Awal KehidupanManusia
M.Rakib Jamari SH.M.Ag Pekanbaru Riau Indonesia
Teori yang menyatakan manusia berasal dari matahari(Panspermea) masih dalam pelacakan penulis
Walaupun jurusan saya Jurusan HUKUM ISLAM, tapi ingin sekali melacak berbagai tulisan tentang asal kehidupan di bumi. Bumi yang penuh kehidupan sekarang ini awalnya hanya berisi batuan 
cair yang membara panas, seperti lava gunung berapi yang menyembur dan 
mengalir deras membakar semua yang dilewatinya.  Kondisi ini terus 
berlangsung dalam waktu yang sangat lama, sampai akhirnya cukup banyak kalor
 yang terlepas ke udara dan suhu permukaan bumi mendingin.  Terbentuklah
 daratan dan lautan yang berasal dari terpisahnya unsur padat dan cair, 
dan angkasa yang masih diisi oleh atmosfir primitif.  Atmosfir primitif bumi saat itu dipenuhi gas beracun akibat ketidak-mampuannya untuk menyaring sinar UV matahari.  Ini terus berlangsung sampai sekitar 3 milyar tahun yang lalu.
Betulkah makhluk bumi ini berasal dari matahari? 

“Lalu di mana kehidupannya?” tanya seseorang.  Kehidupan muncul 
sekitar 2,5-3 milyar tahun yang lalu, dan bukan dari tanah yang 
tiba-tiba tertiup udara dan bernafas, namun dari laut.  Karena kondisi 
atmosfir yang tidak mendukung, semua kehidupan di permukaan darat akan 
habis tersiksa oleh sengatan matahari yang dahsyat dan udara yang tipis 
akan kandungan oksigen.  Jarak permukaan sampai ke dasar laut sangatlah 
dalam, dan laut berfungsi sebagai tabir surya di masa awal mula 
kehidupan.  Panas bumi dan cahaya matahari, keduanya merupakan faktor 
penting tercampur-aduknya sop purba dalam reaksi kimia yang menghasilkan
 organisme hidup perdana.  Asam amino adalah bahan 
dasarnya, dan reaksi yang mengaktifkan terbentuknya organisme purba ini 
akhirnya membuatnya mengembangkan kemampuan menyerap energi dan 
berkembang biak.
Bakteri yang menjadi nenek moyang seluruh kehidupan 
di bumi memanfaatkan energi cahaya matahari.  Mereka berwarna ungu, dan 
berkembang biak, menyebar dan memenuhi seluruh lautan.  Bayangkan bumi 
terlihat ungu dari luar angkasa, tidak seperti sekarang bercahaya biru. 
Hanya sebagian cahaya matahari yang dipakai oleh bakteri primitif ini, 
sisanya masuk ke laut yang lebih dalam.  Bakteri yang berkembang 
berikutnya memanfaatkan spektrum cahaya tersisa, yang menjadikan mereka 
berwarna hijau.  Mereka dikenal sebagai Cynobacteria, mikroba hijau inilah yang kemudian menjadi nenek moyang seluruh spesies tumbuhan di dalam Kingdom Plantae.
Cynobacteria memiliki kemampuan yang tidak dimiliki makhluk lain, fotosintesis.  Dengan memanfaatkan energi dari cahaya matahari, mereka memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen.  Hidrogen dipakai untuk bereaksi dengan karbondioksida menjadi gula, dan oksigen dilepaskan ke udara, mengisi atmosfir, dan akhirnya bereaksi membentuk Ozon.  Ozon inilah yang menjadikan atmosfir bumi mampu menyaring sinar UV matahari.  Sisa oksigen yang berlimpah bermanfaat untuk respirasi
 tumbuhan, dan dengan kondisi yang ramah kehidupan ini, makhluk lain 
yang memanfaatkan oksigen untuk mencerna makanan ikut mengalami ledakan 
populasi dan berevolusi.
No comments:
Post a Comment