JURNALISME
BUDAYA PANTUN DAN GURINDAM
SEBAGAI
UPAYA PENANAMAN KARAKTER BANGSA
DALAM
PENDIDIKAN DAN LATIHAN GURU
DI INDONESIA
OLEH
Drs. H.
Muhammad Rakib, S.H.,M.Ag
Widyaiswara
LPMP. Pekanbaru Riau Indonesia
Tahun 2015
Abstract
Dunia pendidikan dan latihan mengalami
tantangan yang semakin berat terutama sejak berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi serta semakin kompleksnya masalah kemasyarakatan yang dihadapi oleh
manusia. Di sisi lain, perkembangan media komunikasi yang semakin modern
tampaknya akan sangat membantu aktivitas penanaman nilai karakter bangsa.
Peluang penanaman karakter akan semakin terbuka lebar ketika para widyaiswara
dan guru, mampu memanfaatkan media massa dengan meminimalisir dampak negatif
dan memaksimalkan dampak positif dari media yang ada. Eksistensi jurnalis dalam konteks pemberi informasi
kepada masyarakat melalui media yang digelutinya
sangat urgen dalam ikut membangun opini publik (public opinion) termasuk dunia
pendidikan.
Dalam bahasa penanaman karakter, wartawan dapat
disepadankan dengan penatar, dengan alasan bahwa narasumber bertugas memberikan
informasi kebenaran dalam masalah keislaman dalam arti seluas-luasnya dan dalam
bingkai amar ma’ruf nahi munkar, sementara wartawan bertugas memberikan
informasi yang positif terkait dengan berbagai masalah baik politik, sosial,
budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Dewasa
ini, ketika masyarakat semakin pandai dengan
adanya perkembangan teknologi dan komunikasi, seharusnya para da’i (juru dakwah) lebih pandai dalam memanfaatkan media
yang ada.
Media massa baik cetak maupun elektronik menjadi sarana yang
dinilai efektif dalam penyampaian pesan
dakwah. Sifat pesan dari media massa terutama media- media modern seperti
internet adalah lebih luas serta tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sehingga
para widyaiswara dapat dengan mudah memperoleh materi-materi pantun dan gurindam kapan saja. Budayawan sangat mendambakan ada sosok seorang seakan wartawan dalam
tataran realitas bukan hanya pada tataran wacana, masih adakah sosok pendidik, trainer yang mengembangkan
budaya pantun dan gurindam saat ini di Indonesia khususnya.
ABSTRACT
World
of teaching and training, experiencing
increasing challenges, especially since the development of science and
technology and the increasing complexity of thesocial problems faced by humans.
On the other hand, the development of modern
communication media increasingly seems to be very helpful character building activity. The caracter building
opportunities will be open when the preacher is able to utilize the media to minimize the negative
impacts and maximize the positiveimpact of the media. Existence of journalists in the context of a conduit of information
to the public through the media that they do very urgent in participating
public opinion (public opinion), including educations world.
In the language of
character, the reporter can be matched with the preacher, on the grounds
that the preacher in charge of providing
information of truth in trainers affairs in the
broadest sense and in the frame of commanding the good and forbidding
the evil, while the journalist in charge
of providing information that is positive associated with various problems either political,
social, cultural, economic, and so forth.
Today, when the public is getting
smarter with the development of technology and communication, should the
preacher (preacher) more proficient in using the media. Mass media both print and electronic
means, is effective in the delivery of propaganda
messages. The nature of the message of the mass media, especially modern media such as the internet is broader
and is not limited by space and time. So
the mad'u can easily obtain propaganda materials anytime. Trainers and teachers
are eager there is the figure of a education arts
pantun and Gurindam journalist in levels of
reality not only at the level ofdiscourse, there still figure trainers
reporters today in Indonesia, especially
No comments:
Post a Comment