Saturday, July 13, 2013

Ada yang murtad,karena miskin ada kkarena, ingin kawin.

Ada yang murtad,karena miskin
ada kkarena, ingin   kawin.
Beasiswa sering,  jadi cermin
Pindah agama, jadi main-main.


Dalam risetnya, Mousa menekankan bahwa “mereka yang murtad ke Kristen pindah agama dengan mudahnya tanpa pengamatan dari Pemerintah.
Dahsyat.....jumlah Muslim murtad yang lalu memeluk Kristen diperkirakan adalah 10.000.”


 Mereka lalu memusatkan usaha untuk menghubungi orang² muda, dengan tujuan membentuk kelompok agama minoritas yang bersedia dan bersikap aktif membela hak² mereka. Aktivitas mereka dicapai melalui organisasi² sukarela untuk mencegah para pemuda menenggak minuman keras dan memakai obat²an narkotik, dan mengajak mereka untuk memiliki moral yang baik.”
Menurut beberapa ahli, daerah Grand Kabyle [ii] merupakan lahan subur bagi penginjilan yang dilakukan oleh orang² Kristen Barat yang sering mengunjungi daerah itu. Terdapat 19 organisasi sukarela yang aktif di situ, dan melaporkan bahwa setiap hari sekitar enam Muslim murtad.
Jumlah Non-Muslim Mencapai 500.000
Departemen Negara AS bagian Demokrasi dan HAM memperkirakan jumlah non-Muslim Aljeria adalah sekitar 500.000 orang. Mereka mengunjungi 300 gereja, kebanyakan terdapat di daerah Kabyle. [iii] Menteri Urusan Agama dan Awqaf, Ghoulam Allah, mencoba memperkecil kecenderungan murtad ini dengan mengumumkan “gelombang Kristenisasi telah dibendung karena kewaspadaan para pemuda, dan dia menambahkan bahwa para penginjil telah memperdaya kaum muda dengan menawarkan tawaran visa untuk belajar ke luar negeri, beasiswa, asalkan mau memeluk Kristen; akan tetapi para pemuda itu balik lagi ke Islam dan menulis pengalaman mereka!”

Muslim bertanya:
1)MANA PENGAKUAN YESUS BAHWA DIA BERAGAMA KRISTEN?
JAWAB:PAULUS YANG MERUBAH NAMA
2)PERNAHKAH YESUS BERKATA: AKULAH ALLAH, TUHANMU, MAKA SEMBAHLAH AKU?
JAWAB:“Sembahlah Tuhan, Tuhanmu, dan hanya kepadanya kamu harus mengabdi” (Matius 4:10).
3)MANA PERINTAH YESUS YANG MENYURUH BERIBADAH PADA HARI MINGGU DI ALKITAB?
JAWAB:KESEPAKATAN PAULUS DAN PEMUKA GEREJA
4)MANA FOTO ASLI YESUS DAN SIAPA YANG MENGABADIKANNYA?
JAWAB:BOLEH DIGAMBAR MENURUT VERSI MASING-MASING: BOLEH BOTAK, KRIBO MAUPUN GONDRONG

Pemiskinan Kaum Amazigh dan Tiadanya Demokrasi
Peniliti dari Kabyle menjelaskan bahwa alasan utama berkembangnya Kristenisasi adalah karena kemiskinan kaum Amazigh dan juga tiadanya demokrasi, sehingga "mereka yang murtad dan lalu memeluk Kristen di daerah itu melakukannya sebagai aksi protes terhadap Pemerintah Aljeria yang telah membuat mereka miskin.” Terlebih lagi, ada sebuah kelompok radikal “yang aktif menegakkan otonomi daerah di mana bahasa Amazigh digunakan dan Kristen jadi agama resmi mereka. Hal ini membuat masalah Kristenisasi jadi masalah politik.”
bersambung …


Suparno malah ngelunjak. Untuk menunjukkan kehebatan agama barunya, ia tak segan-segan mencela Al-Qur'an.  “Al-Qur'an itu tidak ada yang benar, salah semua. Kalau di sini ada Al-Qur'an, saya injak-injak saja,” ejeknya sambil memeragakan kaki menginjak-injak lantai rumahnya.
       Setelah murtad, Suparno aktif dalam kegiatan penginjilan kristiani. Di Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) di Desa Pendo Sawalan, Kalinyamatan Jepara, ia dikenal aktif mengisi acara-acara gereja, terutama acara kepemudaan. Untuk mewujudkan obsesinya menjadi pendeta, Suparno melanjutkan studi di Fakultas Teologi Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia (STBI) Semarang. Di kampus ini, Suparno sempat menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Mahasiswa periode 2011-2012.

Setelah mendapat info keresahan para aktivis Islam Jepara mengenai sepak terjang misi Omega Suparno setelah murtad, Ustadz Amir Mahmud itu mendatangi rumahnya pada Selasa sore (11/12/2012) untuk melakukan konfirmasi langsung dengan cara berdialog face to face.

Dikonfirmasi baik-baik, Suparno malah ngelunjak. Untuk menunjukkan kehebatan Kristen, ia tak segan-segan mencela Al-Qur'an.  “Al-Qur'an itu tidak ada yang benar, salah semua. Kalau di sini ada Al-Qur'an, saya injak-injak saja,” ejeknya sambil memeragakan kaki menginjak-injak lantai rumahnya.

Tak puas menghina Al-Qur'an, ia pun melanjutkan sasaran hujatannya kepada Allah Swt. “Allah itu sebenarnya kan tidak ada, Allah itu baru diadakan setelah adanya bangsa Arab,” ujarnya.

Terakhir, Suparno menggugat kenabian Muhammad sebagai orang selevel dengan Kiyai Jawa. “Nabi Muhammad itu tidak boleh dikultuskan, karena kenabiannya setara dengan gelar kiyai di Jawa,” tegasnya.

Setelah memvalidasi data kemurtadan dan penghinaan murtadin Omega Suparno terhadap Islam, trio mujahid Jepara segera mengambil tindakan berdasarkan Syari’at yang mereka kaji. Esoknya, Rabu malam (12/12/2012) mereka mengeksekusi murtadin Suparno di belakang Ruko Jember Kudus. Setelah tewas, mayat Suparno dibuang ke hutan jati, tepatnya di area petak 106 hutan jati desa Jinggotan, kecamatan Kembang, kabupaten Jepara.

Dua pekan kemudian, Ustadz Amir Mahmud, Sony Sudarsono, dan Agus Suprapto dibekuk tim khusus Polda Jateng, Jumat (28/12) di Sragen dan Kudus. Kini, mereka menjadi pesakitan di PN Jepara. Sidang pertama dengan agenda pembacaan Dakwaan digelar pada Kamis (13/6/2013). Ketiganya terancam hukuman mati, dengan jeratan pasal berlapis, antara lain: pasal 340 KUHP jo pasal 55 ayat 1 (1); pasal 338 KUHP jo pasal 55 ayat 1 (1), pasal 353 ayat 3 KUHP jo pasal 55 ayat 1 (1); pasal 351 KUHP jo pasal 55 ayat 1 (1).

Tim Pengacara Muslim (TPM) menilai, kasus eksekusi murtadin ini tidak bisa diterapkan pasal Pembunuhan Berencana. Koordinator TPM Achmad Michdan, SH mengingatkan bahwa insiden eksekusi trio mujahid Jepara terhadap murtadin Suparno itu bukan kasus pembunuhan biasa. Pasalnya, eksekusi ini adalah murni respon para aktivis Islam terhadap tindakan provokasi murtadin Suparno menjelek-jelekkan agama orang lain.

Michdan mengingatkan, di mata hukum, tindakan provokasi agama itu memiliki konsekuensi hukum. Dalam hukum Islam, sanksi terhadap orang yang melecehkan Allah dan Rasulullah adalah hukuman mati, dan pelaksanaannya dinilai ibadah. “Kasus ini betul-betul kasus penghinaan dan pelecehan, dan dalam agama yang dianut para terdakwa itu membenarkan tindakan yang dilakukan seperti itu. Dalam  keyakinan agama tersangka, ini adalah ibadah dia,” jelasnya. 



Fatwa Mati  Penghujat Islam

Amaliah trio mujahid Jepara itu mendapat dukungan dari umat Islam. Pembina Laskar FPI Jawa Tengah, Ustadz Said Sungkar, menilai tindakan mereka sudah sesuai dengan nas Syariat yang memberikan sanksi kepada kaum murtadin.

“Sebagai kewajiban seorang Muslim, Rasulullah Saw mengatakan, "Man baddala dinahu faqtuluh" (Barangsiapa menukar agama maka bunuhlah dia). Mereka mengambil alih tanggungjawab itu guna menyelamatkan umat Islam yang tidak menjalankan syariat. Memang, jika Syariat Islam berlaku maka yang berhak menentukan hukuman mati (kepada murtadin) adalah qadhi. Tapi karena tidak berlaku Syariat Islam, maka Syariat itu berlaku “manistatho’a.” Siapa yang mampu menjalankan, itu bisa,” jelasnya.

Ustadz Said memuji trio mujahid Jepara sebagai pahlawan pemberani yang siap dengan segala resikonya, karena berani mengambil alih beban amanah yang seharusnya dipikul oleh negara.

Dalam Syariat Islam, hukuman kepada orang yang murtad adalah dibunuh berdasarkan dalil shahih “man baddala dinahu faqtuluh.” Apalagi jika sang murtadin mencela Islam, maka ia terkena delik ganda.

Sepuluh tahun lalu Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) pernah merilis “Fatwa Mati terhadap Para Penghina Islam.” Dalam fatwa tertanggal 1  Februari  2001 itu, Pendeta Suradi ben Abraham dan Penginjil Poernama Winangun difatwa mati karena terbukti melakukan penghujatan terhadap Allah Swt, Nabi Muhammad, menghina Al-Qur'an dan Syariat Islam. FUUI menyatakan:

“Fatwa Forum Ulama Umat Mengenai Penghinaan terhadap Islam: Berdasar Syariat Islam mereka yang menghina Islam seperti Pendeta Suradi dan Pendeta Poernama Winangun layak dihukum mati.”
Fatwa mati kepada pendeta dan penginjil penghujat Islam itu dirilis FUUI setelah mendapat desakan umat Islam, mengacu ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Saw mengenai kewajiban berjihad membela Islam dan umat Islam dari segala macam bentuk penghinaan, antara lain Al-Qur'an surat Al-Baqarah 191-193 dan hadits Nabi:

“Diriwayatkan dari Asy-Sya’bi dari Ali RA, bahwa seorang wanita Yahudi telah memaki Nabi Saw dan mencelanya, maka seorang lelaki mencekiknya hingga mati, maka Rasulullah Saw membatalkan darahnya” (HR Abu Daud, shahih).



Ironi Omega Suparno: Salah Kaprah Menghujat Allah
    
Hujatan murtadin Omega Suparno bahwa Allah itu baru diada-adakan oleh orang Arab adalah lagu lama misionaris Kristen. Dalam buku-buku teologi diajarkan bahwa Allah adalah dewa bulan yang disembah bangsa Arab. 

Salah satu buku yang paling populer di kalangan Kristen adalah The Islamic Invasion, Confronting the World’s Fastest Growing Religion (Overseas Ministry, Garden Grove, USA, 1992) karya Robert Morey. Pada halaman 53-72, Morey mengutip berbagai referensi karya orientalis seperti HAR Gibb, Arthur Jeffery, Henry P Smith, Kenneth Cragg, W Montgomery Watt, Caesar Farah dan lain-lain, untuk menuding bahwa Allah itu merupakan nama ‘Dewa Bulan” yang disembah oleh bangsa Arab pra-Islam. Di dalam literatur Yahudi dan Kristen tidak pernah ditemukan bahwa nama Tuhan itu adalah Allah.

Tuduhan ini awam sekali, hanya layak dilontarkan oleh orang yang buta Alkitab (Bibel) sama sekali. Karena dengan membaca terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia tanpa disertai teks berbahasa Ibrani, kita masih bisa menemukannya nama “Allah” sudah ada pada masa Nabi Ibrahim (Abraham) AS. 

Dalam kitab Kejadian pasal 16 saja setidaknya terdapat dua panggilan singkat untuk Tuhan dengan sebutan “El” yang lengkapnya adalah Eloha atau Eloah (Ibrani), Alaha (Aram), Allah (Arab):

“Selanjutnya kata Malaikat Tuhan (Eloha) itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael (isma-El), sebab Tuhan (Eloha) telah mendengar tentang penindasan atasmu itu” (Kejadian 16: 11)



“Kemudian Hagar (Hajar) menamakan Tuhan yang telah berfirman kepada-nya itu dengan sebutan: Engkaulah El-Roi.” Sebab: “Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat Aku” (Kejadian 16: 13)

Kata Allah tampak asing bagi non-Muslim tetapi tidak bagi semua Nabi dari Adam sampai Muhammad. Dalam bahasa Arab dan kitab suci Al-Qur‘an dipakai kata “Allah.” Kata ini sama dengan kata dalam bahasa Ibrani “Eloah,” tetapi di belakang hari Yahudi merubahnya dalam bentuk jamak: “Elohim.” Kata “Allah’ lebih dekat dengan kata bahasa Aram ‘Alaha’ yang digunakan oleh Nabi Isa (Yesus) AS. 

Hal itu diakui dalam Encyclopaedia Britannica 1980 yang ditulis oleh non-Muslim. Di bawah judul artikel “Allah and Elohim” menjelaskan: “Allah is the one and only God in the religion of Islam. Etymologically, the name Allah is probably a contraction of the Arabic al-Ilah, “the God.” The name’s origin can be traced back to the earliest Semitic writings in which the word for god was Il or El, the latter being an Old Testament synonym for Yahweh. Allah is the standard Arabic word for “God” and is used by Arab Christians as well as by Muslims” (CD Encyclopaedia Britannica 2003 Ultimate Reference Suite).

Telinga umat Kristen sendiri sangat akrab dengan istilah “Bethel” (Beth-El) yang artinya “rumah Tuhan, yang bahasa Arab-nya adalah “Baitullah” (Bait Allah). Bahasa Ibrani mengucap “e” seperti pada kata “Eloah” dan “Beth,” sedangkan bahasa Arab melafalkan “a” seperti pada kata “Allah” dan “Bait.”

Sebagai analogi, orang Kristen Indonesia menyebut Nabi Isa dengan panggilan “Yesus”, sedangkan Kristen Eropa, Amerika dan Australia memanggil “Jesus.” Lalu apakah Jesus dengan Yesus itu berbeda orangnya karena berbeda lafal? []

murtad
Dalam Islam, hukuman atas orang murtad sangat jelas. Orang murtad wajib dibunuh setelah diberi kesempatan taubat dan ia tidak mau kembali kepada Islam. Hukuman berat ini dijatuhkan atasnya karena setelah mengetahui kebenaran ia meninggalkan kebenaran tersebut dan menentangnya. Keberadaannya laksana anggota tubuh yang sudah busuk sehingga harus diamputasi agar masyarakat muslim terhindar dari dampak buruknya. Akidahnya telah rusak dan dikhawatirkan akan merusak akidah kaum muslimin. Sehingga orang semacam ini tak pantas dibiarkan, maka ia wajib dibunuh.
. . . Orang Murtad laksana anggota tubuh yang sudah busuk sehingga harus diamputasi agar masyarakat muslim terhindar dari dampak buruknya. . .
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ
Siapa yang merubah agamanya, maka bunuhlah.” (HR. Bukhari dan Ashabus Sunan)
Disebutkan dalam Shahih Muslim, saat Mu’adz bin Jabal menemui Abu Musa di Yaman dan memperslahkan Mu’adz duduk di atas bantal yang telah disiapkannya, ia melihat ada seorang laki-laki yang terikat di sampingnya. Mu’adz bertanya; “kenapa dengan orang ini?” Abu Musa menjawab; “dahulu dia seorang Yahudi, lantas masuk Islam dan kembali lagi memeluk agama Yahudinya.”
Abu Musa mempersilahkannya duduk di atas bantalnya, namun Mu’adz menjawab; “Saya tidak akan duduk hingga dia dibunuh untuk menunaikan ketetapan Allah dan Rasul-Nya” (ia mengulang tiga kali). Maka Abu Musa memerintahkan untuk membunuh si Yahudi tersebut.“
Imam Nawawi menjelaskan tentang sikap terhadap orang murtad dari hadits di ini, “Di dalamnya: kewajiban membunuh orang murtad. Para ulama sepakat untuk membunuhnya. Tetapi mereka berbeda pendapat dalam masalah istitabah (meminta bertaubat)-nya; apakah itu wajib ataukah sunnah?”
Hadits lain yang menguatkan kesimpulan di atas adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
لَا يَحِلُّ دَمُ اِمْرِئٍ مُسْلِمٍ; يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ, وَأَنِّي رَسُولُ اَللَّهِ, إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: اَلثَّيِّبُ اَلزَّانِي, وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ, وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ; اَلْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi tiada Ilah kecuali Allah dan aku sebagai utusan Allah kecuali karena satu dari tiga hal: Pembunuhan dibalas bunuh (qishash), duda (dan janda) yang berzina, dan orang yang meningalkan agamanya, memisahkan diri dari jama'ah.” (Muttafaq ‘Alaih)
Semakin dibenarkannya membunuh si murtad Omega Suparno karena ia terang-terangan berani menghina dan mencerca Allah, Rasul-Nya dan ajaran Islam yang mulia.
Dalam pemberitaan voa-islam kemarin (Selasa, 25 Jun 2013) dengan title “Allahu Akbar!!! Trio Mujahid Jepara Eksekusi Murtadin Penghujat Islam”, saat Ustadz Amir Mahmud mengajak dialog dan mengonfirmasi atas sepak terjangnya sesudah murtad, Suparno malah ngelunjak. Dengan provokatif, ia memaparkan bahwa imannya dalam Kristen sudah mantap dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Bahwa semua manusia hanya bisa selamat di surga bila mengimani Yesus sebagai tuhan dan juruselamat. Dosa manusia hanya bisa dibersihkan dengan tebusan kematian Yesus di ting salib, dan keselamatannya sudah dijamin 100 persen oleh Yesus.
Untuk mempertegas kesaksiannya, Supar –sapaan akrabnya– mengumbar pernyataan yang mendiskreditkan Al-Qur'an.  “Al-Qur'an itu tidak ada yang benar, salah semua. Kalau di sini ada Al-Qur'an, saya injak-injak saja,” ejeknya sambil memeragakan kaki menginjak-injak lantai rumahnya.”
Tak puas menghina Al-Qur'an, Supar melanjutkan sasaran hujatannya kepada Allah SWT. “Allah itu sebenarnya kan tidak ada, Allah itu baru diadakan setelah adanya bangsa Arab,” ujar Amir menirukan Suparno.
Ketika topik pembicaraan beralih kepada kenabian Muhammad SAW, Supar menyebut Muhammad bukan seorang nabi, karena kualitasnya hanya selevel dengan Kiyai Jawa. “Nabi Muhammad itu tidak boleh dikultuskan, karena kenabiannya setara dengan gelar kiyai di Jawa,” tegasnya.
. . . Semakin dibenarkannya membunuh si murtad Omega Suparno karena ia terang-terangan berani menghina dan mencerca Allah, Rasul-Nya dan ajaran Islam yang mulia. . .
Penjelasan Ulama Tentang Orang yang Menghina Islam
Banyak keterangan dari para ulama Islam terdahulu yang menjelaskan sikap umat Islam terhadap orang-orang yang menghina agamanya. Bahkan sebagiannya menukilkan kesepakat ulama dalam menyikapi orang tersebut, seperti imam al-Khathaabi. Beliau mengatakan, “Aku tidak mengetahui seorang pun di antara kaum muslimin yang berselisih pendapat tentang wajibnya membunuh orang yang menghina Allah dan Rasul-Nya.”
Diriwayatkan dari Husain, bahwasanya Ibnu Umar berkata, “Barangsiapa mencaci Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, maka dia harus dibunuh.” Sampai pada perkataan beliau, “Dengan keharusan inderawi dan penglihatan, kita mengetahui bahwa jika mereka secara terang-terangan menghina Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau menghina RasulShallallahu 'Alaihi Wasallam, atau menghina sesuatu dari agama Islam, berarti mereka telah merendahkan kita, menghinakan kita dan bahkan menghina agama kita. Dengan demikian, mereka telah merusak perjanjian dan membatalkandzimmah (jaminan perlindungan) mereka. Jika  mereka membatalkan dzimmah mereka, maka tidak ada keraguan lagi bahwa darah, tawanan, dan harta mereka telah halal.”
Imam Ahmad pernah mengatakan, “Barangsiapa mencaci Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan melecehkannya –baik dia seorang muslim atau kafir- maka dia wajib dibunuh. Saya berpandangan bahwa dia langsung dibunuh dan tidak perlu diminta untuk bertaubat lebih dulu.”
Beliau juga mengatakan, “Setiap orang (kafir dzimmi) yang melanggar perjanjian dan membuat perkara baru di dalam Islam, maka orang seperti ini menurutku wajib dibunuh. Karena bukan untuk hal itu mereka diberi perjanjian dan jaminan perlindungan.”
Demikian juga dengan Abu Shafra' yang berkata, “Aku bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad bin Hambal) perihal seorang lelaki ahli dzimmah yang mencaci NabiShallallahu 'Alaihi Wasallam, apa yang harus dilakukan terhadapnya?” Beliau menjawab, “Jika perbuatannya itu terbukti, maka orang yang mencaci Nabi, baik dia seorang muslim ataupun kafir, dia harus dibunuh.” Dan beliau beralasan dengan hadits seorang buta yang membunuh budak wanitanya dengan beralasan, “Aku mendengar dia mencaci Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.”

Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya tentang seorang Yahudi ahli dzimmah yang kebetulan melewati seorang muadzin, lantas ia berkata, “Bohong kamu.” Beliau menjawab, “Dia harus dibunuh, oleh karena dia telah mencerca.” (Dinukil dari Fatwa Mati Buat Penghujat, Abdul Mun'im Halimah "Abu Bashir" hal. 52-59)
. . . keputusan yang diambil Trio Mujahid Jepara yang mengeksekusinya lantaran ia murtad sesudah mendalami Islam dan menghina ajaran Islam adalah keputusan yang benar . . .
Bila dibandingkan, kejadian penghinaan dan cacian yang dilakukan Omega Suparno tentunya itu jauh lebih dahsyat daripada apa yang ditanyakan kepada Imam Ahmad di atas. Karenanya keputusan yang diambil Trio Mujahid Jepara yang mengeksekusinya lantaran ia murtad sesudah mendalami Islam dan menghina ajaran Islam adalah keputusan yang benar. Segenap umat Islam harus memberikan dukungan terhadap para mujahidin pemberani dan berterima kasih kepada mereka karena telah mewakili kewajiban mereka membela agama Allah. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com].

3 comments:

  1. takbiran Allahuakbar, dukung Jihad, Dukung taliban dukung Aqap Alqaeda

    saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Saya bersakasi bahwa Nabi Muhammad utusan allah.

    Yaa Allah Berkatilah bumi ini, Yaa Allah singkirkanlah kutukan di bumi ini, Yaa allah berikanlah kami keselamatan dunia dan akhirat.

    ReplyDelete

Komentar Facebook