SEBAIKNYA
PENCERAMAH TAHU. APA ITU KONTRADISKSI(TANAQUD)
Catatan Dr.Mura IKMI Riau
Muhammad tidur tadi, Muhammad tidak
tidur
kemarin.
- Ali menikah tadi, Ali tidak menikah
(kemarin).
Di sini walau
pelaku dan perbuatannya tanaqud, tetapi karena waktunya tidak sama, maka tidaklah terjadi tanaqud.
Tidak ada kesatuan tempat
Contoh:
- Muhammad duduk di kamar, Muhammad di
dapur tidak duduk.
- Ali tidur di kamar, Ali tidak tidur
di teras.
Walau pelaku dan
perbuatannya sama tetapi karena tempatnya tidak sama, maka tidak dapat
dinamakan kontradiksi,tanaqud.
Tidak ada kesatuan quwah dan fi’il.
Contoh:
- Narkoba itu khamar (pada dasarnya),
narkoba bukan khamar (dalam kenyataan).
- Korupsi itu mencuri (pada dasarnya),
korupsi bukan mencuri (dalam kenyataan).
Walau khamar dan bukan
khamar adalah tanaqud, tetapi karena khamar pada qahiyah pertama itu dimaksud
quwah, sedang khamar pada qadhiyah kedua dimaksud fi’il (kenyataan), maka ia
tidak dinamakan tanaqud.
Tidak ada kesatuan kulli dan juz’i.
Contoh:
- Ayam itu hitam (sebagian), ayam itu
tidak hitam (semuanya)
- Manusia itu sekolah tinggi
(sebagian), manusia tidak sekolah tinggi (semuanya).
Walau hitam dan tidak hitam
itu dua hal yang tanaqud, tetapi karena yang satu kulli dan yang satu juz’i,
maka ia tidak disebut tanaqud.
Tidak ada kesatuan syarat.
Contoh:
- Ali akan sekolah jika sehat, Ali
tidak sekolah jika tidak sehat.
- Muhammad makan jika lapar, Muhammad
tidak makan jika tidak lapar.
Walau Ali sekolah dan Ali
tidak sekolah terlihat tanaqud, tetapi karena syaratnya tidak sama, maka tidak
masuk dalam tanaqud.
Tidak ada kesatuan idhafah atau sandaran
Contoh:
- Rumah Ali rusak pintunya, rumah Ali
tidak rusak atapnya.
- Bapak si Ali sakit kepala, bapak Ali
tidak sakit perut.
- Ali pintar matematika, Ali tidak pintar
ilmu alam.
Walau antara rusak dan tidak
rusak pada contoh pertama terlihat tanaqud, tetapi karena idhafahnya tidak sama
maka tidak masuk dalam tanaqud.[7]
Metode
Membuat kontradiksi Tanaqudh
cara membuat tanaqudh,
adalah : apabila qadhiyahnya memakai:
a. Qadhiyah syakhshiyah atau qadhiyah
muhmalah, cukup hanya berubah kaifnya (kepastian tidaknya, ijab salibahnya),
umpama:
Yang asalnya: Kholid menulis
(ijab) di rubah menjadi, Kholid tidak menulis (salab).
b. Qadhiyah musawwaroh, cara mentanaaqudhkan,
yaitu dengan merubah “soer”nya (tentang soer, lihat pada bagian qodhiyah
musawwaroh). Jadi, kalau qadhoyahnya:
1) Mujibah kuliyah: semua manusia itu hewan,
naqidhnya dengan salibah juz’iyah: tidaklah sebagian manusia itu hewan.
2) Salibah kuliyah: tidaklah setiap manusia
itu batu, naqidhnya dengan mujibah juz’iyah: sebagian manusia itu batu.[8]
Ø Tanaqudh Qadhiyah Hamliyah
Dalam penyusunannya, selain
mesti memenuhi syarat umum seperti yang sudah dijelaskan, juga secara praktis
mesti memenuhi ketentuan berikut:
a. Jika qadhiyah hamliyah syakhsiyah, untuk
membuat perlawanannya cukup dengan menyatakan aspek kualitas (kaif) yaitu segi
positif (mujabah) dan negatif. Artinya, antara kedua qadhiyah itu yang satu
mesti mujabah dan yang satu lagi mesti salibah.
b. Jika qadhiyah hamliyah yang menggunakan
adat sur (kata depan kuantitatif = kuliyah dan juz’iyah), begitu pula yang
muhmalah (menunjukan keseluruhan tanpa kata depan kuantitatif), maka selain
mesti yang satunya mujabah dan yang satunya lagi salibah, juga mesti
“berbeda”dalam aspek kamiyah-nya, yaitu jika yang satunya kuliyah, yang satunya
lagi mesti juz’iyah.
Penjabaran dan contohnya
sebagai berikut:
1) Jika syakhshiyah mujabah, lawan
(naqid)nya syakhshiyah salibah
Contoh: indra mahasiswa >
< judira bukan mahasiswa
2) Jika kulliyah mujabah, lawannya juz’iyah
salibah
Contoh: semua hewan
membutuhkan air > < sebagian hewan tidak membutuhkan air
3) Jika juz’iyah mujabah, lawanya kuliyah
salibah
Contoh: sebagian pelajar
hafal Al-Qur’an > < tidak seorang pun pelajar hafal Al-Qur’an
4) Jika muhmalah mujabah, lawannya kuliyah
salibah
Contoh: apel itu buah-buahan
> < tidak satu pun apel itu buah-buahan
Penulis terpancing menggali kembali, ilmu
logika ini, karfena ada ceramah seorang ustadz yang menyatakan “jika Tuhan itu
ada tapi tidak di atas, tidak di bawah, tidak di kiri-kanan samping, bertarti
Tuhan itu tidak ada,(Firanda), anda salah, coba simak kembali, pola logika di
atas, anda mungkin menyangka Tuhan itu benda, materi, karena itu harus
bertempat, kalau tidak bertempat berate tidak ada. Pemikiran anda tanaqud,
kontrdiksi.
No comments:
Post a Comment