benalu
itu , adalah parasit,
perbuatan nya zalim, memjadi penyakit..
perbuatan nya zalim, memjadi penyakit..
3. Benalu
itu hanyalah pendatang,
sudahlah menumpang, berani menantang..
sudahlah menumpang, berani menantang..
4. Benalu
awalnya, berdaun sehelai,
lama-lama, tidak terlerai..
lama-lama, tidak terlerai..
5. Benalu
tidak pandai, berterima kasih,
induk semangnya, dibuat tersisih..
induk semangnya, dibuat tersisih..
6. Benalu
seperti, cacing pita.,
7. inangnya
dibuat menderita.
8. Pemilik
parasit, menuai derita,
Parasitnya sendiri, berpesta pora..
Pasal 12
Benalu itu
awalnya menumpang,
Terakhir
inangya , akan ditendang.
1. Anak
dagang, sebagai pendatang,
Haruslah bijak, saling menenggang..
Haruslah bijak, saling menenggang..
2. Betulkan
hati kepada kepada makhluk bumi,
di rantauan damai, usaha diberkati.
di rantauan damai, usaha diberkati.
3. Kepada
orang uan,bersikap pelit,
akan ditimpa , berbagai penyakit.
akan ditimpa , berbagai penyakit.
4. Penduduk tempatan, yang
meranggas,
harus dibantu, dengan ikhlas..
harus dibantu, dengan ikhlas..
5. Mampu
bersaing,, orang yang hebat,
semuanya diukur, dengan tepat.
semuanya diukur, dengan tepat.
6. Penyakit
benalu, ada obatnya,
asalkan rajin, bertanya-tanya.
asalkan rajin, bertanya-tanya.
7. Benalu
yang baik, menjadi hiasan,
diletakkan orang, di tengah taman.
diletakkan orang, di tengah taman.
Pasal 13
. Barangsiapa selalu , menyerempet ,
Akhirnya akan, jadi pencopet.
1. Lingkungan wisata, beraroma copet,
Orang berimanpun, bisa terpeleset..
2. Suasana copet, bisa karauke dan panti pijat,
Menghasilkan uang, dalam waktu singkat..
3. Banyak peraturan , anti pencopet,
Banyak pula taktiknya, jarang meleset.
4. Siapa yang memelihara, pencopet berdasi,
Berarti menjerat , leher sendiri..
5. Barangsiapa , selalu meminta sumbangan,
Ujung-ujungnya, melakukan pencurian..
6. Barangsiapa , tidak memberantas pencopetan,
Mengundang datangnya, perampokan..
Pasal 14
Kelingking berkait, licin, seperti
belut,
Kata-katanya hanya, manis di mulut.
1. Yahudi
itu, kelingking berkait, nomor satu,
Tingkat licinnya, paling jitu.
2. Bangsa
ini, harus belajar kepada belut,
Menghadapi ancaman, berbagai
kemelut.
3. Kelicikan
itu bisa, berarti baik.
Menghadapi penipuan yang sangat
pelik.
4. Barangsiapa
mengenal, tanda-tanda pengkhianat,
Tentulah dirinya, akan selamat.
Pasal 15.
Telunjuk pura-pura lurus
Itulah lambang orang yang rakus
1. Jika
hidup selalu, berpura-pura,
Mendapatkan kutukan, tiada tara.
2. Berpura-pura
itu,bisa menjadi baik,
Apabila menghadapi, orang munafik.
3. Berpura-pura
alim, sikap orientalis,
Ingin menjajah, secara sitematis.
4. Jika
orientalis, befikir ilmiah,
Tujuannya untuk, mennnyudutkan agama.
Pasal 16
Jika santun, kepada Tuhan,
Ibadahnya
ikhlas, suka berkurban.
Pasal 17.
Sopan santun, orang di kantor,
Pelayanan prima, dia pelopor.
Pasal 18
Ketika sopan
santun, dijadikan penuntun,
Yang masuk
penjara, tidak akan beruntun.
Muhammad
Rakib , nama diberi,
Lahirlah
aku, seorang diri,
Disangka
kembar, dalam prediksi,
Ayah dan
ibu, merasa ngeri.
Lahirku di,
Pulau Penyalai,
Nyiur
melambai, sepanjang pantai,
Jawa, Melayu
Cina, beramai-ramai
Banyaknya
nyamuk, tidak terlerai.
Pernah
kucoba berladang padi,
Lima tahun
mengorbankan diri,
Sambil
sekolah, mencari rezeki,
Ke
Bangkinang, pergi mengaji.
Diposkan
oleh Yayasan Raksya Riau di 07.29
No comments:
Post a Comment