Wednesday, June 15, 2016

Persiapan perang untuk mencegah peperangan


JIHAD DI BIDANG ILMU PENGETAHUAN

catatan  Dr.HM.Rakib Jamari,SH.,M.Ag

1.Kejujuran adalah senjata mukmin
2.Persiapan perang untuk mencegah peperangan

PERANG PEMIKIRAN, DISEBUT GHAZWULFIKRI
DILANCARKAN OLEH LIBERAL, SETIAP HARI
MENANAMKAN KERAGUAN, DI TIAP GENERASI,
KUASAILAH FILSAFAT, DAN KRISTOLOGI

                                KRISTOLOGI DAN LIBERALILOGI
                                SENJATA AMPUH, MASA KINI
  SEMUA GURU AGAMA HARUS MEMILIKI
              MENAKLUKKAN ORIENTALIS, PERLU ILMU INI

CEPAT PERSENJATAI DIRI
KELOMPOK JIL, AKAN RENDAH DIRI
MINDER DALAM, BERDISKUSI
JIKA DIHADAPKAN PADA RAHASIA, LIBERALISASI

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)(TQS al-Anfal [8]: 60).

Jihad atau perang di jalan Allah SWT merupakan bagian dari aktivitas menolong agama Allah SWT. Karena menolong agama-Nya, maka pelakunya layak berharap mendapat pertolongan-Nya (lihat QS Muhammad [47]: 7). Meskipun demikian, bukan berarti boleh mengabaikan kaidah sababiyyah yang dapat mengantarkan kemenangan. Ayat ini adalah di antara yang menjelaskan perkara tersebut.

3. Mempersiapkan Kekuatan untuk Berperang

Allah SWT berfirman: Wa a’iddû lahum mâ [i]statha’tum min quwwwah wa min ribâth al-khayl (dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang). Khithâb atau seruan ayat ini ditujukan kepada seluruh Mukmin. Demikian Ibnu ‘Athiyah dalam tafsirnya.
Mereka diperintahkan melakukan i’dâd (persiapan) dalam berperang memerangi orang-orang kafir. Bahwadhamîr hum (mereka) yang dimaksud adalah orang-orang kafir, merujuk pada pada ayat sebelumnya, yakni:Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah) (QS al-Anfal [8]: 59).

        Persiapan yang diperintahkan dalam menghadapi kaum kafir adalah quwwah (kekuatan). Diterangkan Fakhruddin al-Razi, yang di maksud dengan al-quwwah di sini adalah segala sesuatu yang menjadi sebab bagi terjadinya kekuatan. Tak jauh berbeda, al-Syaukani juga memaknainya sebagai segala sesuatu yang dapat membuat lebih kuat dalam peperangan, termasuk di dalamnya adalah senjata dan busur panah. Mufassir tersebut lantas mengutip hadits dari ‘Uqbah bin ‘Amir, saya mendengar Rasulullah saw yang sedang berada di atas mimbar seraya bersabda: 

“Wa a’iddû lahum mâ [i]statha’tum min quwwah

 (dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi). Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!”(HR Muslim dan Abu Dawud).

Menurut al-Fakhruddin al-Razi, penjelasan Rasulullah SAW dalam sabdanya: al-quwwah adalah panah, tidak menafikan selain al-ramy (panah) sebagai al-quwwah. Sebagaimana sabda beliau, “al-Hajj ‘Arafah (haji adalah wuquf di Padang Arafah). ”Juga sabda beliau, “al-nadam tawbah (penyesalan adalah taubat)”, tidak menafikan yang lain tercakup di dalamnya. Namun menunjukkan bahwa yang disebutkan itu merupakan bagian yang menonjol dari yang dimaksud. Oleh karena itu, persiapan untuk berjihad di sini dengan anak panah, senjata, mendidik kuda, panah, adalah fardhu. Hanya saja fardhu di sini merupakan fardhu kifayah. Termasuk di dalamnya adalah mengurus pengadaan, pembentukan, penyiapan dan pelatihan pasukan. Juga memproduksi persenjataan dan mendirikan industri militer.


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook