SEBAIKNYA PENCERAMAH TAHU
APA ITU IQTIBAS
Catatan Kecil Dr.Mura IKMI Riau
Indonesia
IQTIBAS
Penceramah atau muballig harus tahu,
bahwa secara leksikal iqtibas bermakna ‘menyalin’ dan
mengutip. Sedangkan secara terminologis, iqtibas adalah kalimat yang disusun
oleh penceramah atau penulis atau penyair dengan menyertakan petikan ayat atau
hadis ke dalam rangkaian kalimatnya tanpa menjelaskan bahwa petikan itu berasal
dari Al-Qur’an atau hadits.
Dikutip dari Muhammad Fatahurrahman maha bahwa dalam Ilmu Badi , iqtibas didefinisikan
sebagai berikut “Pembicara menyimpan prosa atau puisinya dengan sesuatu dari
Al-Qur’an atau Hadits dengan cara yang tidak memberikan isyarat bahwa sesuatu
itu berasal dari keduanya.” Qaidah Ilmu Badi membolehkan mutakallim (pembicara)
merubah sedikit pada kata yang diambil dari Al-Qur’an atau Hadits, yaitu karena
untuk penyesuaian wazan atau sebab lainnya.
Contoh iqtibas:
Abul Mu-min Al-Ashfahani
berkata:
ﻻ ﺗَﻐُﺮَّﻧَّﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈَّﻠَﻤَﺔِ ﻛَﺜﺮَﺓُ ﺍﻟﺠُﻴُﻮﺵِ ﻭَﺍﻷَﻧﺼَﺎﺭِ، ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﺆَﺧِﺮُﻫُﻢ ﻟِﻴَﻮﻡِ
ﺗَﺸﺨَﺺُ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻵَﺑﺼَﺎﺭُ
Jangan sekali-kali kamu
terbujuk oleh banyaknya pasukan dan pembantu orang-orang penganiaya.
Sesungguhnya kami menangguhkan mereka sampai suatu hari yang pada waktu itu
mata (mereka) terbelak (Qs. Ibrahim 42).
Seperti juga ucapan Penyair
:
ﻻَ ﺗُﻌَﺎﺩ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﻓِﻲْ ﺃﻭﻃَﺎﻧِﻬِﻢْ ﻗَﻠَّﻤَﺎ ﻳُﺮْﻋَﻰ ﻏَﺮِﻳْﺐُ ﺍﻟﻮَﻃَﻦِ
ﻭﺇﺫﺍ ﻣَﺎ ﺷِﺌْﺖَ ﻋَﻴْﺸًﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﺧَﺎﻟِﻖِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﺑِﺨُﻠْﻖٍ ﺣَﺴَﻦٍ
Janganlah kamu musuhi
manusia di Negaranya, Sedikit sekali para pendatang itu dilindungi.
Jika engkau ingin
berinteraksi dengan mereka, maka berperilakulah kepada manusia dengan Akhlaq
yang baik.
Syair tersebut diambil dari
Sabda Nabi kepada Abu dzarr Al-Ghifary :
ﺇﺗﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺣﻴﺜﻤﺎ ﻛﻨﺖَ ﻭﺃﺗﺒﻊِ ﺍﻟﺴَّﻴﺌﺔ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔَ ﺗﻤﺤُﻬﺎ ﻭﺧَﺎﻟِﻖِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ
ﺑِﺨُﻠﻖٍ ﺣَﺴَﻦٍ
Dan tidak berpengaruh dengan
adanya perubahan yang sedikit pada lafadaz yang diambil karena wazan Syi’ir
atatau yang lain.
Seperti juga ucapan Penyair
:
ﻗَﺪْ ﻛَﺎﻥ ﻣَﺎ ﺧِﻔْﺖُ ﺃﻥ ﻳَﻜُﻮﻧَﺎ
ﺇﻧَّﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺭﺍﺟِﻌُﻮﻧَﺎ
Sungguh telah terjadi
kematian yang aku khawatirkan, Sesungguhnya kami itu kembali kepada Allah.
Syair tersebut diambil dari
Firman Allah Surat Al-Baqoroh : 156 :
ﻭﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِﻳْﻦَ ﺍﻟﺬِﻳْﻦَ ﺇﺫﺍ ﺃﺻَﺎﺑِﺘْﻬُﻢْ ﻣُﺼِﻴْﺒَﺔٌ ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﺇﻧَّﺎ ﻟﻠﻪِ ﻭﺇﻧَّﺎ ﺇﻟَﻴْﻪِ
ﺭﺍﺟِﻌُﻮْﻥ
Keindahan Al-Qur’an dan keterjagaanya
dalam menyimpan makna membuat penyair tak pernah ragu untuk sekedar mengutip
setiap kalimat dalam Al-Qur’an, pasalnya Al-Qur’an memiliki untaian kata
terindah dan memiliki makna yang mendalam serta keterjagaanya yang membuat
orang merasa tak perlu menyantumkan sumber kutipan yang ditulis dalam syairnya,
karena tentu kalimat itu takkan dirasa asing untuk diperdengarkan.
Pembagian Iqtibas
Iqtibas dibagi menjadi tiga
macam:
1). Tsabitul ma’ani, yaitu
yang tidak berubah dari makna asalnya.
2). Muhawwal, yaitu yang
dirubah dari makna asalnya seperti kata syair :
ﻟﺌﻦ ﺍﺧﻄﺄ ﺕ ﻓﻰ ﻣﺪحك ﻣﺎ ﺍﺧﻄﺄﺕ ﻓﻰ
ﻣﻨﻌﻰ
ﻟﻘﺪ ﺍﻧﺰﻟﺖ ﺣﺎ ﺟﺎ ﺗﻰ ﺑﻮﺍ ﺩ ﻏﻴﺮﺫﻯ
ﺯﺭﻉ
Artinya :
Kalau aku salah dalam
memujimu, maka aku tidak salah dalam menahan nafsuku. Sungguh engkau telah
menempatkan kebutuhanku pada lembah yang tidak ada tumbuh-tumbuhannya.
No comments:
Post a Comment