Thursday, February 28, 2013


GURINDAM EMPAT BELAS TENTANG PERLUNYA PAKSAAN DALAM PENDIDIKAN

        Jika dipaksa, semua bisa. Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Penulis (M.Rakib) mencoba mengarang gurindam 14, tentang perlunya paksaan. Apabila orang membaca Gurindam empat belas, diharapkan, tidak melupakan nama Muhammad Rakib sebagai seorang guru, yang selalu menerapkan paksaan yang bijaksana, sehingga para murid tidak sadar bahwa dirinya sedang dipaksa.

        Gurindam 14 ini, tentunya terinspirasi oleh gurindam 12 yang sejak lama sudah hadir dan melegenda. Penulis ingin mengembangkan sastra, puisi bentuk gurindam yang hampir mati ini , untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam tentang hikmah sebuah paksaan :

1. Jika dipaksa, semua bisa,
Asalkan bijak, tidak putus asa.

2. Barang siapa , memaksa diri,
Menghadapi yang berat, tak pernah ngeri.

3. Jika memaksa diri dengan keras,
rasa malas, akan tergilas.

4. Jika orang lalai, tidak dipaksa,
Karamlah dia, hidup tersiksa.

5. Paksaan perlu, bagi sipenakut,
Agar keberanian, dapat dijemput.

6. Siapa yang tidak memaksa, orang peragu,
Berarti meyiksanya, sampai ke anak cucu.

7. Jika orang asing, ingin memaksa,
Akan menipu, pemimpin bangsa.

8. Tidak semua , paksaan itu buruk,
Asalkan jiwanya khusuk, tawadhuk..

9. Jika akrab, dengan paksaan,
Itulah awal, berbagai penemuan.

1O. Barangsiapa, tidak memkasa anak-anaknya,
Dialah sebenarnya, orang yang hina.

11.Siapa memaksa, secara zalim,
Akan mendapatkan, neraka jahim.

12. Siapa saja memaksa, berbuat maksiat,
Kalaupun beruntung, tidak kan berkat.

13. Paksaan bijak, untuk orang pemalu,
Menjadi obat, sangat bermutu.

14. Paksaan itu penting, bagi simiskin,
Agar hemat dan rajin, tidak bermain-main.

Pasal     1

1. Jika dipaksa, semua bisa,
Asalkan tidak, putus asa.

2. Memaksa dengan sopan itu, ada empat,
siapa mengamalkan, akan mendapat.
Pertama, memaksa diri,untuk sekolah,
Supaya tidak timbul rasa bersalah.

Kedua, memaksa anak, menuntut ilmu,
Membaca menulis, tidak pernah jemu..

Ketiga, memaksa murid, mengulang pelajaran,
Ilmu didapat, tidak akan terlupakan.

Keempat, memaksa bangsa, bekerja keras,
Ekonomi terjamin, hatipun puas.

Pasal      2

Barangsiapa , memaksa diri,
Menghadapi yang berat, tak pernah ngeri.

1. Siapa saja , yang bijak memaksa diri,
Bakat terpendam, muncul sendiri.
2. Jika memaksa diri, untuk menabung,
Akhirnya tentu, akan beruntung.
3. Kalau berani, memaksa diri,
Akhirnya dapat, kedudukan tinggi.
4. Yang tua-tua jangan , memaksa diri,
kegiatan fisik, harus kurangi.
5. Paksaan hanya untuk, generasi muda,
ketika cita-cita, bersarang di dada.

Pasal      3

Barangsiapa memaksa diri , dengan keras,
rasa malas, akan tergilas.

1. Apabila mendidik keluarga, tanpa paksaan,
Anak-anak  tenggelam, dalam kemanjaan.
2. Berilah peringatan, orang yang penidur,
hidup ini tidak, berjalan mundur..
3. Sebenarnya tidak ada orang , terlalu malas.
hanya motivasinya, selalu kandas.
4. Asalnya malas, dari sikap manja,
orang tuanya tidak memotivasi, mencintai kerja.
5. Janganlah becita-cita, ,menjadi pegawai negeri,
kecuali tidak mampu, hidup mandiri.
6. Di mana anggota masyarakat, yang malas,
di situlah terlantar, tanah yang luas.
7. Jangan malas, memelihara kebersihan bersama,
agar tidak, membawa bencana.
8. Para pemalas harus, kawin silang,
Agar dingin darah keturunannya, menjadi berkurang.

Pasal     4

Jika orang lalai, tidak dipaksa,
seumur hidup, akan tersiksa.

1. Lalai itu , suatu penyakit,
Obatnya paksaan, sedikit demi sedikit.
2. Paksalah anakmu keluar dari, iri dan dengki,
agar konflik, cepat berhenti.
3. Manfaat paksaan bagi, orang yang lalai,
di dalam berjalan, akan cepat sampai.
4. Asal usul orang,menjadi lalai,
ti ada tantangan, yang membelai.

Pasal   5

Paksaan itu perlu, bagi sipenakut,
Agar keberanian, dapat dijemput.

1. Jika hendak , menghilangkan rasa takut,
dilatih melawannya, berturut-turut.
2. Banyak penakut, menjadi berani,
Karena mengetahui, potensi diri..
3. Jika rasa takut, terus dilawan,
menjelma menjadi, keberanian.
4. Jika orang penakut,pandai memaksa,
suatu saat, jadi perkasa.
5. Orang tua yang membiarkan anaknya penakut,
sengsaralah anaknya, disiksa kemelut.
6. Jika hendak mengenal, orang yang penakut,
lihatlah orang yang lembut dan penurut.

Pasal     6

Barangsiapa tidak memaksa, orang peragu,
Berarti meyiksanya, sampai ke anak cucu.
1. Bantulah olehmu ,orang peragu,
agar percaya diri, setiap waktu..
2. Cari olehmu, obat anti ragu,
agar mendapatkan, hidup bermutu.
3. Cari olehmu akan isteri yang berani,
menjadi pembersih rumah tangga, setiap hari.
4. Cari olehmu akan kawan, yang tidak penakut,
dapat menyelesaikan, masalah yang kusut.
5.Penakut itu, ada juga baiknya,
berhati-hati, menghadapi bahaya.

Pasal        7

Jika orang asing, ingin memaksa,
Akan menipu, pemimpin bangsa.
1. Apabila bangsa ini, dapat dipaksa asing,
hutang luar negeri, berada di sekeliling. .
2. Apabila kepada asing, berlebih-lebihan suka,
akhirnya negara ini, terpaksa berduka.
3. Kepada orang asing, kurang siasat,
itulah tanda ,pemimpin sesat.
4. Apabila anak, tidak dipaksa, bekerja keras,
datanglah orang asing, untuk memeras.
5. Jangan banyak mengharapkan orang,
paksalah diri, mencukupkan , mana yang kurang.
6. Apabila orang , terlalu banyak tidur,
ekonomi dan kesehatannya pastilah mundur..
7. Apabila tidak ingin, nusantara dikuras,
paksalah rakyat , menjadi pengawas.
8. Apabila orang asing,, suka menipu,
ilmu tentang kelicikan, harus diburu.
9. Kata-kata memaksa, bisa saja lemah lembut,
janganlah anda cepat, mengikut.
10. Apabila mendengar perkataan yang kasar,
jangan cepat cemas, merasa gusar.
11. Apabila paksaan orang asing , tidak dapat dihindar,
sengsaralah rakyat, negara tercemar..

Pasal 8

Tidak semua , paksaan itu buruk,
Kalau jiwanya khusuk, tawadhuk..

1. Siapa yang memaksa, anaknya agar shalat,
berarti telah, berbuat khianat.
2. Kepada dirinya sendiri, berbuat aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
3. Paksalah diri, meninggalkan maksiat,
jasmani rohani, menjadi sehat.
4. Paksaan yang buruk dari, bisikan Setan,
demi mengejar, berbagai kemewahan.
5. Orang tua yang memaksa,belajar agama,
anaknya akan,membersihkan sukma.
6. Paksaan yang buruk, terjadi di luar negeri,
TKW, mencoba bunuh diri..
7. Banyaknya jalan, berlobang lobang,
tandanya, pemimpin berbuat sumbang.

Pasal 9

Jika akrab, dengan paksaan,
Itulah awal, berbagai penemuan.

1. Paksakan diri, dengan berbagai uji coba,
Penemuan baru akan datang, dengan tiba-tiba.

2. Kalau dipaksa, mengadakan percobaan,
akhirnya tentu, melahirkan penemuan.
3. Jangan malas,kerja berpeluh,
hidup ini nikmat, dengan bekerja sungguh-sungguh.
4. Penemuan baru, seakan-akan penyimpangan,
Karena itu, banyak tantangan.
5. Kebebasan bagi orang yang muda, untuk berkereasi,
akan melahirkan, berbagai inivasi.
6. Pendidikan bangsa Indonesia yang benar-benar asli,
di bidang pertanian dan kelautan, mengabdikan diri.
7. Dosa pendidikan, yang paling besar,
banyaknya penemuan, dibiarkan terlantar.
8. Pentingnya berbagai penemuan,
Untuk menghadapi, masa depan,
9. Di bidang pertanahan, paksakanlah berbagai penemuan ,
Untuk mengatasi, kekurangan lahan.

Pasal 10

Siapa saja,yang memkasa anak-anaknya,
Dialah sebenarnya, seorang pembina.

1. Aak-anak yang tidak pernah dipaksa,
Setelah dewasa, cenderung menyiksa.
2. Paksaan yang ,bersipat membina,
walaupun memaksa, tapi tidak menghina.

3. Barangsiapa memaksa diri sendiri, membaca yang hebat-hebat,
Akan bertambah ilmu, meningkatkan martabat.
4. Barangsiapa memaksa anak, berhenti mencuri,
Berati menanamkan tanggung jawab,dan pengendalian diri.
Pasal 11

Siapa memaksa, secara zalim,
Akan mendapatkan, neraka jahim.
1. Paksakan diri, melindungi hewan,
sayangi binatang, makhluk Tuhan.
2. Barangsiapa memaksa burung, di dalam sangkar,
itulah perbuatan zalim, berdosa besar.
3. Janganlah memaksa hewan , bekerja berat,
supaya Tuhn, mendatangkan rahmat.
4. Hewan peliharaan, mati tak diberi makan,
suatu kezaliman, akan mendapat balasan.
5. Jika memaksa pegawai, di luar kemampuannya,
itulah kezaliman, yang tiada tara.
6. Siapa yang punya penyakit, tapi memakan pantanngannya,Itulah kebodohan , membwa sengsara.

Pasal 12

Siapa saja memaksa, berbuat maksiat,
Kalaupun beruntung, tidak kan berkat.
1. Pornografi itu, alat maksiat,,
siapa melihat, bangkitlah syahwat.
2. Maksiat itu, melanggar aturan Tuhan,
pengendalian nafsu, harus dipaksakan.
3. Korupsi itu, maksiat besar,
menjadi penyakit, cepat menular.
4. Maksiat itu, melnyiksa ayah dan ibu,
karena buruknya, tingkah laku.
5. Obat dari, penyakit maksiat,
paksakan diri, beribadat, dengan tepat.
6. lngatkan ,semua penyakit, ada obatnya,
asalkan rajin, bertanya-tanya.
7. Yang tidak ada obatnya, hanya maut,
ketika Izrail, datang menjemput.
8. Siapa saja yang memaksa orang, membuka aurat.
Kehormatannya rusak, dirinya terlaknat.

Pasal 13

Paksaan bijak, untuk orang pemalu,
Menjadi obat, sangat bermutu.

1. Sipat malu, menjadi penghambat,
Bagi orang yang, sebenarnya kurang berbakat.

2. Malulah anda, ke diskotik dan panti pijat,
menyebar mesum, mendekap maksiat.
3. Banyak peraturan daerah, anti pelacuran,
karena penyakit AIDS , sangat memalukan.
4. Barangsiapa yang malu, merusak hutan lindung,
Sama dengan memelihara, ibu kandung.
5. Siapa saja, merusak hutan lindung,
berarti membuat penderitaan, tanpa ujung.
6. Siapa saja yang malu,bergaul bebas,
tubuhnya selamat, hatinya puas.
7. Paksaan positif, untuk orang pemalu,
Kadang-kadang, sangatlah perlu.

Pasal 14.

Suami yang tidak punya kekuatan memaksa, disebut dayus.
Istrinya berselingkuh, tidak diurus.

1. Paksaan itu penting, bagi siistri,
keinginannya yang banyak, harus dibatasi.
2. Paksaan itu penting bagi anak,
hidup ini, lebih banyak yang pahit,daripada yang enak.
3. Istri yang memaksa suami, menjadi koruptor,
karena jiwanya, rakus dan kotor.
4. Laki-laki yang tidak punya, kekutan memaksa,
tubuhnya sakit, batinya tersiksa.
5. Barangsiapa yang berselingkuh,
Itulah tanda,imannya runtuh.
6. Tanda-tanda suami, yang penyayang,
tingkah negatif istrinya, mampu dilarang.
7. Laki-laki, yang berjiwa dayus,
Rasa cemasnya, tidak pernah putus.

Pengarang Gurindam 14 ini.

Muhammad Rakib , nama diberi,
Lahirlah aku, seorang diri,
Disangka kembar, dalam prediksi,
Ayah dan ibu, merasa ngeri.

Lahirku di, Pulau Penyalai,
Nyiur melambai, sepanjang pantai,
Jawa, Melayu Cina, beramai-ramai
Banyaknya nyamuk, tidak terlerai.

Pernah kucoba berladang padi,
Lima tahun mengorbankan diri,
Sambil sekolah, mencari rezeki,
Ke Bangkinang, pergi mengaji.
                                                    
Diposkan oleh Yayasan Raksya Riau di 00:51

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook