IDE-IDE MEMANFAATKAN UBI KULIM
Catatan M.Rakib Jamari
Kantor
LPMP Riau masih di lingkungan banyaknya ubi Kulim, di saat harganya murah, ada
yang dibuang, oh sayang nian. Saarjana S2 dan S3 merasa berdosa melihat ubi
itu dibuang mubazir, padahal kawasan Kulim bias dijadikan objek wisata belanja
kuliner serba ubi kayu.
Nah ide-ide
kreatif dalam pengembangan bisnis ubi kayu perlu ditumbuhkan. Siapa “sparing
partner” seorang wirausahawan dalam mengeksplotasi gagasan kreatifnya? Ia bisa
sesama wirausahawan, meskipun tak ada salahnya dengan orang lain yang sangat
berbeda dunia kerja (bukan wirausahawan).Bekerja “serba rutin”, “manut pakem”,
di level pengambilan keputusan tertinggi, terutama sebagai pusat penyikapan
terhadap realitas bisnis, diyakini merupakan sebuah sikap berbahaya bagi
keberlangsungan usaha. Rutinitas, pakem-pakem itu, menjadi belenggu bagi
kemajuan. Namun begitu, jangan salah memaknainya.
Manajemen kreativitas, bukan “anti aturan”.
Aturan tertentu, harus tetap ada, tetapi keberadaannya tidak memasung
kreativitas. Ada yang “ekstrim” dalam kasus pembaharuan ini. Misalnya, produsen
piranti keras komputer yang mendunia, Intell. Intell, secara berkala selalu
menghancurkan produk lama mereka setelah memproduksi produk baru hasil
kreativitas timnya. Langkah yang serupa, meskipun “tak sengaja” dialami
perusahaan Unilever. Begitu produk barunya muncul, produk lama Unilever
“otomatis” dikalahkan produk barunya sendiri.
Kalau ada contoh Intell dan Unilever di bagian ini, dua dari sekian big corporate dunia, sejatinya kreativitas tidak menjadi monopoli korporat besar. Dalam sektor usaha kecil pun, ide kreatif muncul dari perenungan dan perbincangan akan hal-hal yang tak pernah terpikirkan. Justru dalam usaha kecillah, kreativitas seharusnya lebih berkembang, karena biasanya usaha kecil, punya sumber daya insani tak banyak. Ini poin lebih sehingga usaha kecil relatif lebih kompak orang-orangnya, sehingga transfer kreativitas baru bisa lekas merata. Dalam usaha berskala kecil transfer kreativitas lebih pendek jalurnya. Seorang inovator dalam tempo pendek ia bisa langsung mentransfer temuan barunya kepada semua orang yang bekerja bersamanya. Bukan mustahil, proses mentransfer temuan baru itu, sekaligus bisa memicu tumbuhnya kreativitas.
Luwes Menyikapi Peluang produksi bahan jadi ubi
kayu, rasanya ingin tahu.
Jika Anda termasuk dalam golongan orang yang
selalu ingin tahu, kemudian dapat melihat suatu peristiwa dan pengalaman untuk
dijadikan sebuah peluang, di mana orang lain tidak melihatnya, kemudian
memiliki keberanian berpikir kreatif dan inovatif, bersiaplah Anda untuk
menjadi entrepreneur.
Banyak contoh yang dapat memberikan gambaran kepada kita, bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dilakukan wirausahawan. Keluarkan semua ide atau gagasan Anda, jangan takut diremehkan atau dihina orang. ‘Ide gila” yang Anda sampaikan, boleh jadi suatu waktu akan mengundang kekaguman banyak orang. Begitu Anda mulai menuai sukses, barulah orang akan berguman, “Mengapa itu tak terpikirkan oleh saya sejak dulu, ya?”
Kalau Anda berani tampil beda, itu berarti Anda berjiwa entrepreneur. Saya setuju pendapat yang mengatakan, keberhasilan entrepreneur ibarat kesabaran dan ketenangan seorang aktor akrobatik meniti tambang tipis hingga sampai ke tujuan. Ia tidak menghabiskan waktunya dengan perasaan khawatir, tapi konsentrasinya tertuju pada tujuannya. Tak kalah pentingnya, jangan malu akan kesalahan yang kita buat. Seorang entrepreneur memang tidak menyukai kesalahan, tapi ia tetap akan menerimanya sepanjang hal itu dapat memberikan pelajaran berharga. Ia harus mampu meloloskan diri dari situasi-situasi yang hampir mustahil bisa diatasi.
Banyak contoh yang dapat memberikan gambaran kepada kita, bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dilakukan wirausahawan. Keluarkan semua ide atau gagasan Anda, jangan takut diremehkan atau dihina orang. ‘Ide gila” yang Anda sampaikan, boleh jadi suatu waktu akan mengundang kekaguman banyak orang. Begitu Anda mulai menuai sukses, barulah orang akan berguman, “Mengapa itu tak terpikirkan oleh saya sejak dulu, ya?”
Kalau Anda berani tampil beda, itu berarti Anda berjiwa entrepreneur. Saya setuju pendapat yang mengatakan, keberhasilan entrepreneur ibarat kesabaran dan ketenangan seorang aktor akrobatik meniti tambang tipis hingga sampai ke tujuan. Ia tidak menghabiskan waktunya dengan perasaan khawatir, tapi konsentrasinya tertuju pada tujuannya. Tak kalah pentingnya, jangan malu akan kesalahan yang kita buat. Seorang entrepreneur memang tidak menyukai kesalahan, tapi ia tetap akan menerimanya sepanjang hal itu dapat memberikan pelajaran berharga. Ia harus mampu meloloskan diri dari situasi-situasi yang hampir mustahil bisa diatasi.
No comments:
Post a Comment