Harapanku Mobil Listrik, Mobil Masa Depan
MOBIL TENAGA BENSIN,
SELAMAT TINGGAL
TENAGA BATRAI, TIDAK
MAHAL
TENAGA MATAHARI, KINI DIJUAL
BANYAK PENEMUAN, MENAMBAH
BEKAL
Mesin bertenaga listrik lebih efisien ketimbang mesin bensin
atau diesel.
Dengan jumlah energi
primer yang sama, mesin lsitrik dapat melaju empat hingga lima kali lipat lebih
jauh ketimbang mesin konvensional lain.
Masa depan kendaraan bermotor adalah listrik. Hal itu kini diyakini oleh sebagian besar ahli mobilitas di antara San Fransisco dan Son Jose, Amerika Serikat. Dengan mobil yang tidak membutuhkan energi konvensional yang merusak, melainkan bergerak dengan tenaga listrik, Silicon Valley di Kalifornia dapat mewujudkan mimpinya sejak lama, yakni melindungi iklim sembari berbisnis. Contoh paling mutakhir dalam perkembangan ini adalah perusahaan Tesla Motors yang telah memasarkan mobil sport berpenumpang dua dan bermotor listrik.
Mobil ini masih berupa sebuah prototyp, jelas Daniel Nyggen dari kantor pusat Tesla Motors di Menlo Park. Sekitar 95 persen suku cadang dan karoseri yang digunakan oleh prototyp tersebut juga akan dipakai oleh model yang akan dilempar ke pasar. Karoseri Tesla dibuat dari serat karbon, tempat duduk pengendara dibuat sempit namun tetap terasa nyaman, kokpit mobil didesain sederhana dan modern. Pelanggan istimewa seperti bintang Hollywood George Clooney atau Gubernur Kalifornia, Arnold Schwarzeneger, harus merogoh kocek sebesar 100.000 US-Dollar atau sekitar 1 milyar Rupiah untuk mendapatkan Tesla.
Sebuah monitor di sisi kiri setir menunjukkan status pengisian baterai yang beratnya mencapai 450 Kilogram. Itulah jantung mobil bertenaga listrik. Baterai Tesla terdiri dari 7.000 batang baterai Lithium-Ion yang juga dipakai di laptop. Uniknya, dengan mesin yang hanya seberat 45 kilogram, Tesla tidak menghasilkan bunyi apapun atau getaran yang biasa muncul pada mobil bermotor konvensional. Hanya tekanan pada pedal gas saja yang menunjukkan, bahwa mesin siap untuk dipacu. Akselerasi Tesla memiliki karakter seperti motor. Jika dibutuhkan, kendaraan yang lahir dan tumbuh di sebuah kota kecil bernama San Carlos itu, dapat memacu dari nol hingga 100 kilometer perjam hanya dalam empat detik.
Dengan menghitung siklus berkendara di Amerika Serikat, Jangkauan Tesla dengan satu kali pengisian penuh baterai dapat mencapai jarak 300 kilometer. Buat sebagian besar pengemudi, jangkauan sejauh itu sudah lebih dari cukup. Mobil listrik seperti Tesla dapat diisi di rumah pada malam hari, ketika puluhan taman angin di Kalifornia mengalirkan listrik murah yang tidak digunakan. Dengan cara seperti itu pengisian bahan bakar dapat lebih murah ketimbang mobil bermotor konvensional. Sebab itu, produsen Tesla meyakini dapat menemukan pangsa pasar yang menguntungkan dan dapat melemparkan jenis mobil listrik untuk keluarga ke pasar selambat-lambatnya tahun 2011.
Dalam hal ini, strategi bisnis milik perusahaan lain dapat membantu Tesla Motors mendapatkan tempat di pasar otomotif dunia. Richard Lowenthal, pendiri sekaligus Prsiden Direktur Coulomb Technologies merencanakan pengambangan sebuah jaringan stasiun pengisian cerdas yang dapat melayani mobil listrik dengan biaya murah.
"Tantangannya saat ini adalah mencari jalan keluar dari dilema kausalitas. Selama tidak ada jaringan stasiun pengisian ulang yang mencukupi, mobil bertenaga listrik tidak akan dilirik para pelanggan. Sebaliknya orang baru membangun stasiun pengisian jika terdapat banyak mobil listrik yang membutuhkannya,“ ungkap Richard Lowenthal.
Richard Lowental ingin mencari solusinya. Disamping sejumlah investor, iklan videonya juga dapat meyakinkan Walikota San Jose. Pada Desember mendatang kota San jose berencana memasang stasiun pengisian di setiap tiang lampu jalan. Siapapun yang membutuhkan listrik, cuma harus memarkir kendaraannya di sebelah tiang lampu dan membiarkan pengisian berlangsung selama beberapa jam.
Selain stasiun pengisian, sebuah perusahaan baru bernama Betterplace dari Palo Alto juga berencana mengembangkan jaringan stasiun penukaran baterai, di mana tangan-tangan robot akan secara otomatis mengganti baterai mobil yang kosong dengan yang baru hanya dalam beberapa menit. Dengan cara itu pengguna mobil listrik tidak harus menghabiskan waktu berjam-jam yang hilang selama proses pengisian. Dan dengan demikian jangkauan mobil listrik yang saat ini masih terbatas tidak lagi menjadi persoalan.
Untuk membuat harga mobil listrik menjadi terjangkau, Betterplace mengusulkan agar produsen mobil menyewakan baterai yang memakan sebagian besar biaya produksi mobil. Dengan begitu pelanggan tidak harus merogoh kocek tambahan. Lagipula dengan biaya bahan bakar yang rendah, uang sewa baterai dengan sendirinya tertutupi. Untuk membuktikan konsep tersebut dapat diterapkan, sejumlah proyek percobaan digelar di Israel dan Denmark. Dalam beberapa tahun ke depan, kedua negara tersebut akan mengimpor 100.000 mobil listrik hasil produksi dua perusahaan otomotif, Nissan dan Renault.
Betterplace tidak berhenti sampai situ untuk memperkenalkan konsepnya. Dalam sebuah podium diskusi di Universitas Stanford, Jason Wolf, seorang pegawai Betterplace baru baru ini mencoba menarik minat kaum elit Kalifornia terhadap rencana tersebut. "Pemasok listrik dan produsen mobil dalam waktu sepuluh tahun akan memiliki strategi bisnis yang berbeda dari sekarang. Masa depan mobilitas adala listrik. Kalifornia sebaiknya segera mengikuti arus ini. Karena jika tidak, Jepang, Cina, Perancis dan Jerman akan lebih cepat.“
Seruan itu mendapat sambutan. Walikota San Fransisco Bay Area baru-baru ini mengumumkan akan membuat wilayahnya sebagai wadah pengembangan dan pemasaran mobil bertenaga listrik masa depan. Dalam hal ini pun produsen otomotif Jerman bergerak cepat. Perusahaan Daimler yang lebih dikenal sebagai produsen merek Mercedes Benz bulan Mai lalu membeli sepuluh persen saham Tesla Motors dengan nilai 50 juta US-Dollar. Kesepakatan kerja itu ditandatangani saat Tesla membutuhkan investor untuk memulai produksi. Kedua perusahaan akan bekerjasama dalam pengembangan baterai mobil dan pemasaran mobil listrik di seluruh dunia. Bagi Presiden Direktur Daimler, Dieter Zetsche, kerjasama tersebut adalah investasi masa depan.
Ralf Krauter/Rizki Nugraha
Editor: Yuniman Farid
CINTA DAN KECANDUAN SEKS
Jangan
dekati zina..LA TQROBU ZINA
(QS Al- Isra’ : 31) lihat
juga (Injil Matius 5 : 28)
- 1 1. Kej 35:22
- 2 2. Kej 38:15-30
- 3 3. 2 Sam 13:5-14
- 4 4. 2 Sam 16:21-23
- 5 5. Kej 19: 30-36
- 6 6. Ul 22:17
- 7 7. Kid 4:5, 7:7
- 8 8. Kej 4:1 "Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya...."
- 9 9. Yeh 23, perikop tentang kakak beradik Ohola dan Oholiba.
- 10 10. Yeh 4:12-15.
- 11 11. Yehezkiel 16:1-63
- 12 12. Hos 1:2-3; Hos 4:14
Gereja Katolik mengajarkan bahwa pada saat membaca Kitab Suci, kita harus berusaha untuk memahami maksud yang hendak disampaikan oleh Allah yang bekerja melalui sang pengarang kitab tersebut. Oleh karena itu, pada saat membaca dan memahami Kitab Suci, Gereja tidak terpaku kepada suatu kata/ gaya bahasa tertentu dan menilainya dari sudut pandang manusia. Sebab manusia, oleh karena pengaruh dosa asal Adam, telah mempunyai kecenderungan berbuat dosa, sehingga pemahamannya tidak sempurna. Secara khusus, ketidaksempurnaan pemahaman ini adalah dalam hal seksualitas, yang sejak awal mula direncanakan Allah sebagai sesuatu yang sakral, dan baik adanya, namun kini cenderung tidak dipahami sebagaimana seharusnya. Dewasa ini, terdapat dua paham ekstrim tentang seksualitas, yaitu paham yang menganggap bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan seksualitas adalah tabu dan dosa; dan paham ekstrim lainnya, yang menjadikan seksualitas sebagai sesuatu yang didewa-dewakan, sehingga menjadi murahan, dan terkesan ‘diobral’. Kedua paham ini jelas ada di masyarakat dunia, dan ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi cara pandang seseorang jika ia membaca tentang topik yang menyangkut seksualitas dalam Kitab Suci.
Pada awal mula penciptaan, Tuhan menciptakan segala sesuatunya baik adanya (bahkan dikatakan dalam Kitab Suci: bahwa Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh sangat baik (Kej 1:31) termasuk manusia dan seksualitas mereka, yang membedakan antara pria dan wanita. Maka dari sudut pandang Allah yang menjadikan manusia, seksualitas (termasuk tubuh manusia) adalah sesuatu yang baik, dan tidak vulgar ataupun kasar. Dikatakan dalam Kitab Suci bahwa pada saat diciptakan Allah, Adam dan Hawa juga tidak berpakaian (telanjang) namun mereka tidak merasa malu (Kej 1:25). Sulit membayangkan hal itu sekarang, karena pandangan kita sudah terbentuk sedemikian, karena pengaruh dosa asal Adam dan Hawa, sehingga kita cenderung untuk melihat seksualitas sebagai sesuatu yang tabu dan dosa. Hal ini disebabkan karena setelah jatuh dalam dosa, Adam dan Hawa kehilangan karunia integritas yang termasuk dalam ke-empat karunia awal/ “preternatural gifts“, yaitu 1) pengetahuan akan Allah, 2) integritas, dimana indera selalu tunduk kepada akal, 3) tidak dapat mati dan 4) tidak dapat menderita). Nah pemahaman kita yang tidak sempurna tentang seksualitas ini sedikit banyak dipengaruhi oleh hilangnya karunia integritas, yang menyebabkan tidak sinkronnya antara akal budi, kehendak dan keinginan inderawi.
Namun jika seksualitas dialami selaras dengan maksud Tuhan menciptakannya, yaitu antara sepasang suami istri, maka hal itu bukan sesuatu yang vulgar dan kasar. Hubungan seksual suami istri ataupun kekaguman suami terhadap keindahan tubuh istrinya juga bukan sesuatu yang vulgar dan kasar, sebab hal itu selaras dengan kehendak Tuhan. Menjadi vulgar dan kasar, jika ini dilakukan oleh pasangan yang bukan suami istri. Persatuan antara seorang suami dengan seorang istri yang digambarkan dengan persatuan tubuh sudah menjadi rencana Allah bagi manusia (lih. Kej 2:24; Mat 19:5; Mrk 10:10:7-8). Bahkan persatuan suami istri inilah yang tertulis dalam Kitab Suci (terutama dalam kitab Hosea, Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel) merupakan gambaran akan keeratan persatuan kasih antara Tuhan dan umat pilihan-Nya dan kasih antara Kristus dan Gereja-Nya (Ef 5:32). Menurut ajaran Kristiani, perkawinan adalah sesuatu yang sakral dan bersifat monogam, total, dan tak terceraikan sampai mati, karena merupakan penggambaran dari kasih Allah sendiri kepada manusia. Penggambaran ini merupakan salah satu perwujudan bahwa manusia diciptakan menurut gambaran Allah (lih. Kej 1:26), direncanakan oleh Allah untuk hidup memberikan kasih yang total, setia, tak bersyarat, seperti Allah yang adalah Kasih (1 Yoh 4:8).
Dengan dasar pemikiran ini, Gereja menerima Wahyu Allah dalam Kitab Suci seutuhnya, termasuk ayat- ayat yang menggambarkan seksualitas, dan tidak menganggapnya tabu; walaupun ayat- ayat tersebut tidak selalu mengacu kepada penggambaran yang berarti positif. Berarti positif, jika ayat- ayat tersebut mengacu kepada kekaguman pengantin pria terhadap pengantin wanita seperti dalam kitab Kidung Agung, namun berarti negatif, jika deskripsi tentang seksualitas mengisahkan bagaimana seksualitas tidak dilakukan dalam konteks suami istri namun sebagai tindakan perzinahan.
Dengan -prinsip inilah Gereja Katolik memahami maksud ayat-ayat yang kerap diperdebatkan:
1. Kej 35:22
Ayat ini mengisahkan bahwa Reuben, anak Yakub (yang disebut Israel) yang sulung, tidur dengan Bilha, yaitu gundik ayahnya. Perbuatan ini tidak berkenan di hadapan Allah, sehingga hak kesulungan Reuben diambil daripadanya dan diberikan kepada adiknya,Yehuda, seperti disebutkan oleh Yakub sesaat sebelum wafatnya dalam Kej 49, khususnya ay. 8-10. Pada garis keturunan Yehudalah, tongkat kepemimpinan Israel diberikan, dan semua saudara- saudaranya akan sujud kepadanya, demikian pula seluruh bangsa- bangsa takluk kepadanya.Sedangkan mengapa Yakub mempunyai gundik, yang menunjukkan adanya poligami dalam Perjanjian Lama, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
2. Kej 38:15-30
Mengenai maksud kisah Yehuda dan Tamar, sudah dibahas di sini, silakan klik.3. 2 Sam 13:5-14
Perikop ini mengisahkan tentang perbuatan keji Amnon, anak sulung Daud dari Ahinoam orang Jezreel. Amnon memperkosa adik perempuan Absalom, yang bernama Tamar, yang juga adalah adiknya sendiri (adik lain ibu). Catatan: Tamar di sini tidak sama dengan Tamar dalam Kej 38.Perbuatan Amnon ini tidak berkenan di mata Tuhan, sehingga Amnon menuai akibat perbuatannya dengan nyawanya sendiri. Ia mati dibunuh oleh orang- orang/ pegawai Absalom (lih. 2 Sam13:29).
4. 2 Sam 16:21-23
Ayat ini mengisahkan bahwa atas nasihat Ahitofel, Absalom menghampiri gundik- gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel. Hal ini merupakan penggenapan dari hukuman yang dinyatakan Allah kepada Daud sebagaimana dikatakan oleh Nabi Natan (lih. 2 Sam 12:11) karena Daud telah menghina Tuhan dan melakukan yang jahat di mata-Nya, dengan mengambil Batsyeba istri Uria untuk menjadi istrinya, setelah ia berzinah dengannya dan untuk menutupi perbuatannya itu ia sampai membunuh Uria, suami Batsyeba. Maka dosa perzinahan yang dimulai Daud dari berjalan- jalan di atas sotoh istana (lih. 2 Sam 11:2), seolah-olah dibalas dengan perbuatan perzinahan Absalom anaknya sendiri yang menghampiri istri- istrinya, juga di atas sotoh (lih. 2 Sam 16:23). Maka perbuatan Absalom ini tentu bukan merupakan perbuatan terpuji, melainkan hal itu terjadi untuk memberikan pengajaran bahwa jika kita menabur dosa, maka kita akan juga menuai akibatnya.5. Kej 19: 30-36
Perikop ini mengisahkan bagaimana setelah kota Sodom dan Gomorah dimusnahkan oleh Allah karena kejahatan mereka, tidak ada lagi laki- laki lain di negeri itu yang dapat memberikan keturunan kepada anak- anak perempuan Lot. Maka mereka membuat mabuk ayah mereka sendiri, agar ayah mereka tidur dengan mereka dan menyambung keturunan dari mereka. Hal incest ini memang bukan keadaan ideal, namun hal ini dicatat, juga dengan maksud tertentu. Demikianlah penjelasan The Navarre Bible, Pentateuch, Jose Maria Casciaro, ed. (Dublin: Four Court Press, 1999), p.111:“Moab dan Amon [nama yang diambil dari nama anak-anak dari kedua anak perempuan Lot]adalah bangsa tetangga Israel, yang terletak di sisi timur sungai Yordan (lih. Bil 21:11,24). Penulis kitab kemungkinan menuliskan kejadian ini untuk memperlihatkan superioritas bangsa Israel sebagai bangsa yang diciptakan oleh rencana Allah yang sangat istimewa, mengatasi bangsa- bangsa lain di daerah itu. [Bangsa Israel diturunkan dari Abraham]. Orang- orang Moab dan Amon digambarkan sebagai bangsa yang inferior, karena asal usul mereka yang bermula dari hubungan incest, [antara Lot -keponakan Abraham- dan kedua anaknya."
Selanjutnya tentang incest/ perkawinan sesama saudara, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
6. Ul 22:17
Teksnya berbunyi:"...dan ketahuilah, ia menuduhkan perbuatan yang kurang senonoh dengan berkata: Tidak ada kudapati tanda-tanda keperawanan pada anakmu. Tetapi inilah tanda-tanda keperawanan anakku itu. Lalu haruslah mereka membentangkan kain itu di depan para tua-tua kota." (LAI)
"...He layeth to her charge a very ill name, so as to say: I found not thy daughter a virgin: and behold these are the tokens of my daughter's virginity. And they shall spread the cloth before the ancients of the city..." (Douay Rheims Bible)
"...and lo, he has made shameful charges against her, saying, "I did not find in your daughter the tokens of virginity." And yet these are the tokens of my daughter's virginity.' And they shall spread the garment before the elders of the city..." (Revised Standard Version)
"and behold, he has charged her with shameful deeds, saying, "I did not find your daughter a virgin." But this is the evidence of my daughter's virginity.' And they shall spread the garment before the elders of the city." (New American Bible)
Maka dalam Ul 22:17 (Deut 22:17) tidak dikatakan, "fathers sticking their fingers into their daughters" seperti yang anda sebutkan. Perkataan itu merupakan interpretasi pribadi orang tertentu tentang bagaimana membuktikan keperawanan seorang anak gadis. Orang itu menduga bahwa kain tersebut adalah untuk menutupi alat kelamin si gadis, dan ayahnya sendiri kemudian melakukan perbuatan tersebut. Namun di Kitab Suci sendiri tidak tertulis demikian dan tradisi Yahudi seperti yang dituliskan oleh para penulis Yahudi, juga menunjukkan bahwa bukan itu maksudnya. Kain yang dibentangkan tersebut, menurut tradisi Yahudi adalah kain seprei yang dipakai di ranjang pengantin. "Dan mereka harus membentangkan kain itu di hadapan tua- tua kota; sehingga mereka memperoleh bukti yang kelihatan dan bukti kebenaran tentang perkataannya .... Nampaknya baik ibu maupun ayah si gadis hadir dalam pembuktian ini, sebab dikatakan, "haruslah mereka membentangkan kain itu"; dan meskipun ibunya tidak bicara, ia adalah orang yang pantas untuk membawa kain ini dan membentangkannya; dan memang kain ini ada dalam pemeliharaannya, sebab demikianlah kita diberitahu... (Nachman. apud Fagium in loc. Schindler. Lex: Pentaglott. col. 260, 261) bahwa dua orang teman pengantin, masuk ke dalam kamar pengantin dan memeriksa tempat tidur.... mereka berjaga semalaman dengan suka cita seperti halnya menjaga seorang raja dan ratu (seperti gambaran pada Yoh 3:29); dan ketika pengantin pria dan wanita keluar, mereka segera masuk, memeriksa kembali tempat tidur, dan memberikan seprei yang atasnya pengantin telah berbaring kepada ibu pengantin wanita....." (dikutip dari John Gill's commentary on Deut 22:17)
Dengan demikian, penting pula dipahami keadaan budaya setempat pada waktu kitab itu ditulis, agar kita memahami makna yang ingin disampaikan oleh penulis Kitab Suci (lih. KGK 110).
7. Kid 4:5, 7:7
Kid 4:5: "Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung" dan Kid 7:7 "Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya."Secara umum kitab Kidung Agung merupakan kumpulan kidung dan puisi cinta. Kidung tersebut merupakan puisi cinta antara sepasang kekasih yang mencapai kepenuhannya dalam perkawinan. Bangsa Yahudi menggunakan puisi cinta ini untuk merayakan kasih manusia pada perayaan perkawinan. Kitab ini dapat diinterpretasikan secara literal ataupun alegoris. Secara literal, adalah puisi cinta yang penuh simbol, yang mengisahkan kasih dan ketertarikan seksual antara seorang pria dan wanita. Namun secara alegoris, adalah kisah yang melambangkan kasih Allah kepada umat-Nya dan kasih mereka kepada Allah.
Kid 4 mengisahkan perumpamaan seorang perempuan yang cantik, yang dimaksudkan untuk menggambarkan kecantikan rohani dari sang mempelai wanita yaitu bangsa Israel (pada Perjanjian Lama), dan Gereja (pada Perjanjian Baru). Menurut interpretasi yang diajarkan oleh St. Bede, 'dua buah dada' yang disebutkan dalam Kid 4:5 adalah untuk menggambarkan adanya para pengajar dari dua bangsa, yaitu dari bangsa Yahudi dan dari bangsa-bangsa non- Yahudi. Mereka digambarkan sebagai buah dada, karena memberikan susu rohani kepada orang- orang kebanyakan yang tidak terpelajar.
Demikian pula St. Bede mengajarkan bahwa Kid 7 mengidentifikasikan keindahan seorang mempelai wanita, yaitu Gereja, yang menjulang tinggi, dan memberi makanan rohani kepada anggotanya.
8. Kej 4:1 "Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya...."
Sesungguhnya, kata asli yang dipakai di sana adalah יַדע (yāḏa‛), atau dalam bahasa Inggrisnya 'knew': dan dalam kamus tertulis artinya demikian: "to know, to learn, to perceive, to discern, to experience, to confess, to consider, to know people relationally, to know how, to be skillful, to be made known, to make oneself known, to make to know."Jadi sesungguhnya kata yāḏa‛ tersebut, dalam Kitab Suci memang dapat mengacu kepada 'mengetahui/ memahami/ mengalami' pasangan secara mendalam, termasuk hubungan suami istri. Oleh karena itu, diterjemahkan oleh LAI dalam bahasa Indonesia, sebagai 'bersetubuh'.
9. Yeh 23, perikop tentang kakak beradik Ohola dan Oholiba.
Interpretasi Yeh 23: 20 tidak dapat dipisahkan dari makna keseluruhan perikop tentang kakak beradik Ohola dan Oholiba (keseluruhan Yeh 23) dan ayat- ayat lainnya dalam Kitab Suci. Dalam perikop Yeh 23 sendiri, dijelaskan bahwa kisah tersebut dimaksudkan untuk menjadi kisah perumpamaan bagi bangsa Israel yang tidak setia kepada Allah (lih. Mat 12:39). Dikatakan di Yeh 23:4, "... Ohola ialah Samaria dan Oholiba adalah Yerusalem." Samaria dan Yerusalem merupakan nama kedua kerajaan yang mewaliki suku- suku Israel dan suku Yehuda. Oholah dan Oholibah adalah kedua anak perempuan dari satu ibu, yang artinya berasal dari satu rumpun Israel. Ketika mereka di Mesir, mereka telah mengikuti kebiasaan berhala bangsa Mesir terhadap dewa- dewa mereka (lih. Yeh 20:7).Maka 'berzinah' di perikop ini maksudnya adalah bagaimana bangsa Israel (Oholah dan Oholibah) beraliansi dengan bangsa- bangsa Asyur (lih. ay. 5 dan 11) dan berpaling/ melupakan dan membelakangi Tuhan (lih. ay. 35). Oholiba (Yerusalem) bahkan juga mengikuti kebiasaan orang Kasdim dan Babel (ay. 15-17) yaitu penyembahan berhala (ay. 37) dan ini dikatakan sebagai 'persundalan' (ay. 19, 27) atau perzinahan (ay. 37). Ayat 20, 21 merupakan penggambaran alegoris tentang bagaimana perzinahan itu dilakukan, yang merupakan kekejian yang menjijikkan di hadapan Allah, sehingga secara deskriptif digambarkan dengan ungkapan yang sedemikian. Maksudnya adalah untuk mengajar manusia, agar jangan sampai berpaling dari Allah dan menyembah allah- allah lain, sebab perbuatan tersebut merupakan hal yang menjijikkan bagi Allah.
10. Yeh 4:12-15.
".... engkau harus membakarnya [roti jelai]di atas kotoran manusia yang sudah kering….”Walaupun nampaknya ayat ini sepertinya jorok/ tak terbayangkan, namun kenyataannya pada zaman dulu, kotoran ternak/ kotoran lembu yang sudah kering merupakan bahan bakar yang umum di daerah timur. Dengan demikian, karena dalam masa pengasingan itu bangsa Israel dalam keadaan kekurangan kayu bakar dan batu bara, mereka terpaksa menggunakan hal itu untuk mempersiapkan makanan mereka. Pada saat itu mereka terpaksa mengumpulkan segala jenis kotoran yang sudah kering. Di ayat tersebut dikatakan bahwa Nabi Yehezkiel diperintahkan untuk membakar rotinya di atas api dengan bahan bakar kotoran manusia yang sudah kering. Ini menunjukkan betapa ekstrim derajat kekurangan dan penderitaan yang harus mereka alami, karena mereka tidak dapat meninggalkan kota untuk mengumpulkan kotoran binatang buas, maka para penduduk kota pada saat pengepungan terpaksa menggunakan kotoran manusia yang kering sebagai bahan bakar. Namun demikian, akhirnya sang nabi diperkenankan mengganti bahan bakar ini dengan kotoran lembu (lih. Yeh 4:15).
Maka yang digambarkan di ayat tersebut adalah suatu fakta keadaan genting pada saat itu, dan bukannya merupakan suatu anjuran untuk diterapkan pada zaman sekarang.
11. Yehezkiel 16:1-63
Di dalam perikop ini digambarkan tentang apa yang dilakukan Tuhan terhadap bangsa Israel (kota Yerusalem), dan perbuatan mereka terhadap-Nya, dan penghukuman mereka melalui bangsa-bangsa di sekitar mereka, bahkan bangsa yang paling mereka percayai. Hal ini disampaikan dalam suatu perumpamaan tentang bagaimana kelahirannya seumpama seorang bayi yang terlantar yang diselamatkan dari kematian, diasuh, dijadikan kekasih, dan dipenuhi segala keperluannya, dihiasinya dengan limpah. Namun kemudian ia bersalah karena melakukan perbuatan yang paling menjijikkan, dengan berbuat sundal; dan karena itu menerima hukumannya. Tapi akhirnya Allah menerimanya dan memulihkannya kembali (ay. 53) dan ia menjadi malu akan perbuatannya yang salah (ay. 61).Maka perikop ini harus dipahami dalam kaitannya dengan perumpamaan bahwa Allah begitu mengasihi bangsa Israel, yang dipungut-Nya dari keadaan yang terbuang; Allah membesarkannya dan menjadikan Yerusalem sebagai mempelai-Nya (istri-Nya), namun kemudian bangsa itu mengkhianati Allah, sebagaimana seorang istri mengkhianati suaminya dengan berbuat sundal. Persundalan ini digambarkan sedemikian rupa dengan ungkapan yang sangat gamblang, namun maksudnya adalah untuk menunjukkan betapa menjijikkannya perbuatan berhala-berhala yang dilakukan oleh bangsa Israel, yang merupakan perbuatan menduakan Tuhan. Perbuatan ini sungguh melanggar perintah Tuhan, sebagaimana disebutkan dalam perintah pertama dan utama dalam kesepuluh perintah Allah.
Maka kita tidak dapat menilai pernyataan/ ungkapan-ungkapan di ayat-ayat tersebut dengan pemahaman modern, tetapi dengan memperhitungkan makna ungkapan tersebut pada saat dan tempat yang bersangkutan, di mana ungkapan tersebut tidak diartikan sama dengan apa yang kita pahami sekarang. Tujuan dari penggunaan ungkapan-ungkapan tersebut adalah untuk meningkatkan kebencian terhadap perbuatan penyembahan berhala (menyembah allah lain selain Allah), dan untuk maksud inilah perumpamaan tersebut dituliskan
12. Hos 1:2-3; Hos 4:14
Kitab Hosea memang dimaksudkan Allah untuk mengajar umat Israel dengan melihat teladan kesetiaan Nabi Hosea yang menggambarkan kesetiaan Allah. Nabi Hosea, memang diperintahkan oleh Allah untuk menikahi seorang zânâh/ perempuan sundal, demi memberi pengajaran kepada bangsa Israel yang telah bersundal hebat dan berpaling dari Tuhan karena berhala- berhala mereka (lih. Hos 1:2; 4:14). Maka perkawinan Nabi Hosea dengan Gomer ini tidaklah untuk diinterpretasikan terpisah dari maksud Allah untuk mengajar umat-Nya, yaitu bahwa walaupun umat-Nya tidak setia, Allah tetap setia. Allah mengutus nabinya, Nabi Hosea, untuk menampakkan kasih setia Allah kepada umat-Nya, sama seperti Ia memerintahkan Hosea untuk tetap setia kepada Gomer istrinya yang telah mengkhianatinya.Maka inti dari kitab Hosea tersebut adalah bahwa Allah memanggil bangsa pilihan-Nya untuk bertobat dari berhala mereka yang merupakan perbuatan sundal di hadapan Allah; sambil mengingatkan kepada mereka, bahwa jika mereka bertobat, Allah akan mengampuni mereka. Hal ini jelas disebutkan dalam Hos 14.
Dengan melihat makna ini, maka tidaklah benar jika seseorang menyimpulkan bahwa secara umum Allah memperbolehkan atau bahkan menyuruh seseorang menikah dengan pelacur. Karena yang terjadi pada kasus Hosea itu adalah kasus yang khusus, dan sungguh menuntut pengorbanan dan kelapangan hati dari pihak Nabi Hosea untuk tetap setia kepada istrinya yang telah mengkhianatinya dengan berzinah. Dengan demikian, kesetiaan Nabi Hosea kepada istrinya menjadi gambaran kasih setia Allah kepada Israel bangsa pilihan-Nya, walaupun bangsa itu kerap tidak setia. Namun secara umum untuk semua orang, Allah tidak menghendaki hal tersebut. Ini terlihat bahwa Allah dengan jelas melarang perzinahan (lihat perintah 6 dan 9 dari kesepuluh perintah Allah, Kel 20: 14, 17).
Agaknya dalam menginterpretasikan Kitab Suci, kita tidak boleh hanya terpaku pada apa yang secara literal tertulis tanpa berusaha memahami apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh para penulis Kitab Suci pada saat menuliskan Wahyu Allah itu. [Jika tidak, kita akan terperangkap dalam pemahaman sempit seperti pandangan yang anda kutip]. Sebab selalu ada kaitan antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam kesatuan Kitab Suci, dan bahwa kita harus membaca Kitab Suci dalam kesatuan dengan Tradisi Gereja (yaitu dengan memperhatikan pengajaran para Bapa Gereja) dan bahwa kita harus memperhatikan analogi iman/ kisah iman yang ingin disampaikan (lih. KGK 112-114). Mari kita mengingat kembali apa yang disampaikan dalam Katekismus:
KGK 109 Di dalam Kitab Suci Allah berbicara kepada manusia dengan cara manusia. Penafsir Kitab Suci harus menyelidiki dengan teliti, agar melihat, apa yang sebenarnya hendak dinyatakan para penulis suci, dan apa yang ingin diwahyukan Allah melalui kata-kata mereka (Bdk. Dei Verbum 12,1).
Semoga Roh Kudus memimpin kita kepada pemahaman akan Sabda Allah dan akan makna yang disampaikannya.
No comments:
Post a Comment