BENARKAH TUHAN SEPERTI PEMUDA BERAMBUT IKAL
MEMAKAI BAJU MERAH?
Cuplikan tidak senagaja dari satu tulisan menggelikan, , katanya dalam
kesempatan kali ini saya ingin memberi tahukan kepada warga ASWAJA dimanapun
anda berada mengenai kebodohan dan kesesatan wahabi.
sebenarnya para tokoh islam yang memang benar benar memahami ilmu islam sudah banyak menemukan kebodohan dan kesesatan wahabi/salafi,namun saya sangat tertarik untuk mengungkapkan kebodohan dan kesesatan wahabi yang diposting oleh website sirojuth tholibin,karna selain didasari oleh dalil dalil hadits maupun kitab wahabi sendiri juga diperkuat oleh dalil gambar.
alhasil otak kita akan lebih mudah memahami kebodohan dan kesesatan wahabi.
sebenarnya para tokoh islam yang memang benar benar memahami ilmu islam sudah banyak menemukan kebodohan dan kesesatan wahabi/salafi,namun saya sangat tertarik untuk mengungkapkan kebodohan dan kesesatan wahabi yang diposting oleh website sirojuth tholibin,karna selain didasari oleh dalil dalil hadits maupun kitab wahabi sendiri juga diperkuat oleh dalil gambar.
alhasil otak kita akan lebih mudah memahami kebodohan dan kesesatan wahabi.
Tasbih untuk Berdzikir
Mencium Tangan Kyai
daftar ustadz ustadz wahabi
surat buat NU
sejarah wahabi
maulid nabi
Dzikir dan Syair sebelum Shalat
Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat
Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya
website nu meredupkan nu
Maulid Nabi Sebuah Nikmat
Memuliakan Hari Kelahiran Nabi
Berziarah ke Makam nabi
Mencium Tangan Kyai
daftar ustadz ustadz wahabi
surat buat NU
sejarah wahabi
maulid nabi
Dzikir dan Syair sebelum Shalat
Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat
Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya
website nu meredupkan nu
Maulid Nabi Sebuah Nikmat
Memuliakan Hari Kelahiran Nabi
Berziarah ke Makam nabi
langsung saja kita simak artikel yang saya maksud:
Akidah Wahabi Sangat Mirip Dengan Akidah Yahudi & Nasrani
Akidah tajsim dan tasybih telah menggelincirkan Salafi Wahabi hingga pada suatu keyakinan bahwa Allah seperti sosok seorang pemuda , berambut ikal , bergelombang dan mengenakan baju berwarna merah. Klaim ini dikatakan oleh Ibnu Abu Ya’la dalam kitab Thabaqat al-Hanabilah. Abu Ya’la mendasarkan pernyataan itu kepada hadits berikut :
عن عكرمة اَن الرسول صلى الله عليه وسلّم قال:
راَيت ربي عزّ وجلّ شَابا امرد جعد قطط عليه حلة حمراء
“Dari Ikrimah: bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku telah melihat Tuhanku SWT berupa seorang pemuda berambut ikal bergelombang mengenakan pakaian merah.”
(Ibnu Abu Ya’la: Thabaqat al-Hanabilah, jilid 2, halaman 39)
Sungguh keji pengaruh riwayat palsu di atas. Riwayat-riwayat palsu produk pikiran Yahudi itu kini berhasil membodohi akal pikiran para pengikut Salafi Wahabi, sehingga mereka menerima keyakinan seperti itu. Tidak diragukan lagi, hadits semacam ini adalah kisah-kisah Israiliyat yang bersumber dari orang-orang Bani Israil.
Salafi Wahabi memperjelas hadits di atas dengan hadits lain yang bercerita tentang Allah duduk di atas kursi emas, beralaskan permadani yang juga terbuat dari emas, dalam sebuah taman hijau. Singgasana (Arsy) Allah dipikul oleh empat malaikat dalam rupa yang berbeda-beda, yaitu seorang lelaki, singa, banteng dan burung elang. Keyakinan aneh semacam ini dipaparkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Kitab at-Tauhid wa Itsbat Shifat ar-Rab.
Siapakah Ibnu Khuzaimah? Dia adalah salah seorang ulama ahli hadits yang banyak dipakai oleh Salafi Wahabi untuk dijadikan referensi. Namun setelah semakin matang dalam pengembaraan intelektualnya, Ibnu Khuzaimah menyesali diri telah menulis kitab tersebut, seperti dikisahkan oleh al-Hafidz al-Baihaqi dalam kitabal-Asma wa ash-Shifat hal. 267
Walaupun begitu, soko guru Salafi Wahabi, yaitu Ibnu Taimiyah tetap mengatakan bahwa Ibnu Khuzaimah adalah ”Imamnya Para Imam” karena menurutnya telah banyak meriwayatkan hadits-hadits ’shahih’ tetang hakikah Dzat Tuhan (padahal yang sebenarnya hadits-hadits itu kenal dengan nuansa tasybih dan hikayat Israiliyat). Oleh karena itu, ketika mengomentari sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah, Ibnu Taimiyah berkata :
”Hadits ini telah diriwayatkah oleh ’Imamnya Para Imam’ yaitu Ibnu Khuzaimah dalam Kitab at-Tauhid yang telah ia syaratkan untuk tidak berhujjah di dalamnya melainkan dengan hadits-hadits yang dinukil oleh perawi adil dari perawi adil lainnya, sehingga bersambung kepada Nabi SAW” (Ibnu Taimiyah: Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah, Jilid 3, hal. 192)
Maka tak heran jika Ibnu Taimiyah pun berkeyakinan sama buruknya, seperti dalam Majmu’ Fatawa j. 4, h. 374, Ibn Taimiyah berkata “Para ulama yang diridlai oleh Allah dan para wali-Nya telah menyatakan bahwa Rasulullah Muhammad didudukan oleh Allah di atas ‘arsy bersama-Nya”.
Awalnya Ibnu Khuzaimah sangat meyakini bahwa seluruh hadits yang ia muat di dalam kitabnya adalah shahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebab menurut pengakuannya ia telah meriwayatkanya dengan sanad bersambung melalui para periwayat yang adil dan terpercaya. Demikian sebagaimana ia tegaskan di awal kitab tersebut dan juga tertulis di cover depan kitab at-Tauhid tersebut.
Gambar dibawah ini adalah scan teks tentang keyakinan tasybih dari Kitab at-Tauhid karya Ibnu Khuzaimah, tahkik Muhammad Khalil Harras, Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, Lebanon 1403 H./1983, halaman 198.