PRIBADI MUNAFIK, BANYAK ORANG
DAPAT PROYEK, DIMAKAN SEORANG
IRI DENGKI, BUKAN KEPALANG
NYAWAPUN, BISA MELYANG
Setiap orang berbisik,
Ada niat, yang tidak baik.
Setan sedang, menggelitik
Mudah terjadi,berbagai konflik.
Ada niat, yang tidak baik.
Setan sedang, menggelitik
Mudah terjadi,berbagai konflik.
BERTEBARAN, TEMPAT PENATARAN
YANG LICIK-LICIK, DAPAT BAGIAN
YANG JUJUR-JUJUR, KETINGGALAN
KHUSUSNYA DI RIAU, SETIAP ZAMAN.
SENI BERBISIK-BISIK
DI KANTOR
KALAU DI KANTOR, ORANG BERBISIK
ADA PROYEK, JANGAN DIUSIK
ORANG YANG RAKUS, CEPAT MELIRIK
YANMG LAINNYA, DIANGGAP TIDAK TERTARIK
PRIBADI MUNAFIK, BANYAK ORANG
DAPAT PROYEK, DIMAKAN SEORANG
IRI DENGKI, BUKAN KEPALANG
NYAWAPUN, BISA MELYANG
Penulis tertarik dengan sebagian tulisan Badrul Tamam, tentang adanya larangan agaama terhadap para pembisik.
Allah telah ikat kaum beriman dengan persaudaraan, jangan berbisik,jangan bergunjing. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah
perintahkan mereka untuk menjadi hamba Allah yang bersaudara. Karenanya, Allah
dan Rasul-Nya tetapkan beberapa adab dalam pergaulan. Keduanya perintahkan
perkara-perkara yang bisa memperkuat tali persaudaraan. Sebagaimana pula,
keduanya telah melarang perkara-perkara yang dapat merusak persaudaraan,
seperti saling mencela, memanggil dengan sebutan buruk, berprasangka buruk,
ghibah, adu domba, membohongi, dan selainnya.
Di antara adab Islam dalam pergaulan dan mengobrol adalah saat bertiga,
tidak boleh dua orang berbisik-bisik sendiri tanpa melibatkan yang satu. Karena
hal tersebut akan membuat saudaranya yang satu tadi bersedih, merasa hina,
sakit hati, atau berperasangkan buruk kepada keduanya. Akibatnya, ini akan bisa
merusak ukhuwah islamiyah (persaudaraan se-Islam).
Dorongan berbisik-bisik berdua tanpa melibatkan yang satu merupakan bagian
dari bisikan dan godaan syetan. Yakni saat berkumpul tiga orang muslim maka
syetan membisiki satu orang untuk ngobrol lirih dengan yang satunya lagi.
Keduanya berbisik-bisik tanpa melibatkan yang satunya. Tujuan syetan melakukan
itu adalah untuk membuat seorang muslim tadi bersedih sehingga muncul
prasangka, “kedua temanku ini sedang merencakan keburukan terhadapku,” atau
semisalnya.
Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ
لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ
اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya
pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu
berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudarat sedikit pun
kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya
orang-orang yang beriman bertawakal. ” (QS. Al-Mujadilah: 10)
Tindakan ini biasanya dilancarkan syetan terhadap kaum munafikin dan
kafirin. Syetan memprovokasi mereka agar berbuat sesuatu yang membuat kaum
muslimin bersedih dan tertimpa keburukan. Maka bisik-bisiknya dua orang dengan
meninggalkan yang satu sehingga membuat yang satu tadi bersedih adalah bagian
dari bisikan syetan juga.
. . . Di antara
adab Islam dalam pergaulan dan mengobrol adalah saat bertiga, tidak boleh dua
orang berbisik-bisik sendiri tanpa melibatkan yang satu . . .
Berbisiknya dua orang dengan meninggalkan yang satunya memiliki bentuk
lain. Saat berkumpul tiga orang lalu seseorang mengobrol dengan satu saudaranya
menggunakan bahasa yang tidak dipahami oleh yang satu lagi. Mereka asyik
mengobrol dengan bahasa daerahnya, bahasa Arab atau yang lainnya yang hanya
dipahami oleh mereka berdua. Lalu satu kawannya hanya diam tertegun. Ia tak
paham isi obrolan dan tak bisa mengikuti obrolan. Cara megobrol seperti ini
juga dilarang dalam Islam. Karena bisa membuat saudaranya yang tidak mengerti tadi
sakit hati, merasa hina, atau berburuk sangka terhadap keduanya.
Dari hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kita temukan larangan mengobrol
dua orang dengan berbisik-bisik tanpa melibatkan yang satu. Dari Ibnu Umar
Radhiyallahu
'Anhuma, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا كَانُوا ثَلَاثَةٌ فَلَا
يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الثَّالِثِ
“Apabila
mereka bertiga maka janganlah dua orang berbisik-bisik dengan meninggalkan yang
ketiga.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dalam sabda beliau yang lain,
إِذَا كُنْتُمْ ثَلاَثَةً فَلاَ
يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُوْنَ اْلآخَرِ حَتَّى تَخْتَلِطُوْا بِالنَّاسِ، مِنْ
أَجْلِ أَنَّ ذلِكَ يُحْزِنُهُ
“Apabila kamu
bertiga, maka janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik-bisik tanpa
mengajak yang lainnya, hingga mereka bercampur dengan orang-orang, karena hal
tersebut akan menyakitinya.” (Muttafaq ‘Alaih)
. . . Dorongan
berbisik-bisik berdua tanpa melibatkan yang satu merupakan bagian dari bisikan
dan godaan syetan. . .
Bagaimana
Kalau Berempat atau Lebih?
Larangan mengobrol dua orang dengan tidak melibatkan yang lain berlaku saat
mereka bertiga. Jika sudah lebih dari tiga, larangan ini gugur. Jadi seseorang
dibolehkan mengobrol dengan suara lirih bersama satu kawannya tanpa melibatkan
dua orang atau lebih dari yang hadir bersamanya.
Terdapat tambahan dalam Sunan Abu Dawud: Abu Shalih perawi hadits ini
berkata kepada Ibnu Umar, “Bagaimana apabila berempat?” Dia menjawab, “Tidak
membahayakanmu.” (HR. Abu Dawud dengan isnad yang shahih berdasarkan syarat
al-Bukhari dan Muslim)
Imam Malik Rahimahullah dalam
Al-Muwatha’ meriwayatkan dari Abdullah bin Dinar, ia berkata: Aku pernah
bersama Ibnu Umar di rumah Khalid bin Uqbah yang berada di pasar. Datanglah
seseorang ingin berbicara lirih (berbisik) dengannya. Tak ada orang lain
bersama Ibnu Umar kecuali diriku. Lalu beliau memanggil satu orang lagi
sehingga kami berempat. Lalu Ibnu Umar berkata kepadaku dan orang ketiga yang
dipanggilnya, “Menjauhlah sedikit, aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
‘janganlah dua orang berbisik-bisik sendiri tanpa melibatkan yang satu’.”
Penutup
Inilah gambaran kemuliaan ajaran Islam dan indahnya adab di dalamnya. Di
mana seorang muslim tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang bisa menyakiti dan
membuat sedih saudaranya. Saat bertiga, ia tidak boleh berbisik-bisik dengan
saudaranya tanpa melibatkan satu lainnya. Hal itu bisa membuatnya bersedih atau
memicunya berburuk sangka kepada kedua saudaranya tersebut. Wallahu Ta’ala
A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
APA pun profesinya dan di mana pun Anda bekerja, ada satu hal yang harus
dihadapi hampir semua pekerja: politik kantor.
Kebanyakan orang tak menyadari adanya
politik kantor. Tetapi, memahami peta politik di kantor Anda sedikit banyak
membantu Anda dalam menjalani hari-hari di kantor.
Hampir dua pertiga dari pekerja yang
diwawancarai Robert Half International, firma kepegawaian profesional,
mengakui, terlibat dalam politik kantor hal yang tak terhindarkan di era ini.
Kuncinya, bagaimana agar tetap selaras dengan dinamika yang terjadi di
lingkungan kantor tanpa harus ikut tertarik ke salah satu kubu dalam perebutan
kekuasaan atau persaingan.
Dalam survei Robert Half lainnya, 40
persen pekerja mengategorikan diri sebagai "pemain musiman" ketika
bicara soal politik kantor. Mereka memilih ikut terlibat ketika isu yang
bergulir penting dan menyangkut pekerjaan mereka.
Tentu saja, ada sebagian orang yang
berkecimpung secara ekstrem di politik kantor. Di samping itu, ada banyak jenis
pemain politik kantor yang mungkin saja Anda hadapi di kantor. Berikut beberapa
tipe pemain politik kantor, serta bagaimana cara menghadapi mereka.
Si Penyebar Gosip
Orang dengki, menebar gosip
Sekalipun taat, tetap diusik
Memakai dukun, berbuat syirik
Mengejar jabatan, sangatlah asyik.
Orang ini sangat gemar menyebarkan gosip apa pun di kantor. Salah satu cirinya, mereka senang bicara berbisik-bisik dan berspekulasi terhadap isu-isu sensitif. Bagaimana menghadapinya, sebaiknya Anda menjaga jarak dengan orang ini. Jangan mengatakan informasi apa pun yang belum jelas kebenarannya, terutama mengenai isu-isu krusial dan sensitif. Meski orang ini sangat sering memberi informasi dan gosip akurat serta relevan, itu bukan alasan Anda ikut terbawa ke dalam percakapan penuh spekulasi dan berpotensi menyebabkan konflik.
Orang dengki, menebar gosip
Sekalipun taat, tetap diusik
Memakai dukun, berbuat syirik
Mengejar jabatan, sangatlah asyik.
Orang ini sangat gemar menyebarkan gosip apa pun di kantor. Salah satu cirinya, mereka senang bicara berbisik-bisik dan berspekulasi terhadap isu-isu sensitif. Bagaimana menghadapinya, sebaiknya Anda menjaga jarak dengan orang ini. Jangan mengatakan informasi apa pun yang belum jelas kebenarannya, terutama mengenai isu-isu krusial dan sensitif. Meski orang ini sangat sering memberi informasi dan gosip akurat serta relevan, itu bukan alasan Anda ikut terbawa ke dalam percakapan penuh spekulasi dan berpotensi menyebabkan konflik.
Si Pencuri Ide
Pencuri ide,demi duniawi,
Lupa hidupnya,akan mati,
Keringat orang tidak, dihargai
Kecuali sekedar, mempelajari
Para pencuri ide sangat menikmati ketika menjadi sorotan dan mendapat pujian, meski untuk mendapatkannya mereka harus mencuri ide atau menikmati hasil jerih payah orang lain. Ketika sebuah kesalahan terjadi, para pencuri ide akan menghilang dan sulit ditemui untuk menghindari memberi penjelasan. Saat harus berkolaborasi dengan orang seperti ini, jangan ragu membenarkan bila ada persepsi salah mengenai siapa mengerjakan apa.
Pencuri ide,demi duniawi,
Lupa hidupnya,akan mati,
Keringat orang tidak, dihargai
Kecuali sekedar, mempelajari
Para pencuri ide sangat menikmati ketika menjadi sorotan dan mendapat pujian, meski untuk mendapatkannya mereka harus mencuri ide atau menikmati hasil jerih payah orang lain. Ketika sebuah kesalahan terjadi, para pencuri ide akan menghilang dan sulit ditemui untuk menghindari memberi penjelasan. Saat harus berkolaborasi dengan orang seperti ini, jangan ragu membenarkan bila ada persepsi salah mengenai siapa mengerjakan apa.
Si Penjilat
Mereka tak segan-segan memberi pujian berlebihan kepada para atasan dan mengabaikan orang-orang yang posisinya berada di bawah. Meski sulit dihadapi, jangan takut dengan si penjilat. Umumnya atasan bisa merasakan pujian palsu orang-orang ini. Yang perlu Anda waspadai, jangan terlena dan percaya dengan semua pujiannya.
Mereka tak segan-segan memberi pujian berlebihan kepada para atasan dan mengabaikan orang-orang yang posisinya berada di bawah. Meski sulit dihadapi, jangan takut dengan si penjilat. Umumnya atasan bisa merasakan pujian palsu orang-orang ini. Yang perlu Anda waspadai, jangan terlena dan percaya dengan semua pujiannya.
Si Tukang Sabotase
Mereka sangat senang menyabotase keberhasilan dan melemparkan semua kegagalan pada orang lain. Hati-hati saat bekerja dengan orang ini, yang suka membesar-besarkan kegagalan dan membuat orang lain tampak buruk di depan semuanya. Jangan takut bila peluru taktik sabotasenya menuju Anda. Biasanya, mereka lebih senang bermain di belakang dan akan berbalik mundur ketika ditantang berkonfrontasi.
Mereka sangat senang menyabotase keberhasilan dan melemparkan semua kegagalan pada orang lain. Hati-hati saat bekerja dengan orang ini, yang suka membesar-besarkan kegagalan dan membuat orang lain tampak buruk di depan semuanya. Jangan takut bila peluru taktik sabotasenya menuju Anda. Biasanya, mereka lebih senang bermain di belakang dan akan berbalik mundur ketika ditantang berkonfrontasi.
Si Ambisius
Mereka sangat bergairah pada proyek dan cara baru mengerjakan sesuatu, serta akan gigih berusaha agar mendapat proyek tersebut. Ketika bekerja sama dengan si ambisius, waspadalah dengan agenda-agenda spektakuler yang akan dilakukannya demi mendapatkan yang diinginkan. Dan jangan gentar mempertahankan ide serta gagasan Anda.
Mereka sangat bergairah pada proyek dan cara baru mengerjakan sesuatu, serta akan gigih berusaha agar mendapat proyek tersebut. Ketika bekerja sama dengan si ambisius, waspadalah dengan agenda-agenda spektakuler yang akan dilakukannya demi mendapatkan yang diinginkan. Dan jangan gentar mempertahankan ide serta gagasan Anda.
Si Penasihat
Biasanya mereka menjadi orang paling berpengaruh dalam pergaulan di kantor, namun tidak selalu seseorang dengan jabatan tinggi dan profil yang menakjubkan pula. Orang-orang ini biasanya "eksis" karena memiliki kedekatan dengan para petinggi perusahaan dan tak jarang menjadi kaki tangan mereka. Saat berhadapan dengan orang ini, Anda tentu tak boleh menunjukkan "rapor merah" karena mereka punya "jalur cepat" untuk melaporkannya kepada para petinggi.
Biasanya mereka menjadi orang paling berpengaruh dalam pergaulan di kantor, namun tidak selalu seseorang dengan jabatan tinggi dan profil yang menakjubkan pula. Orang-orang ini biasanya "eksis" karena memiliki kedekatan dengan para petinggi perusahaan dan tak jarang menjadi kaki tangan mereka. Saat berhadapan dengan orang ini, Anda tentu tak boleh menunjukkan "rapor merah" karena mereka punya "jalur cepat" untuk melaporkannya kepada para petinggi.
No comments:
Post a Comment