BAHASA AL-QURAN
MENGANDUNG NILAI SASTRA YANG TINGGI
Catatan
Kecil Dr.Mura Muballig IKMI Riau.
Gaya bahasa sastra Al-Quran mengalahkan
keindahan gaya sastra Arab Jahiliyah yang sudah ratusan tahun dikenal
masyarakat Arabiyah. Kini al-Quran masuk pula ke nusantara, di mana gaya sastra
Jawa dan Melayu, sudah lama pula berakar. Namun sejak 1924, tumbangnya
kekkuasaan Turky Ustmani, keindahan bahasa Al-Quran, kurang digali, masyarakat
dunia, tertumbuk pada teks-teks yang kaku, yang melahirkan radikalisle bid’ah
didik-dikit, dikit-dikit bid’ah. Alasannya Rasulullah tidak pernah mencontohkan
bagaimana menggunakan kata kiasan, syair dan berbagai gaya bahasa lainnya. Terasalah
dunia ini S3(sangat sempit sekali) Perdebatan kaku, jumud, sering terjadi, anehnya
merasa diri paling benar. Hal-hal yang malas dipikirkannya dianggap bukan
sunnah, padahal Islam ini sudah menembus berbagai lapisan dunia, dimana teks
yang kaku tidak mungkin dipakai lagi, harus dikiaskan agar dipahami masyarakat
di semua tingkat pemikiran :
Menurut Ahmad al-Hasyimiy dalam Maman
Dzul Iman, mendalami ilmu sastra Al-Quran, secara etimologis “Balagah” berarti sampai dan mencapai titik
seperti ungkapan:
1.
” بلغ فلان مراده – إذا وصل إليه – وبلغ الركب المدينة
– إذا انتهى إليها – “
“ Si Fulan telah
mencapai tujuannya dan kendaraan telah sampai di kota”.
Kata balagah itu sendiri diambil dari perkataan
orang Arab:
2.
” بلغت الغاية إذ انتهيت “
“ Saya telah
mencapai tujuan”.
Secara
terminologis, menurut Ali al-Jarimi dan Mustafa Amin Balagah adalah
3.
تأدية المعنى الجليل واضحا بعبارة صحيحة فصحيحة لها
في النفس أثرخلاب مع ملاءمة كل كلام للموطن الذى يقال فيه والأشخاص الذين يخاطبون.
“ Menyampaikan
makna luhur secara jelas dengan ungkapan yang benar dan fasih serta memiliki
pengaruh yang memikat hati disertai dengan persesuaian setiap perkataan dengan
tempat di mana perkataan tersebut diucapkan dan dengan orang yang diajak
berbicara.”
Ilmu sastra
Al-Quran, yang disebut balagah sebagai disiplin ilmu
menurut Imam Akhdari
adalah ilmu untuk mempelajari kefasihan bicara. Dengan demikian maka
dalam ilmu ini dibahas juga tentang فصاحة الكلمات ( Kefasihan Kata / kata -kata
yang fasih atau jelas ) dan فصاحة الكلام (Kefasihan kalimat)
Kata fasih dalam bahasa Arab terambil dari kata الفصا
حة kata tersebut memiliki arti terang atau jelas. Suatu kalimat dinamakan fasih
apabila kalimat itu terang pengucapannya, jelas artinya dan bagus susunannya.
Kalimat yang
fasih adalah kalimat yang jelas maknanya, mudah bahasanya, dan baik susunannya.
Oleh karena itu, setiap kata dalam kalimat yang fasih itu harus sesuai dengan
pedoman sharaf, jelas maknanya, komunikatif, mudah lagi enak.
Menurut Ahmad
al-Hasyimiy kata yang fasih adalah kata yang terhindar dari empat hal yaitu
sebagai berikut :
تنا فر الحروف (
kata-kata yang sukar diucapkan )
غرابة الاستعمال
( ungkapan yang terdiri atas kata-kata yang asing, jarang dipakai )
مخا لفة القياس (
kata-kata yang menyalahi atau tidak sesuai dengan kaidah umum ilmu sarf )
الكراهة في السمع
( kata yang tidak enak didengar )
No comments:
Post a Comment