. JANGAN PERNAH
SEKALIPUN
MERAGUKAN KEADILAN TUHAN
KETKA PENDERITAAN, MELAMPAUI BATAS
HAMPIR TIADA, ORANG YANG IKHLAS
TAK SEORANGPUN, MERASA BELAS
SEDANGKAN MUSIBAH, TERUS MENGGILAS
M.RAKIB LPMP RIAU INDONESIA
Wahai teman,
adik dan saudara – sudara sekalian. Jika kita meragukan manusia dalam
kemampuannya untuk bersikap adil, itu wajar. Karena sebaik atau sepandai apapun
manusia, terkadang penilaiannya tidak tepat atau tidak konsisten. Tapi, jangan
pernah meragukan keadilanNYa, karena Allah benar-benar Maha Adil. Jikapun
dengan kasat mata kita saksikan ketimpangan-ketimpangan, jangan pernah ragukan
Keadilan-NYA dalam menetapkan sesuatu. Sungguh, ilmu kita sangat sedikit untuk
dapat memahami-NYA. Jangan pernah sekalipun meragukan segala sifat dan nama
baik yang disandangNYA.
Kita sering mempertanyakan hal-hal sebagai
berikut , kenapa ada sebagian orang yang begitu mengharap dan mendambakan
momongan, tidak jua diberi. Sementara, sebagian orang yang tidak mengharap,
bahkan tidak menginginkannya, justru Allah titipkan benih di rahimnya. Kemudian
mereka mempertanyakan keadilan Allah. Sesungguhnya, ketika memberi atau tidak
memberi, Allah menunjukkan sifat Maha Kuasa-NYa. Sesungguhnya, ketika memberi
atau tidak memberi, Allah tetap menunjukkan sifat Keadilan-Nya.
BUK ELI WI Pekanbaru, menceritakan curhat dari temannya, seorang ibu guru asal Bengkalis, yang kena musibah bertubi-tubi, sampai dia meragukan keberadaan Tuhan..Katanya Tuhan tidak adil. Apa arti adil atau konsep adil bagi kita? Adil
bukan berarti sama rata. Adil bukan berarti seimbang. Adil bukan berarti setiap
orang harus diperlakukan sama persis. Adil adalah menempatkan sesuatu pada
tempatnya secara proposional.
Sebagai contoh, kita memiliki 2 orang anak. Yang
pertama sudah SMP yang kedua masih TK. Ketika memberi uang jajan, kita beri
sang kakak dan sang adik sama banyak, misalnya Rp 2000,-. Sementara sang kakak
sekolah naik angkot pulang pergi dan tiba di rumah menjelang sore. Sang adik
sudah diantar ibunya, pulangpun sebelum dzuhur. Adilkah kita kepada kedua anak
kita dalam memberi uang jajan?
Sungguh, segala sesuatu telah Allah tetapkan
sesuai takaranNYa, dan Allah tidak akan pernah salah dalam menakar. Setiap kita
diuji ,sesuai dengan batas
kemampuan kita, dan hanya Allah yang Maha Tahu batas kemampuan kita dibanding
kita sendiri. Anak adalah amanah sekaligus ujian bagi kedua orang tuanya. Kita
ingin, dan merasa mampu. Tapi, bagaimana menurut Allah?
Di sisi lain, ada yang sudah punya anak banyak,
sudah komplit pula, lagi-lagi diberi keturunan. Kemudian dengan susah payah
berusaha digugurkan, karena merasa tidak ingin dan merasa tidak mampu. Siapa
yang lebih dapat menilai mampu atau tidaknya kita selain Allah? Jika Allah
memberi, itu tandanya kita mampu. Masalah rezeki? Insya Allah sudah Allah
sediakan. Allah berfirman; “Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena
takut miskin. Kamilah yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepada
kamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang sangat besar.”
[Al-Israa : 31]
…………
Saya memiliki kerabat. Orangnya sangat baik.
Dermawan dan ringan tangan. Kemudian saya saksikan, kesulitan-kesulitan hidup
bertubi-tubi menimpanya. Dia datang kepada saya, kemudian bercerita bahwa dalam
kesedihannya kadang ia bertanya pada dirinya, apa dosa saya sehingga hidup saya
seperti ini? Apa dosa
saya sehingga Allah menghukum saya seperti ini? Rasanya tidak
adil…Astaghfirullah…Ia “menggugat” Allah tentang apa yang menimpa dirinya.
Begitu banyak yang terjadi dalam kehidupan kita.
Ada yang kita sukai dan ada yang tidak kita sukai. Tapi, apapun itu, jangan
sampai membuat kita meragukanNya, jangan sampai kita mempertanyakan
tindakanNYa. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 216; “ Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan
kamu tidak mengetahui.”
Jadi, andai kita tertimpa musibah bertubi-tubi, padahal
kita rajin ibadah dan menjalani hidup ini secara baik, jangan pertanyakan
tentang keadilan Allah. Karena masalah musibah bukan tentang Allah adil atau
tidak adil. Tapi karena musibah memang bagian dari takdir-NYA. Sungguh, Allah
Maha Adil. Dan telah Allah tetapkan segala sesuatu sesuai porsinya.
Jangan pernah merasa diperlakukan tidak adil oleh
Allah. Justru kita yang harus bertanya kepada diri kita sendiri, adilkah kita
terhadapNYA? Jika mau hitung-hitungan, kitalah yang banyak berbuat tidak adil
terhadapNYA. Terhadap nikmat-nikmat Allah, sudahkah kita mensyukurinya? Jikapun
telah kita syukuri, setarakah syukur kita dengan segala nikmat yang telah
dilimpahkanNYa kepada kita?
……..
Kegamangan kita dalam meyakini sifat adilNYA dan
sifat-sifat Allah yang lain, sedikit demi sedikit akan merusak aqidah kita.
Karena sebagai muslim,
kita harus yakin dengan segala sifat dan nama baikNYA. Kita adalah yang
dicipta, dan Allah yang mencipta. Kita adalah yang diberi dan Allah sang
Pemberi. Tapi, wajibkah Allah memberi setiap yang kita minta?
Terkadang pula, kita merasa harus diberi yang
terbaik atas keshalehan yang kita lakukan. Kita ‘menuntut’ Allah bertindak adil
sesuai kriteria adil dalam benak kita. Kehidupan kita harus berjalan baik
sesuai kebaikan yang
kita lakukan. Kalau ada orang yang sikapnya buruk, maka kehidupannya harus
buruk. Itu baru adil, menurut kita. Lalu apa artinya janji surga dan neraka,
jika setiap orang sudah dibalas sesuai perbuatannya di dunia ini?
Allah benar Maha Pengasih, tapi Allah tidak harus
mengasihi setiap maklukNYA dengan cara yang sama khan? Ada yang Allah kasihi
dengan kenikmatan hidup, karena dengan cara itulah sang hamba mendekat
kepadaNYA. Ada yang Allah kasihi dengan cara memberinya cobaan, karena dengan
cara itu sang hamba mendekat kepadaNYA.
Sekali lagi, jangan pernah meragukanNYA. Jangan
pertanyakan Keadilan-NYA. Jangan sangsikan cinta-NYA. Jangan tidak yakin dengan segala Sifat
dan Nama Baik-NYA. Allah Maha Rahim dan dengan kerahiman-NYA, Allah hanya
menghendaki kebaikan kepada setiap hamba-hamba-NYA. DIA adalah Allah. Dan DIA
pasti adil, dan kita harus mengakuinya sekalipun tidak dapat memahaminya. Allah
berhak melakukan apapun terhadap hidup kita, dan DIA tetap Adil dengan segala
perbuatanNYA.
No comments:
Post a Comment