KESESATAN LEBERAL HERMENEUTIKA
OLEH Dr.Haji
M.Rakib Jamari,S.H.,M.Ag.
Penabaru Riau Indonesia 2016
Al-Qur’an
menjadi salah satu terget musuh-musuh Islam dalam menyesatkan kemurnian akidah
Islam. Metode panafsiran hermeneutika diterapkan agar al-Qur’an tidak lagi
dipahami sebagaimana mestinya. Metode hermenutika ini termasuk salah satu
proses liberalisasi.
Hermeneutika
secara etimologi diambil dari kata yunani, “Hermenuin”, yang bererti
tafsir dan penjelasan serta penerjemahan. Dalam pendapat lain kata “Hermeneutik”
diambil dari kata Hermes. Hermes sendiri adalah utusan dewa-dewa dalam
mitologi yunani. Akan tetapi, dia juga adalah tuhan yang berubah dari tuhan
orang-orang mesir kuno Theht. Dengan begitu hermeneutika membangun sebuah teori
penafsiran tentang alam dan wujud: awal mulanya dan kembalinya.[i]
Dalam
terminology modern, hermeneutika juga merupakan ilmu yang digunakan dalam
mencari pemahaman teks secara umum, yaitu dengen memunculkan
pertanyaan-pertanyaan yang beragam dan saling berkaitan seputar teks dari segi
karakteristiknya dan hubungannya dengan kondisi yang melingkupinya dari satu
sisi serta hubungannya dengan pengarang teks serta pembacanya dari sisi yang
lain. Selain itu, penting dicatat bahwa hermeneutika fokus membahas dengan
serius seputar hubungan penafsir (atau kritikus teks sastrawi) dengan teks.[ii]
Membaca dan memahami kitab suci dengan
cara menundukkannya dalam ruang SEJARAH, BAHASA dan BUDAYA yang terbatas,
adalah watak dasar hermeneutika yang dikembangkan oleh peradaban Barat sekuler
yang tidak sejalan dengan konsep tafsir atau takwil dalam khazanah Islam.
Metode hermeneutik ini secara ijma’ oleh kelompok Liberal di Indonesia
bahkan di dunia ditahbiskan sebagai metode baku dalam memahami ajaran Islam
baik dalam Qur’an maupun Sunnah.[iii]
Hermeneutika bukan sekedar tafsir,
melainkan satu “metode tafsir” tersendiri atau satu filsafat tentang
penafsiran, yang bisa sangat berbeda dengan metode tafsir Al-Qur’an, Di
kalangan Kristen, saat ini penggunaan Hermeneutika dalam interpretasi Bibel
sudah sangat lazim, meskipun juga menimbulkan perdebatan.[iv]
Virus
Hermeneutika Merusak Prinsip-prinsip Dasar Islam
Salah
satu dampak dari Hermeneutika jika diterapkan untuk menafsirkan al-Qur’an
adalah penyelisihan terhadap kaidah-kaidah umum Islam, merelatifkan batasan
antara ayat-ayat muhkam dan mutasyabih, usȗl
dan furu’, qat’iyyah dan dzaniyyah, mencerca ulama Islam,
dekonstruksi konsep wahyu yaitu menggugat otentisitas al-Qur’an sebagai kitab
yang terlindungi lafadz dan maknanya, dan juga akan mereduksi sisi kerasulan
Sang Penyampai Wahyu Muhammad S.A.W. hingga pada tingkatan sebatas manusia
biasa yang sarat dengan kekeliruan dan hawa nafsu.[v]
Dampak
buruk lainnya dari Hermenutika bisa dilihat dari sikap para pengusungnya dari
kaum Liberal. Secara terang-terangan dituangkan ke dalam tulisan-tulisan dan
sikap mereka sebagai bukti pembenaran akan idiologi mereka. Berikut ini
diantara catatan merah kaum Liberal akibat menerapkan hermeneutika dalam studi
al-Qur’an adalah:
Muhammad
Arkoun melakukan proyek dekontruksi al-Qur’an, di antaranya dengan menolehkan
pandangan ummat Islam bahwa mushaf yang kita miliki saat ini bukanlah al-Qur’an
seperti yang diturunkan, tetapi telah mengalami berbagai penyelarasan sesuai
dengan petunjuk sistem penulisan ortodoks. Ia juga memindahkan teks al-Qur’an
yang suci itu dari area teologis kepada area penelitian linguistic dan
menundukannya kepada kajian sastra.[vi]
No comments:
Post a Comment