Thursday, January 9, 2014

SISA UMUR DUNIA



SISA UMUR DUNIA



Semua hal sudah ada sejak awal. Tapi aslinya mereka berada dalam fragmen-fragmen yang amat sangat kecil dari diri mereka sendiri, tiada batas jumlahnya dan terkombinasi begitu erat. Segala hal ada dalam massa ini, tetapi dalam bentuk yang membingungkan dan sulit dibedakan. Terdapat bibit (spermata) atau miniatur dari gandum dan daging and emas dalam campuran primitif; namun bagian-bagian ini, layaknya alam dengan keseluruhannya, harus dieliminasi dari massa kompleks sebelum mereka dapat menerima nama dan karakter yang pasti.
Meski demikian hingga saat ini teori mekanisme ini merupakan hipotetis dan belum terbukti.
Terdapat tiga variasi populer dari hipotesa panspermia:
  • Lithopanspermia (panspermia antarbintang). Bebatuan yang terlempar dari permukaan planet menjadi kendaraan bagi material bilogis dari tata surya satu ke tata surya lainnya.
  • Ballistic panspermia (panspermia antarplanet). Bebatuan dari permukaan planet yang membawa material biologis dari satu planet ke planet lain.
  • Directed panspermia. Benih kehidupan yang disebarkan secara sengaja dari planet lain oleh peradaban ektraterestrial ke Bumi, atau penyebaran secara sengaja dari Bumi ke planet lain oleh manusia.
 

Sisa umur ini, kita isi dengan amal bakti.
Sisa umurku ini, kuisi dengan puasa dan mengaji.
Sisa hidup ini hendak kupelihara dengan hati-hati..
juga tanah, pohon yang sejak dulu kutanami.
juga tulang, daging dan darah yang masih bertahan ini.
jangan suara jadi parau di musim kemarau.

Tapi tanah kami sudah kena  percikan api
lama bermula, tidak hilang sampai kini
dan meski tawaran damai sudah diberi
orang masih tidak peduli!

Pohon getah dan tanah mengandung bijih
rebutan manusia daerah asing
kita gali kubur dan masuk berdiam di dalamnya!

Damai - seruan dan tawaran
damai - untuk tanahairku dan kemerdekaan
damai - untuk dunia dan kesejahteraan!

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1D1IIWskGcUCDtcnnvxqvwsKfXnpXl5BeZTNZ70WQJugc-d9wPjQPzy_8-jnogVjhFD3_BguCO6FjTSIuE_z5IcXfjpVcOcoRH2I1K9caJxOkAMnfLMxj4e-iEtqyd_LyESerN3kOsb8_/s1600/1197104363398791531SnEptUne_Vines_Grass_1.svg.thumb.png
Keseluruhan dari keadaan dan kenyataan
keseluruhan dari kesanggupan dan kebenaran
keseluruhan dari kemungkinan dan kepastian
perpaduan - pendirian - pengorbanan dan perjuangan
-telah benar-benar membangunkan kepercayaan
-telah benar-benar menimbulkan harapan
"Bahwa kemerdekaan yang sekian lama kita perjuangkan
telah dekat - mendekati kita
telah tegas dan nyata 
terbayang di hadapan mata
 Pasti merdeka".


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1D1IIWskGcUCDtcnnvxqvwsKfXnpXl5BeZTNZ70WQJugc-d9wPjQPzy_8-jnogVjhFD3_BguCO6FjTSIuE_z5IcXfjpVcOcoRH2I1K9caJxOkAMnfLMxj4e-iEtqyd_LyESerN3kOsb8_/s1600/1197104363398791531SnEptUne_Vines_Grass_1.svg.thumb.png
DITINGGALKAN TEMAN

Mereka pergi makan, aku mereka tinggalkan.
Hari kamis, kebetulan aku, dalam kelaparan.
Puasa sunnat yang sejak lama, aku amalkan.
Dalam mataku  yang hari itu, agak bersih merayap cahaya jernih
aku sama menagih kemerdekaan kekasih, 
dalam dada yang mesra tenang telaga cinta
aku janji setia membela tanah pusaka.

Kira ribut mendurja mengancam tanah yang indah
setapak tiada kurela untuk melutut kecewa,
biar peluru selaksa mendendam liar mangsanya
untuk kekasih pusaka hatiku tetap rela.

Dalam lari berlari berbaja kasih di hati
azam besi berumbi: melebur penjajah di bumi!
Dalam rindu berpadu, hitam dendam terpendam
aku terlalu merindu fajar cemerlang menjelang.

Hati ini seluruh kasihkan kekasih sepenuh
beri janji yang teguh hingga badanku luluh!


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1D1IIWskGcUCDtcnnvxqvwsKfXnpXl5BeZTNZ70WQJugc-d9wPjQPzy_8-jnogVjhFD3_BguCO6FjTSIuE_z5IcXfjpVcOcoRH2I1K9caJxOkAMnfLMxj4e-iEtqyd_LyESerN3kOsb8_/s1600/1197104363398791531SnEptUne_Vines_Grass_1.svg.thumb.png

PENCOPET PURA-PURA BAIK.

Pencopet itu, duduk dim sampingku
Dia mengira, siapa dia, aku tidak tahu.
Jauh jauh sudah berjalan
mendukung semua kepercayaan
pertama dan terakhir
sekarang kita sampai
ke puncak tiada tercapai
keazaman pantang cair

Katanaya, kita sudah bersua hati
mengisi setiap janji
pertama dan terakhir
tiada hari kiranya
hingga bernanah dada
sumpah tiada termungkir

Gemuruh kita bersorak
bumi dan langit retak
pertama dan terakhir
berani kita bergerak
darah dan daging serentak
hingga ke saat akhir

padu kita berhasrat
hingga bumi kiamat
pertama dan terakhir
kuat jantung berdetak
untuk berpaling tidak
biar di gelegak air

Rela kita mengangkat
cita bangsa berdaulat
ke puncak murni berukir!


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1D1IIWskGcUCDtcnnvxqvwsKfXnpXl5BeZTNZ70WQJugc-d9wPjQPzy_8-jnogVjhFD3_BguCO6FjTSIuE_z5IcXfjpVcOcoRH2I1K9caJxOkAMnfLMxj4e-iEtqyd_LyESerN3kOsb8_/s1600/1197104363398791531SnEptUne_Vines_Grass_1.svg.thumb.png
NENEK SIHIR MINTA DIANGGAP IBUKU

Nenek sihir itu, meminta jadi pengganti ibuku.
Agar aku bekerja di sawahnya yang berlintah dan semak yang padu.
Ibu kandungku jauh,  beribu batu..
Ibu, melalui doamu, bukakan rongga kalbu.
luangkan tempat bisikan anakmu
yang tetap bergelora dalam sukma
rasa tak kuasa menahan lama.

Masih terbayang ibu di  desa.
dirantai dibelenggu kemiskinan, hidup melarat.
hendak membebaskan diri melalui niat yang kuat dalam ibadat.
tapi, apakan daya tiada sempat.

Kedatangan perkasa suruhan Tuhan 
ibu terbebas dari genggaman
beta melompatlah mara ke hadapan
dengan tujuan hendak berkorban.

Di telapak tangan ibu gerangan syurga
tapi hairan putera umpama beta
masih ada yang lengah dan terlupa
bahawa bondakan masih belum berdaya.

Dah datang masanya wahai putera
mengabdi menjunjung titah bonda
supaya dia jangan kecewa
menunggu kita setiap masa.

Kalau tak kita yang berusaha
ibu pertiwi tak akan jaya
dalam lingkungan Asia Raya
menuju kemakmuran bersama.


KUTINGGALKAN KEKASIH HATI

Kutinggalkan kekasih hati,  duh perihnya.
Kuharus pergi, kuliah di kota.
Apapun yang terjadi, akan kuterima.
Kalau esok ditakdirkan kasih kita 'kan hancur jua
usah ditaburi bumi ini dengan air mata.
Akupun Tak  Akan Menangis Selamanya.
dunia bukan semata milik orang bercinta
hidup jua bukan semata untuk berlagu kecewa.

di bawah sinar mentari pagi demikian jernihnya
hayunkan gagah langkahmu sepenuh khidmat
usapi kesetiaan hati seluruh umat.

Kalau esok jua hidup dijenguk kematian
usah ditangisi sepinya tanah kelahiran
nyanyikan lagu perindu ke wajah Tuhan
tanda hatimusetia dalam usia pengembaraan.

tau-taulah di bintang satu
di hari hidup kita mengejar bahagia dalam sengsara
di hari mati kita mengira pahala dalam dosa.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1D1IIWskGcUCDtcnnvxqvwsKfXnpXl5BeZTNZ70WQJugc-d9wPjQPzy_8-jnogVjhFD3_BguCO6FjTSIuE_z5IcXfjpVcOcoRH2I1K9caJxOkAMnfLMxj4e-iEtqyd_LyESerN3kOsb8_/s1600/1197104363398791531SnEptUne_Vines_Grass_1.svg.thumb.png


AKU TAK AKAN BEREBUT LAHAN
Kawan berebut, lahan,  aku disingkirkan.
Aku tak akan berkejaran seperti hewan.
Walau tinggal  di kota, tapi jiwaku kampungan.
buat kesekian kalinya,  aku tersisihkan.
Aklu  bias saja,  titis air mata darah
Teman-teman  menghembus nafas panas api

Mereka berpesta pora bersama bulan bintang

Mereka  berwisata ke gunung
ke hutan bersama
kita patah duri beracun
terlalu lama menusuk daging

dan kalian di hutan

ketagih pada kibaran bendera merah
ayuh! putar haluan
kembali ke pangkal jalan

Kubandingkan  anak-anak Cina  dan anak peribumi

kira bakat alami masing-masing, menggeliat di hatinya
buat kesekian kali
kuteteskan  air mata darah
Kubuang dan kuhembus nafas panas api
kita bakar mereka
bersama
api yang mereka nyala sendiri


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1D1IIWskGcUCDtcnnvxqvwsKfXnpXl5BeZTNZ70WQJugc-d9wPjQPzy_8-jnogVjhFD3_BguCO6FjTSIuE_z5IcXfjpVcOcoRH2I1K9caJxOkAMnfLMxj4e-iEtqyd_LyESerN3kOsb8_/s1600/1197104363398791531SnEptUne_Vines_Grass_1.svg.thumb.png


AKULAH TUKANG JAHIT ITU
Dari tukang cangkul,  aku hijrah ke tukang jahit.
Atas keinginan diriku sendiri.
Semula berkubang lumpur, di terik mentari.
Kini, menggoyang mesin jahit, sore dan pagi.
Temapatnta  dimana?
Di bumi inilah
tiada lain.
Tempat akau makan nasi,  tanpa lauknya
Tempat sawah ladang  yang tanahnya, segenggam
Kuharapkan suatu hari nati, menjadilah gunung harapan.

Bukankah tanah ini

sawah ladang ini
yang memberikan nafas
dan anak-anakmu yang menginjak
memamah lumat daging tulang
tanah sejengkal ini
kasihmu masih berbelah
hatimu di bumi lain
asing bagai ikan-ikan di gurun.

Mengucaplah mereka yang wajar mengucap

dengan dua bibir hatimu sendiri
di sinilah udara yang kau hirup
usahlah hembuskan kembali
dengan racun yang berbisa
membunuh pucuk yang baru bertunas
menginjak dahi para wali
yang kepadanya kauberikan kepercayaan.

Tiada kematian yang lebih nikmat

dari mengasihi tanah keramat ini


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1D1IIWskGcUCDtcnnvxqvwsKfXnpXl5BeZTNZ70WQJugc-d9wPjQPzy_8-jnogVjhFD3_BguCO6FjTSIuE_z5IcXfjpVcOcoRH2I1K9caJxOkAMnfLMxj4e-iEtqyd_LyESerN3kOsb8_/s1600/1197104363398791531SnEptUne_Vines_Grass_1.svg.thumb.png


KELINGKING BERKAIT
Telunjuk dan kalingking, tidak memuat berita apa-apa.
Tapi keduanya dapat memberi  isyarat , luar biasa.
Isyarat  masa keris dan berdaulatan

tak dapat membenteng kemaraan
orang-orang Portugis
dengan kepala ilmu baru
menghujani kota Melaka dengan peluru
dan memaksa sultan lari ke hulu.

Tahun 1511 telah mengajar kita

hulubalang berilmu kebal
tak dapat membendung perpaduan
semangat keperwiraan yang kental
dicairkan oleh pemimpin
yang gelap mata dan fikir
fitnah dan rasuah
sudah terasuk jiwa
sedang Tuah dihukum bunuh
dan Jebat lebih sedia mabukkan darah

hampir 500 tahun sudah berlalu

Portugis, Belanda dan Inggeris
tidak betah lagi bermain untung
tentang gold, gospel dan glory
Melaka sudah lebih 30 tahun mengenal
nilai kemerdekaan.

Akan bangkitkah semangat Tuah

akan terbelakah setiakawan Jebat
atau akan datang lagi
ilmu yang lebih baru
untuk merundukkan rantau
yang cintakan keamanan?

Tanyalah diri

tanyalah hati
sebelum kita dikalahkan lagi!


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1D1IIWskGcUCDtcnnvxqvwsKfXnpXl5BeZTNZ70WQJugc-d9wPjQPzy_8-jnogVjhFD3_BguCO6FjTSIuE_z5IcXfjpVcOcoRH2I1K9caJxOkAMnfLMxj4e-iEtqyd_LyESerN3kOsb8_/s1600/1197104363398791531SnEptUne_Vines_Grass_1.svg.thumb.png

Kritik terhadap ayahku


Ayahku otoriter, belum kenal demokrasi,
Tiada kesemtan buatku bermain, hanya bekerja, demi sesuap nasi..
hari-hari  yang kutumpuk, dari malam sampai pagi,
konon menghargai kesetiaan pada firman Ilahi.

Kusaksikan wajah ayahku, pada tumpukan bintang, samuderaraya.
di atas pentas di hadapan rakyat,
orang-orang kampung jauh terpencil
lidah bapaku petah bersilat,
uratnya tegang, matanya terjegil,
bapaku pakar pintar teori,
mulut berbuih mata melilau,
bersembur serapah segala jampi,
orang-orang kampung batunya hijau

Kisah sejarah dan hadis nabi

jadi hafalan bapaku bistari
rakyat marhaen ditabur janji
tiada siapa tahu bapaku gaji bermata dua,
sondol sana sondol sini,
dia main tutup mata,
orang-orang kampung terlopong,
melihat dengan mata terbuka.

aku anak bertuah tidak pernah mengundi

diajarnya aku berotak pintar,
untuk hidup mesti terlebih ajar,
oh alangkah bertuah aku anak bapa

masing-masing putar belit,

masing-masing pintar teori
masing-masing isi tembolok dan perut sendiri,

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook