Thursday, October 8, 2015

MENCIUM TANGAN



MENCIUM TANGAN

CATATAN  M.RAKIB JAMARI PEKANBARU RIAU INDON


Ini hadits yang berhubungan dengan masalah   CIUM TANGAN, yaitu: Cerita Ibnu Umar bersama sahabat yang lain, mereka mencium tangan Nabi?”
Dia: ”Yang ceritanya mereka lari dari peperangan itukah?
INILAH HADITS yang saya maksud itu:

عن ابن عمر رضي الله عنهما أنه كان في سرية من سرايا رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: فحاص الناس حيصة، فكنت في من حاص قال: فجلسنا لرسول الله صلى الله عليه وسلم قبل صلاة الفجر، فلما خرج قمنا إليه فقلنا: نحن الفرارون؛ فأقبل إلينا فقال: “لا بل أنتم العكارون قال: فدنونا فقبلنا يده.

Dari Ibnu Umar ra. Dia bercerita disaat dia menjadi salah satu pasukan infantri Rasulullah saw.

Dia menuturkan:” Pada suatu hari kami berada dalam suatu pertempuran. Orang orang pada berlari menjauh dari peperangan tersebut karena mengalami keadaan yang delematis dan saya termasuk dari mereka itu.

Kemudian dia melanjutkan ceritanya:”Kemudian kami semua akhirnya duduk untuk menghadap kepada baginda Rasulullah saw menjelang shalat subuh. Lalu keluarlah Rasul hendak menunaikan shalat subuhnya, maka kami berdiri dan kami berkata:” :”Kami orang orang yang lari (dari peperangan)pent.

Kemudian nabi menghampiri kami seraya berkata:”Tidak !! tapi kalian adalah orang orang yang mundur/lari, tapi untuk bergabung dengan yang lain (siasat perang-pent).

Ibnu Umar ra berkata:”Maka kami langsung mendekati beliau lalu kami mencium tangannya.

Saya: "Iya mas… bagaimana tuh?” saya kira ini sudah jelas?”
Dia: "Hadis diatas diriwayatkan oleh Abi Dawud (2647), Imam Tirmidzi (1716), Imam Ahmad (2/70), Imam Baihaqi (9/73). Hadits ini lemah mas !! coba anda lihat dalam kitab “DHOIF ABI DAWUD” milik syekh Al Bani.

Saya:”Tapi hadits lemah khan boleh diamalkan?” setahu saya begitu…
Dia:”Iya, tapi tidak bisa anda buat landasan hukum atau hujjah !!

Saya:”Lemahnya hadits ini terletak pada apanya mas?”
Dia:”Barangkali dari rawinya mas, anda cek aja langsung dalam kitabnya syekh Albani tsb. Kok repot !!

Saya:”Lantas bagaimana dengan hadits Tsabit yang mencium tangan sahabat Anas bin malik?” bukankah ini cukup untuk menjadi tendensi sebuah respek seorang Tabi’in terhadap sahabat Nabi?”
INILAH HADITS yang saya maksud itu:

حدثنا ابن عيينة عن ابن جدعان قال ثابت لأنس: أمسست النبي صلى الله عليه وسلم بيدك؟ قال: نعم, فقبلها.

Ibnu Uyaynah bercerita dari Ibnu Jad’aan:

Tsabit bertanya kepada Anas bin malik ra:”Apakah anda pernah menyentuh Rasulullah saw dengan tangan anda?’
Anas ra menjawab:”Ya!
Maka si Tsabit langsung mencium tangannya.


 Dia:”Itu diriwayatkan oleh imam Ahmad dan itu derajatnya hadits dhoif juga mas !!

Saya:”Tapi hadits tersebut juga diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufradnya…
Dia:”Iya saya tahu, dalam kitab Bukhari yang berjudul Adabul Mufrad ada juga haditsnya yang dhoif, jadi hadits yang anda kemukakan itu statusnya lemah mas… coba anda lihat dalam kitab “DHO’IFU ADABUL MUFRAD hlm.973 karya syekh Albani. Ini saya lihat langsung dari kitabnya.. jika berkenan, datang kemari mas… hahahaha..

   3.   Bagaimana konsep penghukuman terhadap anak menurut fiqih, apakah sejalan dengan konsep anti  kekerasan menurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002?

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook