INILAH WAJAH ASHINWIRATHU YANG SANGAT BENCI PADA MUSLIM ROHINGNYA
Akhbar, Mancanegara
17.10
Mengapa Biksu Wirathu sangat benci
terhadap Muslim Rohingya hingga kemudian melancarkan kampanye provokatif yang
menyulut pembantaian, padahal dalam teorinya agama Budha mengajarkan kedamaian
dan kasih sayang? Pria pencetus gerakan anti-Islam 969 itu berdalih, muslim
Rohingnya adalah anjing gila.
Hal itu tidak disebutkan Wirathu
secara sembunyi-sembunyi tetapi langsung dikatakannya dalam khutbah yang
diliput media internasional, menggambarkan betapa secara terang-terangan ia
memproklamirkan diri sebagai musuh Islam.
“Anda bisa berikan kebaikan dan rasa
kasih, tetapi Anda tidak bisa tidur di samping anjing gila,” kata Wirathu
seperti dikutip The New York Times, 21 Juni 2013. Yang dimaksud "anjing
gila" oleh Wirathu adalah Muslim Rohingya sebagaimana tema khutbahnya.
Telah dua tahun pidato anti-Islam
itu didengungkan Wirathu dan hingga kini ia tidak berubah. Masih memusuhi
Muslim Rohingya, bahkan memprovokasi kaum Budha untuk memboikot dan membantai
mereka.
Seperti dirangkum Bersamadakwah,
Biksu Wirathu lahir pada 10 Juli 1968. Ashin Wirathu, nama lengkapnya. Ia yang
mencetuskan gerakan ‘969’; sebuah gerakan anti-Islam yang kemudian membantai
muslim Rohingya dan mengusir mereka dari tanah kelahirannya.
Catatan hitam Wirathu mencuat sejak
tahun 2001. Waktu itu ia menghasut kaum Budha untuk membenci muslim. Hasilnya,
kerusuhan anti-Muslim pecah pada tahun 2003. Wirathu sempat mendekam di
penjara. Namun ia dibebaskan tepatnya pada tahun 2010 atas amnesti amnesti yang
juga diberikan untuk ratusan tahanan politik.
Wirathu kini menjabat sebagai kepala
di Biara Masoeyein Mandalay. Di kompleks luas itu Wirathu memimpin puluhan
biksu dan memiliki pengaruh atas lebih dari 2.500 umat Budha di daerah
tersebut. Dari basis kekuatannya itulah Wirathu memimpin gerakan anti-Islam
“969”.
Entah sejak kapan Wirathu
mendengungkan kampanye. Namun kampanye provokatif itu mulai meluas pada awal
2013. Ia berpidato di berbagai tempat, menyalakan kebencian kaum Budha atas
umat muslim. Selain melalui pidato, gerakan 969 juga menyebar dengan cepat
melalui stiker, brosur dan sebagainya. Kebencian dan anti-Islam meluas dengan
cepat, berbuah pembantaian dan pengusiran Muslim Rohingya.
Ribuan muslim Rohingya dilaporkan
terbunuh dalam pembantaian selama beberapa tahun terakhir. Sisanya bertahan
hidup dengan keterbatasan dan ketertindasan. Ratusan orang mencoba pergi
menyelamatkan diri, hingga pekan lalu sampai di Aceh setelah mengarungi laut
lepas dengan kapal sederhana. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
AFP
Pengungsi asal Rohingya saat berada
di penampungan di Aceh.
Sentimen anti-Muslim pun menyebar
sejak beberapa tahun lalu. Muslim dibantai dan diusir dari negara itu atas
perintah Bisku Ashin Wirathu.
Dikutip dari Washington Post,
Biksu Ashin Wirathu menyebut Muslim sebagai musuh.
Dia mengatakan kepada New York
Times, "Saya bangga disebut Buddha radikal."
Aktivis hak asasi manusia Myanmar memperingatkan Biksu Ashin Wirathu jika
tindakan radikalnya mempromosikan sebuah ideologi mirip mirip neo-Nazisme.
Bukan menyebarkan ajaran dengan penuh kasih saying.
"Anda bisa penuh kebaikan dan
kasih, tetapi Anda tidak bisa tidur di samping anjing gila (Muslim Rohingya)," kata Biksu Ashin Wirathu,
sebagaimana dikutip dari Washington Post.
Pelacur
Biksu Ashin Wirathu juga pernah
disorot gegara melontarkan kata-kata tidak etis, yakni menyebut seorang utusan
PBB "pelacur" dan "wanita jalang", Januari 2015.
No comments:
Post a Comment