SAYA DIGANTIKAN LAGI
.2 (M.Rakib Jamari,S.H.,)
Penggantian
yang saya yang sudah ditetapkan, lalu
yang dapat justru yang lain, dirasakan
merugikan terjadi hanya karena moral
yang dangkal dan ketetapan hukum , aturan
yang kurang jelas. Coba simak kalimat bahasa Latin yang pertama saya sering dengar
“Ubi Societas Ibi Ius” artinya“ Where There Is Society, There Is
Law ” , ungkapan yangtercatat pertama kali diperkenalkan oleh Marcus
Tullius Cicero (106-43 SM), seorang filsuf,ahli hukum, dan ahli politik
kelahiran Roma. Dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum diterjemahkan
sebagai,”dimana ada masyarakat, disitu ada hukum”.
Sebagai manusia awam yang kuat rasa ingin tahunya, rasanya
sungguh luar biasa bisa mengucapkan kalimat dalam bahasaLatin dan mengerti
terjemahannya.Adagium ini
mengungkapkan konsep filosofi Cicero yang menyatakan bahwa hukum tidakdapat dipisahkan
dari masyarakat. Kedamaian dan keadilan dari masyarakat hanya bisadicapai
apabila tatanan hukum telah terbukti mendatangkan keadilan dan dapat
berfungsidengan efektif.Kalimat dalam bahasa Latin kedua yang bunyinya tidak
kalah dasyatnya adalah
,”Homo
Homini Lupus” artinya“man is a wolf to man”,manusia itu serigala
bagi manusia lain. Kalimatini sesungguhnya merupakan penggalan dari drama
Plautus, dimana salah satu karakternyamengatakan ,” lupus est homo homini, non homo, quom
qualis sit non novit, "One man to another is a wolf, not a man, when he
doesn't know what sort he is”
:
manusia adalah serigala
bagi manusia lainnya, apabila tidak mengenali siapa manusia tersebut”.
Kalimat ini dipopulerkan oleh Thomas Hobbes
dalam tulisannya yang dipublikasikan padatahun 1651,
De
Cive,Philosophical Rudiments Concerning Government and Society atau ADissertation Concerning Man . Di awal
tulisannya, Thomas Hobbes menulis,
“
Man to
Man is an arrant Wolfe
” : manusia adalah benar-benar serigala pada manusia lainnya. Thomas Hobbes menggambarkan bahwa demi mencapai
tujuan yang diinginkan, manusia mampuuntuk melakukan kejahatan pada sesamanya
dalam bersaing, bertempur memperebutkansesuatu.
“Bellum omnium contra omnes” atau "the
war of all against all” : perang semuamelawan semua.Walaupun manusia saling
bersaing dalam memperebutkan kekuasaan, namun pada akhirnyamanusia selalu
mengikatkan diri dengan manusia lainnya, karena manusia adalah makhluksosial,
atau Homo Homini Socius.Sebagai makhluk sosial, manusia saling
membutuhkanbantuan sesama manusia, ada kebutuhan untuk hidup bersama sampai
pada akhirnyaterbentuklah kelompok masyarakat.
Di bawah ini saya sampaikan beberapa macam sifat dan sikap
seorang manusia yang ada kaitannya dengan sifat seorang makhluk Allah yang
derajatnya lebih rendah dari pada kita dan tidak berakal, yakni hewan. Bukannya
menghina manusia sama sifatnya seperti hewan, namun agar menjadi pelajaran bagi
kita agar bisa mengubah perilaku dan sikap kita agar tidak disebut-sebut sama
seperti binatang.
Anjing : anjing adalah salah satu hewan najis menurut Al Qur’an.
Yang apabila kita memeliharanya, maka tiada seorang malaikat pun yang mau
datang dan mendo’akan tempat tinggal kita. Orang yang memiliki sifat seperti
anjing adalah orang yang semasa hidupnya tidak bisa memilah mana yang baik dan
mana yang buruk. Malah ia lebih dekat kepada hal-hal yang buruk alias
kebodohan. Anjing pada umumnya, apabila diberi seiris daging segar dan seiris
daging busuk, maka ia lebih memilih daging busuk ketimbang daging segar sambil
lidahnya terjulur ke depan. Begitu pula manusia. Apabila ia diberi pelajaran
baik, maka ia pasti segera melupakannya atau bahkan sama sekali tidak di
masukkan ke otak. Namun apabila ada kejadian buruk, pasti ia segera menirunya
dan mempelajarinya lebih lanjut.
Tikus : mempunyai sifat perusak yang ulung. Rasul pernah
bersabda bahwasannya tikus adalah hewan najis pengganggu, yang sukanya merusak
perabotan-perabotan rumah dan tanaman. Apabila kita memiliki pakaian di dalam
lemari, ataupun peralatan-peralatan dapur yang kita simpan di lemari, maka
tikus pun akan mencarinya dan merusaknya lalu segera menghilang tanpa diketahui
oleh sesorang. Sama seperti orang yang suka mengumbar nafsu duniawi yakni
tukang korup dan lain-lain yang suka merusak akhlak dan kebenaran lalu segera
menghilang dan bersembunyi tanpa kita ketahui.
Ular : Ular adalah hewan yang wajib dibunuh hukumya di dalam Al
Qur’an. Ular adalah hewan yang sangat hina. Apabila kita bertingkah seperti
ular, yang suka membelit dan menyiramkan bisa itu, maka kita termasuk
orang-orang yang merugi. Sama seperti renternir yang suka membelit nasabahnya
dengan bunga-bunga yang terlalu tinggi. Sehingga menimbulkan riba yang sering
tidak kita sadari telah banyak di kehidupan sekarang. Selain itu ular bagaikan
tukang gosip yang suka menyemprotkan aib seseorang hingga ke mana-mana. Tidak
peduli waktu dan tempat, seorang penggosip biasanya asyik bergosip ria hingga
menimbulkan kejengkelan-kejengkalan yang berujung pada perselisihan.
Na’udzubillahhimindhallik….
Itulah seklumit dari sekian banyak contoh hewan yang tidak
berakal namun bisa menjadi pelajaran bagi kita bahwa tingkah laku kita selama
berada di dunia fana ini ada benarnya mirip sekali dengan tingkah ketiga hewan
dari beratus-ratus hewan di atas. Jadi hendaknya kita mawas diri, jauhkan diri
kita dari kebaikan yang dibenci Allah tetapi disukai setan dan dekatkan diri
kita kepada sesuatu yang dibenci setan dan disukai oleh Allah SWT.
No comments:
Post a Comment