Sunday, February 9, 2014

PANTUN ULANG TAHUN.....Oleh Drs.H.M.Rakib, S.H.,M.Ag



PANTUN ULANG TAHUN
Oleh  Drs.H.M.Rakib, S.H.,M.Ag

Ada tikungan, sumur dan lembah,
Pohon kuini, ditebang orang.
Dari segi hitungan, umur bertambah,
Sebenarnya kini, kian berkurang.

Tahun Hijriah telah berganti,
bulan Muharram kini telah datang.
Berharap usia kan diberkati,
ketika akhir mulai menjelang.


Bulan muda cahayanya redup,
di musim hujan tertutup awan.
Senang susah garisnya hidup,
yang penting iman kepada Tuhan

.
Hendak cerah,cerahlah awan,
walau mendung kan datang juga.
Hendak kerja,kerjalah badan,
Wajib dan sunnah tetap dijaga.


Kompilasi Pantun Agama, Nasehat, Pengantin Baru, Malam Minggu, Ulang Tahun
PANTUN PAGI

Asalnya bangku darilah rotan,
asalnya rotan di rimba sana.
Sesal dahulu itu pendapatan,
sesal kemudian tiada berguna.


Hendak mengkal,mengkal sebiji,
jangan semua yang diperamkan.
Hendak sesal,sesallah diri,
janganlah taqdir yang disalahkan.

Buah mengkudu hendak dipetik,
dibuat minum lepas dahaga.
dengarlah selalu nasehat baik,
supaya hidupmu akan bahagia.

PANTUN SENIN MALAM

Musim kemarau mulai datang,
hujan yang turun makin sedikit.
Yakin dirantau nasib kan menang,
bertahan hidup senang dan sakit.

Cuaca jadi panas menyengat,
banyaklah orang dinginkan diri.
Ayah dan ibu selalu diingat,
doa diminta restu dicari.
Hendak beli,belilah pita,
janganlah lupa tambahlah satu.
Hendak pergi,pergilah kita,
janganlah lupa mintakan restu.


PANTUN SENIN PAGI
Reduplah sudah surau dilintau,
dimasa kini suraupun kosong.
Hidup di dunia bagai merantau,
dimasa tua rindukan kampung.


Pagi menjelang mentari datang,
burung berkicau riang gembira.
Usia lanjut menjelang petang,
akherat tentu tujuan mengarah.

Hendak pergi,pergilah rusa,
ke hutan lebat tempat tujuan.
Hendak cari,carilah dunia,
akherat juga tempat kan pulang.

PANTUN PENGANTIN BARU
Bulan redup sinari telaga,
indah merona si mawar biru.
Indahnya hidup bagaikan surga,
itulah suasana pengantin baru.

Bunga ditaman berkembang mekar,
harum tercium orang yang lalu.
Rasanya malam hanya sebentar,
ingin berdua sepanjang waktu.

Sang Mawar mekar berkuntum merah,
indah warnanya setiap kuntum.
Saling melirik tersenyum mesra,
semoga bahagia seribu tahun.

Terdengar sayup burung selayak,
pulang ke sarang dihari senja.
kalaulah sanggup beranak banyak,
kalaulah tidak sedikit saja.

lebah madu bunyi berdengung,
itu pertanda marahlah sudah.
Tak usah ragu tak usah bingung,
air mengalir ke tempat rendah.
hendak gugur,gugurlah nangka,
jangan terhalang lebatnya ranting.
Hendak tidur,tidurlah mata,
jangan mengenang masa pengantin.

Ranting tua daunnya muda,
daun yang gugur terus berganti.
Pengantin tua atau muda,
yang penting hidup selalu serasi.

PANTUN AHAD PAGI
Mentari redup dikala senja,
pulang ke sarang burung seriti.
Masa hidup berubah-ubah,
senang dan susah silih berganti.

Pergi petani menggiling beras,
beras dibawa dedak diambil.
Selagi muda bekerja keras,
kala dewasa memetik hasil.

Sumur di huma keringlah satu,
tak bisa lagi mandi disana.
Umur yang berkah sudahlah tentu,
semoga manfaat untuk sesama.

Rumput kiambang banyak tersebar,
tutupi kolam mengganggu padi.
Rezeki terkadang sulit dan lancar,
itulah sunnah dalam mencari.

Ingat selalu pepatah lama,
selagi kecil teranja-anjah,
setelah besar terbawa-bawa,
ketika tua tidak berubah

Gagah nian si kumbang jati,
pohon dikerat sampai ke pangkal.
Itulah jalan hidup sejati,
dunia akherat kerja maksimal.

Kuda diikat tonggaknya patah,
diganti unjar kayu ditebang.
Kadang berharap dapat kelapa,
ternyata jatuh si buah mumbang.

Duku dibuka manispun hadir,
pengobat dahaga ditengah hari.
Dhuha membuka rahasia taqdir,
mendapat bantuan malaikat Ilahi.

Sebutir padi jatuh di taman,
ditanam ia tumbuh disana.
Taqdir Ilahi jangan dilawan,
balasan ikhlas berlipat ganda.

PANTUN MALAM MINGGU
Ada rusa kena perangkap,
berlalu malam terasa dingin.
Ada rasa berujung harap,
semoga terkabul apa yang ingin.

Hendak merdu,merdu merpati,
janganlah putus suara indah.
Hendak rindu,rindulah hati,
janganlah pupus asa didada.

Hendak ke huma jalannya licin,
hanya membawa bekal yang ada.
Hendak bertemu tapi tak mungkin,
hanyalah doa dipanjat jua.

Ruang tunggu tiada meja,
kursi tersusun dibawah atap.
Malam minggu masih bekerja,
itulah kalau banyak berharap.

Randu ditepi randu dirawa,
apalah beda dahan menjuntai.
Rindu hati rindu rasa,
apalah daya tangan tak sampai.

Rentak zapin mendayu-dayu,
disambut dengan tarian tanggai.
Hendak rindu biarlah rindu,
sedih dijiwa bila tak sampai.

Ditunggu-tunggu dak hujan-hujan,
kering sudah jemuran kain.
Ditunggu-tunggu tak datang-datang,
berarti sudah punya yang lain.

Biar-biarlah batu direndam,
kerasnya tetap seperti dulu.
Biar-biarlah rindu dipendam,
obatnya kelak akan bertemu.

Yang dibatu tetap terkapar,
yang dibata ditetak pisau.
Yang dirindu tak tak ada kabar,
ternyata sudah senang dirantau.

PANTUN SIANG
Sebatang buluh dibuat bilah,
dipakai pagar rumah dikampung.
Segala taqdir garisan Allah,
itulah hidup harus berlangsung.

Tikar selembar dilipat-lipat,
dibawa pergi tempat kenduri,
Hidup yang sabar menjadi obat,
membawa hasil tenangnya diri.

Hendak ikat,ikatlah paku,
kelak pakunya akan karatan.
Hendak buat,buatlah laku,
kelak semua dipertanggungjawabkan.

PANTUN PAGI
Panas diobat air selasih,
akanlah baik dibuat pekat.
Usia bertambah rambut memutih,
pertanda akhir semakin dekat.

Hendak rapih,rapihlah babut,
tetap dibentang di surau juga.
Hendak putih,putihlah rambut,
semangat hidup tetap dijaga.

Buah kenari dimakan beruga,
dibawa lari kedalam taman.
Dunia dicari akherat dijaga,
supaya hidup selalu iman.


PANTUN ULANG TAHUN

ukat serumpun habis dibabat,
untuk dibawa ke kandang kuda.
Selamat ulang tahun sahabat,
moga usia mendapat berkah.


Jalan ke sumur sukatnya lebat,
tak jadi dibawa air di wadah.
Bertambah umur membaik sifat,
meningkat pula amal ibadah.

Hendak berduri,teruslah duri,
jalan ke ladang bersihkan juga.
Hendak mencari,carilah rezeki
usia berkurang perhatikan juga.

PANTUN MALAM
Hendak randu,biarlah randu,
randu dicari ambil kapasnya.
Hendak rindu,biarlah rindu,
rindu Ilahi paling utama.

Pergi ke surau di hari senja,
sambil mengaji belajar ibadah.
Pergi merantau semenjak muda,
tinggalkan ayah tinggalkan bunda.

Kalau orang tak suka cuka,
bisa diganti membeli laksan.
Kalau orang banyak yang suka,
dimana saja jadi tangisan.

Galangan disusun tanahnya rata,
kalau berkelok itu di hutan.
Usaha dulu baru meminta,
kabarnya sibuk berjalan-jalan.

Dingin pagi sedingin fajar,
malaslah orang pergi ke hutan.
Ingin berbagi ingin belajar,
semoga diberi-Nya keberkatan.

Tosan jangan dibikin azimat,
kalaulah salah Allah kan Murka.
Berbuat baik jadikan sifat,
niscaya hidup selalu berkah.

PANTUN PAGI
Pagi mendung hujanpun tiba,
burung tak jadi pergi ke hutan.
Ingin beruntung banyaklah doa,
sangka yang baik mari tanamkan

Mendung putih hujanpun lama,
segar dan hijau tanaman padi.
Beruntung bila ingat sesama,
tuk bekal kelak pabila mati.

Hendak mandi,mandilah kita,
jangan membuat basahnya sari.
Hendak cari,carilah harta,
jangan membuat lupanya diri.

PANTUN PETANG
Berburu kijang di hutan bambu,
dapat seekor puaslah sudah.
Guru yang datang berbagi ilmu,
supaya faham jadi bertambah.

Bermalam lagi tuk buru rusa,
kalau tak dapat pulangnya dalu.
Balai Teknologi membawa berkah,
bertemu lagi murid dahulu.

Hendak kata,katalah tuan,
tetapi tutur harus dijaga.
Hendak tua,tualah badan,
tetapi ilmu harus ditambah.

Buruan dicari sampai ke pinggir,
terus menuju ke hutan jati.
Ilmu dicari bagai musafir,
tiada berhenti sampai ke mati.


Sampai ke huma banyak keringat,
sejenak kerja terus berhenti.
Pepatah lama patut diingat,
hidup seperti ilmunya padi.


Hujanpun lebat menjelang fajar,
menjelang siang baru berhenti.
Ilmu dunia tuntut yang benar,
ilmu akherat bekal tuk nanti.\


Buruan dicari sampai ke pinggir,
terus menuju ke hutan jati.
Ilmu dicari bagai musafir,
tiada berhenti sampai ke mati.


Sampai ke huma banyak keringat,
sejenak kerja terus berhenti.
Pepatah lama patut diingat,
hidup seperti ilmunya padi.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook