DITUDUH UMAT PENYEMBAH BATU
Oleh Dr.Mura Riau
BATU KA’BAH,
TIDAKLAH DISEMBAH,
HANYA TEMPAT,
PENYATUAN ARAH.
AGAR MUDAH DALAM,
BERIBADAH,
UMAT TIDAK, BERPECAH
BELAH.
BATU HITAM ITU, HAJARAL ASWAD,
FISIKNYA, SANGATLAH KUAT.
MENJADI SAKSI KELAK, DI AKHIRAT.
TENTANG PERJUANGAN, UNTUK IBADAT.
BATU TEMBOK RATAPAN YAHUDI,
BUKAN DISEMBAH, SEBAGAI ILAHI.
HANYA TEMPAT, SEJARAH YANG DIYAKINI,
WISATA DAN IBADAH, YANG RELIGI.
Saat berkunjung ke Batu Tembok
Ratapan, banyak orang yang melakukan ‘Kvitelach’
Umat Yahudi dari seluruh dunia
dan wisatawan dari berbagai latar belakang agama masih sering berdoa di Tembok
Ratapan sebab tembok ini diyakini memiliki telinga Tuhan. Sementara bagi orang
yang tidak dapat berdoa secara langsung di tembok bisa menitipkan doanya atau
kaddish (sebuah doa Aramaik yang mengagungkan dan menguduskan nama Tuhan)
dengan cara menuliskannya dalam sebuah secarik kertas dan diselipkan di
sela-sela dinding. Kegiatan ini disebut dengan Kvitelach.
Menjadi salah satu peninggalan
dari bait suci membuat banyak orang rela terbang ke Yerusalem hanya untuk
berdoa sekaligus melakukan kegiatan wisata religi lainnya. Jadi, adakah dari
kamu yang tergerak untuk mengunjungi tembok ini?
Pada perayaan Jumat Agung, Gereja
Katolik mengadakan upacara penghormatan/ penciuman Salib Kristus. Ada sejumlah
orang yang mempertanyakannya, bahkan mencurigainya sebagai ‘berhala’. Untuk itu
kita perlu memahami makna penciuman Salib, dan apakah pengertian berhala, agar
kita dapat membedakannya.
Penciuman batu Salib, perayaan Jumat Agung,
Bukan berhala, dihormati, terus bersambung,
Bukan salib itu, tetapi maknanya,terus
berlangsung.
Kata para ahli, di kalangan Nasrani,
bahwa Nabi Isa rela mengurbankan diri-Nya demi menebus dosa-dosa manusia. Ya
terserahlah, bagimu agamu, bagiku agamaku. Kata mereka, Penghormatan kepada
Kristus yang tersalib, adalah sesuai dengan ajaran Sabda Tuhan sebagaimana
tertulis dalam Surat Rasul Paulus, “Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui
apa-apa di antara kamu selain dari Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan”
(1Kor 2:2). Itulah juga sebabnya, mengapa salib di Gereja Katolik menyertakan
tubuh (corpus) Kristus, yang disebut sebagai Crucifix, yang arti literalnya
adalah: Seseorang yang disalibkan. Penghormatan terhadap Crucifix ini disebut
sebagai dulia relatif, yang arti dan dasar Kitab Suci-nya . Silakan membandingkannya
dengan pengertian berhala.
Perdalam ilmu, iaman dan mari
terus belajar, jangan berhenti..(Mura).
No comments:
Post a Comment