PANTUN TENTANG ORANG BERMUTU
Orang yang bermutu:
Dicampakkan
ke laut, menjadi pulau
Dilemparkan
ke langit, menjadi bintang
Dilemparkan
ke darat, menjadi gunung
Dilemparkan
ke hutan, menjadi pohon
M.Rakib, LPMP.
Burung ketitiran, di pohon
mangga,
Makan minum, di tempat terang.
Mata pelajaran, yang berharga,
Menciptakan yang belum, dipikirkan orang.
BY. M.RAKIB, LPMP……RIAU
Yang
dikatakan, tumpukan pasir,
Batu
halus, saling berhadapan,
Yang
dikatakan, pelajaran, mubazir,
Tidak
diperlukan, dalam keidupan.
Al Quran, di atas peti,
peti dililit, besi waja.
Hamba berjanji, di dalam hati,
Mengutuk penipu, dimana saja.
Air Pasang, bulan pun terang,
hanyutlah sampan, dari jawa.
Penipu datang, hatiku bimbang,
bagaikan hilang rasanya nyawa.
Alu-alu, memakan tunda,
tali ditarik, tahan selembar.
kalau tak jujur, katakan saja,
baik kubalik menahan sabar.
Air dalam bertambah dalam.
hanyut periuk, di dalam peti.
Hati yang dendam, bertambah dendam,
Penipu pura-pura, berbaik hati.
Alangkah harus, bunga selasih,
orang memancing, ikan belanak.
Sungguh sakit, ditipu kekasih,
seperti api, memakan dedak.
Asam pauh, dari seberang,
asam belimbing, dari Lampung.
Badan jauh, di rantau orang,
Setiap hari, penipu mengepung.
Apa gunanya, sutera Cina,
gunting tersisip, di bengkawan.
Apa sebabnya, saya terlena,
Pembicaraan penipu, sangat menawan.
Apa guna, pelita lentik,
jika bocor, ke dalam pura.
Apa gunanya, wanita cantik,
jika mencintai dengan, pura-pura..
Kayu dipotong, dengan gergaji,
Jatuh dahannya, ke aatas pangkuan.
Duduk termenung, menghitung hari,
menaruh cemas, akibat tipuan.
Batu di bancah jangan diungkit,
kalau diungkit kayunya tumbang.
lebih sakit daripada sakit,
karena kekasih diambil orang.
Batu di bancah, jangan diungkit,
kalau diungkit, kayunya tumbang.
lebih sakit, diserang penyakit,
Ditipu digoda, kekasih orang.
Bayu dipuput, seri medan,
tengah bermain disambar enggang.
Terlucut kulit, dari badan,
Tipuan licik, sekeliling pinggang.
Banyaklah hari, antar hari,
tidak semulia, hari Jumat.
banyaklah sakit, memilukan hati,
tidak sesakit , ditipu sahabat.
Indahnya bulan, antara bulan,
tidak seindah , bulan berputar.
banyaklah kini, berbagai kesempatan,
tidak semulia, kesempatan menatar.
Banyaklah masa, antara masa,
tidak seelok, masa bersuka.
Melakukan penipuan, kalau biasa,
tidak takut lagi, pada neraka.
peti dililit, besi waja.
Hamba berjanji, di dalam hati,
Mengutuk penipu, dimana saja.
Air Pasang, bulan pun terang,
hanyutlah sampan, dari jawa.
Penipu datang, hatiku bimbang,
bagaikan hilang rasanya nyawa.
Alu-alu, memakan tunda,
tali ditarik, tahan selembar.
kalau tak jujur, katakan saja,
baik kubalik menahan sabar.
Air dalam bertambah dalam.
hanyut periuk, di dalam peti.
Hati yang dendam, bertambah dendam,
Penipu pura-pura, berbaik hati.
Alangkah harus, bunga selasih,
orang memancing, ikan belanak.
Sungguh sakit, ditipu kekasih,
seperti api, memakan dedak.
Asam pauh, dari seberang,
asam belimbing, dari Lampung.
Badan jauh, di rantau orang,
Setiap hari, penipu mengepung.
Apa gunanya, sutera Cina,
gunting tersisip, di bengkawan.
Apa sebabnya, saya terlena,
Pembicaraan penipu, sangat menawan.
Apa guna, pelita lentik,
jika bocor, ke dalam pura.
Apa gunanya, wanita cantik,
jika mencintai dengan, pura-pura..
Kayu dipotong, dengan gergaji,
Jatuh dahannya, ke aatas pangkuan.
Duduk termenung, menghitung hari,
menaruh cemas, akibat tipuan.
Batu di bancah jangan diungkit,
kalau diungkit kayunya tumbang.
lebih sakit daripada sakit,
karena kekasih diambil orang.
Batu di bancah, jangan diungkit,
kalau diungkit, kayunya tumbang.
lebih sakit, diserang penyakit,
Ditipu digoda, kekasih orang.
Bayu dipuput, seri medan,
tengah bermain disambar enggang.
Terlucut kulit, dari badan,
Tipuan licik, sekeliling pinggang.
Banyaklah hari, antar hari,
tidak semulia, hari Jumat.
banyaklah sakit, memilukan hati,
tidak sesakit , ditipu sahabat.
Indahnya bulan, antara bulan,
tidak seindah , bulan berputar.
banyaklah kini, berbagai kesempatan,
tidak semulia, kesempatan menatar.
Banyaklah masa, antara masa,
tidak seelok, masa bersuka.
Melakukan penipuan, kalau biasa,
tidak takut lagi, pada neraka.
No comments:
Post a Comment