Monday, January 27, 2014

Wajahmu kini guruku, masih terbayang-bayang.. Ya Allah beri dia kubur yang lapang.



GURUKU  ABDUL RAHAMAN
Karya Muahammad Rakib

GURUKU,   Abdul Rahman
Hampir tujuh tahun,  aku bersamamu
Belajar kitab kuning, tak berbaris
Di Desa Pontianak Airtiris
Guruku.. Kata demi kata
Ucapan demi ucapan
Sedetik demi sedetik
ilmu yang kau beri
Aku timbun pada otakku agar menetas
dengan sempurna dan menjadi bernilai Ilmu mu
Engkau  alirkan dalam tubuhku Ilmu
 yang kuat Yang mampu hidup sampai ratusan tahun
 Ilmu yang menjadi pelindungku dari kebodohan
Ilmu yang akan ku bawa kemanapun aku melangkah Kau
Di Airtiris, 1973- sampai  1980, aku kau bombing
Penuh makna,  dan penuh arti.
 Kini aku sudah menjadim orang terpandang.
Kata-kataku. Didengarkan orang
Wajahmu kini, masih terbayang-bayang..
Ya Allah beri dia kubur yang lapang.

GURUKU   ABDUL MANAF
Karya   Muhammad Rakib

Guruku  Abdul Manaf, aku minta maaf.
Mungkin kata-kau dalam lingkaran salah ucap.
Sejak tahun 1967 sampai 1973, Kuala Kampar masih ada hutan yang gelap
Di Pulau Penyalai. Kini Kiata telah keluar dari pulau itu.
Menetap di Pekanbaru
Di sudut malam kumembisu
 Termenung akan segala dosa hariku
Bibir serasa keluh Takkala kuucap maaf kesekian kalinya
Aku tahu, Senyum semu yang engkau tampilkan
Beribu beban yang tak tertahankan
Karena aku Aku malu, sungguh
Ketika aibku engkau tanggung
 Saat mereka mencibir karena aku
Betapa tabah hati yang engkau tanam Dibalik riangmu yang terenggut Aku malu

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook