Monday, August 18, 2014

ABUL KALAM AZAD PEMBELAJARAN HEBAT



ABUL KALAM AZAD
 PEMBELAJARAN  HEBAT DARI NASIONALISME INDIA 

Abul Kalam Azad, membulatkan tekat,
Berjuang bersama masyarakat,
Kebijakannya dicatat masyarakat
Karena banyak membuahkan berkat. 


By  M.Rakib  LPMP Riau Indonesia.2014



Menarik, apa yang ditulis oleh Fahiroh, bahwa pada abad kesembilan belas, umat Islam India dapat dikatakan masih hidup dengan tradisi kebesaran dan kemegahan masa lalu. Tetapi pada abad kedua puluh, sebagian dari rakyat muslim India telah bangkit dengan visi yang bercampur aduk antara kebesaran masa lalu yang telah hilang dan impian kebesaran yang akan datang. Jika kita membahas tentang pergolakan pemikiran Islam di India dan Pakistan juga di dunia Islam lainnya maka kita mengetahuai bahwa gerakan pemikiran itu tidaklah terjadi dalam kekosongan dorongan dari luar, kuat ataupun lemah, adalah erat hubungannya dengan kebiasaan berpikir dan system ide yang ada dalam pikiran muslim itu sendiri.

Kita tidak bisa mengharapkan untuk dapat memahami pemikiran moderen dalam Islam, baik di India dan Pakistan maupun lainnya, kecuali kita harus memahami latar belakang dari ide-ide Islam yang ada. Untuk mengetahui pemikiran Islam moderen di India dan Pakistan, latar belakang yang paling memberi petunjuk adalah keadaan Islam pada abad kesembilan belas atau paling awal pada abad kedelapan belas. Tetapi itulah soal-soal yang menjadikan pengetahuan kita sangat terbatas karena kurangnya literatur. Para penulis memusatkan pembahasanya pada abad-abad pertama dari perkembangan ilmu kalam dan fiqh dan timbulnya tasawuf dan tarikat. Setelah abad ketiga belas atau sekitar itu orang menduga bahwa dari segala agama , Islam mengalami kemandekan yaitu tetap berada dalam bentuk yang dicetak oleh ulama-ulama dari abad-abad pembentukan sebelumnya, bahkan sering kali mereka beranggapan kalaupun ada perubahan, maka perubahan itu berisi kemunduran.

Para pemimpin Muslim India pada pertengahan abad kesembilan belas hidup dengan kehidupan yang baru, berpikir dengan pikiran yang baru lain dari kehidupan dan pemikiran orang-orang sebelumnya. Sejarah ide Islam India pada waktu penjajahan Inggris menggambarkan beberapa aspek yang setiap aspeknya berada sejajar dengan perkembangan baru dalam lingkungan social negeri itu.

Di antara sekian banyak tokoh pembaharu muslim di India Nama Abul Kalam Azad juga merupakan salah satunya, Beliau berusaha memperjuangkan Nasionalisme India meskipun hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

a.       Siapa sebetulnya Abul Kalam Azad?
b.      Apa pembaharuan pemikiran Islam dari seorang Abul Kalam Azad?
c.       Sejauh manakah peran Abul Kalam Azad dalam memperjuangkan Nasionalisme India?
a.       Pembaca mengetahui, mengerti dan memahami tentang siapa Abul Kalam Azad dan pemikirannya.
b.      Pembaca dapat mengetahui sejauh mana peranan Abul Kalam Azad dalam memperjuangkan Nasionalisme India.


      BIOGRAFI ABUL KALAM AZAD
Maulana Abul Kalam Azad dilahirkan di Makkah, pada tanggal 11 Nop 1888.[1] Orang tua Abul Kalam Azad adalah seorang ulama dan pemimpin yang pindah ke Makkah setelah gagalnya pemberontakan tahun 1857. Didikan pertama diperolehnya di Makkah dan didikan selanjutnya di Al-Azhar Kairo. Setelah orang tuanya meninggal ia pergi ke India dan menetap di sana untuk selama-lamanya.[2] Akan tetapi ada pendapat lain yang mengatakan, bahwa sepuluh tahun sejak keberadaannya di Makkah, Khairuddin yang tidak lain adalah ayah Abul Kalam Azad, kembali ke calcuta India bersama seluruh keluarganya dan menetap disana.[3]

Dari proses pendidikan yang dilaluinya di perguruan-perguruan di Makkah dan Kairo-Mesir, Abul Kalam Azad hanya memperoleh pengetahuan bahasa Arab dan Agama. Setelah di India, ia menambah pengetahuannya tentang bahasa Inggris dan ilmu-ilmu pengetahuan modern barat dengan usaha sendiri. Sejak kecil Abul Kalam Azad bercita-cita menjadi pengarang dan politikus. Ia tidak ingin menjadi ulama seperti Ayahnya.[4] Meskipun ada yang mencatat bahwa ketika di Mesir Abul Kalam Azad akrab dengan ide-ide reformis Syeikh Muhammad Abduh dan ide Nasionalisme dan anti Imperialisme Mustafa Kamal.[5]
Dalam usia masih muda, pada tahun 1912 Maulana Abul Kalam Azad membuat suatu majalah di calcuta yang bernama Al-Hilal. Padamulanya sirkulasi majalah itu berjumlah sebelas ribu tetapi kemudian meningkat menjadi 25.000. Di majalah inilah ia keluarkan ide-idenya mengenai Agama yang pada waktu itu mengejutkan bagi golongan Ulama. Al-Hilal juga mengandung ide-ide politik dan karena serangan dan kritiknya yang tajam terhadap pemerintah Inggris, majalah itu akhirnya dilarang terbit.[6]

Dalam meniti karier politik, sejak muda ia telah menggabungkan diri dengan partai Kongres. Aktivitasnya dalam lapangan politik menyebabkan ia beberapa kali ditangkap dan dipenjarakan. Pada tahun 1923, dalam usia 35 tahun, ia dipilih sebagai presiden partai Kongres. 17 tahun kemudian, pada tahun 1940, ia dipilih untuk kedua kalinya menjadi presiden. Selama hidupnya ia selalu memegang jabatan penting di Partai Kongres, dan setelah India merdeka, ia pernah menjadi menteri pendidikan India.[7]
Dari semenjak muda ia telah memasuki lapangan politik dan menggabungkan diri dengan partai Kongres. Aktivitasnya dalam lapangan politik membuat ia beberapa kali ditangkap dan dipenjarakan. di tahun 1923, dalam usia 35 tahun, ia dipilih menjadi presiden partai Kongres. 17 tahun kemudian, pada tahun 1940, ia dipilih untuk kedua kalinya menjadi presiden. Selama hidupnya ia selalu memegang jabatan penting di partai Kongres, dan setelah India merdeka ia pernah menjadi menteri pendidikan India. Abul Kalam Azad meninggal dunia di New Delhi pada 22 Februari tahun 1958.[8]
B.     PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM ABUL KALAM AZAD
Peranan Abul Kalam Azad dalam lapangan pemikiran pembaharuan dalam Islam kurang menonjol jika dibandingkan dengan kegiatannya dalam bidang politik. Banyak penulis menyebutkan bahwa di masa mudanya dia adalah seorang Pan-Islamis dan kemudian berubah menjadi Nasionalis India. Ketika masih muda, Abul Kalam Azad sangat berpengaruh terhadap golongan Intelegensia Islam India. Namun setelah Abul Kalam Azad  berubah menjadi Nasionalis India, ia dianggap kurang menarik bagi lagi bagi golongan Intelegensia Islam India tersebut.
Pemikirannya dalam bidang agama tidak seliberal pemikiran Akhmad Khan. Sebagai murid Sibli, pembaharuannya terlihat bersifat moderat. Tujuannya seperti tersebut dalam Al-Hilal ialah melepaskan umat Islam dari  pemikiran-pemikiran abad pertengahan dan taklid. Ia menganjurkan kembali kepada Al-Qur’an. Dan untuk keperluan ini ia terjemahkan Al-Qur’an kedalam bahasa urdu dengan diberi tafsiran. Al-Qur’an harus dipahami sebagaimana adanya, terlepas pengaruh dari pemikiran ahli hukum, sufi, teolog, filosof, dan sebagainya.[9]
Menurut Abul Kalam Azad, kemunduran umat Islam disebabkan oleh dogmatism dan sikap taklid, juga karena umat Islam tidak seluruhnya menjalankan ajaran-ajaran Islam secara utuh dan komprehensif. Kebangkitan umat Islam menurut Azad dapat diwujudkan dengan melepaskan paham-paham asing, juga dengan melaksanakan ajaran Islam dalam segala bidang kehidupan umat Islam. Juga tidak lupa menurut azad kekuatan umat Islam akan timbul kembali dengan memperkuat tali persaudaraan dan persatuan umat Islam di seluruh dunia. Dalam hal ini Abul Kalam Azad sangat kagum kepada Jamaludin Al-Afghani.[10]
C.    ABUL KALAM AZAD DAN NASIONALISME INDIA
Ditengah penjajahan Inggris di India, muncul para tokoh yang berjuang untuk kemerdekaan India. Diantaranya adalah munculnya sejumlah pemikir muslim yang memperjuangkan kemajuan umat Islam melalui pemurnian, pembaharuan pemikiran dan berbagai gagasan untuk melepas diri dari belenggu penjajahan. Dari sejumlah pemikir yang ada, Abul Kalam Azad adalah salah satunya. Keinginan agar India merdeka, Abul Kalam Azad akhirnya menjadi seorang Nasionalis. Menurut Abul Kalam, antara Islam dan Nasionalisme tidak ada pertentangan. Oleh karena itu ia menentang keras gerakan Aligarh yang menggaungkan anti Nasionalisme. Tapi ia juga mengkritisi pendidikan modern yang dibawa sayyid Akhmad Khan yang hanya menghasilkan orang-orang berjiwa pegawai dan tunduk serta patuh pada Inggris.

Menurut Abul Kalam Azad, rasa takut umat Islam terhadap mayoritas Hindu tidak mempunyai dasar. Karena menurutnya, jika umat Islam masih tetap ingin hidup dan tinggal di India, maka ia harus menjadikan umat Hindu sebagai tetangga dan saudara yang saling berdampingan. Tetapi jika umat Islam tetap khawatir jika India merdeka, mereka tidak aman dari orang-orang hindu, maka pilihannya adalah ia tetap berada dibawah jajahan Inggris. Sedangkan Azad berpendapat Islam tidak membolehkan untuk mengorbankan kemerdekaan.[11]

Perjuangan Abul Kalam Azad untuk kemerdekaan India tidak main-main, sejarah India mencatat ia sebagai orang penting dalam usaha membebaskan India dari penjajah Inggris. Dia juga dianggap sebagai tokoh pembangunan India modern yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk membebaskan India. Banyak yang menganggap ia sebagai seorang yang tercerahkan, terpelajar, sederhana, rendah hati dan pemimpin yang senantiasa memberikan ketauladanan untuk orang lain. Sehingga banyak yang menuliskan tentang Abul Kalam Azad dalam enam decade terakhir.
Perjuangannya untuk kemerdekaan India ia Iakukan dengan kendaraan politiknya yaitu partai congress. Pasca meninggalnya tokoh partai congress MA. Ansari pada 1936, Abul Kalam Azad menjadi tokoh muslim paling berpengaruh di partai tersebut. Sehingga pada tahun 1939 akhirnya Azad terpilih sebagai presiden partai Congress. Meski sempat mengalami pembuangan oleh penguasa Inggris karena Abul Kalam Azad dianggap akan membahayakan kedudukan mereka di India, tapi Azad tetap memimpin partai Congress hingga tahun 1946.[12]
Menyusul kemerdekaan India, Abul Kalam Azad akhirnya menjabat sebagai menteri pendidikan selama sepuluh tahun. Walau bukan seorang administrator yang efektif, tetapi selama masa jabatannya sempat membuat beberapa kebijakan penting seperti mengadakan pendidikan teknis bagi perempuan dan orang dewasa, pendirian akademi sastra, menolak membuang bahasa Inggris sebagai bahasa Nasional.
Pernyataan Abul Kalam Azad yang menunjukkan jati dirinya sebagai Muslim Nasionalis. "Saya seorang Muslim dan sangat sadar akan fakta bahwa saya telah mewarisi tradisi mulia Islam dari empat belas ratus tahun terakhir, dan  saya tidak siap untuk lepaskan meskipun sebagian kecil dari warisan itu. Sejarah dan ajaran Islam, seni dan surat-surat, budaya dan peradaban adalah bagian dari kekayaan yang saya miliki, dan itu adalah tugas saya untuk menghargai dan menjaga itu semua. Tapi, dengan semua perasaan ini, saya memiliki keinginan yang sama dalam, lahir dari pengalaman hidup yang diperkuat, dan tidak terhalang oleh ruh Islam. Saya juga bangga dengan fakta bahwa saya seorang India, merupakan bagian penting dari kesatuan tak terpisahkan dari kebangsaan India. Ini merupakan faktor penting dalam merubah total, tanpa adanya ini bangunan tetap tidak akan lengkap.
"Jika seluruh dunia adalah negara kita dan harus dihormati, debu India memiliki tempat pertama Jika semua umat manusia adalah saudara kita, maka India memiliki tempat pertama.”
"Tidak hanya kebebasan nasional, kita mustahil tanpa persatuan Hindu-Muslim, kita juga tidak dapat membuat tanpa itu, prinsip-prinsip utama dari umat manusia. Jika malaikat mengatakan kepada saya:." Buang persatuan Hindu-Muslim dan dalam waktu 24 jam saya akan memberikan kebebasan ke India”.
"Saya lebih suka persatuan Hindu-Muslim. Untuk keterlambatan dalam pencapaian kebebasan akan menjadi kerugian bagi India saja, tetapi jika persatuan Hindu-Muslim menghilang, yang akan menjadi kerugian bagi seluruh umat manusia."

"Itu takdir sejarah India bahwa ras-ras manusia, budaya, dan agama harus mengalir padanya, dan bahwa banyak kafilah harus menemukan beristirahat di sini ... Salah satu yang terakhir ini adalah bahwa karavan-karavan para pengikut Islam. Ini datang ke sini dan menetap untuk kebaikan Di India menanggung segala cap upaya bersama dari Hindu dan Muslim.. bahasa kami berbeda, tapi kami tumbuh untuk menggunakan bahasa yang umum sikap kami dan adat-istiadat yang berbeda,. tetapi mereka menghasilkan sintesis baru. Tidak ada fantasi atau buatan licik untuk memisahkan dan memecah belah kita dapat mematahkan kesatuan ini. "[13]

 PENDAPAT TOKOH INDIA TERHADAP ABUL KALAM AZAD
·         Mahatma Gandhi: "Maulana Azad adalah satyagrahi paling kuat, jujur, dan tak kenal takut dan pejuang melawan penindasan dan ketidakadilan yang saya temui".
·         Jawaharlal Nehru:. "Meskipun saya berterima kasih kepada semua teman saya, saya ingin menyebutkan terutama Maulana Abul Kalam Azad, yang pengetahuannya telah membuat saya senang luar biasa, dan terkadang saya kewalahan ketika bersama dengan Azad karena dia orang yang sangat berkualitas, penuh kasih yang, pembelajar yang mendalam, toleransi, berfikir modern”.

"Maulana Azad seorang wakil yang sangat khusus dalam tingkat tinggi, budaya komposit besar yang secara bertahap tumbuh di India. Dia mewakili sintesis dari berbagai budaya yang telah diterbangkan dan kehilangan diri dalam lautan kehidupan India dan kemanusiaan, Mempengaruhi dan mengubah mereka dan sedang diubah sendiri oleh mereka Dalam hal ini, aku hampir tidak bisa membayangkan orang lain yang bisa menggantikan dia, karena usia yang dihasilkannya adalah masa lau.”

    KESIMPULAN
Dari makalah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:
·         Maulana Abul Kalam Azad dilahirkan di Makkah, pada tanggal 11 Nop 1888 dan meninggal di New Delhi pada 22 Februari tahun 1958.
·         Maulana Abul Kalam Azad mendapatkan pendidikan Agama dan bahasa Arab di Makkah dan Al-Azhar Cairo-Mesir. Dan memperkaya diri dengan ilmu-ilmu modern termasuk Bahasa Inggris secara otodidak di India.
·         Pada tahun 1912 Maulana Abul Kalam Azad membuat suatu majalah di calcuta yang bernama Al-Hilal yang berisi tentang ide-ide pemikirannya tentang Islam yang sempat mencengangkan tokoh Islam lainnya, juga berisi pikiran dan sindiran politik terhadap Inggris yang akhirnya menjadikan Abul Kalam Azad dibuang dari India.
·         Pembaharuan pemikiran Islam Abul Kalam Azad adalah agar umat Islam melepaskan diri dari  pemikiran-pemikiran abad pertengahan dan ketaklidan.
·         Ketidaksukaannya terhadap penjajahan Inggris membuatnya berfikir untuk mempertahankan Negara dan mengusahakan kemerdekaan India, yang membuatnya berfikiran Nasionalis.
·         Dia terlibat aktif di partai congress dalam usahanya untuk kemerdekaan India.
·         Agama dan Negara menurutnya adalah sama-sama tidak bisa ada yang di korbankan, karena keduanya sangat penting.

Perubahan adalah sebuah keniscayaan, dan perubahan diri adalah pilihan yang harus diambil karena jika tidak, kita akan terlindas oleh zaman. Banyak hikmah yang bisa kita petik dari kehidupan orang terdahulu. Mari saling menasehati dalam hal kebaikan, termasuk dalam isi makalah ini agar lebih sempurna.


[1] Kaleem Kawaja. Maulana Abul Kalam Azad : [ 1888-1958]. http://www.indianmuslims.info/people/maulana_abul_kalam_azad_1888_1958.html [18 November 2011]
[2] Harun Nasution. 2003. Pembaharuan dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang. Hal. 194
[3] A. Fathih Syuhud. Abul Kalam Azad: Ikon Pluralisme Muslim India. http://www.lowongancpns.in/2005/10/abul-kalam-azad-ikon-pluralisme-muslim-india/ [18 November 2011]
[4] Drs, Ahmad Syaukani, MA. 2001. Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam. Bandung: Pustaka Setia. Hal.96
[5] A. Fathih Syuhud. Op.Cit
[6] Harun Nasutin. Loc.Cit. Hal.194
[7] Drs. Ahmad Syaukani, MA. Loc.Cit. Hal.96
[8] Ibid. Hal.96
[9] Harun Nasution. Loc.Cit. Hal.195
[10] Ibid.
[11] Ibid. Hal. 196
[12] A. Fathih Syuhud. Loc.Cit
[13] Kaleem Kawaja. Loc.Cit
Diposkan oleh Fahiroh Sukma di 08.38
Tidak ada komentar:
Kita hidup bukan untuk tanpa makna..., tapi kita hidup untuk memberi makna, pada diri, keluarga, masyarakat sekitar, negara, dan dunia ini. Sekecil dan sebesar apapun makna yang kita beri, mari lakukan dengan tulus dari hati sanubari terdalam, hanya mengharap keridhaan pencipta kita, Allah Swt.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook