Tuesday, May 31, 2016

KESESATAN LEBERAL HERMENEUTIKA



KESESATAN LEBERAL HERMENEUTIKA
OLEH  Dr.Haji M.Rakib Jamari,S.H.,M.Ag. 
Penabaru Riau Indonesia 2016

        Al-Qur’an menjadi salah satu terget musuh-musuh Islam dalam menyesatkan kemurnian akidah Islam. Metode panafsiran hermeneutika diterapkan agar al-Qur’an tidak lagi dipahami sebagaimana mestinya. Metode hermenutika ini termasuk salah satu proses liberalisasi.

            Hermeneutika secara etimologi diambil dari kata yunani, “Hermenuin”, yang bererti tafsir dan penjelasan serta penerjemahan. Dalam pendapat lain kata “Hermeneutik” diambil dari kata Hermes. Hermes sendiri adalah utusan dewa-dewa dalam mitologi yunani. Akan tetapi, dia juga adalah tuhan yang berubah dari tuhan orang-orang mesir kuno Theht. Dengan begitu hermeneutika membangun sebuah teori penafsiran tentang alam dan wujud: awal mulanya dan kembalinya.[i] 

Dalam terminology modern, hermeneutika juga merupakan ilmu yang digunakan dalam mencari pemahaman teks secara umum, yaitu dengen memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang beragam dan saling berkaitan seputar teks dari segi karakteristiknya dan hubungannya dengan kondisi yang melingkupinya dari satu sisi serta hubungannya dengan pengarang teks serta pembacanya dari sisi yang lain. Selain itu, penting dicatat bahwa hermeneutika fokus membahas dengan serius seputar hubungan penafsir (atau kritikus teks sastrawi) dengan teks.[ii]
Membaca dan memahami kitab suci dengan cara menundukkannya dalam ruang SEJARAH, BAHASA dan BUDAYA yang terbatas, adalah watak dasar hermeneutika yang dikembangkan oleh peradaban Barat sekuler yang tidak sejalan dengan konsep tafsir atau takwil dalam khazanah Islam. Metode hermeneutik ini secara ijma’ oleh kelompok Liberal di Indonesia bahkan di dunia ditahbiskan sebagai metode baku dalam memahami ajaran Islam baik dalam Qur’an maupun Sunnah.[iii]
Hermeneutika bukan sekedar tafsir, melainkan satu “metode tafsir” tersendiri atau satu filsafat tentang penafsiran, yang bisa sangat berbeda dengan metode tafsir Al-Qur’an, Di kalangan Kristen, saat ini penggunaan Hermeneutika dalam interpretasi Bibel sudah sangat lazim, meskipun juga menimbulkan perdebatan.[iv]

Virus Hermeneutika Merusak Prinsip-prinsip Dasar Islam
Salah satu dampak dari Hermeneutika jika diterapkan untuk menafsirkan al-Qur’an adalah penyelisihan terhadap kaidah-kaidah umum Islam, merelatifkan batasan antara ayat-ayat muhkam dan mutasyabih, usȗl dan furu’, qat’iyyah dan dzaniyyah, mencerca ulama Islam, dekonstruksi konsep wahyu yaitu menggugat otentisitas al-Qur’an sebagai kitab yang terlindungi lafadz dan maknanya, dan juga akan mereduksi sisi kerasulan Sang Penyampai Wahyu Muhammad S.A.W. hingga pada tingkatan sebatas manusia biasa yang sarat dengan kekeliruan dan hawa nafsu.[v]
Dampak buruk lainnya dari Hermenutika bisa dilihat dari sikap para pengusungnya dari kaum Liberal. Secara terang-terangan dituangkan ke dalam tulisan-tulisan dan sikap mereka sebagai bukti pembenaran akan idiologi mereka. Berikut ini diantara catatan merah kaum Liberal akibat menerapkan hermeneutika dalam studi al-Qur’an adalah:
Muhammad Arkoun melakukan proyek dekontruksi al-Qur’an, di antaranya dengan menolehkan pandangan ummat Islam bahwa mushaf yang kita miliki saat ini bukanlah al-Qur’an seperti yang diturunkan, tetapi telah mengalami berbagai penyelarasan sesuai dengan petunjuk sistem penulisan ortodoks. Ia juga memindahkan teks al-Qur’an yang suci itu dari area teologis kepada area penelitian linguistic dan menundukannya kepada kajian sastra.[vi]



No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook