Tuesday, September 9, 2014

NOVEL...angin mencumbu burungburung terbang di udara hingga kita mampu membaca bahasa langit.

Novel Pendidikan

Muhammad Rakib.LPMP Riau Indonesia

(Seri. Cinta Pertamaku Ditilang Nenek Sihir. Misteri Bukit Ranah Singkuang). HP 0823 9038 1888

KATA  PENGANTAR

          Diam-diam, kini kupahatkan  ribuan kata, melalui  novel romantis ini hanya untukmu “yang berjasa padaku”, di  saat senja perlahan turun menangkup pelabuhan kecil  Kuala Kampar  yang langitmya  menampung jutaan burung-burung walet.  Banyaknya burung-burung liar terbang tinggi melukis cakrawala lalu menukik tajam kembali ke sarangnya. Di pinggir laut  biru, gelombang begitu setia kembali mencium bibir pantai hingga meruntuhkan rumah pasir yang kubuatkan untukmu. Aku ingin menuliskan bahasa hati ditemani luruhnya guguran daundaun, tapi hanya pandangan mata saja bicara. Apa yang harus kita lakukan, bila sebuah arca cinta telah kusimpan sebagai kenangan tak terlupakan sepanjang masa? Bila arca cinta menatapmu, rahasia arca cinta adalah ramuan  wajahmu dan wajahku dan biarlah hanya kita saja yang tahu. Biarlah arca cinta itu seperti bebasnya angin mencumbu burungburung terbang di udara hingga kita mampu membaca bahasa langit. 

 Biarlah tatapan mata ini bicara kemudian melukis bahasa hati menjadi pigura kenangan kita. “Di kedinginan malam, kutulis novel ni romantis untukmu “N” dan kuketuk mimpimu sambil selalu kupanggilpanggil namamu...”.        


         Novel ini dibuat untuk memberitahukan kepada pembaca bahwa penyesalan itu bisa mengakibatkan seseorang melakukan bunuh diri, atau menderita seumur hidup, karena penyesalan itu ada yang datangnya dari Setan, karena itu jangan terlalu menyesal. Novel ini, penulis susun di saat menunggu ujian akhir program doktor jurusan hukum Islam, di UIN Suska- Riau, di Pekanbaru, awal tahun 2012. Di samping itu di dalam diri penulis sendiri ada satu penyesalan yang tiada tara,  yang saat ini sedang dilawan habis-habisan.

          Banyak orang berkata..”Penyesalan selalu datang terakhir”
Banyaknya  orang mempersepsikan kata penyesalan merupakan sesuatu yang buruk. Coba melihat Penyesalan dari perspektif yang lebih baik..(ada atau tidak?..pasti ada).Penyesalan datang ketika seseorang berbuat, bertindak, bersikap atau bertuturkata yang berakibat sesuatu yang tidak menyenangkan..(kurang lebih begitu) baik itu akibatnya di rasakan orang lain atau bahkan diri sendiri.
        Lalu pertanyaannya setelah datangnya penyesalan apa yang akan dilakukan? Saya yakin anda pasti akan bilang “saya tak akan mengulanginya..”, atau “saya akan berbuat yang lebih baik..” kira-kira seperti itu.. Lalu saya berfikir bukan kah disitu letak kebaikannya(sisi positif).. dari penyesalan. Ketika orang menyadari kekeliruannya dan orang menyatakan penyesalannya maka dalam dirinya tertanam suatu tekad untuk berbuat yang lebih baik atau paling tidak tidak melakukan hal yang sama(pengalaman adalah guru terbaik)..bukan begitu?
         Nah! seseorang lalu bertanya..:”kalau pernah melakukan kesalahan dan dia menyesal dan berkata ingin berbuat yang lebih baik, dan ternyata dia mengulangi kesalahan yang sama, apa arti dari penyesalan itu sendiri buat dia?”(berfikir sejenak) ehmmm..sesuatu usaha perlu perjuangan.. ketika memulai suatu proses itu bukan sasuatu yang mudah..kadang kala kita harus jatuh pada lubang yang sama..tapi bukan kah sebaiknya kita bisa lebih memberikan apresiasi yang baik..kita hargai usahanya dan berilah dukungan yang dibutuhkan..walau harus menelan pil pahit saat dia jatuh untuk kedua kalinya..Paling tidak..kita tahu kalau dia sebenarnya sudah mempelajari sebuah pengalaman dalam hidup/ilmu baru.
Nurma yang hilang tanpa berita
Sedang asyik menikmati getaran hati dan getaran mobil AKDP, tiba-tiba Nakamura, memaksa kepalanya kembali menghadap ke belakang. Ternyata, Nurma tiba-tiba menghilang. Padahal dia tidak turun dari mobil dan orang lainpun tidak ada yang turun. Itulah keanehan kedua yang terdapat pada diri Nurma. Mengapa demikian?.Nakamura tidak mampu menjawabnya.


DAFTAR ISI
Falsafah hidup
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN

BAB  I                Arti siraman Air mata……….……………………….
BAB   II                 Ruang Rindu………………………………………..
BAB    III……………………………………………………………….....
BAB    IV
BAB    V
BAB     VI
BAB    VII
BAB    VIII
BAB     IX
BAB     X





PENDAHULUAN

         Kutulis  atas nama panggilan rindu. Ketika kau tuliskan ribuan kenangan sepanjang perjalanan. Aku datang kehadapanmu atas nama panggilan rindu dan bisikan nurani, ketika orang tak mengenal suara gemercik daundaun. Duhai, ternyata aku saja yang tahu bahasa mata dan hatimu yang kusimpan dalam bahasa kalbu. Kuingin meramu dua dunia dalam sebuah hati dimana semua orang ingin singgah melihat  awan, hujan dan burungburung yang selalu bernyanyi untukku . Masihkah ada sebuah catatan kecil  turun dari langit saat kau gurat huruf purbani dikedinginan kisi kaca jendela? Ketika kenangan melukis wajahmu berpadu rintik gerimis selalu memanggil kalbu, ternyata percakapan kita selalu abadi sepanjang masa. Kulihat ada bulan, matahari dan lukisan oriental  dalam wajahmu ternyata orang sulit membacanya. “Mengapa kita meramu sebuah hati dan harus bertemu?”. Katamu: ”ternyata takdir mempertemukan kita”, jawabku”. “Dua dunia berbeda, alam dan angin membelainya, dan kita berlayar ke laut lepas bersama hembusan angin utara, Kuala Kampar” hingga kenangan tak terlupakan.”
       Kini jangan lagi kau bertanya “mengapa penyesalan selalu datang terlambat?” karena tanpa bertanyapun aku yakin kau sudah tahu jawabannya. Jangan kau sesali penyesalan itu, jadikanlah penyesalan sebagai pijakan awal untuk menuju langkah yang lebih baik. Satu hal yang juga harus selalu kau genggam, “semangat” . satu hal yang bisa menghindarkanmu dari penyesalan. Satu hal yang dapat membebaskanmu dari pusaran angin yang kencang. Karena dengan semangat, kau akan mendapatkan kekuatan untuk BERTAHAN dan mempertahankan apa yang sudah kau rengkuh.
        Apakah arti dari semua penyesalan setelah terlambat? Penyesalan di anggap benar oleh umum karena penyesalan itu akan membuat orang itu benar kembali. Akan tetapi benarkah demikian? Ataukah sekedar merupakan hiburan saja bagi si pelaku, hiburan untuk menutupi bathinnya yang menderita akibat perbuatannya sendiri? Betapa seringnya kita menyesal, akan tetapi betapa seringnya pula perbuatan itu kita lakukan dan kita ulangi kembali! Orang yang berbathin lemah dan tumpul selalu dalam keadaan tidak waspada tidak sadar, sehingga mudah saja dibuai oleh bayangan kesenangan,dan kalau sudah mendapati kesenangan, tidak teringat lagi apa-apa lagi, tidak teringat akan akibatnya yang buruk dan menimbulkan derita.
         Orang yang bathinnya lemah dan tumpul seperti itu hanya mementingkan kesenangan baru setelah kesenangan yang dinikmatinya itu kemudian mendatangkan akibat yang tidak menyenangkan, dia merasa menyesal! Coba andai kata tidak ada akibat yang mendatangkan derita, apakah dia akan menyesali akibatnya. Mengejar kesenangan itu? Tentu saja tidak! Sama halnya dengan orang yang makan sambal cabe rawit. Setiap sesudah makan kepedasan dan menyesal. Mengatakan tobat dan kapok.
         Demikian pula dengan orang yang melakukan penyelewangan, menyesal dan menangis, bertobat melalui mulut kepada Tuhan. Akan tetapi begitu berhadapan dengan bayangan kesenangan sama, maka diulanglah perbuatan itu untuk kemudian bertobat dan menyesal kembali. Kalau kita mau membuka mata melihat kenyataan dalam kehidupan kita sehari-hari, dapatkah kita menyakal dengan kenyataan yang benar ini?
         Bukanlah penyesalan yang kita perlukan dalam hidup. Yang terpenting adalah kewaspadaan dan kesadaran yang timbul karena mengamati diri setiap saat. Pengamatan inilah yang akan menimbulakan kebijaksanaan dan kecerdasan, yang akan meniadakan penyelewengan dan kesesatan. Dan kalau tidak ada penyelewengan dan kesesatan tidak perlu lagi ada penyesalan dan bertobat.
          Kalaupun kbijaksanaan dan kecerdasaan yang timbul dari kewaspadaan melihat bahwa apa yang kita lakukan tidak benar, maka seketika itu pula menghentikan perbuatan tidak benar itu dan habis samapai di situ saja. Tidak ada penyesalan, juga tidak ada kerinduan terhadap perbuatan yang lalu itu. Yang lalu sudah mati, sudah habis, dan kewaspadaan adalah sekarang, saat ini, saat demi saat. Hidup adalah saat demi saat, bukan kemarin, bukan esok, akan tetapi sekarang. Maka hidup waspada dan sadar adalah sekarang ini.
         Yang teramat penting dalam hidup adalah sekarang ini, sekarang benar! Apakah benar itu? Tidak dapat diterangkan, karena yang dapat di terangkan benarnya itu sendiri, benarnya masing-masing, maka terjadilah perbutan kebenaran sendiri-sendiri, dan jelas hal ini tidak benar lagi! Akan tetapi, apapun yang kita lakukan, kalau didasari cinta kasih, maka benarlah itu! Dan cinta kasih tidak akan ada selama di situ ada si Aku yang ingin benar, ingin senang, ingin baik. Itulah buah dari penyesalanku, 27 tahun yang lalu dari tumpukan pasir dan kerikil di tepian sungai Kampar.
Bidadari di tepian sungai Kampar
Jawanban sang bidadari:

Telah berlaluuuuu tiga purnama, daku menantiiiiiii.
Janji  kanda untuk hidup bersamaaaaakuuuuu.
Tak satupun benang merah yang daaaaapat dipegaaaaang.
Remuk redam hati   ini   kau hancurkaaaaan
 Hapuslah sudah  mimpi dan cintaku, untuk hiduuuuuuup bersama kakandaaaaaa
Ku  kan pergi menjauh darimu, karena kandaaaaaa, bukanlah untukkuuuu
Batinku menjerit, tak satupun kata. Seriiiiiiiiiiiibu Tanya mendera jiwaku. 
         Ketika pikiranku  juga penglihatanku  terarah pada bunga-bunga putri malu di  pinggiran sungai Kampar sungguh indah di mata sang penyesal”. Bunga sikejut putri malu di jalan menggerombol satu bagaikan taman.. gna cntikmu sbgai rayuan.. menghrap dtang si kumbang” jalanan… tapi kini sungguh malang nasib si bunga… dia telah hilang keindahanya….. karna telah terhisab sari madunya… terhisab oleh kumbang yang merambah dirinya kuasa…Beginilah bunga merunduk karena malu.. dia menyesal telah hilang sari dan madunya….
Waktu
Waktu… Akan tetap memacu… Memacu untuk berlalu… Di antara kehidupan tabu… Saat rinduku menjauh… Saat rasaku tersapu… Aku terdiam membisu… kala menatap waktu… Selamanya, dia semakin membunuhku…
Aku tanpa dirimu
Melayang tinggi hayalku saat teringat padamu pada sosok terindah yg pernah mengisi hatiku saat” terindah bersamamu kini hanyalah tinggal kenangan karna takdir tlah berbicara kau tercipta bukan tuk temaniku kini… hanya rintik hujan dan kesepian menjadi teman senja ku yg dulu slalu diisi canda tawamu setelah kau menghilang dari hidupku setiap waktu yg ku jalani

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook