JIHAD DI BIDANG ILMU PENGETAHUAN
catatan Dr.HM.Rakib Jamari,SH.,M.Ag
1.Kejujuran adalah senjata
mukmin
2.Persiapan perang untuk
mencegah peperangan
PERANG PEMIKIRAN, DISEBUT
GHAZWULFIKRI
DILANCARKAN OLEH LIBERAL,
SETIAP HARI
MENANAMKAN KERAGUAN, DI TIAP GENERASI,
KUASAILAH FILSAFAT, DAN
KRISTOLOGI
KRISTOLOGI DAN LIBERALILOGI
SENJATA AMPUH,
MASA KINI
SEMUA GURU AGAMA HARUS MEMILIKI
MENAKLUKKAN ORIENTALIS,
PERLU ILMU INI
CEPAT PERSENJATAI DIRI
KELOMPOK JIL, AKAN RENDAH DIRI
MINDER DALAM, BERDISKUSI
JIKA DIHADAPKAN PADA RAHASIA,
LIBERALISASI
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain
mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang
kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan
kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)(TQS al-Anfal [8]: 60).
Jihad atau perang di jalan Allah SWT
merupakan bagian dari aktivitas menolong agama Allah SWT. Karena menolong
agama-Nya, maka pelakunya layak berharap mendapat pertolongan-Nya (lihat QS
Muhammad [47]: 7). Meskipun demikian, bukan berarti boleh mengabaikan kaidah sababiyyah yang
dapat mengantarkan kemenangan. Ayat ini adalah di antara yang menjelaskan
perkara tersebut.
3. Mempersiapkan Kekuatan untuk
Berperang
Allah SWT berfirman: Wa a’iddû lahum mâ [i]statha’tum min quwwwah wa min ribâth
al-khayl (dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang). Khithâb atau seruan ayat ini ditujukan kepada
seluruh Mukmin. Demikian Ibnu ‘Athiyah dalam tafsirnya.
Mereka diperintahkan melakukan i’dâd (persiapan) dalam berperang memerangi
orang-orang kafir. Bahwadhamîr hum (mereka)
yang dimaksud adalah orang-orang kafir, merujuk pada pada ayat sebelumnya,
yakni:Dan janganlah orang-orang yang
kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah).
Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah) (QS
al-Anfal [8]: 59).
Persiapan yang diperintahkan dalam menghadapi kaum kafir adalah quwwah (kekuatan). Diterangkan Fakhruddin
al-Razi, yang di maksud dengan al-quwwah di sini
adalah segala sesuatu yang menjadi sebab bagi terjadinya kekuatan. Tak jauh
berbeda, al-Syaukani juga memaknainya sebagai segala sesuatu yang dapat membuat
lebih kuat dalam peperangan, termasuk di dalamnya adalah senjata dan busur
panah. Mufassir tersebut lantas mengutip hadits dari ‘Uqbah bin ‘Amir, saya
mendengar Rasulullah saw yang sedang berada di atas mimbar seraya bersabda:
“Wa a’iddû lahum mâ
[i]statha’tum min quwwah
(dan siapkanlah untuk
menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi). Ketahuilah bahwa kekuatan
itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah
bahwa kekuatan itu adalah memanah!”(HR Muslim dan Abu Dawud).
Menurut al-Fakhruddin al-Razi,
penjelasan Rasulullah SAW dalam sabdanya: al-quwwah adalah panah, tidak
menafikan selain al-ramy (panah) sebagai al-quwwah. Sebagaimana sabda beliau, “al-Hajj ‘Arafah (haji adalah wuquf di Padang Arafah).
”Juga sabda beliau, “al-nadam tawbah (penyesalan
adalah taubat)”, tidak menafikan yang lain tercakup di dalamnya. Namun
menunjukkan bahwa yang disebutkan itu merupakan bagian yang menonjol dari yang
dimaksud. Oleh karena itu, persiapan untuk berjihad di sini dengan anak panah,
senjata, mendidik kuda, panah, adalah fardhu. Hanya saja fardhu di sini
merupakan fardhu kifayah. Termasuk di dalamnya adalah mengurus pengadaan,
pembentukan, penyiapan dan pelatihan pasukan. Juga memproduksi persenjataan dan
mendirikan industri militer.
No comments:
Post a Comment