Monday, August 25, 2014

KURIKULUM PAI M.Rakib LPMP Riau Indonesia. 2014



KURIKULUM   PAI
M.Rakib LPMP Riau Indonesia. 2014

Maurice Bucaille tak Ragu dengan Kebenaran Alquran

Penelitiannya tentang Mumi Firaun membawanya pada kebenaran Alquran.

Di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah.

Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille.
Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Dan, pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.

Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya. Anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya.

Namanya mulai terkenal ketika ia menulis buku tentang Bibel, Alquran, dan ilmu pengetahuan modern atau judul aslinya dalam bahasa Prancis yaitu La Bible, le Coran et la Science di tahun 1976.

Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.

Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.

Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?

Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis.

Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil.

Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.

Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya.

Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Alquran--kitab suci umat Islam--telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu.

Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu.

Ia berkata pada dirinya sendiri. ''Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?''
1. Hakikat RPP
 
    Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari         suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah,             matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD           dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan     sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
    Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut.

    a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah                           dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan         dalam pembelajaran.
    b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di             satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,                     kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,           norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
    c. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
    d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri           dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta               didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian,         semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
    e. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
    f. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman          beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
    g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
    h. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
        Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan,                   hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran             diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik.
     i. Keterkaitan dan keterpaduan.
     j. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi                         pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman           belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas                           matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
    k. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
    l. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara                      terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

3. Komponen dan Sistematika RPP
 
    RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran,         (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian.

     Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.
   
     Sekolah :
     Matapelajaran :
     Kelas/Semester :
     Materi Pokok :
    Alokasi Waktu :

    A. Kompetensi Inti (KI)
    B. Kompetensi Dasar dan Indikator
        1. _____________ (KD pada KI-1)
        2. _____________ (KD pada KI-2)
        3. _____________ (KD pada KI-3)
           Indikator: __________________
        4. _____________ (KD pada KI-4)
            Indikator: __________________
            Catatan: KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena                  keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya              untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.
   C. Tujuan Pembelajaran
   D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
   E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
   F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
       1. Media
       2. Alat/Bahan
       3. Sumber Belajar
   G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
        1. Pertemuan Kesatu:
            a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
            b. Kegiatan Inti (...menit)
            c. Penutup (…menit)
       2. Pertemuan Kedua:
            a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
            b. Kegiatan Inti (...menit)
            c. Penutup (…menit), dan seterusnya.
   H. Penilaian
        1. Jenis/teknik penilaian
        2. Bentuk instrumen dan instrumen
        3. Pedoman penskoran
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) :
KURIKULUM 2013

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook