BUAH SIMALAKAMA DALAM LEGENDA MELAYU
(M.RAKIB, CIPTAKARYA PEKANBARU RIAU)
M.Rakib
Pekanbaru Indonesia
1. buah ini sangat
beracun (highly toxic)
SIMALAKAMA,
LEGENDA MELAYU
TERKENAL SEJAK,
ZAMAN DAHULU
SERBA SALAH,
SEMUA TAHU
KARENA ITU,
PERBANYAK ILMU.
Pernah mendengar pepatah ‘Bagai buah simalakama, dimakan ibu
mati, tak dimakan ayah mati’? Tentu saja. Maknanya pun kita pahami yaitu
‘berada dalam situasi pelik untuk memilih di antara dua alternatif yang
sama-sama buruknya’ atau ‘menghadapi suatu dilema’. Dalam bahasa Inggris ada
padanannya yang berbunyi ‘between a rock and a hard place’ atau ‘between the
devil and the deep blue sea’. Namun, apakah buah simalakama ini
benar-benar ada, ataukah sekadar perumpamaan belaka? Kalau memang ada,
bagaimana ‘pasalnya’ kok bila dimakan ibu mati, tak dimakan ayah mati?
Ternyata, buah simalakama ini memang benar ada, dan sebutan ini dahulu kala dipakai di daratan Melayu. Buah ini berbentuk bulat, berwarna merah dengan diameter 3-6 sentimeter. Nama latinnya adalah Phaleria papuana dan dalam bahasa Jawa disebut dengan Makutadewa atau Makutoratu, sehingga kini buah ini dikenal dengan nama ‘buah mahkota dewa’. Buah ini sangat beracun (toksis) dan bila tak diproses dengan benar dapat mengakibatkan kematian bagi orang yang mengonsumsinya. Oleh karenanya, patut ditengarai bahwa istilah ’si malakama’ ini merupakan modifikasi (word corruption) dari kata ‘malak-ul-maut’ (bahasa Arab yang bermakna ‘malaikat pencabut nyawa).
Buah malakama ini ternyata mengandung zat-zat yang mujarab untuk mengobati berbagai macam penyakit, termasuk penyakit kanker. Pada penelitian ilmiah, ekstrak buah ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker sampai 50 persen. Kulit serta daging buah ini dapat dipakai untuk mengobati penyakit disentri, jerawat dan psoriasis (kelainan kulit). Ekstrak buah ini dapat dipakai sebagai anti-histamin (penawar alergi), anti-piretik (penurun panas), analgetik (menghilangkan rasa nyeri dan sakit), menurunkan kadar asam urat. Bahkan sebagai obat herbal, si malakama ini disebutkan dapat mengatasi penyakit jantung, diabetes, penyakit ginjal, hipertensi, dan lemah syahwat.
Ternyata, buah simalakama ini memang benar ada, dan sebutan ini dahulu kala dipakai di daratan Melayu. Buah ini berbentuk bulat, berwarna merah dengan diameter 3-6 sentimeter. Nama latinnya adalah Phaleria papuana dan dalam bahasa Jawa disebut dengan Makutadewa atau Makutoratu, sehingga kini buah ini dikenal dengan nama ‘buah mahkota dewa’. Buah ini sangat beracun (toksis) dan bila tak diproses dengan benar dapat mengakibatkan kematian bagi orang yang mengonsumsinya. Oleh karenanya, patut ditengarai bahwa istilah ’si malakama’ ini merupakan modifikasi (word corruption) dari kata ‘malak-ul-maut’ (bahasa Arab yang bermakna ‘malaikat pencabut nyawa).
Buah malakama ini ternyata mengandung zat-zat yang mujarab untuk mengobati berbagai macam penyakit, termasuk penyakit kanker. Pada penelitian ilmiah, ekstrak buah ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker sampai 50 persen. Kulit serta daging buah ini dapat dipakai untuk mengobati penyakit disentri, jerawat dan psoriasis (kelainan kulit). Ekstrak buah ini dapat dipakai sebagai anti-histamin (penawar alergi), anti-piretik (penurun panas), analgetik (menghilangkan rasa nyeri dan sakit), menurunkan kadar asam urat. Bahkan sebagai obat herbal, si malakama ini disebutkan dapat mengatasi penyakit jantung, diabetes, penyakit ginjal, hipertensi, dan lemah syahwat.
2. buah mahkota dewa ini dapat diproses dengan aman tanpa menghilangkan khasiat medisnya
Di atas sudah disebutkan bahwa buah ini sangat beracun (highly toxic) dan justru dengan toksisitas yang tinggi ini dia dapat membunuh sel-sel kanker. Saya membayangkan cikal bakal kelahiran kiasan ‘dimakan ibu mati, tak dimakan ayah mati’, pada suatu keluarga melayu di mana si ibu dan si ayah sedang dirundung penyakit yang parah. Sang anak sedang memegang buah malakama yang legendaris ini. Dia tahu bahwa buah ini bak pedang bermata dua, dia dapat mematikan dan dapat menyembuhkan. Kebimbangan meliputi dirinya. Penyakit ibunya atau penyakit ayahnyakah yang dapat disembuhkan dengan buah malakama ini? Bila diberikan kepada ibunya, berarti ayahnya tidak memperolehnya, dan begitu sebaliknya. Salah mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi keduanya. Sang ibu akan mati karena keracunan, dan sang ayah akan mati pula karena tak memperoleh obat penawar penyakitnya. Itulah kira-kira ’skenario’ dari kiasan ‘bagai buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan ayah mati’.
Dilema zaman baheula ini tentu saja tak dialami di zaman modern sekarang, karena berkat perkembangan ilmu pengetahuan, buah malakama alias buah mahkota dewa ini dapat diproses dengan aman tanpa menghilangkan khasiat medisnya untuk mengatasi penyakit kanker dan penyakit berbahaya lainnya.
3.
Setiap orang pasti tahu apa yang dimaksud dengan simalakam. Simalakama
itu adalah nama buah yang
diibaratkan sebagai suatu keadaan di mana seseorang menghadapi situasi yang serba tidak menguntungkan, maju
salah, mudur juga salah, atau mau melakukan ini salah, mau melakukan itu salah. Setiap manusia di dunia ini pasti
pernah mengalami situasi seperti itu. Tidak ada manusia di dunia ini yang ingin mengalami simalakama. Rasa
dari simalakama itu sangat tidak enak. Sangat pahit dan menyedihkan. Semua pertimbangan dalam menghadapi simalakama ini meskipun sudah digunakan tetapi tetap saja tidak bisa memberikan situasi yang mengenakkan. Terkadang,
simalakama juga menyebabkan seseorang menjadi agak depresi dan bingung dalam menghadapi ini semua. Semua
keputusan yang ada dalam simalakama tidak akan membuat bahagia, justru membuat hati semakin tercekik.
Beberapa pilihan dalam simalakama adalah buruk. Tapi, pasti ada di antara pilihan- pilihan itu yang tidak terlalu
buruk resikonya. Manusia tidak bisa melakukan apapun untuk menghindari simalakama, yang hanya bisa dilakukan adalah
menekan resiko seminimal mungkin dari setiap pilihan- pilihan yang ada. Anggap saja, misalnya, berilah angka dalam
skala 1-10 untuk nilai resiko yang dimiliki untuk masing- masing pilihan.
diibaratkan sebagai suatu keadaan di mana seseorang menghadapi situasi yang serba tidak menguntungkan, maju
salah, mudur juga salah, atau mau melakukan ini salah, mau melakukan itu salah. Setiap manusia di dunia ini pasti
pernah mengalami situasi seperti itu. Tidak ada manusia di dunia ini yang ingin mengalami simalakama. Rasa
dari simalakama itu sangat tidak enak. Sangat pahit dan menyedihkan. Semua pertimbangan dalam menghadapi simalakama ini meskipun sudah digunakan tetapi tetap saja tidak bisa memberikan situasi yang mengenakkan. Terkadang,
simalakama juga menyebabkan seseorang menjadi agak depresi dan bingung dalam menghadapi ini semua. Semua
keputusan yang ada dalam simalakama tidak akan membuat bahagia, justru membuat hati semakin tercekik.
Beberapa pilihan dalam simalakama adalah buruk. Tapi, pasti ada di antara pilihan- pilihan itu yang tidak terlalu
buruk resikonya. Manusia tidak bisa melakukan apapun untuk menghindari simalakama, yang hanya bisa dilakukan adalah
menekan resiko seminimal mungkin dari setiap pilihan- pilihan yang ada. Anggap saja, misalnya, berilah angka dalam
skala 1-10 untuk nilai resiko yang dimiliki untuk masing- masing pilihan.
Pilihan A
bernilai 3 resiko. Pilihan B
memiliki 5 resiko. Pilihan C
memiliki 6 resiko. Maka,
sebaiknya memilih pilihan A
karena pilihan A adalah pilihan
yang memiliki nilai resiko paling
kecil.
bernilai 3 resiko. Pilihan B
memiliki 5 resiko. Pilihan C
memiliki 6 resiko. Maka,
sebaiknya memilih pilihan A
karena pilihan A adalah pilihan
yang memiliki nilai resiko paling
kecil.
Langkah selanjutnya adalah siapkan mental dan
hati dalam menerima rasa sakit. Manusia tidak bisa menyangkal
bahwa simalakama akan mendatangkan sebuah keburukan suatu saat nanti. Keburukkan itu bisa dalam
bentuk apapun. Misalnya, dimarahi, jatuh sakit, depresi, kecewa, dan lain-lain. Bila semua aspek dalam diri sudah
siap, maka hati ini akan menjadi tenang dalam menghadapi setiap resikonya. Berserah kepada Yang Maha
Kuasa adalah langkah penting dan paling akhir. Situasi simalakama tidak dapat mengalahkan ke-Maha Kuasa-
an Tuhan. Simalakama hanyalah debu di jari-jari Tuhan. Yang perlu diingat adalah jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan
atas situasi ini. Bersyukurlah karena situasi ini adalah sarana untuk mendewasakan diri. Pencobaan-pencobaan yang
dialami tidak akan melebihi kekuatan manusia itu sendiri. Bila pencobaan itu besar, maka sadarilah bahwa kekuataan
yang dimiliki juga besar. Karena tidaklah mungkin jika pencobaan itu besar, tetapi kekuatan yang dimiliki hanya
sebatas kekuatan tahu yang mudah hancur diinjak. Kekuatan yang besar datang ketika manusia berserah sepenuhnya pada jalan yang ditunjukkan-Nya. Pertolongan selalu ada meskipun itu jalan buntu. Selalu ada jalan bagi setiap orang yang berserah pada-Nya. Jangan katakan pada Tuhan : “Tuhan, simalakama ini besar sekali.” Tetapi katakan pada simalakama : “Hey simalakama, aku punya Tuhan yang besar!” Tidak ada yang mustahil bagi manusia yang berserah dan mengandalkan
kekuatan Tuhan.
bahwa simalakama akan mendatangkan sebuah keburukan suatu saat nanti. Keburukkan itu bisa dalam
bentuk apapun. Misalnya, dimarahi, jatuh sakit, depresi, kecewa, dan lain-lain. Bila semua aspek dalam diri sudah
siap, maka hati ini akan menjadi tenang dalam menghadapi setiap resikonya. Berserah kepada Yang Maha
Kuasa adalah langkah penting dan paling akhir. Situasi simalakama tidak dapat mengalahkan ke-Maha Kuasa-
an Tuhan. Simalakama hanyalah debu di jari-jari Tuhan. Yang perlu diingat adalah jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan
atas situasi ini. Bersyukurlah karena situasi ini adalah sarana untuk mendewasakan diri. Pencobaan-pencobaan yang
dialami tidak akan melebihi kekuatan manusia itu sendiri. Bila pencobaan itu besar, maka sadarilah bahwa kekuataan
yang dimiliki juga besar. Karena tidaklah mungkin jika pencobaan itu besar, tetapi kekuatan yang dimiliki hanya
sebatas kekuatan tahu yang mudah hancur diinjak. Kekuatan yang besar datang ketika manusia berserah sepenuhnya pada jalan yang ditunjukkan-Nya. Pertolongan selalu ada meskipun itu jalan buntu. Selalu ada jalan bagi setiap orang yang berserah pada-Nya. Jangan katakan pada Tuhan : “Tuhan, simalakama ini besar sekali.” Tetapi katakan pada simalakama : “Hey simalakama, aku punya Tuhan yang besar!” Tidak ada yang mustahil bagi manusia yang berserah dan mengandalkan
kekuatan Tuhan.
Sumber:
copas gogle punya
No comments:
Post a Comment