Friday, August 15, 2014

M.RAKIB LPMP RIAU INDONESIA TENTANG PUISI



M.RAKIB LPMP RIAU INDONESIA
 TENTANG PUISI
 

Penulis tertarik dengan puisi Omar Khayyam,
 Sang Skeptik

Sementara Ayam Jantan Berkokok,
Mereka Yang Berdiri Di Muka / Rumah Minum
Berseru - "Bukalah Pintu! /
Engkau Tahu Betapa Sedikit Waktu
Yang Kami Punyai Untuk Singgah,
Dan Bila Kami Pergi,
Mungkin Kami Takkan Kembali Lagi."

Mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI,
Meyangka setelah ESOK menatap,
Seorang muazzin berseru dari Menara Kegelapan
 "Hai orang bodoh!
 ganjaranmu bukan di Sini,
 ataupun di Sana!"

Mengapa, semua orang Suci,
 dan orang Bijak yang mendiskusikan.
Tentang Dua Dunia dengan begitu cerdas,
 Disodorkannya Seperti Nabi-nabi menghadapi orang bodoh; Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan
Ditaburkan  debu, pasir
Tapi mulut mereka  tidak tersumbat debu.

Oh rupanya ,kini datang dengan Khayyam yang tua,
dan tinggalkanlah Yang Bijak
 Untuk berbicara; satu hal yang pasti,
 bahwa Kehidupan berjalan cepat;
 Satu hal yang pasti, dan Sisanya adalah Dusta;
 Bunga yang pernah sekali mekar,
Lalu, mati untuk selama-lamanya.

Diriku ketika masih muda,
 begitu bergariah mengunjungi kaum Cerdik pandai
dan Orang Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar
Tentang ini dan tentang roh di sebalik alam:
Namun t Keluar dari Pintu yang sama,
 seperti ketika kumasuk pertama kalinya.

Dengan Benih Hikmat aku menabur,
Dan dengan tanganku sendiri mengusahakannya,
agar bertumbuh  Dan cuma inilah Panen yang kupetik –
 "Aku datang bagai Air, dan bagaikan angin aku pergi."

Aku masuk Ke dalam Jagad ini,
Tanpa mengetahui, / Entah ke mana,
seperti Air yang mengalir begitu saja:
 Dan dari padanya, seperti Sang Bayu,
 yang meniup di Padang lapang,
Aku tak tahu ke mana lagi, angin itu bertiup sesukanya.

Jariku yang Bergerak menulis
 dan, setelah menulis lagi,
 Bergerak terus: bukan Kesalehanmu,
 ataupun Kecerdikanmu Yang akan memanggilnya,
 kembali untuk membatalkan setengah Garis,
 Tidak juga Air matamu menghapuskan,
 sepatah Kata daripadanya.

Dan Cawan terbalik,
 yang kita sebut Langit,
Yang di bawahnya kita merangkak,
hidup dan mati,
Janganlah mengangkat tanganmu,
 kepadanya meminta tolong –
 karena Ia / Bergelung tanpa daya,
 seperti Engkau dan Aku.

           Penulis yang lahir di Kuala Kampar Riau, ingin seperti Omar Khayyám, yang lahir di Timur tengah. Aku ingin menjadi Penulis dan Penyair

Omar Khayyám kini terkenal bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883).

Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát berarti "kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.



No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook