MENCIUM
TANGAN
CATATAN M.RAKIB JAMARI PEKANBARU RIAU INDON
Ini
hadits yang berhubungan dengan masalah CIUM TANGAN,
yaitu: Cerita Ibnu Umar bersama sahabat yang lain, mereka mencium tangan Nabi?”
Dia:
”Yang ceritanya mereka lari dari peperangan itukah?
INILAH
HADITS yang saya maksud itu:
عن ابن
عمر رضي الله عنهما أنه كان في سرية من سرايا رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: فحاص
الناس حيصة، فكنت في من حاص… قال: فجلسنا لرسول الله صلى الله عليه وسلم
قبل صلاة الفجر، فلما خرج قمنا إليه فقلنا: نحن الفرارون؛ فأقبل إلينا فقال: “لا بل
أنتم العكارون” قال: فدنونا فقبلنا يده.
Dari
Ibnu Umar ra. Dia bercerita disaat dia menjadi salah satu pasukan infantri
Rasulullah saw.
Dia
menuturkan:” Pada suatu hari kami berada dalam suatu pertempuran. Orang orang
pada berlari menjauh dari peperangan tersebut karena mengalami keadaan yang
delematis dan saya termasuk dari mereka itu.
Kemudian
dia melanjutkan ceritanya:”Kemudian kami semua akhirnya duduk untuk menghadap
kepada baginda Rasulullah saw menjelang shalat subuh. Lalu keluarlah Rasul
hendak menunaikan shalat subuhnya, maka kami berdiri dan kami berkata:” :”Kami
orang orang yang lari (dari peperangan)pent.
Kemudian
nabi menghampiri kami seraya berkata:”Tidak !! tapi kalian adalah orang orang
yang mundur/lari, tapi untuk bergabung dengan yang lain (siasat perang-pent).
Ibnu
Umar ra berkata:”Maka kami langsung mendekati beliau lalu kami mencium
tangannya.
Saya:
"Iya mas… bagaimana tuh?” saya kira ini sudah jelas?”
Dia:
"Hadis diatas diriwayatkan oleh Abi Dawud (2647), Imam Tirmidzi (1716),
Imam Ahmad (2/70), Imam Baihaqi (9/73). Hadits ini lemah mas !! coba anda lihat
dalam kitab “DHOIF ABI DAWUD” milik syekh Al Bani.
Saya:”Tapi
hadits lemah khan boleh diamalkan?” setahu saya begitu…
Dia:”Iya,
tapi tidak bisa anda buat landasan hukum atau hujjah !!
Saya:”Lemahnya
hadits ini terletak pada apanya mas?”
Dia:”Barangkali
dari rawinya mas, anda cek aja langsung dalam kitabnya syekh Albani tsb. Kok
repot !!
Saya:”Lantas
bagaimana dengan hadits Tsabit yang mencium tangan sahabat Anas bin malik?”
bukankah ini cukup untuk menjadi tendensi sebuah respek seorang Tabi’in
terhadap sahabat Nabi?”
INILAH
HADITS yang saya maksud itu:
حدثنا ابن
عيينة عن ابن جدعان قال ثابت لأنس: أمسست النبي صلى الله عليه وسلم بيدك؟ قال: نعم,
فقبلها.
Ibnu
Uyaynah bercerita dari Ibnu Jad’aan:
Tsabit
bertanya kepada Anas bin malik ra:”Apakah anda pernah menyentuh Rasulullah saw
dengan tangan anda?’
Anas
ra menjawab:”Ya!
Maka
si Tsabit langsung mencium tangannya.
Dia:”Itu diriwayatkan oleh imam Ahmad dan itu
derajatnya hadits dhoif juga mas !!
Saya:”Tapi
hadits tersebut juga diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam kitab Adabul
Mufradnya…
Dia:”Iya
saya tahu, dalam kitab Bukhari yang berjudul Adabul Mufrad ada juga haditsnya
yang dhoif, jadi hadits yang anda kemukakan itu statusnya lemah mas… coba anda
lihat dalam kitab “DHO’IFU ADABUL MUFRAD hlm.973 karya syekh Albani. Ini saya
lihat langsung dari kitabnya.. jika berkenan, datang kemari mas… hahahaha..
3. Bagaimana konsep penghukuman terhadap anak
menurut fiqih, apakah sejalan dengan konsep anti kekerasan menurut Undang-Undang RI Nomor 23
Tahun 2002?
No comments:
Post a Comment