“KEHIDUPAN DUNIA ITU TIDAK
LAIN HANYALAH KESENANGAN YANG MENIPU.” (ALI ‘IMRAN: 185)
BUDAYA
SEKULER BARAT MERUSAK GENERASI
BERGAUL
BEBAS, TIADA PERNAH NGERI.
MUDAH
TERKENA, AIDS MERUSAK DIRI
JAUH
DARI, MORAL KITAB SUCI
M.Rakib Ciptakarya. LPMP Pekaanbaru Indonesia. 2014
Maaf ini adalah nasehat untuk saudara-saudara KU terkhusus para pemuda
dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka
sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang
harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa
muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan
mereka dari mengingat Allah subhanahu wata’ala sebagai penciptanya, agar mereka
tidak terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa
akan negeri akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian
menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian menginginkan
jannah (surga) Allah subhanahu wata’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata’ala itu
diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan
untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini
hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan
menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di
negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.” (Ali ‘Imran: 185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah
subhanahu wata’ala telah menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula
memberikan kita kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih
sebuah tujuan mulia. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas
utama yang harus dijalankan oleh setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam
menjalankannya. Yaitu dengan beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan
pahala dari Allah subhanahu wata’ala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau
karena gengsi terhadap orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam
rangka agar dikatakan bahwa kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah
orang-orang shalih atau bentuk pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas
di benak kalian: beribadah nanti saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda,
gunakan untuk foya-foya. Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang
mengajak kita untuk menjadi teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh
Allah subhanahu wata’ala, berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini?
Jawabannya adalah sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا
تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa
yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (Luqman: 34)
Cut Tari memberi komentar atas videonya, orang-orang
itu pasti membantah “kayak kalian yang
paling suci aja”. Lalu, ketika banyak orang yang meminta Ariel dihukum
seberat-beratnya karena karena khawatir
dampak buruk yang disebarkan ke masyarakat, orang-orang itu berkata “Itu
tergantung pendidikan dari rumah”, “Jangan suka men-judge, kalian bukan Tuhan”, “biarlah Tuhan yang menghukum”.
Sedangkan pengacara-pengacara artis tersebut berkata “itu koleksi pribadi,
mereka tidak salah yang salah adalah yang menyebarkan, mereka (Ariel-Cut Tari)
adalah korban (?)”
Semakin kita mengutuk aksi Ariel-Luna-Cut tari,
maka kitalah yang salah, kitalah yang kuno, kitalah yang sudah ketinggalan
zaman. Seolah-olah hak kita untuk melindungi keluarga kita dari dampak yang
ditimbulkan adalah bentuk dari sikap ultrakonservatif yang norak dan harus
ditinggalkan. Standar moral kita harus diganti, harus lebih “western”
dan harus lebih “terbuka”, supaya kita bisa maju dan sejajar dengan
negara-negara barat yang lebih liberal. Urus moral masing-masing dan Jangan sok
suci!.
M.Rakib Muballigh IKMI Riau Indonesia.2014
Tidak sedikit yang berpuasa namun masih bermaksiat. Lihat
saja para wanita ada yang sengaja membuka auratnya ketika puasa, padahal hal
itu tidak dibolehkan bahkan termasuk dosa besar. Namun pamer aurat itu masih
terus dilakukan meskipun di bulan suci Ramadhan.
Wacana
Pluralisme dan temen-temennya tak pernah habis menghantui dan merusak kaum REMAJA
Muslim. Walaupun MUI telah mengeluarkan fatwa haramnya
paham sekularisme, liberalisme dan pluralisme pada tahun 2005, tetap saja
pluralisme melenggang kangkung diusung media.
Walhasil, umat Islam pun menjadi
bingung, semua yang pro dan kontra dengan sepilis
(sekulerisme-pluralisme-liberalisme) ini semua mengatasnamakan Islam, mana yang
harus dipercaya, yang mana yang harus diikuti menjadi samar. Banyak diantara
kaum muslim akhirnya yang memilih untuk tidak perduli. Oleh karena itu tulisan
ini bertujuan untuk meletakkan sebuah pemahaman yang benar tentang faham
Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme.
Secularism means:
• in philosophy, the belief that life can be best lived by applying ethics, and the universe best understood, by processes of reasoning, without reference to a god or gods or other supernatural concepts.
• in society, any of a range of situations where a society less automatically assumes religious beliefs to be either widely shared or a basis for conflict in various forms, than in recent generations of the same society.
• in government, a policy of avoiding entanglement between government and religion (ranging from reducing ties to a state church to promoting secularism in society), of non-discrimination among religions (providing they don’t deny primacy of civil laws), and of guaranteeing human rights of all citizens, regardless of the creed (and, if conflicting with certain religious rules, by imposing priority of the universal human rights).
Secularism can also mean the practice of working to promote any of those three forms of secularism.
Retrieved from “http://en.wikipedia.org/wiki/Secularism“• Secara filosofi, pandangan yang menganggap bahwa kehidupan dapat dijalani paling baik dengan menggunakan etika, dan pengertian paling baik dari alam semesta, melalui proses argumentatif, tanpa merujuk kepada tuhan atau (banyak) tuhan atau konsep supernatural.
• Pada masyarakat, semua dari
kisaran situasi dimana suatu masyarakat lebih sedikit yang secara otomatis
mengasumsikan kepercayaan agama sebagai andil besar atau dasar daripada masalah
dalam berbagai bentuk daripada generasi belakangan di masyarakat yang sama.
• Pada pemerintahan, kebijaksanaan yang menghindari keterkaitan antara pemerintahan dan agama (berkisar dari mengurangi keterikatan pada negara-gereja sampai mempromosikan sekularisme pada masyarakat), non-diskriminasi pada agama (memaksa mereka untuk tidak mengingkari keutamaan dari hukum sipil), dan menjamin HAM semua warganegara (dan, bila bermasalah dengan aturan agama tertentu, dengan memprioritaskan hukum hak asasi universal)
Sekularisme juga bisa berarti mempraktekan atau berusaha untuk mempromosikan/menyebarkan salah satu dari tiga bentuk sekularisme diatas.
Liberalism
is a political current embracing several historical and present-day ideologies
that claim defense of individual liberty and private property as the purpose of
government. It typically favors the right to dissent from orthodox tenets or
established authorities in political or religious matters. In this respect, it
is sometimes held in contrast to conservatism. Since liberalism also focuses on
the ability of individuals to structure their own society, it is almost always
opposed to totalitarianism and collectivist ideologies, particularly communism.
Retrieved from “http://en.wikipedia.org/wiki/Liberalism“
Retrieved from “http://en.wikipedia.org/wiki/Liberalism“
Liberalisme
adalah gerakan politik mencakup pandangan kuno dan modern yang menjamin
kebebasan individual dan kepemilikan privat sebagai tujuan dari pemerintahan.
Cirinya melindungi hak untuk bertentangan dari dalil/pengajaran agama atau
menetapkan kewenangan dalam masalah politik atau agama. Dalam pembahasan ini,
liberalisme terkadang kontras dengan konservatisme. Karena liberalisme
memfokuskan kepada kemampuan individual dalam membentuk struktur masyarakat,
maka hampir selalu bertentangan dengan totaliterisme dan ideologi kolektif
(sosialis), khususnya komunisme
In
the social sciences, pluralism is a framework of interaction in which groups
show sufficient respect and tolerance of each other, that they fruitfully
coexist and interact without conflict or assimilation
Pluralism
also implies the right of individuals to determine universal truths for
themselves.
Retrieved from “http://en.wikipedia.org/wiki/Pluralism“
Retrieved from “http://en.wikipedia.org/wiki/Pluralism“
Pada
ilmu sosial, pluralisme adalah kerangka aktivitas interaksi dimana suatu
kelompok menunjukkan rasa hormat yang baik dan toleransi satu samalain, mereka
saling mengakui dan berinteraksi tanpa konflik atau asimilasi.
Pluralisme juga bahwa individu-individu mempunyai hak untuk memutuskan “kebenaran universal” untuk mereka.
Pluralisme juga bahwa individu-individu mempunyai hak untuk memutuskan “kebenaran universal” untuk mereka.
Konon
beritanya HTI Press. Banyuwangi.
Tim Sekolah Muslimah HTI mengadakan serangkaian acara dengan tema besar HTI
Peduli Generasi “Selamatkan Generasi dari Pergaulan Bebas dan HIV AIDS. Acara
diselenggarakan dari bulan Desember hingga bulan Februari. Acara ini meliputi
roadshow berupa sosialisasi tentang bahaya pergaulan bebas dan HIV-AIDS ke
sekolah-sekolah dan radio, dilanjutkan dengan Talk Show Guru untuk
menyelamatkan generasi dari pergaulan bebas dan diakhiri oleh Klinik Remaja
Islam (KRI) dengan tema Stop Pergaulan Bebas dengan Islam. Serangkaian acara
yang diadakan ini mendapat respon positif dan sambutan hangat dari beberapa
sekolah.
Acara
terakhir KRI yang merupakan acara penutup ini diadakan Ahad, 9 Februari 2014 di
OCL SMAN 1 Giri Banyuwangi, acara ini mendapat dukungan dari Departemen
Pendidikan Nasional dan Kepala Sekolah SMAN 1 Giri. Puluhan siswi dari beberapa
sekolah se-Banyuwangi berdatangan dalam talkshow yang menghadirkan kak Lilis
Sulistyo Wati, S.E (Koordinator Tim Sekolah MHTI Banyuwangi) dan Ustadzah
Huriyyah Azizah, Spd.i yang merupakan perwakilan dari Departemen Agama. []
Mewaspadai Liberalisasi Remaja Melalui Budaya Valentine
HTI Press. Remaja makin
mengkhawatirkan. Berbagai pemahaman negatif mudah sekali bercokol dalam benak
pemilik darah muda ini. Tak beda dengan remaja Indonesia saat ini, remaja
Lampung pun demikian. Dalam euforia valentine yang semakin kental dalam
perhelatan tahunan masyarakat, remaja pun semakin menikmati sajian aktivitas
dari budaya Barat ini. Dan dipastikan, remaja kian liberal (bebas). Tata
pergaulan makin jauh dari Islam. Akhirnya, remaja mulai kehilangan jati diri
seorang remaja muslim. Remaja yang smart, taat pada perintah Allah dan selalu
melakukan hal-hal yang positif.
Kesalahan krusial terjadi pada remaja, peran
keluarga yang lemah, masyarakat yang semakin acuh, dan didukung dengan
kebijakan pemerintah yang tidak preventif. Kunci permasalahan tidak lain dari
akidah. Akidah individu remaja yang lahir dari didikan keluarga sejak dini,
yang terpancar darinya aturan-aturan Allah untuk menjalani aktivitas hidup. Dan
ini juga membutuhkan dukungan peran dari negara dan adanya kontrol dari
masyarakat. Semua ini akan menjadi padu dan terlaksana jika yang diterapkan
adalah sistem yang berdasarkan aturan Islam. Islam rahmatan lil ‘alamin.
Uraian tersebut disampaikan oleh Siska Maylana
Dari, S.Pd (Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Chapter Kampus Lampung) dalam kerja
sama siaran program live interactive “Halo Lampung” di Radar TV
Lampung pada Selasa (5 Februari 2013). Siaran yang berlangsung di bulan yang
ketat dengan nuansa pink ini mengusung tema “Liberalisasi Remaja Melalui Budaya
Valentine”.
“Valentine’s day bukan berasal dari Indonesia.
Terlebih lagi bukan berasal dari Islam. V day berasal dari Romawi kuno. Ketika
Barat masuk ke Indonesia, budaya ini mulai dicekokkan ke masyarakat. Dan remaja
yang minim pedoman sangat menyenangi budaya Barat yang serba membebaskan.
Budaya yang dipengaruhi oleh kapitalis-sekuler. Di satu sisi, V day dan
perayaannya jelas haram karena bukan dari Islam.” Tambah Siska.
Beberapa pertanyaan positif terlontar dari
beberapa pihak orang tua yang miris melihat kondisi remaja saat ini. Pak Rusdi
(Lampung Timur) menanyakan tentang cara untuk menarik remaja agar tercegah dari
budaya yang sebar bebas. Dari Ibu Sari (Lampung Utara) menanyakan tentang
pembelian pernak-pernik V day. Dari Pak Hendra (Natar) menanyakan tentang ada
tidaknya kajian intensif untuk membahas kebobrokan remaja di Lampung.
Penelpon terakhir dari Ibu Tini (Kemiling)
menanyakan bagaimana cara menyadarkan remaja muslim yang sebenarnya sudah tahu
bahwa V day itu haram. Semua pertanyaan yang didapat mendapat penjelasan dari
narasumber dengan jelas dan gamblang.[]
No comments:
Post a Comment