Thursday, September 3, 2020

 

SEBAIKNYA PENCERAMAH TAHU 

APA ITU IQTIBAS

Catatan Kecil Dr.Mura  IKMI Riau Indonesia



IQTIBAS


       Penceramah atau muballig harus tahu, bahwa secara leksikal iqtibas bermakna ‘menyalin’ dan mengutip. Sedangkan secara terminologis, iqtibas adalah kalimat yang disusun oleh penceramah atau penulis atau penyair dengan menyertakan petikan ayat atau hadis ke dalam rangkaian kalimatnya tanpa menjelaskan bahwa petikan itu berasal dari Al-Qur’an atau hadits.

      Dikutip dari Muhammad Fatahurrahman maha bahwa dalam Ilmu Badi , iqtibas didefinisikan sebagai berikut “Pembicara menyimpan prosa atau puisinya dengan sesuatu dari Al-Qur’an atau Hadits dengan cara yang tidak memberikan isyarat bahwa sesuatu itu berasal dari keduanya.” Qaidah Ilmu Badi membolehkan mutakallim (pembicara) merubah sedikit pada kata yang diambil dari Al-Qur’an atau Hadits, yaitu karena untuk penyesuaian wazan atau sebab lainnya.

 

Contoh iqtibas:

 

Abul Mu-min Al-Ashfahani berkata:

 

ﻻ ﺗَﻐُﺮَّﻧَّﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈَّﻠَﻤَﺔِ ﻛَﺜﺮَﺓُ ﺍﻟﺠُﻴُﻮﺵِ ﻭَﺍﻷَﻧﺼَﺎﺭِ، ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﺆَﺧِﺮُﻫُﻢ ﻟِﻴَﻮﻡِ 


ﺗَﺸﺨَﺺُ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻵَﺑﺼَﺎﺭُ

 

Jangan sekali-kali kamu terbujuk oleh banyaknya pasukan dan pembantu orang-orang penganiaya. Sesungguhnya kami menangguhkan mereka sampai suatu hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelak (Qs. Ibrahim 42).

 

Seperti juga ucapan Penyair :

 

ﻻَ ﺗُﻌَﺎﺩ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﻓِﻲْ ﺃﻭﻃَﺎﻧِﻬِﻢْ    ﻗَﻠَّﻤَﺎ ﻳُﺮْﻋَﻰ ﻏَﺮِﻳْﺐُ ﺍﻟﻮَﻃَﻦِ

 

ﻭﺇﺫﺍ ﻣَﺎ ﺷِﺌْﺖَ ﻋَﻴْﺸًﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ    ﺧَﺎﻟِﻖِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﺑِﺨُﻠْﻖٍ ﺣَﺴَﻦٍ

 

Janganlah kamu musuhi manusia di Negaranya, Sedikit sekali para pendatang itu dilindungi.

 

Jika engkau ingin berinteraksi dengan mereka, maka berperilakulah kepada manusia dengan Akhlaq yang baik.

 

Syair tersebut diambil dari Sabda Nabi kepada Abu dzarr Al-Ghifary :

 

ﺇﺗﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺣﻴﺜﻤﺎ ﻛﻨﺖَ ﻭﺃﺗﺒﻊِ ﺍﻟﺴَّﻴﺌﺔ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔَ ﺗﻤﺤُﻬﺎ ﻭﺧَﺎﻟِﻖِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ 


ﺑِﺨُﻠﻖٍ ﺣَﺴَﻦٍ

 

Dan tidak berpengaruh dengan adanya perubahan yang sedikit pada lafadaz yang diambil karena wazan Syi’ir atatau yang lain.

 

Seperti juga ucapan Penyair :

 

ﻗَﺪْ ﻛَﺎﻥ ﻣَﺎ ﺧِﻔْﺖُ ﺃﻥ ﻳَﻜُﻮﻧَﺎ ﺇﻧَّﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺭﺍﺟِﻌُﻮﻧَﺎ

 

Sungguh telah terjadi kematian yang aku khawatirkan, Sesungguhnya kami itu kembali kepada Allah.

 

Syair tersebut diambil dari Firman Allah Surat Al-Baqoroh : 156 :

 

ﻭﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِﻳْﻦَ ﺍﻟﺬِﻳْﻦَ ﺇﺫﺍ ﺃﺻَﺎﺑِﺘْﻬُﻢْ ﻣُﺼِﻴْﺒَﺔٌ ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﺇﻧَّﺎ ﻟﻠﻪِ ﻭﺇﻧَّﺎ ﺇﻟَﻴْﻪِ 

ﺭﺍﺟِﻌُﻮْﻥ

 

Keindahan Al-Qur’an dan keterjagaanya dalam menyimpan makna membuat penyair tak pernah ragu untuk sekedar mengutip setiap kalimat dalam Al-Qur’an, pasalnya Al-Qur’an memiliki untaian kata terindah dan memiliki makna yang mendalam serta keterjagaanya yang membuat orang merasa tak perlu menyantumkan sumber kutipan yang ditulis dalam syairnya, karena tentu kalimat itu takkan dirasa asing untuk diperdengarkan.

Pembagian Iqtibas

Iqtibas dibagi menjadi tiga macam:

1). Tsabitul ma’ani, yaitu yang tidak berubah dari makna asalnya.

2). Muhawwal, yaitu yang dirubah dari makna asalnya seperti kata syair :


ﻟﺌﻦ ﺍﺧﻄﺄ ﺕ ﻓﻰ ﻣﺪحك ﻣﺎ ﺍﺧﻄﺄﺕ ﻓﻰ ﻣﻨﻌﻰ


ﻟﻘﺪ ﺍﻧﺰﻟﺖ ﺣﺎ ﺟﺎ ﺗﻰ ﺑﻮﺍ ﺩ ﻏﻴﺮﺫﻯ ﺯﺭﻉ

Artinya :

 

Kalau aku salah dalam memujimu, maka aku tidak salah dalam menahan nafsuku. Sungguh engkau telah menempatkan kebutuhanku pada lembah yang tidak ada tumbuh-tumbuhannya.

 

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook