SEBELUM DUNIA KIAMAT
DITEMUKAN RAHASIA
m.rakib pekanbaru riau indonesia. 2015
PENDIDIKAN MELAYU
DAPAT MENGALAHKAN PENDIDIKAN CINA
Sici
loro, telu, papat.
Cina
roboh, Melayu dapat (Ini sementara masih hayalan)
Tujuh
abad yang lalu, Melayu merajai
Nusantara, baik perdagangannya, maupun pendidikannya atau pasukan militernya.
Kajilah kembali wlayah kekeuasaan, perdagangan Raja Siak yang menguasai perairan
Sumatra, Johor, terus ke daerah Melayu Sambas di Kalimantan, terus ke Sulawesi, sebelum dikhianati oleh Belanda dan Portugis.
Kawanku
Semua Yang Dirahmati Allah,perdagangan
lepas dari tangan Melayu hanya karena kelicikan orang Yahudi dan Cina. Coba
lihat orang – orang cina disekitar kita, rata-rata punya modil mewah, rumah
yang bagus, usaha yang lancar, kenapa bisa demikian? Disamping pintar tekun,
juga licik, makan halal haaram.Itulah jawabannya… kenapa orang pribumi indonesia
malah hidupnya dibawah garis kemiskinan, karena tidak cerdik licik dan
melepaskan dunia perdagangan begitu saja. Kenapa? ada yang bisa jawab lagi,
kerja keras dan tekun berusaha adalah kuncinya, bisakah engkau menirunya kawan?
sesosok profil…orang licik
di depan kita, sangat baik
di belakang, sering
menculik
Memakai tumbal, tuyul
musrik.
Judi dan gundik, mereka
halalkan
Tikus dan babi, juga
dimakan
Riba rentenis, mafia
diperkenankan
Mencuri, betul-betul tidak
ketahuan
Tidak ada lagi, etika dan
moral
Kekayaan akhirat, tiada
jadi soal
Jadi hamba jin, adalah
modal
Asalkan di dunia,
kelihatan handal
Kelemahan Cina, mendekati
syirik
Nafsu dunia, sangatlah
asyik
Narkoba jahannam, banyak
pabrik
Berani masuk neraka, demi kepuasan fisik
Melayu tidak mampu, menumbalkan adiknya tercinta
Untuk dipersembahkan kepada dewata
Demi mendapatkan kelimpahan harta
Kekayaan dunia, telah menggelapkan mata
Berani masuk neraka, demi kepuasan fisik
Melayu tidak mampu, menumbalkan adiknya tercinta
Untuk dipersembahkan kepada dewata
Demi mendapatkan kelimpahan harta
Kekayaan dunia, telah menggelapkan mata
Ada tulisan di eramuslim, menyatakan
bahwa: Ann Wan Seng, pengusaha Cina
sekaligus penulis buku-buku best-seller, lahir dari keluarga pedagang. Sejak
kecil, ia sudah mengikuti dan membantu orangtuanya berdagang. Berdasarkan
pengalaman dan pengamatannya bahwa cara orang Cina berdagang agak berbeda
dengan kaum dan bangsa yang lain.
Mereka mempunyai pandangan, cara,
konsep, dan falsafah dagang tersendiri. Orang Cina jarang berbagi petuah dan
rahasia berdagangnya pada orang lain. Petuah dan rahasia dagang inilah
sesungguhnya menjadi senjata utama keberhasilan orang Cina dalam perdagangan
serta bidang ekonomi lainnya.
Melalui bukunya, Rahasia Bisnis Orang
Cina (Hikmah: 2007) Ann mencoba memaparkan sebagian rahasia dan petuah dagang
orang Cina tersebut. Buku ini diklaim sebagai buku bisnis paling laris di
Malaysia pada tahun 2006, dan di Indonesia pada tahun 2007. Kita menyadari
bahwa untuk menjadi pedagang yang berhasil, seseorang perlu memiliki wawasan
dan pandangan yang dapat melihat jauh ke depan. Selain itu, dituntut juga
komitmen, disiplin, kesabaran, kekuatan, dan pengorbanan yang tidak sedikit.
Perdagangan adalah bidang yang dapat
dipelajari dan tidak menjadi monopoli kelompok masyarakat tertentu. Itu adalah
nilai-nilai universal yang dapat diterapkan oleh siapa saja yang ingin menjadi
pegadang. Namun, harus diakui usaha-usaha untuk mematahkan dominasi orang Cina
di bidang ekonomi, sampai saat ini masih belum berhasil dilakukan. Hal ini,
kata Ann Wan Seng, karena hubungan perdagangan di antara orang Cina begitu erat
sehingga tidak dapat dipisahkan.
Menurut Ann, orang Cina adalah
bangsa yang fleksibel, mudah berubah, dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang
bagaimanapun. Mereka akan dapat hidup dan mencari makan di mana pun mereka
berada. Inilah salah satu kepandaian orang Cina.
Orang Cina bisa berdagang di mana
saja termasuk di kawasan yang paling tidak produktif sekalipun. Hal ini senada
dengan ungkapan, bahwa “Orang Cina bisa berdagang di kampung Melayu, tetapi
orang Melayu belum tentu bisa berdagang di kawasan orang Cina.” Kita memang
dapat melihat, bahwa orang Cina mudah berkembang di mana saja. Lihat saja di
kota-kota yang ada di Indonesia, pengusaha Cina berkembang pesat.
Mengapa bisa demikian? Hal itu
dikarenakan totalitas. Bahwa orang Cina selalu menginginkan perubahan secara
total, maka hijrah adalah sebuah keharusan. “Orang itu harus hijrah bukan saja
secara fisik melainkan juga mental, jiwa, dan mendekatkan diri pada-Nya.
Keinginan seseorang untuk berubah
adalah kunci utama keberhasilan orang Cina,” ujar Ann Wan Seng. Namun, bukan
tanpa kegagalan mereka berdagang. Nasib gagal tidak dijadikan alasan untuk
menerima kekalahan dalam perdagangan mereka. Setiap pedagang Cina dapat
mengambil hikmah dan belajar dari kegagalannya. Mereka mengevaluasi segala
kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan kegagalan. Mereka terus belajar dari
segala kegagalan itu.
Kegagalan pertama tidak dapat
melunturkan semangatnya, sebaliknya justru akan membuatnya lebih gigih.
Kegagalan yang kedua dijadikannya sebagai pelajaran. Kegagalan yang ketiga
menjadikannya lebih bijak. Kegagalan yang seterusnya akan menguji kesabaran dan
ketabahannya. Gagal beberapa kali bagi orang Cina tidak berarti akan gagal
untuk seterusnya. Ann Wan Seng mengatakan, “Orang Cina percaya dan yakin mereka
pasti akan berhasil suatu hari nanti.”
Usaha orang Cina dalam mengalami
kegagalan dan menghadapi persaingan adalah dengan terus belajar dan
meningkatkan etos kerjanya. Mau tak mau kinerja mereka tingkatkan. Tokoh
konglomerat Korea Selatan, Kim Woo Choong, pernah menyatakan, “Jika kita sama
rajinnya dengan orang-orang di Barat, kita tidak akan dapat menyaingi mereka.
Jika ingin lebih berhasil dari orang lain, kita tidak punya pilihan, kecuali
bekerja dengan lebih giat dan rajin.”
Barangkali akan aneh dan “gila” jika
dilihat oleh orang Indonesia tentang hal di bawah ini, bahwa orang Cina yang
sudah berhasil pun ternyata masih menjaga etos kerja tingginya. Mereka bangun
dan mulai bekerja sepagi mungkin dan tidur menjelang tengah malam. Jumlah jam
kerja mereka melebihi jumlah jam kerja orang lain. Jika pekerja biasa bekerja 8
hingga 10 jam sehari, mereka bekerja antara 16 sampai 18 jam sehari. Mereka
bukannya gila kerja, melainkan pekerja keras.
Mereka juga tidak berhenti ketika
telah berhasil mencapai tujuan karena perjalanan dalam perdagangan masih
panjang. “Satu tujuan terlewati, tujuan yang lain sudah menunggu,” ujar Ann Wan
Seng. Orang Cina rela untuk bangun dini hari dan terus bekerja sampai malam
hari. Mereka bekerja keras. Sinonim dari kerja keras adalah tekun. Ketekunan
merupakan salah satu faktor keberhasilan orang Cina dalam kegiatan berdagang. Tidak
ada alasan bagi seseorang untuk tidak menjadi sukses jika mereka tekun dan
rajin, seperti halnya orang Cina.
Ada sebuah pertanyaan menarik,
mengapa orang cina identik dengan berdagang? Menurut Ann Wan Seng orang Cina
dan perdagangan sudah bersatu padu serta menjadi satu entitas yang tidak dapat
dipisahkan. Mereka yang berdagang sama dengan bekerja untuk diri sendiri. Ini
lebih baik daripada bekerja dengan dan untuk orang lain. Orang yang bekerja dan
mendapat gaji dianggap belum dewasa. Sejak kecil, orang Cina sudah ditanamkan
pada pemikiran mereka agar tidak bergantung pada orang lain. Mereka memiliki
kemampuan dan potensi. Untuk membuktikannya dengan cara melibatkan diri dalam
kegiatan perdagangan.
Berdagang dapat menjadikan seseorang
lebih bijak, disiplin, dan tahan banting. Orang Cina tidak suka mendapat gaji.
Golongan yang mendapat gaji tidak memiliki kedudukan sosial yang tinggi dalam
masyarakat. Orang Cina dianjurkan berdagang meskipun hanya kecil-kecilan.
Pendapatannya mungkin lebih kecil dibandingkan mereka yang mendapat gaji,
tetapi akan dianggap lebih baik dibandingkan bekerja pada orang lain. Berdagang
sendiri berarti seseorang dapat menjadi bos dan tuan. Bekerja dengan orang,
sampai kapan pun akan dianggap sebagai kuli.
Orang yang berdagang dikatakan
berani dan hanya orang yang beranilah yang memiliki kesempatan menjadi kaya dan
sukses. Sedikit tip dari Ann Wan Seng tentang rahasia sukses berdagang orang
Cina, bahwa pedagang tidak boleh mengharapkan keuntungan pada saat baru memulai
perdagangannya. Mereka harus bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan,
seperti kerugian dan kegagalan pada tahap awal. Untuk itu, mereka harus
mempunyai modal yang kuat dan sumber keuangan yang dapat digunakan selama masa
kritis itu.
Keuntungan yang diperoleh sebaiknya
tidak dibelanjakan. Keuntungan harus digunakan untuk menambah modal kerja dan
melakukan investasi. Keuntungan yang bakal diperoleh bergantung pada berapa
banyak invetasi yang sudah dilakukan. Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan
juga, bahwa jangan sekali-kali menghardik pelanggan karena mereka membayar
bukan untuk mendapatkan kata-kata yang tidak enak didengar. Siapkah
kita menaladani cara berdagang orang Cina?
Ya Rabb, seringkali kami hanya
memandang hanya PADA KEKURANGAN yang ada pada diri kami dan yang ada disekitar
kami, jarang sekali kami bisa memandang kelebihan yang telah engkau anugerahkan
kepaada kami, itulah sebagian sebab kami tidak menemukan bagian kehidupan yang
menyenangkan, yang membahagiakan dalam kehidupan kami,,
Ya Rabb, berilah motivasi buat kami,
belailah kami dengan kasih sayangmu dan kenalkanlah kemahakuasaan dan
kebesaranmu kepada kami sehingga kami bisa memanfaatkan kemahaan-MU dalam
setiap situasi dan kondisi,
No comments:
Post a Comment