Menurut perhitungan ilmiah, Bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar
tahun lalu dari piringan debu dan gas yang mengelilingi Matahari. Namun
sisa-sisa dari bongkahan batu Bumi yang asli amat sulit ditemukan karena
sebagian besar materinya terdaur ulang oleh perut Bumi akibat gerakan lempeng
tektonik yang terus-menerus mengubah permukaan Bumi.
Jawaban: Mempertimbangkan apa yang yang dikatakan Alkitab bahwa Adam
diciptakan pada hari ke enam dari keberadaan planet kita, kita dapat menentukan
berapa kira-kira umur bumi berdasarkan Alkitab dengan memperhatikan detil
kronologi umat manusia. Tentunya ini mengasumsikan bahwa catatan kitab Kejadian
adalah akurat, dan ke enam hari penciptaan yang disebutkan dalam Alkitab adalah
secara harfiah masing-masing 24 jam,
dan bahwa tidak ada kekosongan kronologi yang tidak dapat dijelaskan.
Silsilah-silsilah yang dicantumkan dalam Kejadian pasal 5 dan 11 memberitahukan pada umur berapa?
Adam dan keturunannya
melahirkan generasi-generasi berikutnya secara berurutan mulai dari Adam sampai
Abraham. Dengan menentukan di mana secara kronologis Abraham berada dalam
sejarah. dan dengan menambahkan umur-umur yang disebut dalam Kejadian 5 dan 11,
nyatalah bahwa Alkitab mengajarkan bahwa umur bumi berkisar sekitar 6.000
tahun, lebih atau kurang beberapa ratus tahun.
Bagaimana dengan angka 4,6 milyar tahun yang diterima oleh kebanyakan
ilmuwan sekarang dan yang diajarkan di kebanyakan institusi akademis sebagai
umur bumi? Umur ini secara utama didasarkan pada dua tehnik penanggalan:
penanggalan secara radiometrik dan penanggalan secara geologis. Para ilmuwan
yang mendukung umur bumi-muda (sekitar 6.000 tahun) bersiteguh bahwa
penanggalan secara radiometrik memiliki kelemahan karena didasarkan pada
sejumlah asumsi yang salah, sementara penanggalan secara geologis cacat karena
mempergunakan logika yang berputar. Lebih dari itu, mereka menunjuk pada
pembuktian ketidakbenaran dari mitos tuanya umur bumi seperti salah pengertian
bahwa stratifikasi, proses pembentukan fosil, dan permata, batu bara, minyak,
stalaktit, stalagmit, dll memakan waktu yang panjang untuk terjadi. Dan
akhirnya para pendukung umur bumi-muda menunjukkan bukti-bukti positif untuk
umur bumi-muda sebagai ganti umur bumi-tua yang mereka buktikan
ketidakbenarannya. Para ilmuwan pendukung umur bumi-muda mengakui bahwa saat
ini mereka masih minoritas secara jumlah namun bersikeras bahwa jumlah mereka
akan makin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah ilmuwan yang
menganalisa ulang bukti-bukti yang ada dan lebih mencermati paradigma umur
bumi-tua yang sekarang ini diterima.
Pada akhirnya umur bumi tidak dapat dibuktikan. Apakah 6.000 tahun atau 4,6
milyar tahun –kedua pandangan ini (dan pandangan-pandangan lain) bergantung
pada iman dan asumsi-asumsi. Mereka yang berpegang pada 4,6 milyar tahun
percaya bahwa metode-metode seperti penanggalan radiometrik dapat diandalkan,
dan tidak ada sesuatupun yang terjadi dalam sejarah yang dapat mengganggu
runtuhnya radioisotop secara normal. Mereka yang berpegang pada 6.000 tahun
percaya bahwa Alkitab itu benar adanya, dan faktor-faktor lain bertanggung
jawab untuk menjelaskan apa yang “kelihatannya” sebagai umur bumi, seperti
misalnya banjir global, atau Allah menciptakan alam semesta dalam keadaan yang
“kelihatannya” berumur sangat tua. Sebagai contoh, Allah menciptakan Adam dan
Hawa sebagai manusia dewasa. Kalau dokter memeriksa Adam dan Hawa pada hari
penciptaan mereka, dokter akan memperkirakan bahwa mereka berumur 20 tahun
(atau berapapun kelihatannya umur mereka) – padahal faktanya Adam dan Hawa
berumur kurang dari satu hari. Apapun alasannya selalu ada alasan yang baik
untuk percaya pada Firman Tuhan dibandingkan dengan kata-kata dari para ilmuwan
ateis dengan agenda evolusi.
Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia
Apa itu umur bumi? Berapa umur bumi?
Matahari yang setiap hari memancarkan sinarnya ke bumi dan juga ke
planet-planet lain yang ada pada tatasurya kita, adalah sumber kehidupan bagi
semua makhluk hidup yang ada di bumi ini. Pemancaran energi matahari yang
sampai ke bumi telah berlangsung terus menerus sejak kurang lebih 5.000.000.000
tahun yang lalu dan akan terus berlangsung sampai waktu yang belum diketahui.
Energi matahari yang
seakan-akan tak akan habis tersebut, menarik untuk diamati karena sumber energi
matahari tersebut ternyata berasal dari reaksi thermonuklir yang sangat dahsyat
dan menghasilkan panas dalam orde jutaan derajat celcius. Oleh karena sumber
energi matahari berasal dari reaksi thermonuklir, berarti energinya bisa
berkurang dan pada akhirnya akan habis manakala reaktan yang terlibat dalam
reaksi thermonuklir telah habis bereaksi.
Apabila reaktan yang bereaksi
telah habis, maka matahari akan padam dan ini berarti kematian bagi semua
makhluk hidup yang ada di bumi ini. Tulisan ini akan membahas bagaimana reaksi
thermonuklir bisa terjadi di matahari, berapa panas yang dihasilkannya dan
kapan reaksi thermonuklir akan berhenti atau kapan matahari akan padam.
Suhu Matahari
Menurut para ahli astronomi modern yang mempelajari keberadaan
bintang-bintang di jagat raya ini, matahari kita adalah salah satu bintang di antara
100.000.000 bintang yang ada pada suatu kelompok atau galaksi yang disebut
dengan kelompok bintang "Milky Way". Matahari sebenarnya adalah suatu
bintang yang besarnya termasuk rata-rata dibandingkan dengan ukuran
bintang-bintang lainnya. Banyak bintang lainnya yang ukurannya jauh lebih besar
dari pada ukuran matahari kita. Diameter matahari 1.400.000 kilometer yang
berarti 100 kali diameter bumi. Gravitasi matahari lebih kuat dari pada
gravitasi di bumi, yaitu 28 kali lebih kuat dari pada gravitasi bumi. Cahaya
bintangpun ada yang jauh lebih terang yang berarti suhunya juga jauh lebih
panas dari pada suhu matahari kita. Matahari tampak sangat besar dibandingkan
dengan bintang-bintang yang tersebar di jagat raya ini karena letaknya yang
relatif sangat dekat dengan bumi, yaitu sekitar 150.000.000 kilometer. Bintang
yang paling dekat dengan bumi adalah bintang Alpha Centauri yang jaraknya
40.000.000.000.000 kilometer dari bumi. Bagaimana kedudukan matahari terhadap
bumi dan planet-planet lainnya dalam tata surya kita dapat dilihat pada Gambar
1. Matahari sebagai dapur nuklir menghasilkan panas yang sangat amat tinggi
hasil dari reaksi thermonuklir yang terjadi di matahari. Suhu pada pusat
matahari (pada inti) diperkirakan mencapai lebih dari 14.000.000 ºC, sedangkan
suhu permukaannya relatif dingin, yaitu sekitar 5.000 - 6.000 ºC. Struktur
matahari terdiri atas beberapa bagian, yaitu yang ada di pusat disebut
"inti matahari", kemudian bagian antara inti matahari sampai dengan
permukaan matahari disebut "photosphere". Pada permukaan terdapat
bagian yang disebut dengan "sunspots" yang tampak lebih gelap, karena
suhunya memang relatif lebih dingin dibandingkan dengan bagian lain. Sunspots
bersuhu sekitar 4000 ºC, lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu pada permukaan
matahari, sehingga wajar bila tampak lebih gelap kalau dilihat dengan
"coronagraph".
Atmosfer Matahari
Atmosfir matahari terletak di atas permukaan matahari yang sebagian besar
berupa gas Hidrogen. Atmosfir matahari terdiri atas 2 bagian utama, yaitu
"chromospher" dan "corona". Bagian chromosphere dapat
mencapai ketebalan 12.000 kilometer dari permukaan matahari, sedangkan bagian
corona tampak bagaikan mahkota berwarna putih yang melingkari matahari. Corona
dapat mencapai ketinggian ratusan ribu bahkan dapat sampai jutaan kilometer
dari permukaan matahari.
Hajar Aswad batu meteor?
Marak nya
pemberitaan yang oleh orang kafir dianggap kebohongan publik di dunia maya atau
yang lebih akrab disapa dengan HOAX membuat pembaca khusus nya masyarakat awam
merasa diresahkan. Namun ada pula kebohongan publik yang menyatakan sebuah
kebanggaan. Adakah, seperti apa? Berikut saya kutipkan sebuah kebohongan publik
yang di rilis dari salah satu situs yang saya temukan lewat mesin pencari
google
“Encyclopedia Americana
menulis : “…Sekiranya orang2 Islam berhenti melaksanakan thawaf ataupun shalat
di muka bumi ini, niscaya akan terhentilah perputaran bumi kita ini, karena
rotasi dari super konduktor yg berpusat di Hajar Aswad, tidak lagi memancarkan
gelombang elektromagnetik.
Menurut hasil penelitian
dari 15 Universitas : menunjukkan Hajar Aswad adalah batumeteor yg mempunyai kadar logam
yg sangat tinggi, yaitu 23.000 kali dari baja yg ada.“
Bagi orang kafir, ini berita kesedihan.
Bagi umat muslim khusus nya, hal ini sangat menggembirakan seraya bagi pembaca
nya pastilah akan mengucap kalimat “Subhanallah, Allahuakbar, Masyaallah” tidak
ada salah nya memang ketika kita menemukan sesuatu yang “amazing” dan membuat
diri kita merasa heran akan kebesaranNya. Namun sekarang pertanyaan nya,
benarkah pemberitaan itu bahwa hajar aswad terbuat dari batumeteor?
Hajar Aswad merupakan batu suci yang terletak pada
pojok timur sebuah bangunan berbentuk kubus dengan ukuran tinggi 13,10m, sisi
11,03m kali 12,62m atau yang kita kenal sebagai ka’bah. Hajar Aswad
diriwayatkan sebagai batu yang berasal dari luar bumi dimana umat muslim
meyakini nya hajar aswad merupakan batu yang berasal dari surga. Disisi lain dalam
sebuah katalog meteorit yang disusun oleh geolog Prior-Hey (1953) hajar aswad
dikategorikan sebagai sebuah meteorit yang memiliki jenis aerolit/siderolit.
Meteorit yang memiliki jenis aerolit/siderolit memiliki kandungan kaya akan
besi dan silikat.
Meteor Siderolite. Credit : opalauctions.com
Merujuk pada sebuah riwayat yang
mengatakan bahwa Hajar Aswad dapat terapung di dalam air, hal ini seolah
mendobrak pernyataan yang tertulis pada katalog meteorit yang di buat oleh
geolog Prior-Hey (1953) dimana meteorit jenis siderolit memiliki ciri lain yang
senantiasa tenggelam jika di masukkan kedalam air mengingat massa jenis nya
antara 5 hingga 7 gram/cc. Oleh karena itu hajar aswad kemudian dianggap
sebagai sisa material yang berasal dari produk tumbukan atau disebut sebagai
impaktit yakni padatan rapuh berongga-rongga yang menyerupai batu apung. Di
daratan saudi arabia, produk hasil tumbukan atau yang lebih akrab disebut
dengan impakti dapat dijumpai dilokasi kawah meteor Wabar sekitar 550km sebelah
tenggara kota Riyadh. Namun pendapat ini akhirnya terbantahkan dengan
sendirinya mengingat kawah Wabar yang ditemukan pada tahun 1932 ternyata
terbentuk pada 9 januari 1704 melalui jatuh nya sebuah meteor yang cukup besar berukuran 10 meter yang sangat kaya
dengan besi. Mengingat tumbukan meteor yang terjadi pada tahun
1704 atau dengan kata lain tumbukan terjadi lebih dari
Reaksi Termonuklir
sebagai Sumber Energi Matahari
Home
Halaman Muka
Sajian Utama
Sajian Khusus
Komunikasi
Komputer
Elektronika
Penerapan Sistem Grid
Tak Simetri pada Pentanahan Gardu Induk Bulukumba
Pendahuluan
Matahari yang setiap
hari memancarkan sinarnya ke bumi dan juga ke planet-planet lain yang ada pada
tatasurya kita, adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup yang ada di
bumi ini. Pemancaran energi matahari yang sampai ke bumi telah berlangsung
terus menerus sejak kurang lebih 5.000.000.000 tahun yang lalu dan akan terus
berlangsung sampai waktu yang belum diketahui. Energi matahari yang seakan-akan
tak akan habis tersebut, menarik untuk diamati karena sumber energi matahari
tersebut ternyata berasal dari reaksi thermonuklir yang sangat dahsyat dan
menghasilkan panas dalam orde jutaan derajat celcius. Oleh karena sumber energi
matahari berasal dari reaksi thermonuklir, berarti energinya bisa berkurang dan
pada akhirnya akan habis manakala reaktan yang terlibat dalam reaksi
thermonuklir telah habis bereaksi. Apabila reaktan yang bereaksi telah habis,
maka matahari akan padam dan ini berarti kematian bagi semua makhluk hidup yang
ada di bumi ini. Tulisan ini akan membahas bagaimana reaksi thermonuklir bisa
terjadi di matahari, berapa panas yang dihasilkannya dan kapan reaksi
thermonuklir akan berhenti atau kapan matahari akan padam.
Suhu Matahari
Menurut para ahli
astronomi modern yang mempelajari keberadaan bintang-bintang di jagat raya ini,
matahari kita adalah salah satu bintang diantara 100.000.000 bintang yang ada
pada suatu kelompok atau galaksi yang disebut dengan kelompok bintang "Milky
Way". Matahari sebenarnya adalah suatu bintang yang besarnya termasuk
rata-rata dibandingkan dengan ukuran bintang-bintang lainnya. Banyak bintang
lainnya yang ukurannya jauh lebih besar dari pada ukuran matahari kita.
Diameter matahari 1.400.000 kilometer yang berarti 100 kali diameter bumi.
Gravitasi matahari lebih kuat dari pada gravitasi di bumi, yaitu 28 kali lebih
kuat dari pada gravitasi bumi. Cahaya bintangpun ada yang jauh lebih terang
yang berarti suhunya juga jauh lebih panas dari pada suhu matahari kita.
Matahari tampak sangat besar dibandingkan dengan bintang-bintang yang tersebar
di jagat raya ini karena letaknya yang relatif sangat dekat dengan bumi, yaitu
sekitar 150.000.000 kilometer. Bintang yang paling dekat dengan bumi adalah
bintang Alpha Centauri yang jaraknya 40.000.000.000.000 kilometer dari bumi.
Bagaimana kedudukan matahari terhadap bumi dan planet-planet lainnya dalam tata
surya kita dapat dilihat pada Gambar 1. Matahari sebagai dapur nuklir
menghasilkan panas yang sangat amat tinggi hasil dari reaksi thermonuklir yang
terjadi di matahari. Suhu pada pusat matahari (pada inti) diperkirakan mencapai
lebih dari 14.000.000 ºC, sedangkan suhu permukaannya relatif dingin, yaitu
sekitar 5.000 - 6.000 ºC. Struktur matahari terdiri atas beberapa bagian, yaitu
yang ada di pusat disebut "inti matahari", kemudian bagian antara
inti matahari sampai dengan permukaan matahari disebut "photosphere".
Pada permukaan terdapat bagian yang disebut dengan "sunspots" yang
tampak lebih gelap, karena suhunya memang relatif lebih dingin dibandingkan
dengan bagian lain. Sunspots bersuhu sekitar 4000 ºC, lebih dingin bila
dibandingkan dengan suhu pada permukaan matahari, sehingga wajar bila tampak
lebih gelap kalau dilihat dengan "coronagraph".
Atmosfer Matahari
Atmosfir matahari
terletak di atas permukaan matahari yang sebagian besar berupa gas Hidrogen.
Atmosfir matahari terdiri atas 2 bagian utama, yaitu "chromospher"
dan "corona". Bagian chromosphere dapat mencapai ketebalan 12.000
kilometer dari permukaan matahari, sedangkan bagian corona tampak bagaikan
mahkota berwarna putih yang melingkari matahari. Corona dapat mencapai
ketinggian ratusan ribu bahkan dapat sampai jutaan kilometer dari permukaan
matahari.
3.500 setelah renovasi
Ka’bah oleh Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS sehingga mustahil Hajar Aswad berasal
dari proses tumbukan ini.
Mencari hubungan antara Hajar Aswad
dengan meteorit salah satunya bisa dilakukan dengan mencari dan memetakan kawah
tumbukan meteor di sekujur Jazirah
Arabia dan Nubia (Mesir-Sudan). Asumsinya, jika Hajar Aswad adalah meteorit,
maka ia tiba di muka Bumi lewat proses tumbukan benda langit nan khas sehingga
masih menyisakan bongkah-bongkah meteoritnya tanpa sempat lebur menjadi
butir-butir mikrometeorit akibat tingginya tekanan dan besarnya energi
tumbukan.
Hingga tahun 2011 di
kawasan tersebut telah dijumpai 13 kawah/sisa kawah mirip kawah meteor, namun hanya 3
diantaranya yang bisa dipastikan dibentuk oleh tumbukan meteor karena menyisakan meteorit/menampakkan jejak
mineral/batuan kunci, yakni kawah Wabar (Saudi Arabia), Jebel Waq as-Suwwan
(Yordania) dan Kamil (Mesir). Dari ketiganya hanya kawah Wabar dan Kamil yang
berpotensi menyisakan bongkah meteorit besar karena meteornya berupa meteor besi (siderit), titik tumbukan di padang pasir
(sehingga tekanannya lebih rendah karena redamannya lebih besar) dan berusia
sangat muda secara geologis karena terjadi di era Holosen (kurang dari 10.000
tahun terakhir).
Dengan
berbagai teknik pertanggalan radioaktif diketahui kawah Wabar terbentuk +/- 300
tahun silam, sementara kawah Kamil +/- 5.000 tahun silam. Di sisi lain renovasi
Ka’bah era Nabi Ibrahim AS terjadi sekitar 4.000 tahun silam, sehingga
pembangunan Ka’bah di era Nabi Adam AS mungkin terjadi sekitar 8.000-9.000
tahun silam mengingat antara kedua nabi tersebut hidup sejumlah nabi dan rosul
lainnya yang masing-masing berusia amat panjang (misalnya Nabi Nuh AS, yang
berusia 1.000 tahun). Maka secara temporal (waktu) waktu amat sulit guna
mengaitkan meteorit kedua kawah itu dengan Hajar Aswad, mengingat Hajar Aswad
telah ada terlebih dahulu dibanding kedua kawah.
Hajar
Aswad pernah diasumsikan sebagai batuan beku hasil aktivitas gunung berapi.
Gunung berapi secara umum menghasilkan batuan beku asam (kaya silika/SiO2)
serta batuan beku basa (kaya oksida logam-logam kalium, natrium, magnesium dan
kalsium). Batuan beku asam secara umum berwarna terang/cerah, berkebalikan
dengan batuan beku basa yang gelap. Salah satu bakuan beku asam itu memiliki
ciri khas mampu terapung di air, yakni batu apung (pumice) yang 90 % bagiannya
adalah pori-pori sehingga bermassa jenis lebih kecil dari 1 gram/cc. Banyak
batuapung yang memiliki warna putih. Kekhasan ini cukup menarik mengingat Hajar
Aswad diriwayatkan juga berwarna putih dan dapat terapung di air.
Batuapung
umumnya terbentuk dalam letusan eksplosif dahsyat dengan skala letusan
setara/lebih dari 5 VEI, yang salah satu ciri khasnya menghasilkan kaldera.
Gunung-gunung berapi yang mampu membentuk batuapung umumnya adalah gunung
berapi andesitik (gunung berapi bermagma asam), yakni yang terletak di dekat
zona subduksi lempeng tektonik. Gunung-gunung berapi demikian banyak dijumpai
di Indonesia, sehingga tak heran bila batuapung muncul dalam letusan Krakatau 1883
maupun Tambora 1815.
Jazirah
Arabia bagian barat juga merupakan wilayah yang aktif secara vulkanik. Tetapi
vulkanisme di sini tidak membentuk gunung berapi andesitik, melainkan basaltik
(gunung berapi bermagma basa). Musababnya sumber magma di sini bukanlah
subduksi antar lempeng melainkan titik panas (hotspot) di tengah-tengah
lempeng. Salah satu jalur vulkanik Arabia membentang dari kota Mekkah ke utara
melintasi kota Madinah dan berujung di daratan Nufud (panjang +/- 600 km), yang
menumbuhkan dua gunung api raksasa: Harrat Rahat dan Harrat Khaybar. Selain
menghasilkan batuan beku basa yang gelap, magma basaltik yang dimuntahkan
gunung-gunung berapi Arabia pun cukup encer sehingga tidak terbentuk gunung
berbentuk kerucut tinggi seperti di Indonesia, melainkan berbentuk amat lebar
dengan puncak-puncak kerucut yang jauh lebih rendah.
Dengan
demikian, apakah Hajar Aswad analog dengan batuapung? Dalam konteks geologi
Jazirah Arabia, amat sulit untuk menghubungkannya. Mengingat vulkanisme Arabia
lebih dominan menghasilkan batuan beku basa dan tidak dijumpai jejak-jejak
letusan eksplosif. memang ada kaldera di Jabal Salma (Nufud), namun kaldera ini
terbentuk sekitar 580 juta tahun silam dan terlalu tua untuk bisa menghasilkan
batuapung.
Jadi, jika Hajar Aswad amat sulit dikaitkan dengan
batu meteorit dan juga batu vulkanik, lantas batu ini analog dengan apa?
Wallahua’lam.
Dikutip dari M Ma’rufin Sudibyo
1. Sudibyo. 2012. Ensiklopedia Fenomena Alam dalam
al-Qur’an, Menguak Rahasia Ayat-Ayat Kauniyah. Surakarta: Tinta Medina, dalam
Bab 5: Gunung Berapi
2. Kellogg. 1985. The Salma Caldera Complex,
Northeastern Arabian Shield, Kingdom of Saudi Arabia. USGS Open File Report
85-370.
(Chabou. 2011. Abstract, Arab Impact Cratering and Astrogeology Connference II, Morocco)
(Chabou. 2011. Abstract, Arab Impact Cratering and Astrogeology Connference II, Morocco)
(Sudibyo. 2012. Sang Nabi pun Berputar, Arah Kiblat
dan Tata Cara Pengukurannya. Surakarta: Tinta Medina, dalam Bab 1: Ka’bah)
Batu
Meteor Berlafadz Allah dijual 100juta
Diposkan
oleh:didin abidin Dalam unik 0 komentar
SEP
17
Batu meteor berlafadz allah dijual
100juta?? wow mahal sekali yah..batu yang ditemukan di daerah belitung ini
memang mahal karena ada tulisan Allah, ini adalah keajaiban. Batu berukuran
sekitar 5 cm ini dijual di pameran ragam budaya Bangka-Belitung di bibir Pantai
Tanjung Kelayang, Belitung
Lafadz
Allah pada batu berbentuk lonjong ini jelas sekali terlihat memanjang. Batu ini
diyakini mampu menarik minat para kolektor batu alam. "Ini mahal karena
ada tulisan Allah. Ini keajaiban mas, ini untuk koleksi," ujar penjual
batu dari Stan Pemerintah Kabupaten Belitung, Rustam, kepada detikcom.
Batu
satam atau batu meteor adalah batu langka yang kerap ditemukan penambang timah
tradisional di Belitung. Batu satam diyakini berasal dari meteor yang jatuh ke
bumi. Masyarakat semakin yakin karena tekstur batu yang tak biasanya. Batu
bertekstur keras dan bergelombang seperti permukaan bulan dari teleskop.
Selain
itu dua batu satam punya kekuatan magnet saling menolak. Jadi apabila dua
genggaman tangan memegang dua batu satam, maka akan menimbulkan efek
bertolakan. Batu ini juga diyakini dapat digunakan sebagai media penyembuhan.
"Ini
bisa jadi alat kesehatan. Jadi lebih baik daripada gelang power balance,"
ujarnya.
Sebongkah
kecil batu meteor ini bisa dihargai Rp 300 ribu sampai jutaan hingga ratusan
juta rupiah. Harga batu satam tergantung pada banyaknya guratan pada batu.
"Semakin
banyak guratannya semakin mahal harganya," ujar seorang penggemar batu
Satam, Raymond.
nah
gimana? para kolektor batu tertarik ga ya beli batu meteor berlafadz Allah ini?
Si Hitam, Batu
Satam. Armagedon Baru (Indosiar.com)
Posted by batuantik pada 16 November 2008
***
Indosiar.com Nah, hasil tabrakan meteor dengan bumi
itu, rupanya menjadi serpihan-serpihan yang berkilauan bagaikan batu kaca, yang
menyebar ke segala penjuru permukaan bumi seperti di Indonesia di Pulau
Belitung, didekat Solo dan negara-negara lain seperti Australia, Cekoslavia,
dan Arab. Salah satu batu berkilauan itu dikenal dengan nama Batu Satam, yang
hanya dapat ditemui di Pulau Belitung. Batu langka berwarna hitam dengan
urat-uratnya yang khas, menjadi daya tarik tersendiri jika kita berkunjung ke
pulau penghasil timah itu.
Batu satam ini mungkin
hanya satu-satunya yang ada didunia. Di Pulau Belitung sendiri, tidak mudah
untuk mendapatkan batu satam, apalagi untuk dijadikan kerajinan. Biasanya para
perajin mendapatkan batu satam dari para penambang timah darat, yang menemukan
satam ini secara kebetulan dari perut bumi dengan kedalaman 50 meter.
Mereka pun menemukannya
secara tak sengaja, terbawa oleh pipa pompa penghisap air yang diarahkan ke
sakan yaitu tempat untuk memisahkan pasir dan timah.
Istilah satam diambil dari
bahasa warga keturunan Cina yang berada di Pulau Belitung.
SA yang artinya pasir, sedangkan TAM artinya empedu. Jadi satam berarti empedu pasir.
Sementara warga pribumi Belitung sendiri mengartikan satam adalah Batu hitam.
SA yang artinya pasir, sedangkan TAM artinya empedu. Jadi satam berarti empedu pasir.
Sementara warga pribumi Belitung sendiri mengartikan satam adalah Batu hitam.
Namun berdasarkan
keterangan dari buku De Ontwikkling Van Het Eiland Billiton-Maatschappij
karangan Door J.C. Mollema yang diterbitkan S. Gravenhage, Martinus Nijhoff
1992, menuliskan seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Ir. N Wing Easton
dari Akademi Amesterdam di Belanda menamakan bebatuan meteor ini dengan istilah
Billitonite yang artinya batu dari Pulau Belitung.
Di kalangan masyarakat
Belitung sendiri, batu satam ini dipercaya mempunyai kekuatan magis sebagai
penangkal penolak racun dan unsur makhluk-gaib. Namun bagi wisatawan yang
berkunjung ke Pulau Timah ini, selalu menyempatkan diri membeli batu satam ini
sebagai cendramata khas Pulau Belitung, yang dijadikan kalung, giwang, bros,
cincin, tasbih, tongkat komando dan sebagainya, yang dikenal dengan istilah
Kerajinan Satam.
Salah seorang perajinan
batu satam itu adalah Firman Zulkarnain, yang biasa dipanggil Firman Satam.
Pria kelahiran Pulau Belitung yang tinggal di Desa Pangkalalang Tanjungpandan
ini, telah menekuni usaha kerajinan batu satam selama 19 tahun.
Bahkan dengan kerajinan
batu satamnya, Firman berhasil membawa nama Pulau Belitung ke ajang
pameran-pamera nasional maupun internasional. Berbagai penghargaan juga telah
diterimanya. Salah satunya adalah Asean Development Citra Award 2007-2008, yang
dianugerahi oleh Asean programme Consultant Indonesia Consortium.
Meski tanpa dukungan dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung, Firman tetap mempromosikan souvenir khas
dari kelahirannya itu, seperti di Jakarta Fair 2008. Menurut Firman, para
pengunjung sangat antusias untuk membeli ataupun sekedar melihat-lihat
kerajinan satam yang dijual mulai dari harga 100 ribu sampai satu juta rupiah (harga
promo tersebut hanya saat pameran).
No comments:
Post a Comment