Sikap Keras Al-Imam Asy-Syafi'i Terhadap Ilmu Filsafat
Hermeneutika
By Dr.Haji M.Rakib Jamari, S.H.,M.Ag. 0823 9038 1888
Pekaanbaru Riau
Indonesia 2016
Liberal ingin mencelakakan Quran
Dengan memakai, kecerdasan Setan
Rekayasa Yahudi, sudah ketahuan
Agar umat Islam, dalam keraguan
Al-Imam Al-Baihaqi dalam Manaqibnya membawakan sebuah bab :
باب : ما جاء عن الشافعي رحمه الله في مجانبة أهل الأهواء وبغضه إياهم وذمه كلامهم وإزرائه بهم ودقه عليهم ومناظرته إياهم
"Bab tentang hal-hal yang diriwayatkan dari Asy-Syafi'i rahimahullah tentang sikap beliau dalam menjauhi ahlul ahwaa' dan kebencian beliau kepada mereka, celaan beliau terhadap perkataan mereka, perendahan/penghinaan beliau kepada mereka, kerasnya beliau terhadap mereka, dan perdebatan beliau dengan mereka" (Manaaqib Asy-Syaafi'i li Al-Baihaqi 1/452)
Lalu Al-Imam Al-Baihaqi membawakan banyak riwayat yang menunjukan sikap keras Al-Asy-Syafi'i terhadap bid'ah dan pelakunya, diantaranya :
Ar-Robii' berkata, "Aku melihat Asy-Syafi'i turun dari tangga sementara sebagian orang di majelis sedang berbicara tentang sedikit ilmu filsafat, maka Asy-Syafi'i pun berteriak seraya berkata : "Hendaknya mereka berdekatan dengan kita dengan kebaikan atau hendaknya mereka pergi meninggalkan kita" (Manaaqib Asy-Syaafi'i 1/459)
"Hukumanku bagi para ahli filsafat agar mereka dipukul dengan pelepah kurma lalu di diangkut di atas unta lalu di arak (dikelilingkan) di kampung-kampung dan kabilah-kabilah, lalu diserukan atas mereka : "Inilah balasan orang yang meninggalkan al-Qur'an dan Hadits lalu menuju ilmu filsafat" (Manaaqib Asy-Syaafi'i 1/462)
Al-Imam Asy-Syaafi'i juga berkata :
"Tidak ada sesuatu yang lebih aku benci daripada ilmu filsafat dan ahli filsafat" (Taariikh Al-Islaam li Adz-Dzahabi 14/332)
Yang sangat menyedihkan adalah mulai banyak pemuda yang mengaku bermadzhab Syafi'i yang tertarik dengan ilmu filsafat, sehingga akhirnya terjebaklah mereka dalam pemahaman liberal !!!
Sikap keras para ulama terhadap ilmu filsafat memang sangat beralasan, mengingat ilmu filsafat inilah yang menimbulkan banyak malapetaka dan bid'ah dalam aqidah.
Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah digelari dengan "نَاصِرُ السُّنَّة" (Penolong sunnah/hadits) tatkala beliau di Baghdad karena saat itu di Baghdad berkembang madzhab Jahmiyah dan Mu'tazilah. Yang tentunya mereka telah menolak hadits-hadits Nabi atau mentakwil hadits-hadits tersebut dengan akal mereka yang telah teracuni dengan ilmu filsafat.
Diantara tokoh Mu'tazilah di Baghdad tatkala itu adalah Bisyr Al-Mirrisy. Abu Bakar Al-Junaid berkata, "Bisyr Al-Mirrisy berhaji lalu kembali (ke Baghdad), lalu ia berkata kepada para sahabatnya :
رَأَيْتُ شَابًّا مِنْ قُرَيْشٍ بِمَكَّةَ مَا أَخَافُ عَلَى مَذْهَبِنَا إِلاَّ مِنْهُ
"Aku melihat seorang pemuda dari Quraisy di Mekah, aku tidak mengkhawatirkan madzhab kita kecuali dari pemuda tersebut"
Maksudnya adalah Al-Imam Asy-Syafi'i" (Taariikh Baghdaad 2/65)
ALQUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK
(ASYA'IROH=MU'TAZILAH=LIBERAL)
Diantara bid'ah-bid'ah yang muncul akibat mempelajari ilmu filasafat adalah bid'ah yang merupakan kekufuran, yaitu meyakini bahwa Al-Qur'an adalah makhluk.