ISLAM MENGHANCURKAN AGAMA DEWA BULAN
MENGIKIS PENYEMBAH MATAHARI SEKALIAN
DIAJAK MENYEMBAH ALLAH SEGAI TUHAN
BUKAN PENYEMBAH BULAN, AGAMA PAGAN
MENYEMBAH BULAN, DILARANG AL-QURAN
WALAUPUN BULAN ITU, AYAT-AYAT TUHAN
DIANGAKASA, ADA PERINGATAN
PENCIPTA BULANLAH, DIAGUNGKAN
CATATAN M.RAKIB JAMARI, SH.,M.Ag RIAU
INDONESIA
Adanya kata Allah sebelum masa Islam,
seperti yang dikatakan Robert Morey bahwa Ayah Rasulullah bernama Abdullah
(hamba Allah), tidak sepantasnya dijadikan alasan bahwa Allah tersebut adalah
dewa bulan.
Seperti yang pernah kita bahas sebelum
ini bahwa El, Eloy, Allah, Yahweh, Ya Hua, Elohem,Allahumma; adalah kata-kata
yang dipakai oleh masing-masing bangsa -saat itu- untuk menyebut Tuhan.Dan
kata Allah adalah kata yang dipakai oleh bangsa Arab untuk menyebut Tuhan
khususnya oleh para Ahnaf (masyarakat
Arab yang mengikuti tradisi Ibrahim). Dan nama itu tidak termasuk dalam jajaran
nama-nama berhala dan dewadewa Arab. Permasalahannnya bukan hanya pada
kata-kata itu saja, kemudian kita menilai paham suatu masyarakat.
Tapi pada cara penyikapan kepada "Tuhan" yang disebut menurut bahasa mereka sendiri-sendiri. Bangsa Israel yang menggunakan kata Yahweh untuk merefleksikan pemahaman mereka tentang konsep "Tuhan" dibimbing oleh rasul dan nabi mereka untuk meluruskan pemahaman dan penyikapan terhadap Tuhan yang mereka sebut Yahweh. Begitu juga masyarakat Arab yang pada masa jahiliyah memakai kata Allah untuk menyebut Tuhan dibimbing oleh Rasulullah Saw untuk menyikapi dan memahami apa yang mereka sebut Allah itu. Cara penyikapan inilah yang diajarkan oleh masing-masing rasul dan nabi kepada umatnya, yaitu meng-ESA-kan. Kalau ukurannya hanya pada tataran kata saja untuk menilai paham suatu umat, maka Yahudi dan Kristen luga pagan, karena nama "EL' yang dipakai IsraEL adalah Tuhan dari bangsa Kan'an yang menurut mereka pagan.
Tapi pada cara penyikapan kepada "Tuhan" yang disebut menurut bahasa mereka sendiri-sendiri. Bangsa Israel yang menggunakan kata Yahweh untuk merefleksikan pemahaman mereka tentang konsep "Tuhan" dibimbing oleh rasul dan nabi mereka untuk meluruskan pemahaman dan penyikapan terhadap Tuhan yang mereka sebut Yahweh. Begitu juga masyarakat Arab yang pada masa jahiliyah memakai kata Allah untuk menyebut Tuhan dibimbing oleh Rasulullah Saw untuk menyikapi dan memahami apa yang mereka sebut Allah itu. Cara penyikapan inilah yang diajarkan oleh masing-masing rasul dan nabi kepada umatnya, yaitu meng-ESA-kan. Kalau ukurannya hanya pada tataran kata saja untuk menilai paham suatu umat, maka Yahudi dan Kristen luga pagan, karena nama "EL' yang dipakai IsraEL adalah Tuhan dari bangsa Kan'an yang menurut mereka pagan.
Pembaca dari kalangan Muslim mungkin akan
tertawa ketika dikatakan bahwa nama-nama Cak Qomar dan Cak Udin luga kang Najam
dijadikan bukti adanya penyembahan terhadap dewa bulan.Menurut Dr. Robert
Morey :
Begitu juga dengan nama Syamsuddin dan
Najmuddin, keduanya diterjemahkan dengan cara yang sama.
Komarun berarti bulan dan dinun berarti agama maka arti dari
nama tersebut adalah "bulannya agama", maksudnya seorang yang
dengan agamanya berkiprah di masyarakatnya seperti bulan yang bersinar terang
benderang, membawa nama baik agamanya. Begitu syamsuddin, di harapkan oleh
orang tuanya agar lebih bersinar seperti matahari yang selalu memberi manfaat
kepada manusia. Nama-nama muslim yang dinisbatkan kepada dien (agama) memiliki
makna senada, seperti saifuddin (pedang agama), adalah harapan orang tuanya
agar anaknya mampu membela agamanya ibarat sebuah pedang yang siap dipakai
kapan saja. Sedang "penyembah bulan" kalau diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab ‘abid al-Qomar. Begitu
juga dengan dua nama lainnya.
Masyarakat Arab pada masa pra Islam
seringkali menamakan budaknya dengan nama-nama yang dapat menyenangkan hati
mereka seperti nama Qomar dan Syams, diharapkan agar budaknya dapat menerangi
mereka seperti namanya. Sedang untuk mereka sendiri, mereka memakai namanama
yang menyeramkan, untuk menakuti musuh-musuhnya, seperti Kilab (anjing-anjing),
Asad (singa), Namir dan Fahd (harimau). Pada masa Rasulullah nama-nama
jahiliyah banyak dinisbatkan langsung pada Allah, seperti Saifullah (pedang
Allah), Asadullah (Singa Allah) dan lain sebagainya. Rasulullah meluruskan
kebiasaan masyarakat Arab jahiliyah bahkan pada masalah nama.
Pada masa selanjutnya ketika perbudakan sudah
terhapuskan,dan para mantan budak yang membentuk komunitas tersendiri, tampil
dalam pemerintahan. Mereka dikenal sebagai kaum Mawali (orang-orang
yang meminta perlindungan). Untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat yang
sebelumnya adalah tuan-tuan mereka, maka mereka menisbatkan nama-nama, mereka
kepada kata din (agama).
Hal ini sejalan dengan perkembangan zaman yang tidak lagi menisbatkan nama-nama
kepada tuan-tuannya, sebab zaman perbudakan sudah berakhir, dan semua mereka
adalah sama dalam urusan agama. Maka kita melihat bahwa nama-nama seperti
Qomaruddin dan Syamsuddin tidak pernah kita temukan pada masa jahiliyah,
ataupun pada masa Rasulullah, nama-nama itu baru muncul kemudian pada saat
mantan budak memegang tampuk pemerintahan.
Pada masa sekarang nama-nama di atas tidak
dipakai untuk menyenangkan tuan, tidak juga untuk legalitas kekuasaan.
Nama-nama itu dipakai umat muslim dengan maksud yang berbeda, karena
mereka hanya melihat arti dari nama-nama itu, yang diharapkan pemiliknya dapat
menjadi seperti namanya.
Menurut Dr. Morey : "Allah, dewa bulan, kawin dengan dewa
matahari. Mereka berdua mempunyai tiga orang puteri yang disebut putri-putri
Allah. Ketiga putri tersebut AI-Lata, AIUzza, dan Manat".Untuk
memperkuat anggapannya ia memanipulasi pernyataan Guilluame seperti yang kita
ungkap sebelum ini.
Bahwa masyarakat Arab pra Islam memiliki
kepercayaan terhadap bintang dan bulan juga matahari memang benar, hanya saja
Dr. Morey berhenti sampai disini untuk menyatakan bahwa yang disembah oleh umat
Muslim adalah dewa bulan, padahal kepercayaan yang semacam inilah yang diserang
dengan keras oleh Rasulullah tanpa kompromi sedikitpun. Itulah sebabnya maka
masa tersebut dikatakan sebagai masa Jahiliyyah (zaman kebodohan). Terjemah
ayat-ayat berikut ini akan menggambarkan bagaimana Rasulullah secara radikal
menyerang kepercayaan masyarakatnya
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
ReplyDelete