Wednesday, August 7, 2013

Khutbah Iduli 1434 AGUSTUS 2013 KHUTBAH IDUL FITRI, OLEH: Drs.Muhammad Rakib Jamari,S.H.,M.Ag




Khutbah Iduli 1434     AGUSTUS   2013

KHUTBAH IDUL FITRI, OLEH: 
Drs.Muhammad Rakib Jamari,S.H.,M.Ag

  

KHUTBAH
 I D U L  F I T R I 

BAHAGIA DI GUBUK  DERITA

O
L
E
H

Drs.Muhammad Rakib Jamari,S.H.,M.Ag


DOSEN PERBANDINGAN AGAMA PERGURUAN TINGGI PERSADA BUNDA JL.DIPOGORO PEKANBARU RIAU DARATAN INDONESIA

Alamat  :  Jl .Jenderal /  Bintara Gang Ramadhan II No. 13 d Kelurahan Labuhbaru- Pekambaru  - Riau daratan
  Tlp. Hp. 0823 9038 1888 / 0812 6748 8881



DI SAMPAIKAN PADA HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H
DI MASJID  AL-KAUTSAR  RUMBAI  RIAU DARATAN
JUDUL
BAHAGIA DI GUBUK  DERITA

OLEH : Drs.Muhammad Rakib Jamari,S.H.,M.Ag
Muballigh IKMI dan Ustadz  LPMP   Riau Indonesia

اََللهُ اَكْبَرُ، اََللهُ اَكْبَرُ، اََللهُ اَكْبَرُ، لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ اََللهُ اَكْبَرُ، اََللهُ اَكْبَرُ وَِللهِ اْلحَمْدُ . اََللهُ اَكْبَرُ،كَبِيْرًا وَالحمْدُ ِللهَ كَثِيِْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ، لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحُزَابَ وَحْدَهُ، لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ اِلاَّ اِ يَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ، وَلَوْكَرِهَ الْكَفِرُوْنَ، وَلَوْكَرِهَ الُمُشْرِقُوْنَ، وَلَوْكَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ. لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاََللهُ اَكْبَرُ، اََللهُ اَكْبَرُ وَِللهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى ......... اَمَّابعْدُ
فَيَا اَيُّهَا انَّاسُ اتَّقُواللهَ حقَّ تُقاتهِ ولاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin Wal hadirat Rahimakumullah.

Mengawali khutbah id pagi ini, marilah kita mengucapkan Allahu  akbar wa lilillahil hamd, syukur kepada Allah SWT, Tuhan sang maha Pencipta, pengatur serta pemelihara alam semesta, dia yang menghidupkan, dan dia pula-lah yang mematikan, dariNya kita diciptakan dan kepadaNya jualah kita kembali.

Shalawat dan Taslim kita haturkan keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW, perintis ajaran kebenaran serta pencetus ajaran Tauhid, Nabi yang telah mencerahkan peradaban dari akhlak yang biadab menuju Akhlak yang beradab dengan cahaya Addinul Islam.

Insya Allah judul khutbah kita pada kesempatan ini adalah “Makna idul fitri dalam membangun kesadaran dan kebersamaan”

Allahu Akbar Walillahil Hamd.  



        Semoga kemenangan itu selalu membawa kepada keadaan yang lebih baik dalam menanam kebaikan, di tahun-tahun mendatang.
Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd.
Di samping kegembiraan itu, sepantasnya kita selalu mawas diri. Selalu berhati-hati, terhadap yang disebut Rasulullah SAW, …berapa banyaknya orang yang berpuasa, tetapi tidak ada yang mereka peroleh, kecuali hanya lapar dan haus semata … Na’udzubillah. Mudah-mudahan kita terhindar dari apa yang telah di-gambarkan oleh Rasulullah SAW ini.
Allahu Akbar, Wa Lillahil-Hamd.
Saudara-saudaraku Kaum Muslimin,

Menjelang melangkah ke tempat ini, adakah di antara kiata yang melewati  gubuk derita? Adakah suara tangisan si miskin di sana? Dengarkan ratapan simiskin, kalau memang anda orang yang bertaqwa.  Taqwa adalah titik terang yang paling didambakan setiap Mukmin Sejati. Taqwa mencakup tiga perangai, tiga sikap jiwa yang paling berguna dalam hidup duniawi, sekarang dan masa mendatang. Ketiga sikap jiwa itu ialah, khauf, artinya takut atas hukuman Allah yang datang karena sengaja melupakan perintah-perintah Nya, dan tidak menganggap enteng segala larangan-larangan Nya.
Kedua, khasy-yah, hati-hati dalam menunaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Tidak semata mengikut yang dikerjakan orang lain, tetapi melakukan sesuatu yang lebih baik yang diperintahkan Khalik kepadanya.
Ketiga wiqaayah yaitu senantiasa memelihara diri dan lingkungan dari segala yang akan berakibat merusak (fasad) terhadap kehidupan duniawi dan ukhrawi.Inilah sesungguhnya arti utama dari taqwa itu.
Jika ketiga sikap jiwa ini telah berhasil diraih dalam latihan selama Ramadhan, niscaya akan dapat dirasakan betapa manis dan nikmatnya hidup ini. Secara pasti akan dapat diperoleh jaminan Allah SWT
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS.65, At Thalaq : 2 – 3).
Setiap anggota masyarakat yang selau berhati-hati bertindak, memelihara jiwa dan raga karena takut terhadap ‘iqab (siksaan) Allah, akan selalu memelihara lingkungan dengan aturan Allah yang telah ditetapkan.
Secara pasti kepada mereka akan dibukakan segala jalan kebaikan. Secara pasti untuk mereka akan diberikan rezeki dari berbagai penjuru. Ketegasan janji Allah SWT ini mendorong motivasi, mendinamisir dhamir (jiwa) pemimpin dan masyarakat, khususnya di Ranah Minang.
Sumatera Barat memerlukan motivasi yang dinamik agar siap dalam menghadapi program otonomi di daerah. Otonomi sesungguhnya adalah kemampuan memulai dengan apa yang ada. Sementara kaki belum kuat, bolehlah berpegang agar mampu berdiri.
Tetapi yang perlu dijaga agar sekali-kali jangan bergayut, supaya badan tidak terseret di tempat bergayut dan dibawa lari. Dengan prinsip hidup “memulai dengan apa yang ada” daerah bisa digerakkan. Karena yang ada itu sebenarnya sudah amat cukup untuk memulai. Modal besar masyarakat sebenarnya adalah taqwa dan tawakkal. Taqwa melahirkan kehati-hatian dan mawas diri, giat bekerja, dan selalu berserah diri kepada Allah.
Taqwa memberi warna prilaku ‘adah kebiasaan masyarakat, yang bertindak ta’awun, berat sepikul ringan sejinjing. Sikap positif ummat ini, lahir karena pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang benar. Syarak mangato adat memakai. Nilai-nilai kultur sedemikian, nan indak lakang dek paneh, indak lapuak dek hujan, mampu menjadi penggerak pembangunan Sumatera Barat Masa Depan
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS.65, at-Thalaq:2).

Allahu Akbar Wa Lillahil-hamd.
Syukur Nikmat,
Adalah buah utama dari Ramadhan adalah pandai bersyukur.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS.2,Al Baqarah : 185)

Syukur artinya pandai berterima kasih atas nikmat yang ada dikeliling kita, sanggup memelihara dan menempatkan nikmat itu pada posisi sempurna, dan menggunakannya pada sasaran yang tepat. Pada hakikatnya, yang ada di keliling kita, bersumber dari pemberian Allah SWT. Semua yang ada, nyawa dan harta, kedudukan dan jabatan, pangkat dan kekuasaan, sehat dan kehidupan, anak dan turunan, semuanya adalah nikmat Allah semata. Pinjaman dari Allah SWT, yang wajib disyukuri. Wajib dipelihara, jangan dirusak. Syukur dalam arti yang lebih dalam adalah rela berkorban. Kerelaan dibuktikan secara spontan tanpa pamrih. Syukur adalah rela menjadi hamba dari Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Kerelaaan adalah bukti konkrit dari kecintaan. Syukur yang diminta di abad ini adalah ;
· kesiapan menyingsingkan lengan baju, karya dinamik,
· menyediakan waktu dan tenaga,
· menciptakan sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat untuk kehidupan bersama.
· memelihara lingkungan dan masyarakat,
· memelihara kesinambungan generasi,
· menjaga integrasi bangsa dan keutuhan wilayah negara
· menyiapkan generasi tangguh, sanggup bertanding dan bersanding ditengah pergulatan global yang kompetitif.
GENERASI TANGGUH
Kuat dan lemahnya satu generasi terukur bila memiliki empat ketangguhan, tangguh aqidah (iman kepada Allah), tanguh kesehatan (ruhani dan jasmani), tangguh pengetahuan (ilmu dan kearifan), serta tangguh ekonomi (iqtishadiah).
Bangsa dan agama Islam mencela adanya generasi yang lemah. Generasi lemah, akan menjadi ajang rebutan orang lain.
Generasi lemah akan menjadi seperti bola permainan ditendang kekiri dan kekanan, sesuka hati para pemain di lapangan pertandingan sampai peluit panjang ditiup tanda permainan telah usai.
Belum dapat dikatakan bersyukur, bila dengan nikmat yang dimiliki tidak mampu bermanfaat untuk kehidupan masyarakat dan lingkungan. Tidak dapat dikata bersyukur, seorang yang dilimpahi kemampuan, tetapi membiarkan diri berpangku tangan, tidak hirau dengan apa yang terjadi, tidak peduli dengan keadaan orang lain, sementara haknya diacak-acak orang lain.
Bukan bersyukur namanya membiarkan badan berdiri di pinggir jalan, sambil menengok orang yang lalu lalang, sebagai penonton, tidak berbuat apa-apa karena takut kepada risiko. Lebih berbahaya bila di tengah nikmat berkembang tasamuhdalam arti yang salah, mencoba berlindung di hilalang sehelai. Sangat berbahaya, bila membiarkan badan hanyut di sebilah papan, dan takut pula berdayung karena cemas kalau-kalau sampan dan papan jadi oleng. Sikap sedemikian jauh dari sikap bersyukur.
Bersyukur pada hakikatnya adalah kesiapan diri untuk berjihat dengan nikmat anugerah Allah. Insan yang besyukur, ialah yang selalu menanam kebaikan demi kemashlahatan ummat belaka. Baik diterima atau belum mau diterima oleh orang lain, karena di batasi waktu jua adanya. Namun, nilai kebaikan yang ditanamkan adalah sesuatu yang haq dari Allah, hanya semata karena mengharap redha Nya.
Allah SWT menggambarkan watak dan sikap jiwa (attitude) hamba-hamba Nya yang bersyukur dalam suatu ungkapan manis
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS.28, Al Qashash:77).
Allahu Akbar, Wa lillahil-hamd,
Bantu Yang Lemah.
Saudara-saudaraku seiman dan seaqidah yang mulia. Taqwa dan syukur tidak dapat dipisah. Saling mengokohkan, ibarat aur dengan tebing.Taqwa subur dengan syukur.
Syukur selalu berbuah karena taqwa. Nikmat sejati hanya ada pada diri yang selalu bertaqwa dan bersyukur itu. Nikmat seperti itu merupakan kebahagiaan hakiki, yang sanggup dirasakan sepanjang hari, dan menjadi dambaan Mukmin sejati.
Allahu Akbar Wa lillahil-hamd,
Saudara-saudaraku seiman yang mulia,
Bagaimana mungkin kita akan dapat merasakan nikmatnya bahagia dan bahagianya nikmat anugerah Allah, pada hari seperti sekarang ini ??
Akankah kita dapat merasakan nikmatnya bahagia, bila disaat-saat kita semua bergembira ria, kalau disamping kita ada orang yang menangis tersedu-sedu? Sedu sedannya, seakan jeritan tanpa suara. Padahal, mereka sedang menangis, memikirkan dan merasakan kehampaan hidup, karena tidak berpunya dan tidak punya apa-apa, kecuali nyawa berbungkus kulit …? Akan sirnalah semua kebahagiaan berhari raya, pada hari ini, jika masih ada di keliling kita orang yang dengan nasib dan takdir yang ada padanya, masih menengadahkan tangan mengharap sesuap nasi, untuk dimakan anak beranak, atau karena melihat anak-anak orang lain bergembira berpakaian baru…. Alangkah malangnya nasib badan. Padahal sebenarnya. Mereka hanya tidak memiliki kesempatan, belum berkemampuan untuk menggantinya, walau agak sepotong. Karena tidak ada sumber pendapatan, hilangnya lowongan pekerjaan, tak ada pula yang mau berbelas kasih.
Membiarkan kondisi ini, dan menganggapnya suatu hal biasa, agaknya kita akan digolongkan kepada orang-orang yang disebut-sebut,
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Na’dzu billah .., Kita dianggap sebagai pendusta kebenaran agama………, walau masih menyatakan diri pemeluk agama …….…, tetapi sebenarnya sudah jauh tercampak dari ajaran agama …………Itulah orang yang menghardik anak yatim
yang menyia-nyiakan hak anak yatim. Yang tidak peduli dengan pembinaan generasi. Yang melecehkan ratapan para dhu’afak. Yang tidak membantu mengatasi problema kemiskinan. Akan tetapi naifnya, malah selalu berupaya mengintip-intip kesempatan …… mencari kaya dengan memiskinkan orang lain …berladang dipunggung orang
dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (Qs.107, al Maa’uun: 1-3).Allahumma Ya Allah, hindarkan kami dari kalangan pendusta-pendusta agama ini. Amin.
Allahu Akbar Wa lillahil-hamd,
BAHAGIA DALAM MEMBERI.
saudaraku COBALAH DIBAYANGKAN. PADA SUASANA LEBARAN SEPERTI KITA RASAKAN SAAT INI, DI PAGI HARI DI KALA RASULULLAH SAW MASIH HIDUP, BELIAU KELUAR MENUJU TEMPAT SHALAT IBADAH ‘IDUL FITHRI. BELIAU LIHAT, SEORANG BOCAH TERMENUNG MENYENDIRI. DENGAN TATAPAN MATA MENERAWANG, DAN DI SAMPINGNYA ADA TEMAN SEBAYA BERGEMBIRA RIA, BERPAKAIAN BARU PEMBELIAN AYAH. DI TANGAN TEMANNYA ADA PENGANAN ENAK BUATAN IBU. DARI JAUH SI BOCAH HANYA BISA MELIHAT, SAMBIL MENIKMATINYA DENGAN BERMENUNG. ALANGKAH INDAHNYA KEGEMBIRAAN TEMAN SEBAYA. DITEMANI GELAK TAWA PENUH BAHAGIA. DILIHAT DIRI, JAUH BERBEDA. DI KALA ITU, TERASA BADAN TERSISIH. KEMANA AYAH TEMPAT MEMINTA. KEMANA GERANGAN DICARI IBU TEMPAT MENGADU.
Dalam situasi seperti itu, Rasulullah SAW lewat menghampiri. Meletakkan kedua telapak tangan Beliau dikepala si bocah. Sambil bertanya Rasul berkata, “Kenapa dikau wahai anak? Teman-temanmu gelak ketawa, dikau merana sedih menangis, gerangan apakah yang menyulitkan ?
Dengan nada tersendat, kerongkongan tersumbat, menahan perasaan kekanakan sibocah lugu menjawab, Wahai Rasulullah, bagaimana diri tak akan sedih, melihat teman bergembira ria, pulang kerumah ada sanak saudara, lelah bermain ada ibu menghibur, duka di hati ada ayah yang menyahuti. Sedang diriku wahai Nabi, terasa nian malangnya hidup ini, tiada ibu tempat mengadu, ayahpun sudahlah pergi, badan tinggal sebatang kara. Yatim piatu aku kini….,
Mendengar rintihan kalbu bocah yang bersih, yang mengharap belas kasih dengan tulus seketika, Rasulullah SAW berkata, “…maukah engkau wahai anak, jika rumah Rasulullah menjadi rumahmu, Ummul Mukminin menjadi ibumu …?”.
Jawaban spontan Nabi, menjadikan wajah si bocah berseri-seri, walau yang didengar barulah ajakan, tetapi harapan hidup sudah terbuka. Diri tidak sendiri lagi. Ada pelindung pengganti bunda. Walaupun ibu dan ayah sudah tiada. Serta merta Nabi memangku si bocah.Mencium kedua pipi sianak yang sudah lama …, tidak pernah lagi dirasakannya. Sirnalah air mata yang tadinya terurai lantaran sedih dan hampa. Berganti air mata gembira lantaran bahagia. Satu bukti sangat nyata dari sabda Nabi SAW pada Khuthbah Wada’ itu,
أَنَا و كاَفِلُ اليَتِيْمِ في الجَنَّةِ هَكَذَا. و أَشَارَ بِالسَّبَابَةِ و الوُسْطَى، و فَرَّجَ بَيْنَهُمَا.
(رواه الخاري و أبو داود و الترمذي)
Aku, Muhammad SAW, dan orang-orang yang memelihara anak yatim, berada di sorga Jannah sangat berhampiran…”, sembari Beliau mengangkat jari telunjuk dan jari tengah dan menunjukkan betapa dekatnya jarak antara keduanya”. [4]
Inilah satu contoh yang paling jelas, bagaimana mangkusnya sifat suka memberi yang tumbuh dari lubuk hati yang dalam, tidak berudang di balik batu, apalagi berbatu dibalik udang, sebagai bukti taqwa seorang Mukmin yang bersyukur.
Allahu Akbar Wa Lillahil-Hamd.
‘Izzatun-nafs, Martabat Bangsa
Ikhlas memberi mampu mengubah sedih menjadi gembira, sanggup mengubah duka menjadi bahagia. Nabi Muhammad SAW. menyebutkan,
مَنْ ضَمَّ يَتِيْمًا بَيْنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي طَعَامِهِ و َشَرَابِهِ، حَتَّى يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ وَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ الْبَتَّ. (رواه أبو يعلى و أحمد)
“Barangsiapa yang menggabungkan anak yatim di antara kaum muslimin dalam makan dan minumnya, sampai mereka merasa cukup (kenyang) dari makanan (dan minuman) itu, maka dia (yang menggabungkan anak yatim tersebut) pasti akan memperoleh sorga” (HR.Abu Ya’la dan Imam Ahmad).[5]
Hari ini berapa banyak jumlah anak yang bernasib serupa di keliling kita. Mereka lemah miskin, karena telah dimiskinkan oleh suasana. Diperlukan saling peduli (ta’awun), yang menjadi alas-dasar pembentukan masyarakat berkualitas, sebagai telah digambarkan dalam salah satu semboyan Nabi SAW “tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah”.
Mewujudkan masyarakat bertangan diatas, dimulai dengan menanam keyakinan akan rahmat Allah sebagai masyarakat berpunya, yang memiliki ‘izzah (harga diri), tidak menggantung nasib kepada keinginan orang lain. Harkat martabat bangsa amat ditentukan oleh kemandirian, self help bersikap kaya jiwa (ghinan-nafs) yang mampu berdiri dikaki sendiri.
Bersedia membuka pintu hati mengulurkan tangan kepada orang lain dalam rangkaian mutual help (man a’thaa wat-taqaa) dan selfless-help (wa shaddaqa bil husnaa). Sikap budaya dalam adat di Ranah Minang, singkek uleh ma uleh, kok kurang tukuak manukuak. Senyatanya, inilah sebahagian modal dasar daerah kita dalam membangun nagarinya.
Allahu Akbar Wa Lillahil-hamd
Begitulah suatu pelajaran paling berharga, yang dapat kita ambil dari Sunnah Rasulullah SAW.
Artinya, “Orang yang paling disukai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan amal yang paling disukai Allah adalah yang menyenangkan sesama orang Muslim (artinya janganlah ditaburkan kemaksiatan yang mengundang lahirnya bencana). Kamu hilangkanlah susahnya. Kamu lunasilah hutangnya. Kamu usirlah laparnya.
أَكْمَلُ المُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، اَلْمُوَطِؤُوْنَ أَكْنَافًا، اَلَّذِيْنَ يَأَلْفُوْنَ و يُؤْلَفُوْنَ (رواه الطبراني و أبو نعيم)
Iman orang-orang Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya, lembut perangainya, bersikap ramah dan disukai pergaulannya (HR.Thabrani).[6]
Dan Aku, Muhammad SAW, lebih senang bersama saudaraku dalam satu keperluan yang diatasi secara bersama, daripada beri’tikaf di masjidku ini, yakni Masjid Nabawi di Madinah, selama sebulan penuh”.
Pesan Nabi SAW juga menegaskan,
اُعْبُدُوْا الرَّحْمَنَ، و أطْعِمُوا الطَّعَامَ، و أفْشُوا السَّلاَمَ، تَدْخُلُ الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ(رواه الترمذي و أحمد و البخاري)
Sembahlah Yang Maha Pengasih (Allah ‘Azza Wa Jalla), dan berilah makanan (kepada orang yang perlu diberi makan, yakni fuqarak wal masakin atau dhu’afak), dan sebarkanlah salam(kepada semua orang di dalam pergaulan kehidupan), niscaya kamu akan masuk sorga dengan salam (penuh keselamatan). (HR.Tirmidzi) [7]
Mari kita tumbuhkan kebahagiaan dalam memberi sebagai satu sikap jiwa (mental attitude) yang berguna mengubah dan memberi kecerahan dalam hidup,dengan amanah jujur dan benar seperti dilakukan Khalifah Umar bin Khattab dalam upaya menyejahterakan kaum dhu’afak dalam rangka ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
تَعْبُدُ الله ولا تُشْرِك بِهِ شَيْئًا، و تُقِيْمُ الصَّلاَةَ، و تُؤْتِي الزَّكَاةَ، و تَصِلُ الرَّحِمَ
Sembahlah Allah SWT dan jangan sekutukan Dia dengan apapun. Dirikanlah Shalat, keluarkan zakat, dan sambunglah tali silaturrahim.
Sediakanlah diri mengetok hati” kalangan yang berpunya dan ingatkan kepada mereka bahwa di tangan-nya ada hak orang lain, yang wajib dikeluarkan. Sehingga kesen­jangan sosial teratasi. Wa ila’ilahi turja’ul umuur.
Menapak ke Alaf Baru
Awal abad ke XXI ini, setiap Mukmin berkewajiban membuat perencanaan masa depan yang matang dengan komitment penyerahan diri (tawakkal) yang jelas dalam sikap taqwa yang konsisten.
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.59, Al Hasyr:18)
Secara umum, langkah pertama menghidupkan kembali Silaturrahmi diantara kita, maknanya membangun hidup bermasyarakat yang saling menyayangi,
مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ، لاَ يَرْحَمُهُ اللهُ. (متفق عليه)
Yang tidak bisa menyangi sesama manusia tidak akan disayangi oleh Allah. (Muttafaqun- ‘alaih).[8]
Kepercayaan diri akan lenyap tatkala manusia lupa kepada Tuhannya. Membelakangi ajaran agama berakibat terbukanya pintu kemaksiyatan. Benteng dirihanya dengan mengamalkan intisari ajaran tauhid. Berupaya keras menjadipenyayang sesama umat. Sebagai pesan Rasulullah SAW,
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوْا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمُ اللهُ مَنْ فِي السَّماَءِ. (رواه أبو داود)
Orang-orang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang, maka sayangilah penduduk bumi agar yang di langit ikut pula menyayangimu. (HR.Abu Daud).[9]
Allahu Akbar Wa lillahil-hamd,
Alangkah luas lapangan kebajikan itu. Tugas setiap Mukmin menciptakan masyarakat bahagia. Di awali dengan menumbuhkan rasa bahagia dalam memberi, dilaksanakan dengan serba kerelaan. Tujuannya hanya mengharap redha Allah.
Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS.42, Asy-Syura:23)
Membangun Jembatan Rasa
Membangun Jembatan rasa yang kokoh kuat, di ikat oleh hati dan jiwa dalam kemasan kalimat tauhid. Kesatuan hati dan hati menjadi sumber kekuatan yang ampuh dalam ukhuwwah. Masyarakat akan rusak ketika hati tidak mau bertemu. Mempertemukan hati dengan hati hanya mungkin dengan kekuatan tauhid. Keyakina kepada Allah SWT. Kekuatan kalimah tauhid, atau kalimatun thayyibah, dapat membentengi ummat dan mampu menjadi kekuatan dalam membina persaudaraan atas dasar ukhuwwah imaniyah.
Kalimah tauhid adalah seumpama pohon yang kokoh kuat dengan urat menghunjam bumi dan pucuk melembai awan. Demikian satu bentuk kerukunan ummat bertauhid, sebagaima digambarkan oleh Allah SWT..
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS.14, Ibrahim : 24-25).
Di pagi yang mulia, di hari jamuan Allah ini, kita awali bertakbir membesarkan Asma Allah, agar kita tidak menjadi golongan yang melupakan Allah, yang telah menganugerahi kita nikmat Nya. Supaya kita tidak terjerembab kedalam kehidupanummat yang lupa diri.
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS.59, Al Hasyr :19).
Allahu Akbar Wa lillahil-Hamd.
Mudah-mudahan pada hari ini, kita semua dapat menciptakan suasana gembira dengan kesederhanaan, serta dapat pula menciptakan kebahagian disekitar lingkungan kita. Amin Yaa Mujiib as-Saailina.
Do’a Penutup
Allahumma Yaa Rabbana, Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami semua ummat Mu yang memiliki sibghah, memiliki jati diri. Mememiliki keteguhan ‘izzah nafsi, tahu akan martabat diri.
Yaa Allah, Ya Rabbana, dengan hati yang bersih penuh harap, dengan kedua telapak tangan kami menengadah kepada MU, kami bermohon kepada MU ;
Jangan Engkau jadikan kami menjadi ummat buih (ghutsa-an ka ghutsa-as-sail), yang dipermainkan serta diperebutkan oleh orang-orang yang tengah kelaparan, seakan memperebutkan sepiring makanan dihadapan mereka.
Wahai Allah, Yaa Lathief, hindarkan bangsa ini, bangsa Indonesia yang besar ini dari penyakit wahn, yakni penyakit hubbud-dunya, mencintai dunianya amat-sangat berlebihan sehingga mau menjual diri dan keyakinan mereka.
Yaa ‘Aziiz, hindarkan bangsa ini dari penyakit karahiyatul-maut, penyakit enggan beramal dan berjihad dijalan MU.
Allahumma Yaa Ghaffar, Kami menyadari sudah banyak nikmat MU kepada kami. Namun terkadang kami selalu lupa mensyukurinya. Kami sadar telah banyak kesalahan dan kezaliman kami lakukan, sadar ataupun tidak, tapi kami lalai memohon ampun. Yaa Rahmanu Yaa ‘Aziizu, ampunilah kami semua.
Ampunilah kedua orang tua kami. Bimbing kami dan pemimpin bangsa kami selalu beribadah kepada MU,
Yaa Mujiibu, Jadikan kami hamba-hamba MU yang selalu beribadah kepada MU, sesuai maksud Engkau menciptakan kami.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Allahumma, Yaa Rahiim, Yaa ‘Aziiz, Yaa Jabbar, Yaa badii’us-samawati wal ardhi,
Hindarkan bangsa kami dari keruntuhan karena kelalaian orang-orang bodoh ditengah kami. Berikan kami kekuatan dan ketabahan dalam memikul setiap amanah menciptakan kebahagiaan duniawi dan ukhrawi secara tauhidik, integralistik.Hindarkan kami wahai Rahman, dari perpecahan dan poergaduhan yang akan menyebabkan hilangnya semerbak kami.
Yaa Malikul Quddus, as Salamul Mukminul Muhaimin,
Jadikan kami semua hamba yang mencintai Al Quran, dan mampu mengamalkan al Quran.
Dengan Al Quran ini, Yaa Allah, Engkau telah keluarkan ummat manusia dari kegelapan jahiliyah kealam terang benderang dengan bimbingan hidayah,
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS.14,Ibrahim:1)
Tiada yang lain tempat kami meminta, hanyalah Engkau semata. Tiada yang lain yang kami sembah, kecuali hanyalah Engkau saja.



[1] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[2] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
[3] Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa Dia tidak akan memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri ‘Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh mema’afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu.
[4] HR. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Sahl bin Sa’ad. Lihat al Ahadist as-Shahihah, Albani : 800)
[5] Dalam al Munthaqa min at-Targhib (1517) dan Majma’ az-Zawaaid (8/16), juga riwayat Thabarani, sanad baik dari Zurarah bin Abi Aufa.
[6] HR.Thabrani di dalam al Ausath dan Abu Nu’aim dari Ibnu Sa’ad. Albani menghasankan di dalam Shahih al Jami’ as-Shaghir.
[7] HR. Tirmidzi, katanya hasan shahih (1856), Ahmad dalam al- Musnad (6587), dan Syaikh Syakir menshahihkannya, juga Bukhari dalam al-‘Adab al Mufrad (981).
[8] Riwayat dari Imam Bukhari ditemui didalam al Adab dan Imam Muslim dalam al Fadhaa-il.
[9] Shahih Abu Dawud (4921), dan Imam Tirmizi menyebutnya Hasan Shahih (1925).

Doa penutup:

Marilah kita berdoa pada penutup khutbah ini semoga dikabulkan semua permohonan kita


Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.


اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.

اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكََّ

Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu..

اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين

Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.

اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين

Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.

اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللهم إنا نسألك من الخير كله ما علمنا منه ، وما لم نعلم ، وباسمك العظيم الذي إذا دعيت به أجبت ، وإذا سئلت به أعطيت و نسألك أن تغفر لنا ذنوبنا و لوالدينا و لجميع المسلمين و المسلمات.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِنا دِينِنا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِنا دُنْيَاناَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِنا وَأَصْلِحْ لِنا آخِرَتِنا الَّتِي فِيهَا مَعَادِنا وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, Perbaikilah untuk kami agama kami, Yang menjadi benteng segala urusan kami. Perbaikilah urusan dunia kami, Yang di dalamnya terdapat penghidupan kami
Dan perbaikilah akhirat kami yang akan menjadi tempat kembali kami, Jadikanlah hidup ini wadah bertambahnya segala kebaikan bagi kami, Dan jadikanlah mati sebagai titik henti untuk kami dari segala keburukan

اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ
Ya Allah kami memohon kepadaMu keteguhan dalam melaksanakan ajaranMu dan kekuatan tekad untuk menepati jalan petunjuMu
Kami memohon kepadaMu untuk dapat mensyukuri ni'matMu dan beribadah menghambakan diri dengan baik kepadaMu
Kami memohon kepadamu hati yang suci sejahtera dan lisan yang jujur
Kami memohon kepadaMu kebaikan yang Engkau Maha Mengetahuinya
Dan kami berlindung kepadaMu dari kejahatan yang Engkau Maha Mengetahuinya

اللَّهُمَّ إِنّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِنا وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنا وَمَالِنا اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْراَتِنا وَآمِنْ رَوْعَاتِنا اللَّهُمَّ احْفَظْنِا مِنْ بَيْنِ أيَدَيناَ وَمِنْ خَلْفِنا وَعَنْ يَمِينِنا وَعَنْ شِمَالِنا وَمِنْ فَوْقِنا ونَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنا

Ya Allah kami mohon kepadaMu, keampunan dan kesejahteraan bagi agama dan urusan dunia kami, bagi keluarga dan harta kami
Ya Allah tutuplah aib dan cela kami, Dan ubahlah rasa takut kami menjadi rasa aman damai, Peliharalah kami dari depan dan dari belakang kami, Dari Kanan dan dari kiri kami, Dan dari atas kami dan dari bawah kami, Dan kami berlindung di bawah kemahaagunganMu, Dari malapetaka yang ditimpakan kepada kami, Dari arah bawah kami, Ya Allah ampunilah kesalahan kami, ketidaktahuan kami, Dan sikap berlebih lebihan kami dalam urusan kami, Dan hal hal yang engkau lebih tahu dari kami
Ya Allah ampunilah dosa dosa kami yang dilakukan dengan sungguh, Sungguh dan main main, Ketidaksengajaan kami dan kesengajaan kami
اللَّهُمَّ إِنِّا عَبْيدُكَ وَابْناءُ عَبْيدِكَ وَابْناءُ إمائِكَ نَاصِيَتِنا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّنا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيناَ قَضَاؤُكَ نَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْوبنا وَنُورَ صَدْورنا وَجِلَاءَ أحُزاْننا وَذَهَابَ همومناِّ

Ya Allah,
Kami adalah hamba-hambaMU, anak-anak dari hamba-hambaMu, ubun-ubun kami di tanganMu, ketentuanMu terlaksana pada diri kami, keputusanMu sangat adil pada kami, Kami memohon kepadaMu dengan seluruh asma yang Engkau mliki, yang Engkau namakan diriMu dengan asma itu, dan Engkau wahyukan asma itu dalam kitabMu atau Engkau ajarkan asma itu kepada salah seorang hambaMu atau Engkau Khsususkan asma itu untuk diriMu dalam ilmu ghaib di hadiratMu, kami mohon kepadaMu agar jadikan Alquran yang agung ini sebagai tanaman yang subur di hati kami, cahaya terang di dada kami, menjadi penyirna kesedihan kami, dan penghapus keresahan dan kedukaan kami.

اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنْ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِا مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِنا وَتَوَفَّنِا إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِنا وَنَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَكَلِمَةَ الْإِخْلَاصِ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ وَنسْأَلُكَ نَعِيمًا لَا يَنْفَدُ وَقُرَّةَ عَيْنٍ لَا تَنْقَطِعُ وَنَسْأَلُكَ الرِّضَاءَ بِالْقَضَاءِ وَبَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَفِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ

Ya Allah Kami mohon kepadaMu rasa takut kepadaMu di saat dilihat orang ataupun tidak dilihat .
Kami memohon kepadaMu ucapan hak di saat marah dan di saat hati lega. Aku memohon kepadaMu keni'matan yang tiada habis-habisnya dan kesenangan batin yang tiada putus-putusnya
Kami memohon ridlo setelah datang keputusnMu dan rasa kesejukan hidup ssetelah mati
Dan kami memohon kepadaMu kelezatan memandang wajahMu yang Mulia dan kerinduan untuk berjumpa dengan Mu dengan tanpa mengalami kesengsaraan yang memudlorotkan dan tanpa mengalami ujian yang mengakibatkan kesesatan
Yaa Allah Hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami pembawa petunjuk jalan yang berjalan di naungan hidayahMu


رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Wahai Tuhan kami, Karuniakan kepada kami Kebaikan di dunia Dan di akhirat, Dan peliharalah kami Dari adzab api neraka


No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook